Você está na página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angka kematian ibu di kabupaten pemalang menurut data dinas kesehatan kabupaten pemalang
pada tahun 2011 mencangkup 174 per 100.000 kelahiran hidup.
Di rumah sakit umum daerah dr.M. Ashari pemalang, insiden persalinan ketuban pecah dini
dalam 1 tahun ini sekitar 400 persalinan dari 3235 persalinan.
2. Rumusan masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. T dengan Ketuban
Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Ashari Pemalang?
3. Tujuan
Terdiri dari tujuan umum dan khusus
4. Ruang lingkup
terdiri dari sasaran,tempat,waktu
5. Manfaat
bagi mahasiswa, rumah sakit, institusi
6. Sistematika Penulisan
terdiri dari 5 bab
daftar pustaka dan lampiran

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan teori medis
1. KEHAMILAN TM III

Merupakan kehamilan yang klimaks karena kegembiraan akan kelahiran


seorang bayi. Sekitar akhir bulan ke-8 mungkin akan terjadi periode tidak
semangat atau depresi karena ketidaknyamanan bertambah karena bayi
bertambah besar dan menunggu kelahiran yang terlalu lama. Sekitar 2
minggu sebelum melahirkan sebagaian besar wanita mulai merasa senang.
Keinginan untuk melihat bayinya sama dengan ketakutan akan
keselamatan bayinya saat melahirkan. (Wahyu Perwaningsih, S.Kep.2010 ;
h.42)

2. PERSALINAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saifuddin, 2006; h. 100)

3. NIFAS

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(Prawirohardjo,2007 ; h.122)

4. KONTRASEPSI SUNTIK
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.

5. KETUBAN PECAH DINI

Definisi
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
(Sujiyatini, 2009 ; h.13)

Etiologi
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui dan
tidak dapat ditentukan secara pasti. (marmi, dkk. 2011; h. 104)

Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi adalah :

1.

Infeksi

2.

Servik inkompeten

3.

Ketegangan intrauterin yang meninggi

4.

Trauma

5.

Kelainan letak

6.

Keadaan sosial

7.

Faktor lain

Tanda dan Gejala


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. (Sujiyatini,
2009 ; h.14-15).

Diagnosa KPD ditegakkan dengan cara :

a.

Anamnesa

b.

Inspeksi

c.

Pemeriksaan dengan speculum

d.

Pemeriksaan dalam didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan USG

Komplikasi

a.

Infeksi intrauterine

b.

Tali pusat menumbung

c.

Prematuritas

d.

Distosia
(Sujiyatini,2009 ; h.17)

Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak
diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui
umur kehamilan dan letak janin.

Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap


keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan
komplikasinya. Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang
fatal bagi bayi dan ibunya (his terlalu kuat). Induksi dilakukan dengan
memperhatikan bishop score jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya < 5
dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan
seksiosesaria.

6. INDUKSI PERSALINAN
Induksi : tindakan/langkah untuk memulai persalinan yang sebelumnya belum
terjadi, bisa secara mekanik atau kimiawi (farmakologik).
Metode induksi secara farmakologis meliputi prostaglanding (PGE 1 : misoprostol) dan
oksitosin. Misoprostol dapat diberikan secara vaginal oral (buccal) atau sublingual.
Misoprostol tidak dapat digunakan untuk stimulasi, dan tidak boleh digunakan
untuk induksi persalinan dengan riwayat operasi sesar (SC).

7. Episiotomi
Episiotomi adalah insisi dari perineum untuk memudahkan persalinan dan
mencegah ruptur perineum totalis. (Nugraheny, 2010; h. 124)

B. TINJAUAN TEORI MENURUT HELEN VARNEY


Ada 7 langkah manajemen kebidanan :

Tahap Pengumpulan Data Dasar

Interpretasi Data Dasar

Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi


Penanganannya.
Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk Melakukan
Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan
Kondisi Klien.

Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.

Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.

Mengevaluasi

C. TINJAUAN TEORI SOAP


ada 4 langkah manajemen kebidanan dalam bentuk SOAP :
subjektif, objektif,asassment, planning
D. LANDASAN HUKUM
Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasar hukum perundang-undangan dan
hukum yang berlaku dengan tenaga kesehatan, yaitu klien sebagai penerima jasa
kesehatan mempunyai dasar hukum dan merupakan peraturan pemerintah, yang
berarti sama-sama mempunyai hak dan kewajiban. Sehingga penyimpangan
terhadap hukum dapat dihindarkan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN


PADA NY T DENGAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI
1.

Pengumpulan data
Tanggal 08 Mei 2012 pukul 13.00 Wib, Pasien masuk ke UGD dengan
keluhan kenceng-kenceng sejak jam 10.00 disertai keluar air ketuban
HPHT 08-08-2011, ibu mengatakan ini anak pertama dan belum pernah
melahirkan
KU: sedang, kesadaran composmentis. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
88 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit, dan suhu 36,5 C.
Hasil pemeriksaaan fisik baik, puting susu mendelep, Pembesaran
abdomen sesuai usia kehamilan, tidak terdapat luka bekas operasi. Pada
palpasi abdomen didapat: TFU : 32 cm. Leopold I pada fundus teraba
bokong, Leopold II PUKI, Leopold III teraba kepala pada segmen bawah
rahim, Leopold IV divergen. His 3x dlam 10 mnt lamanya 25 detik.
Auskultasi 152 x /menit, Taksiran berat badan janin saat ini adalah (3211) x 155 = 3255 gr.
Hasil periksa dalam yang dilakukan pada tanggal 8 mei pukul 22.00 wib :
vagina lunak, portio menipis, servik pembukaan 3 cm, KK sudah pecah
pukul 10.00, penurunan kepala di hodge 1.

2. Interpretasi data
Ny. T umur 36 tahun G1 P0 A0 hamil 39 minggu janin tunggal, hidup intra
uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, divergen
dengan inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini.
3. Diagnosa potensial

Pada ibu : infeksi

Pada bayi : fetal distress

4. Antisipasi Penanganan Segera

Kolaborasi dengan dr. SPOG

Dilakukan induksi persalinan

5. Intervensi pukul 22.00


Rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan kepada Ny. A dengan
diagnosa diatas adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan. Beri dukungan moril
kepada ibu. Kolaborasi dengan dokter SpOG. Jelaskan pengisian informed
consent untuk tindakan yang akan dilakukan.
6. Implementasi dan evaluasi sesuai dengan perencanaan

KALA 1 TGL 09 MEI 2012 PUKUL 02.30


S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin kuat
O : terpasang tetesan infus RL 5 iu dengan tetesan 20tetes permenit,
kontraksi 3 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik, keadaan umum ibu
baik, Ttv dalam batas normal, dilakukan pemeriksaan dalam
pembukaan 6 cm, KK (-).
A : G1 P0 A0 hamil 39 minggu dengan ketuban pecah dini
P : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, Mengobservasi pemantauan 10
tanda Obyektif ,Mengajarkan ibu untuk tidak meneran dulu karena
pembukaan belum lengkap dengan teknik relaksasi, Memberikan
dukungan moral kepada ibu supaya tenang dalam menghadapi
persalinan, Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman
Kala II tgl 09 mei 2012 pukul 04.30
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin kuat dan Ibu sudah ingin
meneran
O : terpasang tetesan infus RL 5 iu dengan tetesan 20tetes permenit,
kontraksi 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, keadaan umum ibu
baik, Ttv dalam batas normal, dilakukan pemeriksaan dalam
pembukaan 10 cm, KK (-).
A : G1 P0 A0 hamil 39 minggu dengan persalinan kala II dan KPD

P : Beritahu ibu hasil pemeriksaan


Beritahu ibu dan keluarga pembukaan sudah lengkap dan masuk proses
persalinan
Memimpin ibu untuk meneran jika ada his dan puji ibu, jika tidak ada his
beritahu ibu untuk istirahat dan makan minum, posisikan agar nyaman,
observasi DJJ
Siap-siap untuk menolong (handuk di letakan di perut ibu, kain sepertiga
di bawah bokong ibu, buka partus set, pakai sarung tangan
Jika kepala sudah tampak 5-6 cm di depan vulva, lindungi perinium)
Tolong kepala, bahu , dan badan bayi, (cek lilitan tali pusat, tunggu
putaran paksi luar, biparental, sangga, susuri badan bayi,
Penanganan bayi baru lahir pkl 05.00 WIB, jenis kelamin laki-laki, A/S
5,6,7, letakkan bayi di atas perut ibu, keringkan bayi menggunakan
handuk yg di atas ibu kecuali telapak tangan bayi, selimuti badan bayi
(bayi di bawa keruang kasuari untuk pemeriksaan selanjutnya karena
asfiksia sedang dan kepala bayi terjadi caput)
Kala III tgl 09 mei 2012 pukul 05.00
S : Ibu mengatakan senang bayinya lahir
O : Bayi sudah lahir menangis kuat

adanya tanda-tanda pelepasan plasenta

A : P1 A0 dengan inpartu kala III

P : Cek fundus pastikan ada bayi kedua atau tidak, Manajemen aktif kala III, Beritahu
ibu untuk suntik oxitosin IM sepertiga paha luar, Penegangan tali pusat terkendali
untuk melahirkan plasenta dengan tangan kanan memegang tali pusat dan tangan
kiri di atas fundus secara dorso cranial, setelah plasenta terlihat didepan vulva
tangkap plasenta dan di putar searah jarum jam, Massase fundus selama 15 detik
dan ajarkan ibu untuk melakukannya, Cek kelengkapan plasenta dan laserasi
perineum

Ev : plasenta lahir spontan lengkap dan terdapat laserasi perineum derajat II

Kala IV tgl 9 mei 2012 pukul 05.15


S : Ibu mengatakan perutnya mules, tidak enak dan merasa haus dan lelah
O : Plasenta lahir spontan dan lengkap, Laserasi perineum derajat 2, Kontraksi : keras,
TFU : 1 jari bawah pusat, PPV : 100 cc, BAK : belum
A : P1 A0 dengan inpartu kala IV
P : Pasca tindakan 17 (cek kontraksi, bayi di bawah pengawasan di ruang peri),

Evaluasi , Cek kontraksi , Ajarkan ibu untuk memassas fundus selama 15


detik atau 15 kali, Cek jumlah darah yang keluar, Menganjurkan ibu untuk
makan dan minum, Bersihkan ibu menggunakan air dan waslap, buang
sampah infeksius, bereskan alat-alat dan rendam alat kedalam klorin
selama 30, bersihkan tempat dan posisikan ibu senyaman mungkin,Cuci
tangan,Memberikan selamat kepada ibu, Pemantauan kala IV menggunakan
partograf dan dokumentasikan dengan SOAP.

Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas


Kunjungan 6 jam post partum pada tanggal 9 mei 2012 pukul 16.00
WIB
Subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan, sudah BAK, putting susu ibu
mendelep.
Objektif
TFU : 3 jari bwh pusat , PPV : merah segar, (loche rubra), 1 pembalut
penuh, Perineum : oedem, Putting susu : mendelem, ASI : sudah keluar
kolostrum
Assesment
Ny. T umur 36 th P1A0 post partum 6 jam.
Planning
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, konseling
Kepada Ibu dan keluarga Bagaimana, Perdarahan Masa Nifas, hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir dalam pemberian ASI awal, konseling cara
menyusui yang benar agar ASI cepat, menjaga personal hygiene dengan
selalu mengganti pembalut setiap kali terasa basah dan tidak nyaman
dipakai lagi, mobilisasi dengan jalan-jalan melihat bayinya yang lagi
dirawat di ruang pengawasan, Kolaborasi dengan dr. SPOG

Kunjungan 2 hari post partum pada tanggal 11 mei 2012 pukul


11.00 WIB
Subjektif
Ibu mengatakan masih susah menyusui bayinya, sudah tidak nyeri
pada jahitan, sudah boleh pulang.
Objektif
Putting susu : masih mendelep, ASI : sudah keluar
banyak, TFU
: 3 jari bwh pusat , PPV : merah segar
(lochea rubra), Perineum :
tidak oedem
Assesment
Ny. T umur 36 th P1A0 post partum 2 hari.
Planning
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan,
memberikan
ASI secara Ekslusif yaitu menyusui ASi selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan apapun, tetap
menyusui bayinya yang
masih dalam perawatan dokter, hari ini ibu sudah boleh pulang
tetapi bayinya tetap masih
dalam pengawasan dokter

KUNJUNGAN KEDUA (POST PARTUM 6 HARI)


PADA TANGGAL 14 MEI 2012 PUKUL 14.00 WIB

Subjektif
Ibu mngatakan bayinya sudah boleh pulang, sudah tidak ada keluhan

Objektif
Putting susu : mendelem, ASI : keluar banyak, TFU : 3 jari bwh pusat, PPV :
merah segar (loche rubra), Perineum : tidak oedem

Assesment
Ny. T umur 36 th P1 A0, Post Partum 6 hari

Planning
Memberitahu ibu untuk selalu menjaga bayinya dengan baik, tentang tanda
bahaya pada BBL seperti tali pusat merah, berbau busuk, demam, kulit bayi
berwarna kekuningan dll, segera periksa ke tenaga kesehatan bila ada
keluhan, Memberitahu ibu dan keluarga cara merawat bayi baru lahir,
pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya masa nifas seperti : perdarahan
yang melibihi 2 pembalut dalam 30 menit, perdarahan yang keluar pada alat
kelamin yang berbau busuk, rasa sakit pada bagian bawah perut, dll,
Memberitahu ibu untuk melanjutkan obat yang di berikan oleh dokter.

KUNJUNGAN KETIGA (POST PARTUM 2


MINGGU)
PADA TANGGAL 26 MEI 2012 PUKUL 16.00
WIB
Subjektif

Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu ASI, merasa cemas,


memberikan susu formula kepada si bayi

Objektif
ASI : keluar banyak, TFU : 3 jari bwh pusat , PPV : merah segar
(loche rubra), Perineum : tidak oedem
Assesment
Ny. T umur 36 th P1 A0, Post Partum 2 minggu
Planning
ibu hasil pemeriksaan, sering menyusui anaknya sesering mungkin
agar bayinya mau menyusu ASI, Memastikan ibu tidak ada masalah
dalam menyusui, selalu menjaga pola makan dengan nutrisi yang
tercukupi, untuk istirahat yang cukup agar ASI yg diproduksi cepat
meningkat.

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari study kasus


yang membahas kesenjangan dan persamaan yang
telah ditemukan antara tinjauan kasus dan tinjauan
teori. Untuk memudahkan dalam penyusunan, dalam
bab pembahasan maka penulis mengelompokkan
permasalahan sesuai dengan langkah-langkah
menejemen kebidanan (manajemen Varney) yang
meliputi pengkajian data, identifikasi diagnosa dan
masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan
antara teori dan tinjauan kasus pada pelaksanaan
manajemen asuhan kebidanan pada Ny.T dengan
ketuban pecah dini di RSUD dr.M. Ashari Pemalang.
Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis
akan menguraikan sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengkajian data
Identifikasi Diagnosa dan masalah.
Antisipasi masalah potensial.
Intervensi
Implementasi
Evaluasi

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan ketuban pecah dini adalah
trauma, kehamilan ganda, hidroamnion, penumbungan,
kelainan letak dan presentase janin, serta faktor lain
yang belum di ketahui.
Ketuban pecah dini berpotensi untuk menyebabkan
infeksi.
Dengan terjadinya ketuban pecah dini, berarti selaput
ketuban yang melindungi bayi dari dunia luar menjadi
terbuka. Ini berpotensi menimbulkan penularan bakteri
dari vagina dan infeksi rahim. Ini tentu berbahaya
terhadap keselamatan bayi.

Pada persalinan
dengan ketuban pecah dini tidak selamanya di tangani dengan
induksi tetapi dapat dilahirkan secara normal atas pertimbangan dari ibu
tidak ditemukan kelainan sedangkan pada bayi apabila tafsiran janin tidak
prematur.
Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.T mulai dari pengkajian
sampai tahap akhir tidak ditemukan adanya hambatan oleh adanya kerjasama
antara klien dan petugas kesehatan sehingga semua tindakan dapat
terlaksana dengan baik.
Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses
manajemen kebidanan, karena hal ini merupakan bukti pertanggungjawaban
bidan terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan terhadap klien.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa


saran :

Umum

Petugas kesehatan

Untuk Institusi

TERIMA KASIH

Você também pode gostar