Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELAS D
KELOMPOK 3
Disusun Oleh:
Indra Ramadhoni
115060800111100
115060807111125
Vitara N.P
125150200111106
115060800111013
Dosen Pengampu:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah hasil diskusi dengan
judul Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemilihan Rumah Bekas dengan Metode Analytic
Hierarchy Process(Studi Kasus: Pemilihan Rumah Bekas di olx.co.id Kota Malang).
Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Sistem
Pendukung Keputusan. Melalui pengantar ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
karena dalam penyusunan makalah hasil diskusi ini penulis telah mendapat bantuan dan
dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Arief Andy S. Selaku dosen mata kuliah Sistem Pendukung Keputusan.
2. Semua rekan yang telah membantu dalam analisa dan pembuatan makalah ini.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah hasil
diskusi ini. Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis memohon kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Latar Belakang...................................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah..............................................................................................2
3
1.3.
Tujuan................................................................................................................3
1.4.
Manfaat..............................................................................................................3
1.5.
Sistematika Penulisan.........................................................................................3
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.2.
2.2.1.
2.2.2.
Aksioma AHP...........................................................................................20
2.2.3.
2.2.4.
2.3.
Rumah..............................................................................................................26
2.4.1.
Tipe Rumah..............................................................................................26
2.4.2.
Kelengkapan Surat....................................................................................28
Studi Pustaka....................................................................................................33
3.2.
3.3.
3.4.
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................................36
4.1.
4.1.1.
Tujuan.......................................................................................................37
4.1.2.
Kriteria.....................................................................................................37
4.1.3.
Data Alternatif..........................................................................................39
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.5.1.
4.5.2.
4
4.6.
4.7.
4.7.1.
4.7.2.
4.8.
Kriteria Tipe(T)................................................................................................48
5.1.1.
Sub-kriteria Minimalis..............................................................................48
5.1.2.
Sub-kriteria Standart.................................................................................49
5.1.3.
Sub-kriteria Mewah..................................................................................50
5.2.
5.2.1.
5.2.2.
5.3.
5.4.
5.5.
Kriteria Harga...................................................................................................53
5.6.
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................57
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kajian Pustaka....................................................................................................6
Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan.....................................................22
Tabel 2.3 Contoh matriks perbandingan berpasangan......................................................23
Tabel 2.4 Nilai Indeks Random(RI).................................................................................26
Tabel 4.5 Daftar Kriteria dan Sub-kriteria Sistem............................................................38
Tabel 4.6 Daftar Data Alternative.....................................................................................39
Tabel 4.7 Matrik Perbandingan Kriteria...........................................................................41
Tabel 4.8 Perbandingan Sub-kriteria Tipe(T)...................................................................44
Tabel 4.9 Perbandingan Sub-kriteria Kelengkapan Surat(KS)..........................................44
Tabel 5.10 Perbandingan Data Alternatif terhadap Subkriteria Minimalis.......................48
Tabel 5.11 Perbandingan Data Alternatif terhadap Subkriteria Standart...........................49
5
Tabel 5.12 Perbandingan Data Alternatif terhadap Subkriteria Mewah............................50
Tabel 5.13 Perbandingan Data Alternatif terhadap Subkriteria Surat Hak Milik(SHM)...51
Tabel 5.14 Perbandingan Data Alternatif terhadap Subkriteria Hak Guna Bangunan (HGB)
Tabel 5.15 Daftar Data Alternatif terhadap Luas Rumah (LR).........................................52
Tabel 5.16 Daftar Data Alternatif terhadap Jumlah Kamar Tidur (JKT)...........................53
Tabel 5.17 Daftar Data Alternatif terhadap Harga(H).......................................................53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan..................................12
Gambar 2.2 Model Matematis dan Statistik dengan Input Data dalam SPK....................15
Gambar 2.3 Komponen SPK Menurut Subakti................................................................15
Gambar 2.4 Struktur Hirarki AHP....................................................................................22
Gambar 3.5 Desain Penelitian SPK Pemilihan Rumah.....................................................31
Gambar 3.6 Flowchart Metodologi AHP..........................................................................34
Gambar 4.7 Hirarki Tree Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Bekas..........37
DAFTAR PERSAMAAN
52
maks ...............................................................25
1.1.
Latar Belakang
Mempunyai sebuah rumah idaman adalah impian semua orang, namun tidak semua
orang mampu mewujudkan impiannya tersebut, salah satu faktor utama yang membuat rumah
idaman sulit terwujud adalah biaya yang tidak sedikit untuk membangun sebuah rumah dari
nol, harga tanah tiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan, tidak peduli di desa apalagi
kota, dibutuhkan perhitungan keuangan yang matang bagi anda yang berminat membangun
rumah dari nol[6].
Studi kasus yang kami ambil merupakan rumah-rumah bekas yang berada di kota
malang dimana kota malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.
Kota Malang juga menarik karena pasaran harga rumah dan jual beli rumah di kota Malang
jumlahnya cukup signifikan naik turun dan tidak tetap, terkadang pasarannya mengalami
peningkatkan dan terkadang juga mengalami penurunan.
merupakan kota tempat tinggal yang nyaman dan menjadi objek tujuan wisata bagi wisatawan
luar negeri maupun dalam negeri.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan untuk
mengambil suatu keputusan. Untuk membuat suatu keputusan diperlukan suatu pertimbangan
dan perbandingan dari berbagai pilihan alternatif yang dapat dipilih melalui suatu mekanisme
tertentu untuk menghasilkan sebuah tindakan atau keputusan yang terbaik. Setiap masalah
akan memiliki penyelesaian yang berbeda-beda dengan sebuah keputusan yang bermacammacam dari sejumlah alternatif keputusan yang melibatkan beberapa variabel.
Seiring perkembangan teknologi informasi, semakin berkembang pula kemampuan
komputer dalam menyelesaikan permasalahan di berbagai bidang. Karena itu komputer
digunakan untuk membantu pekerjaan manusia menjadi lebih mudah, cepat, serta dapat
memperoleh hasil dengan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengubah data/informasi ke dalam bentuk digital. Salah satu bentuk konkret dari
komputer sebagai alat bantu adalah dengan adanya program bantu.
satu
Hierarchy Process(AHP).
cukup
berkembang
saat
keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan
mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke
dalam bagian-bagian, menata bagian atau variabel ini dalam suatu hirarki, member nilai
numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel ini yang mana yang memiliki prioritas
paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut[2]. Parameter
yang digunakan dalam studi kasus Pemilihan Rumah Bekas di kota malang ini yaitu tipe,
kelengkapan surat, luas rumah, jumlah kamar tidur, dan harga.
Berdasarkan latar belakang di atas, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu
dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan sejumlah kriteria yang ada dengan
menggunakan suatu metode yang dapat menghasilkan keputusan yang terbaik sebagi suatu
sistem pendukung keputusan berbasis komputerisasi. Sistem Pendukung keputusan (Decision
Support System) selain dapat memberikan suatu infromasi juga dapat membantu menyediakan
berbagai alternatif yang dapat ditempuh dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
Pendukung Keputusan(SPK) digunakan sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan
untuk memperluas kapabilitas para pengambil keputusan, namun tidak untuk menggantikan
para pengambil keputusan[1]. Makalah ini dibuat guna membentuk suatu algoritma bantu
untuk pemilihan rumah bekas dengan metode Analytic Hierarchy Process(AHP). Sehingga
nantinya akan menghasilkan suatu keputusan terbaik dalam pemilihan rumah bekas di daerah
kota Malang.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka didapat rumusan
Tujuan
Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Ilmu Pengetahuan diharapkan makalah ini dapat menambah referensi terhadap
bidang studi terkait.
b. Bagi Masyarakat diharapkan makalah ini dapat menjadi sarana informasi membantu
memahami tentang Sistem Pendukung Keputusan.
c. Bagi Penulis diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi media
pembelajaran dan dapat menambah pengalaman di bidang studi terkait.
1.5.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini dibagi dalam empat bab, masing-masing bab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang akan dibahas dan digunakan untuk
menunjang topik-topik pembahasan. Dasar teori memberikan informasi mengenai
beberapa teori yang dibutuhkan untuk penyusunan makalah ini. Beberapa teori
yang dibutuhkan adalah teori yang berkaitan dengan Sistem Pendukung
Keputusan, metode Analytic Hierarchy Process(AHP) dan rumah.
Objek
Input & Parameter
Metode
Proses
4
Output
Hasil Penelitian
Pemilihan gagasan.
-Manfaat(Useful)
-Dampak langsung
masyarakat(Participation)
-Dikerjakan masyarakat
-SDM
-Keberlanjutan(Sustainability)
- Tipe(T)
- Kelengkapan Surat(KS)
- Luas Rumah(LR)
- Jumlah Kamar Tidur(JKT)
- Harga(H)
- Gejala Klinis Lain
Analytic Hierarchy
Process(AHP)
1. Menentukan tujuan,
kriteria,dan alternatif
2. Pohon hirarki
3. Matriks Perbandingan
Kriteria dan sub-kriteria
4. Menghitung nilai
Konsistensi Rasio(CR)
5. Input Data kriteria
6. Proses AHP
7. Penyimpanan data
8. Output penyajian hasil
Analytic Hierarchy
Process(AHP)
1. Pohon hirarki
2. Matriks Perbandingan
Kriteria
3. Menghitung nilai
prioritas kriteria
4. Menghitung nilai
Nilai Konsistensi
Rasio(CR)
5. Input Data intensitas
6. Mengalikan data
instensitas dengan
prioritas kriteria
7. Output total nilai siswa
Analytic Hierarchy
Process(AHP)
1. Menentukan tujuan,
kriteria,dan alternatif
2. Pohon hirarki
3. Matriks Perbandingan
Kriteria dan sub-kriteria
4. Menghitung nilai
Konsistensi Rasio(CR)
5. Input Data kriteria
6. Proses AHP
7. Penyimpanan data
8. Output penyajian hasil
Sumber: Observasi
2.1.
suatu istilah yang mengacu pada suatu sistem yang memamfaatkan dukungan
computer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian
tersebut, disini
akan
diuraikan
definisi
mengenai
Sistem Pendukung
Man
dan
Watson[9:65],
Sistem
Pendukung
Keputusan
proses
pengolahannya,
sistem
pendukung
keputusan
i. Pendekatan easy to use. Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahannya
untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasan pemakai untuk memilih
atau
j. mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah
yang dihadapi.
stimulan
bagi
pengambil
keputusan
dalam
memahami
User Interface
Manager(User)
Sistem Pendukung Keputusan terdiri atas tiga komponen utama atau subsistem
yaitu[9:66]:
1. Subsistem data(database)
Subsistemdata merupakan komponen SPK penyedia bagi sistem. Data
yang dimaksud disimpan dalam suatu pangkalan data(data base)yang
diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen
pangkalan
data
(Data
Base
10
ManajementSystem/DBMS).
Melalui
diekstrasi
dengan cepat. Pangkalan data dalam SPK berasal dari dua sumber yaitu
sumber internal (dari dalamperusahaan) dan sumber eksternal (dari luar
perusahaan). Data eksternal ini sangat berguna bagi manajemen dalam
mengambil keputusan tingkat strategi.
2. Subsistem model (modelbase)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data
dengan model-model keputusan. Kalau pada pangkalan data, organisasi
data dilakukan oleh manajemen pangkalan data, maka dalam hal ini ada
fasilitas tertentu yang berfungsi sebagai pengelola berbagai model yang
disebut dengan pangkalan model
membantu
penjelasan
yang
menghubungkanmodeldengan
model
yanglain
melalui
pangkalan data.
d. Mampu mengelolamodelbasedengan fungsi manajemen yang analog
dengan manajemen data base (seperti mekanisme untuk menyimpan,
membuat katalog, menghubungkan dan mengakses model.)
11
12
dapat
mengisi
form
masukan
lainnya
untuk
Pembuat Keputusan
Input
Data
Model Dialog
Model Matematik
Sistem Manajemen
Model
Manajemen Data Database
Sistem Manajemen
Komputer Sistem
dan Pemakai
dan statistik
Gambar 2.2 Model Matematis dan Statistik dengan Input Data dalam SPK
Sumber:[9:66]
13
Data Management
Model Management
Knowledge Manager
Dialog Management
Manager(User)
14
serta tabel merek. Tabel-tabel yang ada pada database televisi saling
berhubungan dan sebagai data untuk perhitungan.
-
atau
memberikan
berbagai
model
kuantitatif
lainnya
sehingga
dapat
Knowledge manager
dalam
yang
diinginkan,
kemudian
memasukkan
akan
diranking
dan
dipilih
lima
terbaik
sebagai hasil
pustaka.
Dengan
pendekatan
in.
memungkinkan
untuk
melakukan
2. Pendekatan ROMC
Pendekatan lain perancangan adalah dengan menggunakan Representasion,
Operation, Memory Aids dan Control Mechanism (ROMC). Yang menjadi
karakteristik penting dari pendekatan ROMC ini adalah. bahwa pendekatan
ini merupakan suatu proses independent dalam mengidentifikasikan
kebutuhan akan kemampuan suatu rancangan keputusan. Pendekatan ROMC
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengarahkan analisis keputusan,
dan untuk membuat struktur yang sebenarnya dari rancangan. Adapun
maksud dari ROMC adalah sebagai berikut[9:67]:
Representation
Kemampuan dalam mempresentasikan hasilhasil yang didapat baik
berupa data, grafik hasil cetakan dan lain-lain yang akan mempermudah
pemahaman terhadap masalah yang dihadapi sampai pada pengambilan
keputusannya. Dengan demikian perancangan mudah dipahami, dan
dapat berkomunikasi dengan pemakai
Operation
Kemampuan melakukan operasi-operasi melalui model yang telah kita
buat, baik model matematis, model statistika atau model analisa
keputusan yang dapat diharapkan membantu operasi untuk mendukung
suatu keputusan dari permasalahan.
Memory Aids
Kemampuan memberikan fasilitas memori yang dibutuhkan dalam
mendukung penggunaan representasi dan operasi yang akan digunakan
dalam rangka pengambilan keputusan. Bantuan memori dapat berupa
suatu basis data yang berasal dari dalam (internal) perusahaan ataupun
16
dari luar (eksternal). Dapat pula berupa literatur, ruang kerja, dan
sebagainya.
Control Mechanism
Kemampuan melakukan kontrol /pengendalian melalui tombol-tombol,
maupun panel instrumen sehingga sistem dapat berjalan dengan mudah
dan komunikatif. Hal ini dapat ditunjukkan dalam bentuk pesan-pesan,
maupun menu-menu yang ditampilkan di layar monitor.
atau
kelompok
untuk
membangun
gagasan-gagasan
dan
artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan
pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat
ekuivalensi antar pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut
prioritas [2].
18
19
20
Keterangan
Kepentingan
1
21
2,4,6,8
Nilai-nilai
antara
dua
nilai
pertimbangan-
A2
A3
A2
A3
Sumber: [10]
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala
bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1., Penilaian ini dilakukan oleh
seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang
dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi
nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai
tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan
kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode
22
3. Penentuan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif
kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh
alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat
dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk
menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan
manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi
matriks.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara
konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang
diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus
mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat
ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):
Hubungan kardinal
Hubungan ordinal
23
CV
n
.....................................................................
(2-1)
dimana:
maks = nilai rata-rata vector consistency
CV = Consistency Vector
n = jumlah faktor yang dibandingkan
24
maks
n1
.....................................................................
(2-2)
dimana:
CI = Consistency Index
maks = nilai rata-rata vector consistency
n = jumlah faktor yang dibandingkan
f. Rasio Konsistensi(CR).
CR=
CI
RI
.....................................................................
(2-3)
dimana:
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
RI = Random Index(lihat tabel RI)
Jika nilai dari rasio konsistensi(CR) 0.1, maka hasil perhitungan
pada data tersebut dapat dibenarkan/ dapat dikatakan konsisten
nilainya.
Daftar nilai Indeks Random(RI) dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.
25
Nilai RI
1,2
0,00
0,58
0,90
1,12
1,24
1,32
1,41
1,45
10
1,49
11
1,51
12
1,48
13
1,56
14
1,57
15
1,59
Sumber:[10:3]
2.3. Rumah
Dalam
arti
umum,rumah adalah
salah
dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi
tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang
khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang[5]. Dalam arti khusus,
rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di
dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur,
beraktivitas, dan lain-lain[5].
26
b.
c.
27
yang hangat di seluruh kamar, dengan furnitur besar dan empuk. Biasanya,
orang meletakkan perapian di ruang keluarga untuk memberikan nuansa yang
lebih klasik. Juga, tipe model rumah klasik biasanya menggunakan furniture
yang terbuat dari kayu dan terlihat klasik di semua bagian rumah dan
membuatnya tampak seperti furniture yang telah dibuat bertahun-tahun yang
lalu. Kadang-kadang, jika pemilihan furniture dan pengaturan tata letak ruang
tidak dirancang secara profesional, tipe model rumah klasik dapat berbalik
mejadi terlihat seperti desain yang acak-acakan.
Girik
Girik sebetulnya bukan termasuk salah satu jenis sertifikat kepemilikan
rumah atau tanah. Namun Girik merupakan bukti surat pembayaran pajak atas
suatu lahan, yang merupakan bukti bahwa seseorang sudah mengusai sebidang
lahan. Lahan dengan status girik merupakan lahan bekas hak milik adat yang
belum di daftarkan pada Badan Pertanahan Nasional (BPN). Jadi girik bukanlah
alat bukti kepemilikan hak, namun hanya merupakan bukti penguasaan atas suatu
lahan dan pembayaran pajak atas tanah tersebut. Status Girik tidak memiliki
kekuatan status hukum sebagaimana sertifikat, namun girik dapat dijadikan dasar
untuk membuat sertifikat tanah.
Jika akan mengadakan transaksi jual beli tanah girik, mesti dipastikan
dengan teliti bahwa nama yang tertera di dalam dokumen girik tersebut harus
sama dengan nama yang tertera dalam akta jual beli. Juga dibuktikan dengan
dokumen pendukung yang bisa diterima yang merupakan sejarah kepemilikan
lahan sebelumnya. Sejarah kepemilikan lahan diperlukan jika ingin meningkatkan
status hukum suatu lahan menjadi Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau
28
Sertifikat Hak Milik (SHM). Istilah Girik biasa juga dikenal dengan tanah adat,
petok, ricik, ketitir dan lain-lain.
b.
pemegang sertifikat HGB tersebut hanya dapat memanfaatkan lahan tersebut baik
untuk mendirikan bangunan atau untuk keperluan lain dalam kurun waktu
tertentu. Sedangkan untuk kepemilikan lahannya dimiliki oleh negara.
Sertifikat Hak Guna Bangunan(SHGB) memiliki batas waktu tertentu
misalnya 30 tahun dan bisa diperpanjang untuk waktu 20 tahun. Sesudah melewati
batas waktunya, pemegang sertifikat mesti mengurus perpanjangan SHGB-nya.
Lahan dengan status SHGB boleh dimiliki oleh bukan Warga Negara Indonesia
(non WNI). Lahan dengan status SHGB biasanya adalah lahan-lahan yang
dikelola oleh developer seperti perumahan atau apartemen, juga untuk gedung
perkantoran.
c.
bukti kepemilikan tanah yang paling kuat. Sertifikat Hak Milik (SHM) merupakan
jenis sertifikat yang pemiliknya memiliki hak penuh atas kepemilikan suatu lahan
pada kawasan dengan luas tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut.
Status Sertifikat Hak Milik juga tidak memiliki batasan waktu seperti pada
Sertifikat hak Guna Bangunan.
Melalui sertifikat hak milik, pemilik dapat menggunakannya sebagai bukti
kuat atas kepemilikan tanah. Atau dengan kata lain, jika terjadi masalah maka
nama yang tercantum dalam SHM merupakan pemilik sah berdasarkan hukum.
Sertifikat Hak Milik (SHM) juga dapat menjadi alat yang kuat untuk transaksi
jual beli, atau juga jaminan kredit.
29
BAB III
METODOLOGI PENELTIAN
Bab ini membahas metode yang digunakan dalam penelitian yang terdiri
dari studi pustaka, analisis data dari kasus, penerapan metode fuzzy tsukamoto,
dan metode analisis untuk pengambilan kesimpulan.
30
Mulai
Ket:
CI:Con
CR:Con
Tidak
CR<0.1
Ya
Penyusunan Matriks Gabungan
Selesai
Adapun penjelasan dari flowchart pada gambar 3.5 adalah sebagai berikut:
1. Input nilai perbandingan setiap kriteria
Inputan perbandingan dalam studi kasus pemilihan rumah bekas ini adalah
nilai matriks perbandingan dari kriteria maupun sub-kriteria. Kriteria yang
digunakan dalam pemilihan rumah bekas yaitu tipe, kelengkapan surat,
luas rumah, jumlah kamar tidur dan Harga. Ada 2 kriteria yang memiliki
sub-kriteria yaitu: kriteria tipe, dan kriteria kelengkapan surat. Sub-kriteria
dari tipe yaitu: minimalis, sedang, dan mewah. Sub-kriteria dari
kelengkapan surat yaitu: sertifikat hak milik(SHM) dan hak guna
bangunan(HGB).
2. Pengolahan Horisontal
Pengolahan horisontal ini tujuannya adalah untuk membuktikan setiap
nilai dari matriks perbandingan yang telah dibuat apakah memiliki nilai
konsistensi.
3. Menghitung CI/RI
Penghitungan CI/RI adalah untuk mencari nilai dari rasio konsistensi(CR),
jika CR<0.1, maka nilai matriks perbandingan tersebut memiliki nilai
konsistensi dan akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penyusunan
matriks gabungan. Tetapi jika CR>0.1, maka nilai matriks perbandingan
tersebut tidak konsisten sehingga harus dilakukan revisi terhadap nilai
matriks perbandingan.
4. Penyusunan Matriks Gabungan
Penyusunan matriks gabungan merupakan penggabungan dari nilai
perbandingan dengan nilai perangkingan nilai matriks dari sub-kriteria
ataupun kriteria yang ada.
5. Penghitungan Vektor prioritas gabungan
Setelah melewati rangkaian proses penyusunan matrik gabungan, maka
selanjutnya adalah dengan menghitung vektor priorotas gabungan.
6. Pengolahan Vertikal
Pengolahan vertikal di sini adalah dengan mengalikan nilai matrik
perbandingan dengan nilai perangkingan dari sbu-kriteria maupun kriteria.
32
3.1.
Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk mendapatkan dasar teori sebagai sumber
acuan untuk penyelesaian kasus dan penulisan makalah. Teori dan pustaka yang
berkaitan dengan makalah ini antara lain:
Rumah
Studi literatur menjelaskan dasar teori yang digunakan sebagai penunjang
dan pendukung penulisan penelitian ini, sumber atau referensi yang digunakan
antara lain hasil survey internal, buku, jurnal, laporan penelitian, dan mesin
pencari (search engine) internet.
3.2.
33
5. Harga(H)
Adapun sub-kriteria dari kriteria dalam pemilihan rumah bekas tersebut antara
lain:
Minimalis
2.
Standart
3.
Mewah
3.3.
2.
menggunakan
metode
Analytic
Hierarchy
Process(AHP).
Perancangan
penyelesaian kasus adalah tahap penulis dalam merancang suatu sistem yang
mampu memenuhi semua penyelesaian kasus sehingga didapat suatu hasil
keputusan berdasarkan data yang diperoleh. Teori teori dari pustaka dan data
sample digabungkan dengan ilmu yang didapat diimplementasikan untuk
merancang serta mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk pemilihan
rumah bekas. Adapun perancangan sistem dari penyelesaian kasus ini meliputi:
34
Pada bagian ini data dari skala perbandingan akan dimasukkan ke dalam tabel
matriks.
3.4.
kesimpulan
dilakukan
setelah
proses
pengambilan
Bab ini akan membahas pokok utama bagaimana penyelesaian dari Sistem
Pendukung Keputusan untuk pemilihan rumah bekas dengan Metode Analytic
Hierarchy Process(AHP). Pokok bahasan ini antara lain: pendefinisian tujuan,
kriteria dan data alternatif; penentuan skala perbandingan berpasangan kriteria
level 1(kriteria); matriks perbandingan kriteria level 1(kriteria); pengecekkan
35
level
2(sub-kriteria);
matriks
perbandingan
skala
sub-kriterial;
Pada tahap ini sistem yang kami kembangkan terlebih dahulu kami definisikan
tujuan, kriteria, dan data alternatives. Upaya ini kami lakukan agar lebih
mempermudah proses pengembangan sistem pendukung keputusan yang
menggunakan metode AHP. Hirarki Tree yang kami bentuk dapat dilihat pada
Gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7 Hirarki Tree Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Bekas
Sumber : [Perancangan]
4.1.1. Tujuan
Tujuan dari sistem pendukung keputusan yang kami kembangkan adalah
untuk dapat memilih salah satu dari 4 data alternative pengujian random yang
kami ambil dari situs jual-beli rumah bekas http://olx.co.id. Dengan hasil akhir
berupa poin tertinggi, data alternative tersebut bisa dipilih sebagai opsi terbaik
dalam memilih rumah bekas area malang.
36
4.1.2. Kriteria
Dari berbagai kriteria yang muncul sebagai opsi pengujian data alternative
rumah bekas, kami memilih 5 kriteria utama dan 2 buah sub kriteria yang kami
rasa menjadi patokan utama seorang pembeli untuk memilih rumah bekas yang
sesuai dengan kebutuhan. Kriteria yang dimaksud adalah seperti Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Daftar Kriteria dan Sub-kriteria Sistem
No.
Nama
Singkatan
Nama Sub-kriteria
Singkatan
Kriteria
Tipe
Kelengkapan
KS
MS
S
MH
SHM
HGB
3
4
Surat
Luas Rumah
Jumlah
Minimalis
Standart
Mewah
Surat Hak Milik
Hak Guna Bangunan
LR
JKT
Kamar Tidur
5
Harga
Sumber : [Perancangan]
37
Data
Data
Data
Data
(Spesifikasi)Dat
Alternative 1
a
Id Iklan
Judul Iklan
73596477
Rumah Bekas
2
72747319
Rumah
3
70125149
Rumah
4
73617529
Rumah
Kedungkandan
Bekas
Bekas
Bekas
Bagus
Lowokwaru
Cantik
Tipe Rumah
Kelengkapan
Minimalis
SHM
Suhat
Minimalis
HGB
Besar
SHM
Blimbing
Standart
SHM
Surat
Luas Rumah
Jumlah Kamar
Harga (juta)
72 m2
2 Kamar
Rp 189 juta
72 m2
2 Kamar
Rp 375 juta
417 m2
4 Kamar
Rp 4000
189 m2
7 Kamar
Rp 1000
juta
juta
Sumber : [Observasi]
4.2.
Pada tahap ini kami membuat form survey terhadap tingkat skala kepentingan dari
suatu kriteria. Data yang kami dapat ini berdasarkan survey internal untuk jualbeli rumah bekas.
a.
Perbandingan Skala
KS-JKT
KS
9
b.
JKT
1
KS
9
c.
X
2
X
3
H
2
38
KS
9
d.
X
2
T
1
9
e.
X
5
f.
X
2
JKT
9
g.
X
3
X
2
X
2
JKT
9
LR
H
9
H
9
j.
X
4
9
4.3.
JKT
JKT
i.
KS
h.
X
3
LR
2
LR
3
tabel matrik perbandingan kriteria. Matrik perbandingan bisa dilihat pada Tabel
4.7.
Tabel 4.7 Matrik Perbandingan Kriteria
T
KS
T
1
2
KS
1/2
1
LR
4
5
39
JKT
3
4
H
2
3
LR
1/4
JKT
1/3
H
1/2
Sumber : [Implementasi]
4.4.
1/5
1/4
1/3
1
2
3
1/2
1
2
1/3
1/2
1
Matriks A =
1
0.5 4 3 2
2
1 5 4 3
0.25 0.2 1 0.5 0.33
0.33 0.25 2 1 0.5
0.5
0.33 3 2 1
Normalisasi Matriks A =
Nilai Matriks X =
0.25
0.48
0.06
0.08
0.12
[]
0.26
0.42
0.06
0.10
0.16
AX
1
0.5 4 3 2
2
1 5 4 3
0.25 0.2 1 0.5 0.33
0.33 0.25 2 1 0.5
0.5
0.33 3 2 1
][]
0.26
0.42
0.06
0.10
0.16
40
AX
[]
1.33
2.12
0.31
0.49
0.81
= (max n)/(n 1)
= (5.06-5)/(5 1)
= 0.06/4
= 0.015
RI didapat dari melihat tabel konsistensi kriteria, karena N=5 maka RI=1.12.
Selanjutnya mencari nilai CR yang didapatkan dari persamaan(2-5).
CR
= CI / RI
= 0.015 / 1.12
= 0.013
Dengan nilai CR=0.013 dan < 0.1 berarti pembobotan kriteria level 1 terbukti
konsisten.
4.5.
41
Perbandingan Skala
Minimalis-Standart
MIN
9
b.
X
2
STD
1
MIN
9
c.
X
3
MWH
2
STD
9
X
2
MWH
1
a.
SHM
X
3
9
4.6.
HGB
2
kepentingan dari suatu sub-kriteria. Data yang kami dapat ini berdasarkan survey
internal untuk jual-beli rumah bekas.
Tabel 4.8 Perbandingan Sub-kriteria Tipe(T)
Minimalis
Minimalis
1
42
Standart
2
Mewah
3
Standart
1/2
Mewah
1/3
Sumber : [Implementasi]
1
1/2
2
1
HGB
3
1
Tipe dan Kelengkapan Surat. Subkriteria Tipe diuji nilai CR nya dan dibuktikan
apakah nilai CR < 0.1 sehingga mencapai tingkat kekonsistensian. Pada
Subkriteria Kelengkapan Surat juga dilakukan pengujian untuk membuktikan
bahwa nilai CR < 0.1 sehingga mencapai tingkat kekonsistensian.
4.7.1. Konsistensi Sub-kriteria Tipe(T)
Data matriks perbandingan diambil dan diolah untuk dilakukan
pengecekan konsistensi sub-kriteria Tipe(T). Kami misalkan matriks tersebut
dengan nama matriks A. Matriks A selanjutkan dilakukan normalisasi data, lalu
dilanjutkan dengan menghitung matriks X, hingga muncul nilai CR.
Matriks A =
1 2 3
0.5 1 2
0.33 0.5 1
Nilai Matriks X =
Normalisasi Matriks A =
[ ]
0.54
0.30
0.16
= Ax X
AX
1 2 3
0.5 1 2
0.33 0.5 1
] [ ]
0.54
0.30
0.16
43
AX
[ ]
1.69
0.89
0.49
= (max n)/( n 1)
= (3.01 3)/(3 1)
= 0.005
RI didapat dari melihat tabel konsistensi kriteria, karena N=3 maka RI=0.58.
Selanjutnya mencari nilai CR yang didapatkan dari persamaan(2-5).
CR
= CI / RI
= 0.005 / 0.58
= 0.01
Dengan nilai CR=0.001 dan < 0.1 berarti pembobotan sub-kriteria Tipe terbukti
konsisten.
4.7.2. Konsistensi Sub-kriteria Kelengkapan Surat(KS)
Data matriks perbandingan diambil dan diolah untuk dilakukan
pengecekan konsistensi sub-kriteria Kelengkapan Surat(KS). Kami misalkan
matriks tersebut dengan nama matriks A. Matriks A selanjutkan dilakukan
normalisasi data, lalu dilanjutkan dengan menghitung matriks X, hingga muncul
nilai CR.
Matriks A =
1
3
0.33 1
Nilai Matriks X =
Normalisasi Matriks A =
[ ]
0.75
0.25
44
0.75 0.75
0.25 0.25
= Ax X
AX
AX
[ ]
1
3
0.33 1
] [ ]
0.75
0.25
1.5
0.5
= (max n)/( n 1)
= (2 2)/(2 1)
=~
Karena nilai CI < 0 maka sudah dapat dipastikan bahwa Subkriteria Kelengkapan
Surat(KS) sangat konsistensi.
4.8.
= 1.12
X_1
CR_2 = [ 0.01 0
0]
= [ 0.58 0
0]
45
BAB V
PENGUJIAN SISTEM DENGAN ALTERNATIVE
5.1.
Kriteria Tipe(T)
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana perhitungan dari kriteria tipe.
Kriteria tipe terdiri dari sub-kriteria yaitu: minimalis, standart, dan mewah.
Dikarenakan kriteria tipe memiliki sub-kriteria, maka perhitungan pemasukkan
data testing langsung pada sub-kriteria saja.
DA1
DA2
DA3
DA4
DA1
DA2
1/2
46
DA3
1/4
1/3
1/2
DA4
1/3
1/2
Sumber : [Implementasi]
Matriks A =
1 2 4 3
0.5 1 3 2
0.25 0.33 1 0.5
0.33 0.5 2 1
Normalisasi Matriks A =
Nilai Matriks X =
[]
0.46
0.28
0.10
0.16
DA1
DA2
DA3
DA4
DA1
DA2
1/2
DA3
1/4
1/3
1/2
DA4
1/3
1/2
Sumber : [Implementasi]
47
Matriks A =
1 2 4 3
0.5 1 3 2
0.25 0.33 1 0.5
0.33 0.5 2 1
Normalisasi Matriks A =
Nilai Matriks X =
[]
0.46
0.28
0.10
0.16
DA1
DA2
DA3
DA4
DA1
DA2
1/2
DA3
1/4
1/3
1/2
DA4
1/3
1/2
Sumber : [Implementasi]
Matriks A =
1 2 4 3
0.5 1 3 2
0.25 0.33 1 0.5
0.33 0.5 2 1
]
48
Normalisasi Matriks A =
Nilai Matriks X =
5.2.
[]
0.46
0.28
0.10
0.16
kelengkapan surat. Kriteria tipe terdiri dari sub-kriteria yaitu: sertifikat hak
milik(SHM) dan Hak Guna Bangunan(HGB). Dikarenakan kriteria kelengkapan
surat memiliki sub-kriteria, maka perhitungan pemasukkan data testing langsung
pada sub-kriteria saja.
DA1
DA2
DA3
DA4
DA1
DA2
1/3
1/3
1/3
DA3
DA4
Sumber : [Implementasi]
49
Matriks A =
1 3 1 1
0.33 1 0.33 0.33
1 3 1 1
1 3 1 1
Normalisasi Matriks A =
Nilai Matriks X =
[]
0.3
0.1
0.3
0.3
DA1
DA2
DA3
DA4
DA1
DA2
1/3
1/3
1/3
DA3
DA4
Sumber : [Implementasi]
Matriks A =
1 3 1 1
0.33 1 0.33 0.33
1 3 1 1
1 3 1 1
]
50
Normalisasi Matriks A =
Nilai Matriks X =
5.3.
[]
0.3
0.1
0.3
0.3
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana perhitungan dari kriteria luas rumah.
(m2)
DA1
72
DA2
72
DA3
417
DA4
189
Jumlah = 750
Sumber : [Observasi]
Karena termasuk data kuantitatif maka nilai Matriks X bisa segera ditentukan.
Nilai Matriks X =
5.4.
[]
0.10
0.10
0.55
0.25
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana perhitungan dari kriteria jumlah kamar
tidur.
Tabel 5.16 Daftar Data Alternatif terhadap Jumlah Kamar Tidur (JKT)
Data Alternative
DA1
DA2
DA3
DA4
7
Jumlah = 15
Sumber : [Observasi]
Karena termasuk data kuantitatif maka nilai Matriks X bisa segera ditentukan.
Nilai Matriks X =
5.5.
[]
0.13
0.13
0.27
0.47
Kriteria Harga
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana perhitungan dari kriteria harga.
Tabel 5.17 Daftar Data Alternatif terhadap Harga(H)
Data Alternative
DA1
189
DA2
375
DA3
4000
DA4
1000
Jumlah = 5564
Sumber : [Observasi]
Karena termasuk data kuantitatif maka nilai Matriks X bisa segera ditentukan.
Nilai Matriks X =
5.6.
[]
0.03
0.07
0.72
0.18
bobot akhir. Data-data bobot dari setiap alternatif akan digabungkan menjadi satu
matriks. Setelah digabungan baru dikalikan dengan bobot persen(sudah
52
didesimalkan). Hasil dari perkalian inilah yang menjadi nilai bobot akhirnya
sehingga akan menghasilkan kriteria/ alternatif yang terbaik.
DA1 0.46
0.46
0.46
0.3
0.3
0.10
0.13
0.03
DA2 0.28
0.28
0.28
0.1
0.1
0.10
0.13
0.07
DA3 0.10
0.10
0.10
0.3
0.3
0.55
0.27
0.72
DA4 0.16
0.16
0.16
0.3
0.3
0.25
0.47
0.18
[ ] [
DA 1
DA 2
DA 3
DA 4
[]
0.14
0.08
0.04
0.31
0.11
0.06
0.10
0.16
[]
0.27
0.14
0.33
0.26
DA1 = 0.27
DA2 = 0.14
DA3 = 0.33
DA4 = 0.26
Karena nilai 0.33 lebih tinggi dari nilai bobot lainnya, maka Data Alternative
3(DA3) dengan tipe rumah mewah, keterangan surat SHM, luas rumah 417 m 2,
53
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan yang bisa diambil setelah
melakukan penyelesaian kasus dari pemilihan rumah bekas melalui penghitungan
dengan menggunakan metode analytic hierarchy proocess(AHP), antara lain:
1. Keputusan yang dihasilkan oleh algoritma bantu analytic hierarchy
proocess(AHP) ini menyatakan bahwa Data Alternative 3(DA3) dengan
tipe rumah mewah, keterangan surat SHM, luas rumah 417 m2, jumlah
kamar tidur ada 4, dan harganya Rp 4.000.000.000,. menjadi pilihan/
alternatif terbaik dari data testing ini.
2. Metode
analytic
hierarchy
process(AHP)
dapat
digunakan
untuk
4.
54
[10]Suyatno, Prof. Drs., Mustafid, M.Sc., Ph.D, dkk. 2011. Rancang Bangun
55