Você está na página 1de 21

Peranan Islam dalam IPTEK

Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Pendidikan Agama Islam
Dosen
Elin Erlina , Dra., M.Hum.

Nama

NPM

Muhammad Salman Salahuddin WS

Fakultas Teknik
Teknik Sipil
2013

113130096

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah "PENDIDIKAN AGAMA". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama di program
studi teknik Sipil Fakultas teknik pada Universitas Swadaya Gunung jati. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Elin Erlina , Dra.,
M.Hum. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cirebon, 31 Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Judul Halaman
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

PEMBAHASAN

A. Hubungan agama dan IPTEK

B. Peranan Islam Dalam Iptek

C. Integrasi Pendidikan Iman,Takwa,dan IPTEK

D. Konsep Keilmuan Menurut Islam

E. Konsep Ilmu Menurut Barat

11

F. Dampak IPTEK

12

BAB II

BAB III PENUTUP

16

KESIMPULAN

16

SARAN

17

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak
positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern
industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan
ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum
jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit
(Qardhawi, 1997). Dahulu Ratu Isabella (Spanyol) di abad XVI perlu waktu 5 bulan
dengan sarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua
Amerika oleh Columbus (?). Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk
memperoleh berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan
sarana komunikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar
pendaratan Neil Amstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji dengan kapal
laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik
pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah
Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan
ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta,
seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi)
meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli, ternyata telah disimpan di bank
dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995).
Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari
suami isteri (Hadipermono, 1995). Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah
mikroorganisme yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah
sifat genetik virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit
saja (Bakry, 1996). Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan
domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human
cloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa
varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana
1

untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi,
kekerasan, dan perjudian.
Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang
positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin.
A.

Latar Belakang

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam,
sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya tunduk patuh,
mempunyai makna tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah. Dalam Surat
Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit
maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada
aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang
berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah
Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu
mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan


pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat
kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya
manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada
kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal
pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar,
akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan
sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam
mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal
yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita.
2

Terkadang ada pula yang menggunakan bahan bahan berbahaya bagi kesehatan
lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian
tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam
firman-Nya dalam (Q.S. Al-Araf : 56).
Dan

janganlah

kamu

membuat

kerusakan

dimuka

bumi,

sesudah

(Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat de Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah dimuka bumi.
Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya agar tetap asri. Ada
alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini?!!, yaitu karena
manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali lingkungannya. Inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah
protes lantaran adam memiliki jabatan sebagai khalifah. Seperti yang dikatakan Allah
dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34
Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam!
Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan menyombongkan diri, karena dia
adalah dari golongan makhluk yang kafir.
Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah yang membuat
manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika dibandingkan dengan malaikat
yang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa. Bisa disimpulkan bahwa
untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut asma-Nya tapi juga
kemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini adalah karunia yang
besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur dan mampu memanfaatkannya dengan baik.

B.

Rumusan Permasalahan

Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:


1.

Bagaimanakah pandangan islam terhadap ilmu dan Teknologi?

2.

Bagaimanakah motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ?

C.

Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah pengamatan ini adalah untuk mengetahui perspektif serta
motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dan manfaat penyusunan makalah pengamatan ini untuk kepentingan teoritis, yaitu
untuk menambah khazanah keilmuan tentang Ilmu pengetahuan dalam islam sehingga
dapat mewarnai menambah pengtahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi
informasi tambahanatau pembanding bagi peneliti lain dengan masalah sejenis.
Manfaat penyusunan makalah pengamatan ini adalah untuk kepentingan praktis, yaitu
kontribusi terhadap pemikiran Islam serta menghadirkan Islam secara lebih
komprehensif..

BAB II
PEMBAHASAN

A.Hubungan Agama dan IPTEK


Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya,
terdapat 3 (tiga) jenis paradigma (Lihat Yahya Farghal, 1990: 99-119):
Pertama,paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah
terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah
dipisahkan dari kehidupan .Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi
perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur
kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa
mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan
eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan dan kaitan apa
pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari
agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem.
Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan
keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan.
Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak
ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan.
Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama sekali
dengan iptek.
Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar
dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits
menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya
dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani,
2001).paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya
berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat
pertama surah AlAlaq ayat yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan. Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna
5

memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak
boleh lepas dari Aqidah Islaminilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam
sebagai dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah
mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek.
B. Peranan Islam Dalam Iptek
Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus dijadikan
basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah
dibawa oleh Rasulullah Saw.Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh
kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui
atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor
Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam
konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa
menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan
sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi
paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan
yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin
yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.kekeliruan
paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental dan
perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan
paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme)
yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.Namun di
sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan
iptek,. Yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah
bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur`an dan al-Hadits, tapi yang
dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada al-Qur`an dan al-Hadits. Jika suatu
konsep iptek bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu berarti
harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah
hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui
seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern
sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam AS,
tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT
yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia
sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya
6

sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001).


Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam.
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri
muslim yng bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu
bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan
absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.Keberadaan
standar manfaat
itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara
tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama.
Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas ,mengkloning manusia manusia,
mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang
berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu
dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari
pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui
mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki
berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah SWT
yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.

C. Integrasi Pendidikan Iman,Takwa,dan IPTEK


Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat
yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas
iman dan takwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa
disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam
nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi
batil dan miskin secara maknawi.
7

Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan
pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang
sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual).
Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan
menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang
telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan
akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta,
pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih
kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan,
hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan
palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format
yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar
kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi alakhirah) seperti doa yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah
:201).
Alasan Umat Islam harus menguasai IPTEK
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara
barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negaranegara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan
IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam
sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
Dampak Kemajuan Islam di Bidang IPTEK
(1) jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa
terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta
di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama
8

di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa.
(2)Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa. Penelitian terkait
juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa,
terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para
mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan
Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum
Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini
terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.
(3) Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999,
majalah Turki Aktel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun
ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.
D. Konsep Keillmuan Menurut Islam

Kata ilmu dengan dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Quran.
Misalnya pada SurahAl-Mujadalah, 11:
yang berarti Allah mengangkat
orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan
beberapa derajat
Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Dalam ajaran
islam,wahyu dan akal,agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan karena
hakikat agama sebenarnya adalah membimbing dan mengarahkan akal.Ilmu dan
pengetahuan dalam hal ini dijabarkan menjadi ilmu dan pengetahuan.ilmuyang
dimaksud ialah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistemasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya,
dan dapat diuji ulang secara ilmiah.Sedangkanpengetahuanadalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, dan firasat.Namun, ilmu
seperti apakah yang begitu tinggi kedudukannya dalam Agama kita tersebut? Apakah
ilmu yang kita pelajari di kampus tergolong Di dalamnya? Fisika? Kalkulus? Arskom?
Digital? Algoritma? Agama ? Apakah Itu semua ilmu? Para ulama dan intelektual
mencoba membuat definisi ilmu berdasarkan kata ilmu yang ada dalam al-Quran
sampai-sampai Roshental mendefinisikan 120 definisi ilmu yang didasarkan pada
al-Quran, sehingga menyimpulkan : al-ilmu huwa al-Islam, wa al-islam huwa alilm.Namun demikian sama sekali tidak ditemukan definsi ilmu di dalam al-Quran (
9

maa huwal ilm? ).


PendidikanIslam ialah sebagai pendidikan manusia seutuhnya (whole human
education); akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan
keterampilannya.Pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi yang bernafaskan
ajaran-ajaran Islam, sehingga pribadi-pribadi yang terbentuk itu tidak terlepas dari nilainilai agama. Hal ini mendorong perlunya mengetahui tujuan-tujuan pendidikan Islam
secara jelas.
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah
dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti :
a)

Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

b)

Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H

dan He yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang
menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari) pembakaran atom H
menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam
seperti planet (bumi) panas turun menimbulkan kondensasi baru membentuk air baru
mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).
c)

Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3), matahari

sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.


d)

Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).

e)

Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya) (QS

37/6).
f)

Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab)

dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).


g)

Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).

h)

Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).

i)

Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS 55/5) dan

garis edar sendiri2 yang tetap (QS 36/40).


j)

Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5).

k)

Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).

l)

Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (ini bedakan

dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).


10

m)

Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS 24/43).

n)

Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).

o)

Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan

(QS 15/22).
p)

Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga

betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).


q) Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu
diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa
peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi
Muhammad SAW.
r)

Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran

(QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat


spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani), prostrate
(pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan lendir).
s)

Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan

tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel pada rahim.


t)

Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) zygote yang

melekat (alaqah) segumpal daging/embryo (mudhghah) dibungkus oleh tulang dalam


misenhyme (izhama) tulang tersebut dibalutoleh otot dan daging (lahma) (QS 23/14).

E. Konsep Ilmu Menurut Barat


Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk dari acuan pemikiran
falsafah mereka yang dituangkan dalam pemikiran yang bercirikanmaterialisme,
idealisme, sekularisme, dan rasionalisme.Pemikiran ini mempengaruhi konsep,
penafsiran, dan makna ilmu itu sendiri.Barat tidak mengakui otoritas berupa wahyu
atau manusia yang diberikan otoritas oleh Tuhan sebagai sumber ilmu, sebab mereka
tidak mengenal iman.Barat sangat mengaggungkan sains (saintisme) sehingga segala
sesuatu harus terukur dan terbukti secara empirik. Filsafat sains dan ilmu sains (alam)
Barat tidak bersangkut-paut dengan Pencipta (agama). Tujuan mereka hanya
menemukan hukum-hukum alam,mensintesakan temuan-temuan sains (Fiskka,
Kimia, Biologi, dll) menjadi satu kesatuan utuh dimana filsafat sains-nya bertujuan
untuk membangun pertahanan epistemologis sains
Ini merupakan suatu ilmu kosongdari agama (ilmu sekular)dimanafondasi
11

utama dari peradaban Barat modern saat ini . Epistemologi Barat-sekular


termanifestasikan

dalam

berbagai

aliran

seperti

rasionalisme,

empirisisme,

skeptisisme,objektifismeyangmemiliki karakteristik seperti menceraikan antara ilmu


dan agama , melenyapkan Wahyu sebagai sumber ilmu, memisahkan wujud dari yang
sakral, meredusir Intelek kepada rasio dan menjadikan rasio yang manjadi
basiskeilmuan, menyalah-pahamikonsepilmu, mengaburkan maksud dan tujuan ilmu
yang sebenarnya, Ilmu Dalam Peradaban Barat
F. Dampak IPTEK
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
dampak positif dan negatif. Penilaian positif maupun negatif ini bersifat subyektif,
tergantung kepada siapa yang menilainya. Yang dinilai negatif oleh bangsa Indonesia
belum tentu juga dinilai negatif oleh bangsa Amerika, misalnya.
Dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan,
misalnya, dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Ditemukannya teknologi
pesawat terbang telah membuat manusia dapat pergi ke seluruh dunia dalam waktu
singkat. Perjalanan haji yang dulu dilakukan selama beberapa minggu melalui laut kini,
dengan makin lancarnya transportasi udara, dapat dilakukan hanya dalam waktu delapan
jam saja. Kemajuan di bidang televisi satelit telah memungkinkan kita melihat
Olimpiade Atlanta langsung tanpa harus keluar rumah. Penemuan telepon genggam
telah memungkinkan kita untuk menghubungi seseorang di mana saja ia berada atau
dari mana saja kita berada.

Kemajuan di bidang penyimpanan data telah

memungkinkan kita memiliki seluruh jilid Ensiklopedia Britanica dalam satu keping
Compact Disk yang beratnya kurang dari satu ons. Kemajuan di bidang komputer telah
menciptakan jaringan internet yang memungkinkan kita mendapatkan informasi dari
perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus keluar dari kamar. Kemajuan di bidang
komunikasi juga telah membuat perdagangan internasional menjadi semakin mudah dan
cepat. Sekarang ini, lewat bursa saham, orang dapat dengan mudah memiliki perusahaan
di negara lain.
Singkat kata, kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi ini telah
membuat dunia terasa kecil dan batas antar negara menjadi hilang. Inilah yang disebut
sebagai globalisasi, suatu proses di mana orang tidak lagi berfikir hanya sebagai warga
kampung, kota, atau negara, melainkan juga sebagai warga dunia.
12

Dari sisi positifnya, proses ini membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal.
Dalam usahanya memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna
menemukan solusi. Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi
diri pada pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau
negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia
bekerja atau mencari ilmu.
Dari sudut jati diri bangsa, proses ini dapat dianggap membawa dampak negatif. Hal
ini karena inovasi-inovasi di bidang iptek itu kebanyakan terjadi di negara lain yang
mempunyai nilai-nilai sosial, politik, dan budaya yang belum tentu sama dengan nilai
bangsa kita. Kendati teknologinya itu sendiri dapat dianggap sebagai netral atau bebas
nilai, penerapan dan pembawa ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat dikatakan
selalu bebas nilai. Sebagai contoh, kemajuan teknologi parabola telah memungkinkan
kita melihat siaran televisi Perancis tanpa ada sensor. Adegan seks dan pamer dada
wanita, yang di RCTI tidak mungkin keluar, dapat dilihat anak-anak tanpa terpotong
sensor lewat parabola itu.

Banjirnya film asing di TV nasional juga dapat

mempengaruhi nilai budaya para pemirsanya. Telenovela dan film Barat yang amat
populer di TV swasta kita, secara tidak terasa, dapat mempengaruhi para pemirsanya
bahwa perselingkuhan dalam kehidupan suami istri itu adalah hal yang biasa, bahwa
kekerasan merupakan salah satu pemecahan masalah. Film detektif bahkan dapat
menjadi 'guru' bagi para maling.
Globalisasi cara berfikir, yang menjadi salah satu dampak kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai
tradisional bangsanya belaka. Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia
dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang
menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Sebagai bangsa yang
sedang membangun jati-dirinya, proses globalisasi ini jelas merupakan tantangan yang
harus diatasi dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang dicita-citakan.
Pada dasarnya sikap orang terhadap masalah globalisasi ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga: (1) lari dari kenyataan dan bersembunyi atau menutup diri dari arus
globalisasi itu; (2) menghindar atau menganggap bahwa globalisasi itu tidak ada; (3)
menghadapi persoalan dengan berani. Pilihan pertama dilakukan apabila orang tersebut
merasa lemah dan tidak kuat untuk menanggulangi dampak negatif globalisasi itu.
Dalam mempertimbangkan dampak positif dan negatif kemajuan iptek dan globalisasi,
13

ia melihat bahwa 'mudharat' globalisasi tersebut lebih besar daripada 'manfaatnya'.


Akibatnya, ia menolak kehadiran kemajuan iptek tersebut dan tidak mau bersentuhan
dengannya. Dalam kasus bangsa, pemerintah menutup masuknya informasi dari luar
tanpa pandang bulu karena takut kalau-kalau rakyatnya akan terpengaruh oleh nilai-nilai
dari luar yang mungkin akan berdampak negatif.
Pilihan ke dua dilakukan bila orang tersebut merasa bingung. Di satu fihak, ia
mengetahui dampak positifnya kemajuan teknologi komunikasi itu tetapi, di lain fihak,
ia juga mengetahui dampak negatif dari globalisasi tersebut. Ia tidak dapat memutuskan
apakah akan merangkul ataukah menolak kemajuan teknologi yang berdampak
globalisasi itu. Akibatnya, ia membiarkan saja kemajuan teknologi itu melanda
bangsanya dan berpura-pura yakin, atau berharap, bahwa globalisasi itu tidak membawa
dampak negatif bagi masyarakatnya.
Pilihan ke tiga dilakukan oleh orang yang tidak bingung. Ia menyadari akan dampak
positif dan negatif dari kemajuan iptek yang masuk ke negaranya, termasuk dampak
globalisasi masyarakatnya. Berbeda dengan pemilih skenario ke dua, ia dengan
seksama memilah-milah mana dampak positif dari kemajuan iptek dan globalisasi itu
bagi dirinya dan mana dampak negatifnya. Dengan mengetahui di bidang mana
kemajuan iptek dan globalisasi itu akan membawa dampak negatif, ia mempersiapkan
diri agar tidak terpengaruh oleh kemajuan iptek dan globalisasi itu secara negatif.
Tampaknya, dalam masalah kemajuan iptek dan globalisasi ini bangsa Indonesia
bertekad untuk memilih alternatif ke tiga: kemajuan iptek dirangkul sedang dampak
ikutannya yang negatif akan dihadapi dengan meningkatkan ketahanan nasional di
bidang ipoleksosbud. Hal ini tampak dalam pernyataan mereka dalam GBHN 19931998:
"Pembinaan dan pemantapan kepribadian bangsa senantiasa memperhatikan
pelestarian nilai luhur budaya bangsa yang bersumber pada kebhinekaan budaya daerah
dengan tidak menutup diri terhadap masuknya nilai positif budaya bangsa lain untuk
mewujudkan dan mengembangkan kemampuan dan jati diri serta meningkatkan harkat
dan martabat bangsa Indonesia. Pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penyelenggaraan pembangunan harus meningkatkan
kecerdasan dan nilai tambah ... dengan mengindahkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa serta kondisi lingkungan dan kondisi masyarakat." (Bab II, G. 3.)
14

Menurut pernyataan itu, bangsa Indonesia tidak perlu menutup diri terhadap
masuknya nilai-nilai positif budaya bangsa lain guna mengembangkan jati dirinya.
Nilai-nilai agama, budaya bangsa, kondisi lingkungan dan masyarakat Indonesia dipakai
sebagai pagar atau rambu-rambu bagi penerapan iptek di Indonesia hingga tak
berdampak negatif pada masyarakat dan bangsa.

15

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam
perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya
paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun
struktur ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme),
yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.
Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada
berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Mari kita
simak firman-Nya:
Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang
positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin? Sejauh
manakah agama Islam dapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi
modern? Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran Islam dalam perkembangan dan
pemanfaatan teknologi tersebut.
Paradigma Hubungan Agama-Iptek.
Kesimpulan Seperti Berikut ini:

1.Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya

16

2.

Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan

makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang


dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
3.

Wahyu sendiri dalam al-Quran disebut dengan kata al-wahy yang memiliki

beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama bagi sesuatu yang
dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabiNya, sebagaimana
dipergunakan juga untuk lafadz al-Quran (as- Shieddiqy: 27). Untuk selanjutnya, dalam
penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata wahyu.
4.

Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan

rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu adalah sesuatu yang dimanifestasikan,
diungkapkan.
5.

Alquran dan Al Sunnah merupakan sumber ilmu pengetahuan yang utama dalam

islam.
6. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan mewajibkan kepada
ummatnya untuk senantiasa mencari ilmu.
SARAN
kemajuan IPTEK sangat berdampak bagi kehidupan manusia didunia. Sebagai
generasi muda penerus bangsa sudah selayaknya kita belajar untuk menggunakan dan
memanfaatkan Ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik mungkin namun tetap berdasar
aturan-aturan Agama Islam . Sudah semestinya kita bersatu menguasai IPTEK agar
tidak kalah dengan bangsa lain itu. Namun, tetap saja, jika kita telah mendapatkan
IPTEK, segeralah imbangi diri anda dengan Iman dan Taqwa
dan kesimpulan lainya:
1. Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi
umat manusia.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan
umat manusia.
3. Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya
merupakan sumber ilmu yang paling utama.

17

Daftar Pustaka

http://www.Google.Com

http://alcolinz.blogspot.com

http://unisavi.wordpress.com

http://raffy-makalah.blogspot.com

Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

The Liang Gie. 1998. Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: PUBIB.

Você também pode gostar