Você está na página 1de 10

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan,

maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat
tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya
dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)
Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Kilap (luster)
Warna (colour)
Kekerasan (hardness)
Cerat (streak)
Belahan (cleavage)
Pecahan (fracture)
Bentuk (form)
Berat Jenis (specific gravity)
Sifat Dalam
Kemagnetan
Kelistrikan
Daya Lebur Mineral
Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya
(Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam.
Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
Gelena
Pirit
Magnetit
Kalkopirit
Grafit
Hematit
b.

Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:


Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral

yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan
nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu
dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu
dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna,
tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat

berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa
mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

Putih
Susu) (SiO2)
Kuning
Emas
Hijau
Biru
Merah
Coklat
Abu-abu
Hitam

: Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa


: Belerang (S)
: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
: Jasper, Hematit (Fe2O3)
: Garnet, Limonite (Fe2O3)
: Galena (PbS)
: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang
mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan
dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

Skala Kekerasan Mohs


Skala Kekerasan

Mineral

Rumus Kimia

Talc

H2Mg3 (SiO3)4

Gypsum

CaSO4. 2H2O

Calcite

CaCO3

Fluorite

CaF2

Apatite

CaF2Ca3 (PO4)2

Orthoklase

K Al Si3 O8

Quartz

SiO2

Topaz

Al2SiO3O8

Corundum

Al2O3

10

Diamond

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat
penguji standar :
Alat Penguji

Derajat Kekerasan
Mohs

Kuku manusia

2,5

Kawat Tembaga

Paku

5,5

Pecahan Kaca

5,5 6

Pisau Baja

5,5 6

Kikir Baja

6,5 7

Kuarsa

Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila
mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian
dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula
berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubahubah. Contohnya :

Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak

berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak

berwarna merah kecoklatan.


Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat
dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu.
Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila
mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak
semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar
dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam
ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral
akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui
bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar
dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang
kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh

: feldspar.

c. Belahan tiga arah, contoh

: halit dan kalsit.

Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila
mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral
apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan
sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak
teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti

kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.


Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada

kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.


Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh:

magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.


Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcingruncing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system
kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral
kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.

Bangun kubus

b.

Bangun pimatik

c.

Bangun doecahedon

Mineral amorf misalnya

: galena, pirit.
: piroksen, ampibole.
: garnet
: chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan.
Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan
terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompokkelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai
berikut:

Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang

mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan
menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal
berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu

memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya
struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang
(stelated) dan radier.
Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral

pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris,
foliasi.
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineralmineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau
pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk
menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya
x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram.
Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang
volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan,
membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit,
pirit.

Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.
Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok
tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali
seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan
mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral
mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet,
dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut
yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.
Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan
idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral
yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
Daya lebur mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk
mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

Ion-ion dalam magma yang mendingin, mengatur diri menurut pola tertentu dan
membentuk kristal yang biasa kita sebut mineral. Secara umum mineral memiliki pengertian
sebagai unsur atau senyawa anorganik yang terbentuk memalui proses alam, berbentuk
padatan kristal, dan memiliki struktur-struktur tertentu. selengkapnya.... Pada tahun 1995
the International Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi
material. Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. 1.1.1 Definisi Mineral Mineral adalah
suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya
mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk
geometris tertentu. Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk
mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral
ialah satu frase yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang
berbentuk lempeng, tiang, limas, dan kubus. Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan
campuran dari unsur-unsur mineral. Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan
akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang
dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang
artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap
pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan
lambat. (Ade Akhyar, 2008) 1.1.2 Klasifikasi Mineral Mineral diklasifikasikan berdasarkan
sifat fisik dan komposisi kimia. Sifat fisik mineral antara lain berdasarkan: 1.1.2.1 Struktur

kristal, diamati melalui mikroskop. Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk
sangat geometris dan atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena
bangunan kisi-kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat
terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium. Kristal artinya mempunyai bentuk
yang agak setangkup (symetris) dan yang pada banyak sisinya terbatas oleh bidang datar,
sehingga memberi bangin yang tersendiri sifatnya kepada mineral yang bersangkutan.
Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur
kristalen. Dalam suasana yang baik benda kristalen dapat mempunyai batas bidang ratarata & benda itu dinamakan kristal (hablur) & bidang rata itu disebut muka krsital. Ada 32
macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu: 1.1.2.1.1 Isometrik
ketiga poros sama panjang dan berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit,
garam batu) 1.1.2.1.2 Tetragonal (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama
lain, dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh chalkopirit, rutil,
zircon). 1.1.2.1.3 Heksagonal (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga
poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut 120 derajat (60
derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu dan panjangnya berbeda (contoh
apalit, beryl, korundum). 1.1.2.1.4 Ortorombis (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang
du poros berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua poros tadi
(berit, belerang, topaz) 1.1.2.1.5 Monoklin (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang,
dua dari porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros tadi
(gips, muskovit, augit) 1.1.2.1.6 Triklin (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang
dan berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin) 1.1.2.2 Kekerasan (Hardness),
diukur berdasarkan Mohs scale. (wikipedia, 2009) 1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu
jari. 2. Gypsum, mudah digores dengan kuku ibu jari. 3. Kalsit, mudah digores dengan pisau.
4. Fluorit, mudah digores dengan pisau. 5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak
sukar). 6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir. 7. Kwarsa, dapat
menggores kaca. 8. Topaz, dapat menggores kaca. 9. Korundum, dapat mengores topaz. 10.
Intan, dapat menggores korundum. 1.1.2.3 Kilap (Luster) Merupakan kenampakan atau
cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral. Mineral dengan penampilan logam
mempunyai kilap logam (metalik). Sedangkan mineral yang mempunyai kilap nonlogam
dikatakan sebagai kilap kaca (vitreous), pearly, silky, resinous, dan dull. 1.1.2.4 Warna
(Colour) Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang
gelombang, beberapa menyerap panjang gelombang spesifik dari spektrum yang dapat
dilihat. Spektrum yang dapat dilihat terdiri dari warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila
dan violet. Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan mempengaruhi energi dan
akan terjadi perubahan warna dan jika permata itu mengandung besi biasanya akan terlihat
berwarna kelam, sedangkan yang mengandung alumunium biasanya terlihat berwarna
cerah, tetapi juga ada mineral yang berwarna tetap seperti air (berkristal) dan dinamakan
Idhiochromatic. Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada sesuatu
zat dalam permata sebagai biang warna (pigment agent) yang merupakan mineral-mineral
yaitu : belerang warnanya kuning; malakit warnanya hijau; azurite warnanya biru; pirit
warnanya kuning; magatit warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya kuning
hingga coklat; hematite warnanya merah dsbnya. Ada juga mineral yang mempunyai warna
bermacam-macam dan diistilahkan allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna
(pigmen), terkurungnya sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities).
Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan
biasanya tidak hadir dalam campuran murni, unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu
permata rendah. Aneka warna batu permata ini sangat mempersona manusia sehingga

manusia memberi gelar mulia pada batu-batu itu, contoh intan yang hanya terdiri dari
satu unsur mineral yakni zat arang merupakan benda yang padat yang bersisi delapan
karena adanya zat campuran yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda : tidak
berwarna, kuning, kuning muda, agak kebiru-biruan, merah, biru agak hijau, merah jambu,
merah muda, agak kuning coklat, hitam yang dinamakan carbonado, hijau daun. Banyak
mineral hanya memperlihatkam warna yang terang pada bagian-bagian yang tipis sekali.
Mineral yang lebih besar dan tebal selalu memberi kesan yang hitam, tanda demikian antara
lain diperlihatkan oleh banyak mineral. Warna hijau muda; jika warna tersebut makin tua
berarti makin bertambah Kadar Fe didalam molekulnya. 1.1.2.5 Streak (cerat atau warna
serbuk) Kristal atau mineral yang mempunyai kekerasan kurang dari 7 jika digosokkan pada
lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu
garis yang karakteristik dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri. Pirit yang
warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam. Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam
logaman atau memberigaris merah darah Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang
berwarna terang tetapi memberi garis putih 1.1.2.6 Fracture (bidang belah) Belah adalah
kecenderungan mineral untuk membelah kearah tertentu menyusur permukaan bidang rata,
lebih spesifik lagi ia menunjukkan kearah mana ikatan-ikatan diantara atom relative lemah
dan biasanya reta-retak menunjukan arah belah. Belahan adalah rekahan menurut bidangbidang lemah yang permukaannya licin, sejajar dengan bidang yang ikatan atomnya lemah.
Contohnya mineral mika, memberikan kesan seolah-olah terdiri dari lembaran mineral.
1.1.2.7 Specific gravity (Berat Jenis) Berat jenis adalah perbandingan berat suatu material
dengan air pada volume yang sama. Semakin besar jumlah atom dan makin kompak maka
semakin besar pula berat jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan berkisar
antara 2,65 (kwarsa) dan 3,37 (olivin). Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia
dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana : 1.1.2.8 Silicate Class Merupakan
grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari
silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan
calcium. 1.1.2.9 Carbonate Class Merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2dan,termasuk calcite dan aragonite, dan siderite. carbonate terbentuk pada lingkungan laut
oleh endapan bangkai plankton. 1.1.2.10 Sulfate Class Sulfates terdiri dari anion sulfate,
SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh anhydrite, celestine ,
barite, dan gypsum . 1.1.2.11 Halide Class Halides adalah grup mineral yang membentuk
garamalami(salts)dantermasuk fluorite, halite, sylvite, dan sal ammoniac. Halides, seperti
halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic. Contoh fluoride, chloride, dan mineralmineral iodide. 1.1.2.12 Oxide Class Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan
karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga
mempengaruhi perubahan kutub magnetic bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan
permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori
pada batuan beku crust dan mantle. Contoh hematite, magnetite, chromite, spinel, ilmenite,
rutile, dan ice juga termasuk mineral-mineral hydroxide. 1.1.2.13 Sulfide Class Hampir
serupa dengan kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal
dengan sebutanemaspalsufoolsgold), chalcopyrite , pentlandite ,dangalena.Termasukjuga
selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts. 1.1.2.14
Phosphate Class berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang
umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan
tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.
1.1.2.15 Element Class Terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan

tembaga), semi-metal dan non-metal. Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti
electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides. 1.1.2.16 Organic Class Terdiri dari
substansi biogenic. Contoh whewellite,moolooite,mellite, fichtelite, carpathite,evenkite and
abelsonte (Prasetyo M, 2007) 1.1.3 Mineral Pembentuk Batuan Tidak kurang dari 2000 jenis
mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang
terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral
pembentuk batuan, atau Rock-forming minerals, yang merupakan penyusun utama batuan
dari kerak dan mantel Bumi. (Noor D,2008) Mineral pembentuk batuan dikelompokan
menjadi empat yaitu silikat, oksida, sulfida serta karbonat dan sulfat. 1.1.3.1 Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya
yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir
100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan
bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. 1. Kuarsa: ( SiO2 ) 2. Felspar Alkali:
( KAlSi3O8 ) 3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8) 4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)
(OH,F)2 5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2 6. Amfibol:
(Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH) 7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6 8. Olivin:
(Mg,Fe)2SiO4 Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah
mineral ferromagnesium. 1.1.3.1.1 Mineral ferromagnesium Umumnya mempunyai warna
gelap atau hitam dan berat jenis yang besar. Olivine: dikenal karena warnanya yang
olive. Berat jenis berkisar antara 3.27 3.37 , tumbuh sebagai mineral yang mempunyai
bidang belah yang kurang sempurna. Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam.
BD berkisar antara 3.2 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus.
Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang
berpotongan dengan sudut kira-kira 56o dan 124o yang sangat membantu dalam cara
mengenalnya. Biotite: adalah mineral mika bentuknya pipih yang dengan mudah dapat
dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 3.2.
1.1.3.1.2 Mineral non-ferromagnesium Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang
terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 3.1. Felspar:
Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan
bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah
lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan
kepada felspar adalah plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi
menjadi beberapa bagian seperti albit, anorthit, bitanit, labradorit, andesin, dan oligoklas.
Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit
mengandung Kalsium. Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni warna merah muda
dan warna ceratnya putih. Termasuk dalam mineral K-Feldspar yang memiliki bentuk kristal
monoklin. orthoclas banyak ditemukan dalam batuan beku misalnya terdapat dalam sianit.
Orthoclas yang memiliki rumus kimia KAlSi3O8 memiliki kekerasan enam dalam skala mohs
sehingga dapat mengagores apatit, banyak digunakan sebagai bahan batu perhiasan. BD.
2.57. Kuarsa: Kadang disebut silika. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan
yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti
asap atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu
atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut amethyst, merah
massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini

disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih. 1.1.3.2 Mineral oksida
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2). 1.1.3.3 Mineral Sulfida Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng
dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit
(ZnS). 1.1.3.4 Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat Merupakan persenyawaan dengan ion
(CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium
karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. 1.2 Batuan Batu yang kita kenal adalah sebuah bongkahan
keras yang terdapat dipermukaan bumi. Batu sering kita jumpai di berbagai tempat di atas
tanah ini, namun sebetulnya batu akan lebih menarik lagi jika dipelajari lebih dalam lagi,
karena batu merupakan salah satu komponen zat yang berada di kerak bumi dan mantel.
Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi
mineral. (Wikipedia,2009) Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan: kandungan mineral
yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini. tekstur batu, yaitu ukuran dan
bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu. struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di
dalam batu. proses pembentukannya. 1.2.1 Batuan Beku Igneous rock atau sering disebut
batuan beku terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan
dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari magma yang
mendingin kemudian membeku. Larutan panas magma mengandung gas, menjadikannya
lebih ringan dari batuan di sekitarnya, sehingga cenderung untuk bergerak ke atas. Ketika
bergerak ke atas melalui rekahan batuan, magma bersinggungan dengan batuan di
sekitarnya yang lebih dingin dan mulailah magma mendingin. Bila pendinginan ini terus
berlangsung maka larutan magma akan mengkristal untuk membentuk mineral, yang
kemudian menjadi batuan beku. Magma yang membeku dan menjadi batuan di bawah
permukaan, biasanya mengalami pendinginan secara perlahan-lahan, yang memberi
kesempatan membentuk mineral dengan ukuran kristal yang besar. Batuan yang terbentuk
di bawah permukaan ini disebut batuan intrusive. Contoh batuan beku plutonik ini seperti
gabbro, diorite, dan granite yang sering dijadikan hiasan rumah. Sedangkan batuan beku
vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat misalnya akibat
letusan gunung api. Magma yang menerobos hingga mencapai ke permukaan disebut lava.
Lava yang bersentuhan dengan udara atau air laut akan mendingin dan membeku dengan
cepat, sehingga tidak ada kesempatan untuk membangun kristal besar. Batuan lava
umumnya berkristal halus .sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah
basalt, andesit yang sering dijadikan pondasi rumah, dan dacite. Bila pembekuan magma
lebih cepat lagi, ia akan menjadi gelas dan disebut obsidian. Batuan yang terbentuk di atas
permukaan Bumi ini disebut sebagai batuan beku extrusive. Bila lava terus menerus keluar
bahkan ada yang terlontar ke atas permukaan akan membentuk gunung api. 1.2.2 Batuan
Sedimen Sedimentary rock atau sering disebut Batuan sediment batuan sedimen terbentuk
secara alamiah di permukaan bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat
dan mengeras menjadi batuan. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air,

angin atau es. Sebagian besar batuan sedimen memperlihatkan ciri perlapisan. Walaupun
hanya 5% kerak Bumi dibangun oleh batuan sedimen, namun 75% dari batuan yang
tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen. Batuan sedimen diklasifikasi menjadi
tiga kategori yaitu : batuan sedimen klastik, yang berasal dari fragmen-fragmen batuan
sebelumnya; batuan sedimen kimiawi (non klastik), yang terbentuk biasanya di laut atau di
danau dari presipitasi bahan mineral yang terlarut. batuan sedimen organic (non klastik),
yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya fosil
dijumpai hanya pada batuan sedimen. Yang paling umum dari batuan sedimen klastik
adalah batu pasir dan batu lempung. Batu pasir terbentuk dari pasir dan batu lempung
berasal bahan batuan yang lebih halus (lumpur atau lempung). Batu pasir dan batu lempung
terbentuk dari fragmen-fragmen yang dibawa angin, air, sungai, arus laut dan glacier. Pasir
biasanya diendapkan sebagai dunes atau bukit pasir atau sebagai endapan sungai dan
endapan pantai. Sedangkan lempung yang lebih halus cendrung berada lebih lama
mengapung di air laut dan akan mengendap pada suasana yang lebih tenang, seperti di
dasar laut dalam atau di dasar danau. Tumpukan bahan endapan ini akan membebani dan
menekan lapisan di bawahnya menjadi lebih kompak. Endapan kemudian saling merekat
membentuk batuan keras. Batuan sedimen kimiawi yang paling umum disebut sebagai
batuan evaporit, karena terbentuk dari proses penguapan air laut atau air danau. Bahanbahan batuan yang terlarut di dalam air akan mengkristal membentuk mineral seperti
gypsum dan halit. Gypsum adalah bahan mineral industri yang dipakai sabagai bahan
plester; halit adalah bahan dasar garam dapur. Yang paling umum dari batuan sedimen
organik adalah batugamping (limestone). Binatang laut seperti koral dan moluska memiliki
cangkang yang terbuat dari bahan kalsium karbonat (CaCO3). Bila binatang-binatang itu
mati, cangkangnya akan teronggok ke dasar laut dan membentuk tumpukan tebal kalsium
karbonat. Tumpukan kalsium karbonat ini akan memadat dan merekat menbentuk batu
gamping. Cangkang binatang atau tumbuhan yang terawetkan menjadi batuan ini disebut
fosil. Batubara termasuk batuan sedimen organik. 1.2.3 Batuan Metamorf Metamorphic rock
atau batuan malihan terbentuk dari batuan-batuan sebelumnya yang mengalami perubahan
mineral dan struktur akibat pengaruh tekanan dan temperatur. Pembentukan batuan
metamorf berlangsung dalam keadan padat (tanpa membentuk larutan batuan). Perubahan
mineral ini karena masing-masing mineral stabil hanya pada kondisi kisaran temperatur dan
tekanan tertentu. Bila mineral dipanaskan atau mendapat tekanan melampaui batas
kestabilannya, mineral akan berubah membentuk mineral lain dengan komposisi kimia yang
sama. Jadi, di dalam batuan metamorf tersimpan informasi sejarah temperatur dan tekanan
yang dialami batuan itu serta batuan asalnya. Batuan metamorf dapat terbentuk pada
temperatur antara 150oC hingga lebih dari 1000oC; dan dengan tekanan antara 1 kilobar
hingga lebih dari 10 kilobar. Beberapa batuan metamorf diantaranya adalah marmer
(marble), sekis (schist), serpentinit, eklogit dan filit.
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Você também pode gostar

  • Analisis Industri Minyak
    Analisis Industri Minyak
    Documento11 páginas
    Analisis Industri Minyak
    Ady Nugraha
    Ainda não há avaliações
  • Kristalografi & Mineralogi
    Kristalografi & Mineralogi
    Documento15 páginas
    Kristalografi & Mineralogi
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Hidrologi
    Hidrologi
    Documento147 páginas
    Hidrologi
    Fahroel Mou
    Ainda não há avaliações
  • Batuan
    Batuan
    Documento86 páginas
    Batuan
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Petrologi
    Tugas Petrologi
    Documento3 páginas
    Tugas Petrologi
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Petrologi Batuan Beku
    Petrologi Batuan Beku
    Documento104 páginas
    Petrologi Batuan Beku
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • 7 GeoTataLingkungan
    7 GeoTataLingkungan
    Documento31 páginas
    7 GeoTataLingkungan
    Deniyatno UH
    Ainda não há avaliações
  • Artikel Pet A Atlas Dan Globe
    Artikel Pet A Atlas Dan Globe
    Documento17 páginas
    Artikel Pet A Atlas Dan Globe
    Martin SoutihonHalomoan Sibarani
    Ainda não há avaliações
  • Makassar
    Makassar
    Documento6 páginas
    Makassar
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Deret Reaksi Bowen
    Deret Reaksi Bowen
    Documento5 páginas
    Deret Reaksi Bowen
    Wahyu
    Ainda não há avaliações
  • DefBatuan
    DefBatuan
    Documento6 páginas
    DefBatuan
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Mineral Karbonat
    Mineral Karbonat
    Documento11 páginas
    Mineral Karbonat
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii Gaya
    Bab Iii Gaya
    Documento9 páginas
    Bab Iii Gaya
    saprianto0924
    Ainda não há avaliações
  • Energi Dan Subsidi
    Energi Dan Subsidi
    Documento14 páginas
    Energi Dan Subsidi
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Pancasila 3
    Pancasila 3
    Documento10 páginas
    Pancasila 3
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Sila-Sila Pancasila
    Sila-Sila Pancasila
    Documento14 páginas
    Sila-Sila Pancasila
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Pancasila 3
    Pancasila 3
    Documento10 páginas
    Pancasila 3
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • KIMIA DASAR
    KIMIA DASAR
    Documento13 páginas
    KIMIA DASAR
    Syayidah Nuriyah
    Ainda não há avaliações
  • Ruang Dimensi Tiga
    Ruang Dimensi Tiga
    Documento122 páginas
    Ruang Dimensi Tiga
    Erni Gusti Nasution
    Ainda não há avaliações
  • Papan Gipsum Sebagai Pengganti Asbes
    Papan Gipsum Sebagai Pengganti Asbes
    Documento23 páginas
    Papan Gipsum Sebagai Pengganti Asbes
    SalsaLinaSinasa
    Ainda não há avaliações
  • Pancasila 4
    Pancasila 4
    Documento10 páginas
    Pancasila 4
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Sila-Sila Pancasila
    Sila-Sila Pancasila
    Documento14 páginas
    Sila-Sila Pancasila
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Proyeksi Isometri
     Proyeksi Isometri
    Documento12 páginas
    Proyeksi Isometri
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • KIMIA DASAR
    KIMIA DASAR
    Documento13 páginas
    KIMIA DASAR
    Syayidah Nuriyah
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Mineral
    Tugas Mineral
    Documento15 páginas
    Tugas Mineral
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3 Turunan
    Bab 3 Turunan
    Documento13 páginas
    Bab 3 Turunan
    Yasman Rianto
    100% (1)
  • Sila-Sila Pancasila
    Sila-Sila Pancasila
    Documento14 páginas
    Sila-Sila Pancasila
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Kehilangan Mu
    Kehilangan Mu
    Documento4 páginas
    Kehilangan Mu
    rederese
    Ainda não há avaliações
  • Pancasila 3
    Pancasila 3
    Documento10 páginas
    Pancasila 3
    rederese
    Ainda não há avaliações