Você está na página 1de 13

XIII.

Asuhan Kebidanan pada Infertil


8.1. Pengertian Infertil
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak hidup dengan suami yang mampu menghamilkannya. Jadi,
infertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan
dan

kelahiran

anak

hidup.

Agar

seorang

istri

dapat

hamil

dilakukan

penyelidikan pada pasangan infertil.


Lamanya waktu penyelidikan yang diperlukan untuk menghasilkan
kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam 1 bulan pertama, 57,0%
dalam 3 bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan dan 93,4% dalam
24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah
2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan,
makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru
menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak
itu telah dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.
8.2. Etiologi
Penyebab infertilitas pada perempuan dan laki laki adalah sebagai berikut :
1. Penyebab kemandulan pada perempuan.
Gangguan yang paling sering dialami perempuan mandul adalah gangguan
ovulasi. Bila ovulasi tidak terjadi maka tidak akan ada sel telur yang bisa
dibuahi. Salah satu tanda wanita yang mengalami gangguan ovulasi adalah
haid yang tidak teratur dan haid yang tidak ada sama sekali.
Gangguan lain yang bisa menyebabkan kemandulan pada wanita adalah :
a.

Tertutupnya lubang saluran tuba yang disebabkan oleh karena infeksi,


endometriosis dan operasi pengangkatan kehamilan ektopik.

b.

Gangguan fisik rahim.

c.

Umur.

d.

Stress.

e.

Kurang gizi.

f.

Terlalu gemuk dan terlalu kurus.

g.

Merokok.

h.

Alkohol.

i.

Penyakit menular seksual.

j.

Gangguan kesehatan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan


hormon.

2. Penyebab Kemandulan pada Laki Laki


a. Gangguan pada pabrik sperma, sehingga sel sperma yang dihasilkan
sedikit atau tidak sama sekali.
b. Gangguan pada sel sperma untuk mencapai sel telur dan membuahinya.
Masalah ini biasanya disebabkan oleh karena bentuk sperma yang tidak
normal sehingga pergerakannyapun tidak normal.
Penyebab risiko kemandulan pada laki laki :
a. Suka minum alkohol.
b. Suka menggunakan narkoba.
c. Polusi udara.
d. Merokok.
e. Masalah kesehatan lainnya.
f. Obat obatan yang tidak jelas.
g. Penggunaan radiasi dan kemoterapi untuk pengobatan kanker.
h. Umur.
8.3. Pemeriksaan Infertilitas
Pemeriksaan infertilitas dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, yaitu :
1. Uji Pascasenggama
Walaupun uji Sims Huhner atau uji pascasenggama telah lama dikenal di
seluruh dunia, tetapi ternyata nilai kliniknya belum diterima secra seragam.
Salah satu penyebabnya adalah karena belum adanya standarisasi cara
melakukannya.

Kebanyakan peneliti sepakat untuk melakukannya pada

tengah siklus haid, yang berarti 1 - 2 hari sebelum meningkatnya suhu basal
badan yang diperkirakan. Akan tetapi, belum ada kesepakatan berapa hari
abstinensi

harus

dilakukan

sebelumnya,

walaupun

kebanyakan

menganjurkan 2 hari. Demikian pula belum terdapat kesepakatan kapan


pemeriksaan itu dilakukan setelah senggama. Menurut kepustakaan, ada
yang melakukannya setelah 90 detik sampai setelah 8 hari. Sebagaimana
telah diuraikan, spermatozoa sudah dapat dampai pada lendir serviks
segera setelah senggama, dan dapat hidup di dalamnya sampai 8 hari.
2

Menurut Denezis uji pascasenggama baru dapat dipercaya kalau dilakukan


dalam 8 jam setelah senggama. Perloff melakukan penelitian pada golongan
fertil dan infertil, dan berkesimpulan tidak ada perbedaan hasil yang antara
kedua golongan itu kalau pemeriksaannya dilakukan lebih dari 2 jam setelah
senggama. Jika kesimpulan ini benar, maka uji pascasenggama dilakukan
secepatnya setelah senggama. Davajan menganjurkan 2 jam setelah
senggama, walaupun penilaian secepat itu tidak akan sempat menilai
ketahanan hidup spermatozoa dalam lendir serviks.
2. Histeroskopi
Histeroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang sebelumnya telah
digelembungkan dengan media dekstran 32%, glukosa 5%, garam fisiologik,
atau gas CO2.
Dalam infertilitas, pemeriksaan histeroskopi dilakukan apabila terdapat :
a. Kelainan pada pemeriksaan histerosalpingografi.
b. Riwayat abortus habitualis.
c. Duaan adanya mioma atau polip submukosa.
d. Perdarahan abnormal dari uterus.
e. Sebelum dilakukan bedah plastik tuba, untuk menempatkan kateter
sebagai splint pada bagian proksirnal tuba.
3. Pemeriksaan Hormonal
Hasil pemeriksaan hormonal dengan RIA harus selalu dibandingkan dengan
nilai normal masing masing laboratorium.
Pemeriksaan FSH berturut turut untuk memeriksa kenaikan FSH tidak
selalu mudah, karena perbedaan kenaikannya tidak sangat nyata, kecuali
pada tengah tengah siklus haid ( walaupun masih kurang nyata
dibandingkan dengan puncak LH ). Pada fungsi ovarium tidak aktif, nilai FSH
yang

rendah

sampai

normal

menunjukkan

kelainan

pada

tingkat

hipotalamus atau hipofisis. Sedangkan nilai yang tinggi menunjukkan


kelainan primernya pada ovarium.
4. Sitologi Vaginal Hormonal
Sitologi vagina hormonal menyelidiki sel sel yang terlepas dari selaput
lendir vagina, sebagai pengaruh hormon hormon ovarium (estrogen dan
3

progesteron).

Pemeriksaan

ini

sangat

sederhana,

mudah

dan

tidak

menimbulkan nyeri, sehingga dapat dilakukan secara berkala pada seluruh


siklus haid.
Tujuan pemeriksaan sitologi vagina hormonal ialah :
a.

Memeriksa pengaruh estrogen dengan mengenal perubahan sitologik


yang khas pada fase proliferasi.

b.

Memeriksa adanya ovulasi dengan mengenal gambaran sistologik pada


fase luteal lanjut.

c.

Menentukan saat ovulasi dengan mengenal gambaran sitologik ovulasi


yang khas.

d.

Memeriksa

kelainan fungsi ovarium

pada

siklus haid yang tidak

berovulasi.
8.4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Infertil
1. Pada Perempuan
a. Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium yang
menyebabkan :
1. Kegagalan ovulasi.
2. Kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi dan sekresi.
3. Sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi sperma.
4. Kegagalan gerakan ( motilitas ) tuba falopii yang menghalangi
spermatozoa mencapai uterus.
b. Sumbatan
Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab untuk kira kira sepertiga
:
dari penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan
1. Kelainan kongenital.
2. Penyakit radang pelvis umum, misalnya apendisitis dan peritonitis.
3. Infeksi tractus genitalis yang naik, misalnya gonore.
c. Faktor Lokal
Keadaan keadaan seperti :
1. Fibroid uterus, yang menghambat implantasi ovum.
2. Erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak
sperma.

3. Kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang menhalangi


pertemuan sperma ayau ovum.
2. Pada Laki Laki
a. Gangguan Spermatogenesis
Analisis cairan seminal dapat mengungkapkan :
1. Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter cairan seminel.
2. Jumlah spermatozoa yang abnormal lebih dari 40% yang berupa defek
kepala ( caput ) atau ekor ( cauda ) yang spesifik. Keadaan ini mungkin
karena adanya aplasia sel germinal, pengelupasan, atau suatu defek
kongenital, atau beberapa penyebab yang tidak dapat ditetapkan.
3. Cairan seminal yang diejakulasikan kurang dr 2 ml.
4. Kandungan kimia cairan seminal tidak memuaskan, misalnya kadar
glukosa, kolesterol, atau enzim hialuronidase abnormal dan pH nya
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
b. Obstruksi
1. Sumbatan ( oklusi ) kongenital duktus atau tubulus.
2. Sumbatan duktus atau tubulus yang disebabkan oleh penyakit
peradangan ( inflamasi ) akut atau kronis yang mengenai membran
basalais atau dinding otot

tubulus seminiferus, misalnya orkitis,

infeksi prostat, infeksi gognokokus. Penyakit ini merupakan penyebab


yang paling umum pada infertilitas pria.
c. Ketidakmampuan Koitus atau Ejakulasi
1. Faktor faktor fisik, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis
sperti pada priapismus atau penyakit Peyronie.
2. Faktor faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi.
3. Alkoholisme kronik.
d. Faktor Sederhana
Kadang kadang faktor faktor sederhana seperti memakai celana jeans
ketat, mandi dengan air terlalu panas, atau berganti lingkungan ke iklim
tropis

dapat

menyebabkan

keadaan

luar

menguntungkan untuk produksi sperma yang sehat.

panas

yang

tidak

8.5. Masalah yang Timbul pada Infertilitas


1. Masalah air mani pada laki laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung
gelas bersih yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3
5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien
sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan.
Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang biasanya
mengandung

zat

spermatisid,

akan

mengelirukan

penilaian

motilitas

spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a. Koagulasi dan likuefaksi.
b. Viskositas.
c. Rupa dan bau.
d. Volume.
e. PH.
f. Fruktosa.
2. Masalah Serviks pada Perempuan
Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam
reproduksi manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada
tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan serviks dengan
infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks pascasenggama, dan
melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian Huhrer
memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan
siklus haid.
Serviks biasanya mengarah ke bawah belakang, sehingga berhadapan
langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu
memungkinkannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada
forniks posterior.
Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan lekukan seperti kelenjar yang
mengeluarkan lendir, sebagian dari sel sel epitelnya mempunyai silia yang
mengalirkan

lendir

memungkinkan

serviks

ditimbun

ke

dan

vagina.

Bentuk

dipeliharanya

servikalis

spermatozoa

seperti

itu

motil

dari

kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya penyampaian spermatozoa


ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
6

8.6. Manajemen Kebidanan pada Infertil


1. Air Mani yang Abnormal
Air mani disebut abnormal kalau pada tiga kali pemeriksaan berturut turut
hasilnya tetap abnormal. Nasihat terbaik bagi pasangan dengan air mani
abnormal adalah melakukan senggama berencana pada saat saat subur
istri.
Adapun air mani abnormal yang masih dapat diperbaiki itu kalau disebabkan
oleh

varikokel,

sumbatan,

infeksi,

defisiensi

gonadotropin

atau

hiperprolaktinemia.
2. Verikokel
Motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu terdapat pada pria dengan
varikokel. Menurut McLeod, motilitas spermatozoa yang kurang itu dapat
ditemukan pada 90% pria dengan verikokel, sekalipun hormon gonad dan
varikokelektomi tidak berhubungan dengan besar kecilnya varikokel. Adanya
varikokel

disertai

motilitas

spermatozoa

yang

kurang

hampir

selalu

dianjurkan untuk dioperasi. Kira kira dua pertiga pria dengan varikokel
yang dioperasi akan mengalami perbaikan dlaam motilitas spermatozoanya.
3. Sumbatan Vasdifferen
Pria yang tersumbat vasnya akan mempertunjukkan azoospermia, dengan
besar testikel dan kadar FSH yang normal. Dua tanda terakhir ini sangat
konsisten untuk spermatogenesis yang normal. Operasi vasoepididimostomi
belum memuaskan hasilnya. Walaupun 90% dari ejakulasinya mengandung
spermatozoa, akan tetapi angka kehamilannya berkisar 5 30%.
4. Infeksi
Infeksi akut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau merusak jaringan
testis, sehingga pria yang bersangkutan menjadi steril. Akan tetapi infeksi
yang menahun mungkin hanya menurunkan kualitas spermatozoa \, dan
masih dapat diperbaiki menjadi seperti semula dengan pengobatan. Air
mani yang selalu mengandung banyak lekosit, apalgi kalau disertai gejala
disuria, nyeri pada waktu ejakulasi, nyeri punggung bagian bawah, patut
diduga karena infeksi menahun traktus genitalis.
Klimakterium hampir sama dengan menopause yakni masa yang berawal dari akhir
tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita di usia 40
65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan
vegetatif. Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasimotorik dapat
muncul sebagai gejolak panas ( hot flushes ), mengeluarkan banyak keringat,
7

merasa kedinginan, sakit kepala, bising telinga, jantung berdebar-debar, gangguan


pernapasan, jari-jari atrofi dan gangguan usus. Gangguan psikis ditandai dengan
perubahan mood dan perasaan sensitif, mudah tersinggung, depresi, kelelahan,
semangat berkurang dan insomnia. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau
amenorrhea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium uretra, inkontinesia urin,
disuria, desensus, prolaps, penyakit kulit klimakterik, osteoporosis, arthritis,
oterosklerosis, skerosis koroner dan adipositas.
Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang
wanita sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif
dan kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi
pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur
40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur
kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause,
keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila
kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.Menopause
adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan
hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu titik waktu dalam masa
tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa 3-5
tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan kadangkadang hipertiroid.Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul
pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause. Sindrom klimaterik
endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin
(FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara menyeluruh, meliputi
aspek fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit yang berkaitan
dengan sistem reproduksi dan fungsinya. Kesehatan reproduksi bukan hanya
membahas masalah kehamilan atau persalinan, tetapi mencakup seluruh siklus
kehidupan wanita yang salah satunya adalah masa menopause, yaitu suatu masa
yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium (lanjut
usia), yaitu pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000). Pada usia ini akan banyak muncul
masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan
peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Umur Harapan Hidup (UHH)
orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup wanita adalah 67 tahun dan
pria 63 tahun (yminti online, 2007).
dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas
didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan
psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri,
gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku.Gangguan mata : mata terasa kering
dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat
kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat
atropi pada alat kelamin.
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Penyakit jantung koroner : Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kadar
kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang
meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita. Kepikunan (Dimensia
tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen mempengaruhi susunan syaraf
8

pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi, kehilangan ingatan pada


peristiwa jangka pendek
1.

Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium
adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke
periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai
akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini
dapat berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi
reproduksi wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
a. Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
b. Menopause adalah henti haid seorang wanita.
c. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause (kartini
kartono.1992)
Praklimakterium merupakan mirip dengan pra pubertas, dimana pada
pubertas kedua muncul tingkah laku yang lucu-lucu, aneh-aneh, janggal dan tidak
pada tempatnya. Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun pada siang hari
menggunakan rok panjang merah, denganperhiasan emas warna-warni, make up
berlebihan. Kemudian, meningkatkan rangsangan seksual yang menimbulkan nafsu
yang besar untuk berhubungan seksual dan kegairahan yang menyalanyala. Mengingkari ketuaannya agar tampak masih remaja.
Manifestasi individual periode klimakterium dipengaruhi oleh kepribadian
masing-masing individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik akan
memapu mengkompensasi gangguan fisiologis dan psikis dalam bentuk perbuatanperbuatan ynag intelek yaitu mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi
gangguan psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan yang inteligen,
produktif dan kreatif.
Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan
vegetatif yaitu:
a. Terjadi perubahan pada ovariumseperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya
jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid seks. Lalu henti haid.
b. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
Gangguan gangguan pada klimakterium :
1) Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul
sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak,rasa kedinginan, sakit kepala,
desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas,
jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2) Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan,
semangat berkurang, dan susah tidur.
3) Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pulakolpitis
atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis,sclerosis koroner,
dan adipositas.
4) Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi,
afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa
hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
B. PENGERTIAN
9

1. Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita
sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan
sampai masa non-reproduktif. Masa-masa klimakterium :
a. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik
sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun
maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
b. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa
klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik
waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
c. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hipergonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan
sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk
menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara
hipotalamus hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum . Kemudian
turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari
kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan
yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun
sesudah menopause. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir
klimakterium, tetapi dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun
sebelum menopause berdasarkan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan
kadar hormone gonadotropin naik), dan gejala-gejala klinis.
Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen
dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran klinis dari defesiensi
estrogen dapat berupa gangguan siklus haid, gangguan neurovegetatif, gangguan
psikis dan gangguan somatic.
1. Gangguan siklus haid: perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore,
dan hipermenore.
2. Gangguan nerovegetatif: gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-jari
atrofi, gangguan usus ( meteorismus ).
3. Gangguan psikis: mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah
tidur.
4. Gangguan somatic: infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosis,
afipositas, kolpitis, ektropium uretra, inkontinensia urin, disuria, desnsus, prolaps,
penyakit kulit klimakterik, dispareumia artritis, sklerosis koroner, adipositas, gejala
endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar
estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan keadaan senium,
dan gejala-gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian, lamanya
klimakterium 13 tahun.
10

2. Menopause
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai
berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang
wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah
menopause inilah yang sering disebut sebagai masa senja atau masa
klimakterium.
Sebenarnya menopause bukan merupakan masalah patologis tetapi merupakan
masalah fisiologis yang dialami setiap wanita di dunia tetapi sangat mengganggu
kebahagiaan sebuah keluarga dan wanita itu sendiri. Di dalam pengalaman
hidupnya, seorang wanita akan mengalami perubahan-perubahan alamiah ini.
Namun proses alamiah ini berbeda pada setiap wanita menopause. Ada yang
melewatinya tanpa merasa terganggu, namun sebagian besar wanita menopause
melalui perubahan alamiah ini dengan cobaan yang berat, gangguan fisik dan
tekanan psikis yang menekan. Hal ini disebabkan karena berhentinya produksi
estrogen dan menurunnya daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Pada usia sekitar 45
tahun, hanya tinggal beberapa folikel primordial yang akan dirangsang oleh LH dan
FSH dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel
primordial mencapai nol. Ketika produksi estrogen turun dibawah nilai kritis,
estrogen tidak lagi dapat menghambat produksi dari FSH dan LH, juga tidak dapat
merangsang lonjakan LH dan FSH ovulasi untuk menimbulkan siklus osilasi.
Sebaliknya, FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi sesudah menopause dalam
jumlah besar dan kontinyu. Estrogen diproduksi dalam jumlah di bawah nilai kritis
untuk jangka waktu yang singkat sesudah menopause, tetapi setelah beberapa
tahun, ketika folikel primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh
ovarium turun menjadi hampir nol.
Pada saat menopause, seorang wanita harus menyesuaikan kembali kehidupannya
dari kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan
progesterone menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormone-hormon tersebut.
Hilangnya estrogen seringkali menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang
bermakna pada fungsi tubuh, termasuk:
a. Rasa panas yang ditandai dengan kemerahan kulit yang ekstrem,
b. Sensasi psikis dari dispnea,
c. Gelisah,
d. Letih,
e. Ansietas,
f. Kadang-kadang keadaan psikotik yang bermacam-macam, dan
g. Penurunan kekuatan dan klasifikasi tulang diseluruh tubuh,
kira-kira pada 15 % wanita, gejala-gejala ini cukup berat sehingga membutuhkan
perawatan. Jika psikoterapi gagal, pemberian estrogen sehari-hari dalam jumlah
kecil akan dapat meredakan gejala, dan bila secara perlahan-perlahan dosisnya
diturunkan, wanita pascamenopause tersebut cenderung dapat menghindari gejala
yang berat.
C. TANDA-TANDA AWAL KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1. Tanda Awal Klimakterium
Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif,
yaitu, terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah,
11

berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, lalu henti haid.
Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
2. Tanda Awal Menopause
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa
tua, mudah tersinggung, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa
memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng.
Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga
merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan
keluarga dan orang lain.
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah
kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit
mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.
Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit
menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi
lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang
semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa
obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering,
lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi
kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk
dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid.
Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos
dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.
D. GANGGUAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1. Gangguan pada klimakterium
Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul
sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala,
desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas,
jari-jari atrofi dan gangguan usus.
Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan,
semangat berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid
atau amenorea, mencakup pulakolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis,
atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan adipositas.
Kelainan haid sering juga terjadi pada pramenopause. Kelainan tersebut dapat
bersifat oligomenorea, atau polimenorea. Sering juga banyaknya darah waktu haid
berubah, sehingga dapat terjadi hipomenorea atau hipermenorea. Yang paling
mengganggu adalah metroragia yang disebabkan oleh tidak lagi teraturnya ovulasi
dalam pramenopause, jadi siklus sering bersifat anovulatoar yang dapat
menimbulkan perdarahan disfungsional. Dalam hal ini endometrium yang
dipengaruhi oleh estrogen tanpa pengaruh progesterone member gambaran
hyperplasia glandularis sistika. Metroragia ini paling sering terjadi dalam tahuntahun terakhir pramenopause.
2. Gangguan menopause
a. Menopause premature
12

b. Terhentinya haid pada umur 40 tahun


c. Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin
d. Menopause terlambat
e. Berhentinya haid setelah umur 55 tahun
f. Kelainan organic pada masa menopause
g. Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone
memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam
bentuk perdarahan disfungsional semakin meningkat, terjadi perubahan alat
genetalia menjadi tumor jinak, mioma uteri, polip endometrial, dan polip servikal,
karsinoma korpus uteri, keganasan payudara.
E. MANAJEMEN KEBIDANAN PADA LIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
Bagaimana bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti
dikemukakan bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan
estrogen tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian
substitusi hormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karenanya
bidan dapat mengambil langkah untuk melakukan anjuran pada wanita dengan
keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas. Bidan
berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli. Setelah pengobatan,
bidan dapat meneruskan pengawasan.
Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium:
1. Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan
cukup serat ).
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen, seperti :
a. Isoflavon, terdapat pada kacang-kacangan,
b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran,
c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan
kadar gula rendah dan tidak berlebihan.
3. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.
4. Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).

13

Você também pode gostar