Você está na página 1de 7

Jenis

Pemerikasaan Keuangan

Pemeriksaan Kinerja

Tujuan

Memberikan keyakinan yang


memadai (reasonable
assurance) apakah laporan
keuangan telah disajikan
secara wajar, dalam semua hal
yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia

Menilai tingkat ekonomi, efisiensi,


dan efektivitas dalam penggunaan
sumber daya untuk mencapai
tujuan.

Objek

Laporan Keuangan

Proses

Program/kegiatan/organisasi dalam
rangka pengelolaan keuangan
negara.
1. Perencanaan Pemeriksaan
Perencanaan pemeriksaan terdiri
dari lima tahap, yaitu:
a. Pengidentifikasian masalah
b. Penentuan area kunci
c. Penentuan objek, tujuan, dan
lingkup pemeriksaan
d. Penetapan kriteria
pemeriksaan
e. Penyusunan program
pemeriksaan dan program
kerja perorangan

1. Perencanaan pemeriksaan
a. Pemahaman
Tujuan
Pemeriksaan dan Harapan
Penugasan
b. Pemenuhan
Kebutuhan
Pemeriksa
c. Pemahaman atas Entitas
d. Pemantauan Tindak Lanjut
Hasil
Pemeriksaan
Sebelumnya
e. Pemahaman atas Sistem
Pengendalian Intern
f. Pemahaman dan Penilaian
Risiko
g. Penetapan Materialitas Awal 2. Pelaksanaan Pemeriksaan
dan Kesalahan Tertolerir
Kegiatan yang dilakukan dalam
h. Penentuan Metode Uji Petik
tahap pelaksanaan pemeriksaan
i. Pelaksanaan
Prosedur
meliputi:
Analitis Awal
a. Memeroleh dan menguji data
j. Penyusunan
Program
untuk menjawab tujuan
Pemeriksaan dan Program
pemeriksaan;
Kegiatan Perseorangan.

Pemeriksaaan dengan
Tujuan Tertentu
Memberikan simpulan atas
suatu hal yang diperiksa.

Subjek

2. Pelaksanaan pemeriksaan
Pelaksanaan Pengujian Analitis
Terinci
a. Pengujian Sistem
Pengendalian Intern
b. Pengujian Substantif Atas
Transaksi & Saldo Akun
c. Penyelesaian Penugasan
d. Penyusunan Konsep Temuan
Pemeriksaan
e. Perolehan Tanggapan Resmi
& Tertulis
f. Penyampaian Temuan
Pemeriksaan.
3. pelaksanaan pemeriksaan
Penyusunan Konsep Laporan

1. Tahap Perencanaan :
a. Pemahaman tujuan
dan harapan
penugasan
b. Pemahaman entitas
c. Penilaian risiko dan
SPI
d. Penetapan kriteria
pemeriksaan
e. Penyususnan
program pemeriksaan
dan program kerja
perorangan

2. Tahap Pelaksanaan :
a. Pengumpulan dan
analisis bukti
b. Penyusunan temuan
pemeriksaan
c. Penyampaian temuan
b. Menyusun dan menyampaikan
pemeriksaan kepada
konsep temuan pemeriksaan;
entitas
c. Memeroleh tanggapan resmi
dan tertulis atas konsep
3. Tahap pelaporan
temuan pemeriksaan; dan
pemeriksaan :
d. Menyampaikan temuan
a. Penyusunan konsep
pemeriksaan.
laporan hasil
pemeriksaan
3. Pelaporan pemeriksaan
b. Perolehan tanggapan
Kegiatan yang dilakukan pada
dan tindakan
tahap pelaporan adalah:
perbaikan yang
a. Penyusunan konsep laporan
direncanakan
hasil pemeriksaan
c. Penyusunan konsep
b. Perolehan tanggapan atas
akhir dan
rekomendasi
penyampaian laporan
c. Penyusunan dan penyampaian
hasil pemeriksaan
laporan hasil pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan
a. Penyampaian Konsep
Laporan Hasil Pemeriksaan
Kepada Pejabat Entitas Yang
Berwenang,
b. Pembahasan Konsep
Laporan Hasil Pemeriksaan
Dengan Pejabat Entitas Yang
Berwenang
c. Perolehan Surat Representasi
d. Penyusunan Konsep Akhir
e. Penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan.

2. Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat


kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. (Pasal 16 UU N0.15 Tahun 2004)
Kriteria opini:
1) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,
2) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures),
3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
4) efektivitas sistem pengendalian intern.
Jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa ( UU No. 15 Tahun 2004) , yakni:
1. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),
2. Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
3. Opini tidak wajar (adversed opinion), dan
4. Pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion).
3. Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan.
Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan
penggolongan besar sebagai berikut ini:
a. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang
entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama
periode tertentu
b. Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang
seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
c. Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas
dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu
d. Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen- komponen
aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang semestinya.
e. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponenkomponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan
semestinya.
5. Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditor untuk mendukung
argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian
antara kondisi dengan kriterianya.
a. Bukti Pengujian Fisik

Bukti pengujian fisik (dalam beberapa buku disebut sebagai bukti fisik) adalah, bukti yang
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata kepala auditor sendiri menyangkut harta
berwujud.
Pengamatan langsung oleh auditor dilakukan dengan cara
a. inventarisasi fisik (dikenal pula dengan sebutan opname)
b. inspeksike lapangan (on the spot).
Pengamatan fisik dapat dilakukan untuk meyakinkan mengenai keberadaan (kuantitatif) dan
mutu (kualitatif) dari aktiva berwujud.
b. Bukti dokumen pada umumnya berbentuk lembaran-lembaran kertas,baik berdiri sendiri
maupun digabungkan. Merupakan Bukti audit yang paling banyak ditemui oleh auditor.
Dilihat dari sumbernya, bukti dokumen dapat berupa:
a. Bukti intern yang aslinya telah diserahkan ke pihak ketiga (antara lain bukti kas masuk,
surat setoran pajak daerah).
b. Bukti ekstern yang aslinya ada di auditi (antara lain bukti kas keluar, faktur pembelian
barang, kuitansi dari pemborong).
c. Bukti yang didapat auditor langsung dari pihak ketiga (antara lain jawaban konfirmasi).
d. Bukti audit yang masih disimpan auditi (antara lain anggaran, prosedur, tembusan
dokumen).
Dalam bukti dokumen termasuk juga bukti catatan. Bukti catatan adalah bukti yang berbentuk
buku-buku atau catatan yang sengaja dibuat untuk kepentingan auditi. Bukti dokumen
digunakan sebagai sumber pencatatan (buku-buku), atau sebaliknya dari catatan (bukubuku)
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan dokumen.
c. Bukti analisis adalah bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan analisis atau
mengolah lebih lanjut data auditi dan data lain yang berkaitan dengan auditi.
Bukti analisis hanya memberikan petunjuk mengenai kecenderungan suatu kejadian, sehingga
untuk membuktikan terjadi atau tidaknya harus didalami dengan perolehan jenis bukti yang
lain. Termasuk dalam bukti analisis adalah bukti analisis dan bukti perhitungan. Bukti
perhitungan adalah bukti yang didapat atau dihasilkan dari perhitungan yang dilakukan oleh
auditor sendiri. Perhitungan yang dilakukan oleh auditor digunakan antara lain untuk menguji
perhitungan yang telah dibuat oleh auditi.
d. Bukti keterangan adalah bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain (baik dari pihak auditi
maupun pihak ketiga) berdasarkan pertanyaan atau informasi tertentu yang diminta oleh
auditor. Termasuk bukti keterangan adalah bukti kesaksian, bukti lisan, dan bukti spesialis
(ahli).
Bukti kesaksian adalah bukti peyakin yang didapat dari pihak lain karena diminta oleh
auditor. Peyakin maksudnya adalah untuk mendukung bukti-bukti lain yang telah didapatkan
oleh auditor.
Bukti lisan adalah bukti yang didapat oleh auditor dari orang lain melalui pembicaraan secara
lisan. Orang lain tersebut mungkin berasal dari luar auditi maupun dari pihak auditi sendiri.
Dalam hal memperoleh bukti lisan, auditor harus mencatat (menuangkan dalam kertas kerja)
dengan seksama termasuk nara sumbernya.
Bukti spesialis adalah bukti yang didapat dari tenaga ahli, baik seorang pribadi maupun
instansi atau institusi yang memiliki keahlian yang kompeten dalam bidangnya.

6. Teknik Audit adalah cara yang dipergunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti. Berikut ini
adalah teknik-teknik audit yang umum digunakan:
Teknik Audit untuk Bukti Pengujian Fisik
Observasi/pengamatan = peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara hati-hati, ilmiah,
dan berkesinambungan selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau
masalah. Teknik ini sering dilakukan dari jarak jauh dan tanpa disadari oleh pihak yang
diamati. Observasi banyak mengandalkan panca indera, kecermatan dan pengetahuan
auditor.
Inventarisasi atau opname = pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang, menilai
kondisinya (rusak berat, rusak ringan, atau baik), dan membandingkannya dengan saldo
menurut buku (administrasi), kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila
ada.
Inspeksi= meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazim pula disebut on the spot
inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti. Inspeksi sering dilakukan mendadak dan
biasanya tidak diikuti dengan pembuatan suatu berita acara (BA).
Teknik Audit untuk Bukti Dokumen
Verifikasi adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan,
kesahihan, pembukuan, kepemilikan, dan eksistensi suatu dokumen.
Cek adalah menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu, dengan teliti.
Uji atau test adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-hal yang esensial atau penting.
Footing adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari atas ke bawah
(vertikal). Footing dilakukan terhadap data yang disediakan oleh auditi. Tujuan teknik audit
footing adalah untuk menentukan apakah data atau laporan yang disediakan auditi
dapatdiyakini ketepatan perhitungannya.
Cross Footing adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari kiri ke kanan
(horizontal). Sama halnya dengan teknik audit footing, cross footing dilakukan terhadap
perhitungan yang dibuat oleh auditi.

Vouching adalah menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumen dari pencatatan
menuju kepada adanya bukti pendukung (voucher); atau menelusur mengikuti
ketentuan/prosedur yang erlaku dari hasil menuju awal kegiatan. Vouching hanya mengecek
adanya bukti (voucher) tetapi belum meneliti isinya (substantif).
Trasir atau Telusur adalah teknik audit dengan menelusuri suatu bukti transaksi/kejadian
(voucher) menuju ke penyajian/informasi dalam suatu dokumen. Teknik audit trasir
merupakan cara perolehan bukti dengan arah pengujian yang terbalik dari teknik audit
vouching.
Scanning adalah penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti, untuk
menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi/data.
Rekonsiliasi adalah mencocokkan dua data yang terpisah, mengenai hal yang sama yang
dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda. Tujuan teknik audit rekonsiliasi adalah
untuk memperoleh jumlah yang seharusnya atau jumlah yang benar mengenai suatu hal
tertentu.

Teknik Audit untuk Bukti Analisis


Analisis adalah memecah/mengurai data/informasi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil atau
bagian-bagian, sehingga dapat diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting yang
tersembunyi.
Dari hasil analisis ini diketahui adanya kekurangan, kecenderungan, dan kelemahan yang perlu
diperhatikan. Analisis tersebut antara lain dalam bentuk:

a. Analisis Rasio
Bentuk-bentuk analisis rasio misalnya rasio perputaran persediaan (inventory turnover) dan
ratio keuntungan (rentability ratio).
b. Analisis Statistik
Teknik analisis ini menggunakan teknik-teknik penghitungan statistik untuk melihat ratarata, korelasi, kecenderungan maupun kesimpulan-kesimpulan lain yang dapat disimpulkan
dari satu atau beberapa kelompok data.
c. Perbandingan dengan instansi/unit kerja lain yang diketahui oleh auditor.
Teknik analisis ini dalam ilmu manajemen sering disebut sebagai benchmarking yaitu
membandingkan kinerja suatu instansi dengan instansi lain yang sejenis.
Evaluasi adalah cara untuk memperoleh suatu simpulan atau pandangan/penilaian, dengan
mencari pola hubungan atau dengan menghubungkan atau merakit berbagai informasi yang
telah diperoleh, baik informasi/bukti intern maupun ekstern. Evaluasi dapat dilaksanakan
dengan menyusun bagan arus (flowchart) dan melaksanakan walkthrough test.
Walkthrough test yaitu melakukan pengujian dengan mengikuti proses suatu transaksi yang
disampel untuk mengevaluasi sesuai atau tidaknya proses yang dilaksanakan dengan sistem dan
prosedur yang ditentukan, hingga akhir prosesnya.
Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatu permasalahan melalui
penjabaran, penguraian, atau penelitian secara mendalam.
Pembandingan adalah membandingkan data dari satu unit kerja dengan unit kerja yang lain,
atas hal yang sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang berbeda,
kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik pembandingan ini umumnya digunakan sebelum
teknik analisis.
Teknik Audit untuk Bukti Keterangan
Konfirmasi adalah memperoleh bukti sebagai peyakin bagi auditor, dengan cara
mendapatkan/meminta informasi yang sah dari pihak yang relevan, umumnya pihak di luar
auditi.
Konfirmasi dapat dilakukan dengan lisan yaitu dengan wawancara langsung kepada pihak yang
bersangkutan, atau dapat dilakukan secara tertulis dengan mengirimkan surat konfirmasi.
Pada konfirmasi tertulis, terdapat dua teknik konfirmasi, yakni:
Konfirmasi positif yaitu konfirmasi yang harus dijawab secara tertulis oleh pihak luar
tersebut mengenai data yang diminta.
Konfirmasi negatif yaitu konfirmasi yang meminta jawaban tertulis bila data yang
dikonfirmasikan berbeda/salah, dan tidak perlu dijawab apabila data yang dikonfirmasikan
telah sama/benar dengan data yang bersangkutan.
Permintaan informasi (inquiry) dapat dilakukan untuk menggali informasi tertentu dari
berbagai pihak yang berkompeten. Pihak yang kompeten bisa berarti pegawai atau pejabat
auditi yang berkaitan dengan permasalahan atau pihak ketiga, termasuk para spesialis atau
profesional suatu bidang ilmu.
Teknik ini dapat dilakukan dengan mengajukannya secara tertulis maupun secara lisan.
Permintaan informasi secara tertulis dapat dilakukan dengan:
a. kuesioner (questioner)

b. menulis surat permintaan informasi, atau


c. nota permintaan informasi.
Wawancara adalah upaya memperoleh informasi/data melalui lisan yang lebih bersifat
menggali informasi/data dari pihak yang relevan.
7. Prosedur Audit = Dalam pelaksanaan audit, auditor harus melakukan pengumpulan bukti ,
prosedur audit merupakan urutan langkah yang harus ditempuh auditor saat melakukan audi
dalam rangka memperoleh bukti.
Prosedur audit akan memberikan petunjuk atau perintah kepada tim audit mengenai apa yang
harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan audit
8. Program Kerja Audit (PKA) adalah rancangan prosedur dan teknik audit yang disusun secara
sistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh auditor, dalam kegiatan audit untuk mencapai
tujuan audit.
9. Kertas Kerja Audit (KKA) adalah catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor mengenai
bukti-bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang diterapkan, serta
simpulan-simpulan yang dibuat selama melakukan audit
10. Hubungan antara asersi sampai dengan PKA-KKA
Organisasi Pemeriksa di Indonesia
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instansiinstansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah,
sehingga diharapkan dapat bersikap independen.
Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional
Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan Daerah.
2. Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu
manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka,
yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta
organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan
melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Arens & Loebbecke dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu yang diadaptasi oleh Amir Abadi
Jusuf, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:
Auditor Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik
Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan
hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak(Karikpa).

Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa adalah melakukan audit


terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan
perpajakan.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. BPK berkedudukan di Ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
Susunan BPK terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap
anggota, dan 7 (tujuh) orang anggota.
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha
Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan negara.
Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu.
BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan, BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara
tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan paling lama 1 (satu)
bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut.

Você também pode gostar