Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Kelompok 4 :
1. ACE ASNAWELIS
2. BASREFNALDI
3. SYAHRIL MULDEPIT
4. TOTA PAKPAHAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai
negara
berkembang,
Indonesia
melaksanakan
segala
Nomor
15
Tahun
2006
tentang
Badan
Pemeriksa
Keuangan.
Berdasarkan
Peraturan
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik
yang
memadai
(reasonable
assurance)
apakah
laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
Pada paper ini penulis akan membahas khusus pemeriksaan
keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI dalam pengelolaan dan
Standar
Pemeriksaan
02
Standar
Pelaksanaan
Pemeriksaan Keuangan
3. Pernyataan Standar Pemeriksaan 03 Standar Pelaporan Pemeriksaan
Keuangan
4. Perencanaan Pemeriksaan
5. Pelaksanaan Pemeriksaan
6. Pelaporan Pemeriksaan
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk memahami :
1. Defenisi Pemeriksaan Keuangan Negara
2. Pernyataan
Standar
Pemeriksaan
02
Standar
Pelaksanaan
Pemeriksaan Keuangan
3. Pernyataan
Standar
Pemeriksaan
03
Standar
Pelaporan
Pemeriksaan Keuangan
4. Perencanaan Pemeriksaan
5. Pelaksanaan Pemeriksaan
6. Pelaporan Pemeriksaan
BAB II PEMBAHASAN
I.
Standar
Pemeriksaan
Keuangan
Negara
(SPKN)
akuntansi
yang
berlaku
umum
di
Indonesia.
Pemeriksaan
Dasar
1945
Negara
Republik
Indonesia,
Lingkup
pemeriksaan
keuangan
yang
diatur
dalam
petunjuk
keuangan
dilaksanakan
berdasarkan
Standar
pemeriksaan
Pemeriksaan
keuangan
(PMP)
yang
didasarkan
ditetapkan
pada
oleh
Panduan
BPK
dalam
pemeriksaan
keuangan
terdiri
dari
tiga
tahap
Keputusan
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik
II.
PERNYATAAN
STANDAR
PEMERIKSAAN
02
STANDAR
Pemeriksaan
juga
menetapkan
standar
pelaksanaan
sifat,
saat,
lingkup
pengujian,
pelaporan
yang
harus
mempertimbangkan
hasil
pemeriksaan
berkaitan
dengan
tujuan
pemeriksaan
yang
sedang
dilaksanakan.
c. Merancang
pemeriksaan
untuk
mendeteksi
terjadinya
ketidakpatutan
telah
terjadi
dan
menentukan
untuk
mengembangkan
unsur-unsur
temuan
pemeriksaan.
f. Dokumentasi pemeriksaan (paragraf 26 s.d. 33)
Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi
pemeriksaan
dalam
bentuk
kertas
kerja
pemeriksaan.
yang
cukup
untuk
memungkinkan
pemeriksa
yang
dan
simpulan
pemeriksa.
Dokumentasi
III.
PERNYATAAN
STANDAR
PEMERIKSAAN
03
STANDAR
pelaporan
keuangan
pemeriksaan
berpatokan
keuangan.
dengan
Untuk
Standar
pelaporan
Pemeriksaan
Keuangan Negara pada bagian pernyataan standar pemeriksaan 03 Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan. PSP 03 ini memberlakukan
empat standar pelaporan SPAP yang ditetapkan IAI, yaitu sebagai berikut
ini:
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara
komprehensif.
b. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan
informatif
dalam
laporan
keuangan
harus
auditor
harus
memuat
suatu
pernyataan
pendapat
10
Pernyataan
kepatuhan
terhadap
Standar
Pemeriksaan
hasil
pemeriksaan
atas
laporan
keuangan
harus
atas
pengendalian
intern
harus
mengungkapkan
pengendalian
intern,
kecurangan,
penyimpangan
dari
rahasia
yang
dilarang
oleh
ketentuan
peraturan
11
dan
pendistribusian
laporan
hasil
pemeriksaan
hasil
perwakilan,
pemeriksaan
entitas
yang
diserahkan
diperiksa,
kepada
pihak
yang
lembaga
mempunyai
jawab
untuk
melakukan
tindak
lanjut
hasil
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
(1) Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan
Pemahaman tersebut dilakukan dengan melakukan komunikasi
dengan pemberi tugas oleh pemeriksa dengan memperhatikan inputinput sebagai berikut:
1. Laporan hasil pemeriksaan tahun sebelumnya;
2. Laporan hasil pemantauan tindak lanjut;
3. Survei pendahuluan atas entitas atau objek yang baru pertama
kali diperiksa;
4. Database entitas;
5. Hasil komunikasi dengan pemeriksa sebelumnya.
12
yang
diperlukan
dalam
langkah
pemenuhan
kebutuhan
kerja
pemeriksaan
sebelumnya,
apabila
pemeriksaan
hal-hal
spesifik
yang
cukup
signifikan
yang
harus
Langkah-langkah
dalam
melakukan
pemenuhan
kebutuhan
peran
dan
kebutuhan
penugasan
dari
pemeriksa
dalam
tim
mengidentifikasi
pemeriksa.
peran-peran
Langkah-langkah
berupa:
a. mengidentifikasi peran;
b. mempertimbangkan keahlian yang dibutuhkan; dan
c. mengomunikasikan tugas.
2. Mendistribusikan penugasan kepada pemeriksa.
yang
tersebut
13
perundang-undangan
yang
secara
signifikan
pengetahuan
mengenai
pengaruh
stakeholders
14
15
melakukan
diskusi
atau
pertemuan
(Rapat
Pra
pemeriksaan
tindak
lanjut
yang
dapat
berupa
16
peran
pemeriksa
(yang
mungkin
memasukkan
perundang-undangan
yang
secara
signifikan
kerja
hasil
pemeriksaan
sebelumnya
(jika
kali
ini
17
strategi
untuk
memahami
dan
mengevaluasi
kerja
hasil
pemeriksaan
sebelumnya
(jika
kali
ini
18
Penyusunan
Program
Pemeriksaan
dan
Program
Kegiatan Perseorangan.
Program Pemeriksaan (P2) dipersiapkan atau diperbaharui pada
masing-masing
penugasan
untuk
prosedur
pengujian
atas
pengendalian intern dan pemeriksaan substantif atas akun atau pospos keuangan signifikan yang terkait. P2 mengkonversikan strategi
pemeriksaan yang dibuat menjadi suatu deskripsi komprehensif
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Lebih lanjut, program
pemeriksaan
tersebut
harus
diperiksa
dan
disetujui
sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
P2 menjelaskan secara terperinci jenis, waktu, dan luas prosedur
pemeriksaan (misalnya, prosedur yang akan dilakukan, banyaknya
transaksi yang akan diuji atau jumlah uang yang akan diverifikasi,
dan kapan prosedur tersebut akan dilakukan).
Berdasarkan paket P2 yang telah disetujui, ketua tim melakukan
pembagian tugas kepada masing-masing anggota tim atas langkah
pemeriksaan yang terdapat dalam P2. Para anggota tim pemeriksa
kemudian menyusun konsep Program Kerja Perorangan (PKP) yang
merupakan penjabaran dari P2 dan mengajukannya kepada ketua tim
untuk direviu. Setelah memperhatikan pertimbangan pengendali
teknis, ketua tim pemeriksa menyetujui konsep PKP.
V.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Pelaksanaan pemeriksaan merupakan realisasi atas perencanaan
Pengujian
analitis
dalam
pelaksanaan
pemeriksaan
dapat
dilakukan dengan (1) Analisis Data, (2) Teknik Prediktif, dan (3)
Analisis Rasio dan Tren, sesuai dengan area yang telah ditetapkan
sebagai
uji
petik.
Pengujian
analitis
dilakukan
dengan
cara
19
membandingkan
antara
unsur-unsur
laporan
keuangan
serta
20
a) Analisis Data
Analisa
data
penjumlahan
dilakukan
antar
dengan
cara
akun/perkiraan
menguji
serta
ketepatan
kecukupan
hubungan
logis
penyajian
antara
masing-masing
pada
laporan
area-area
keuangan
signifikan
yang
dalam
diperiksa
pengujian
serta
sistem
dilakukan
pemeriksa
terhadap
efektivitas
desain
dan
21
yang
diperiksa.
Pengujian
tersebut
memperhatikan
efektivitas
terhadap
sistem
peraturan
pengendalian
intern,
perundang-undangan.
dan
Pengujian
pihak
yang
diperiksa,
yaitu:
(1)
keberadaan
dan
Penyelesaian Penugasan
Penyelesaian
penugasan
pemeriksaan
keuangan
merupakan
kegiatan untuk mereviu tiga hal, yaitu: (1) kewajiban kontijensi, (2)
kontrak/komitmen jangka panjang, dan (3) kejadian setelah tanggal
neraca.
Kewajiban kontijensi merupakan (1) kewajiban potensial dari
peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan
terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa pada masa datang
yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas atau (2)
kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapi tidak
diakui karena entitas tidak ada kemungkinan mengeluarkan sumber
daya untuk menyelesaikan kewajibannya dan jumlah kewajiban
tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Pemeriksa juga perlu mereviu kembali kontrak/komitmen jangka
panjang yang dibuat entitas terkait dengan kemungkinan kerugian
yang mungkin terjadi dari kontrak/komitmen tersebut.
22
Kejadian
setelah
tanggal
neraca
harus
menjadi
perhatian
dan
penyimpangan
perundang-undangan,
dari
ketentuan
peraturan
23
entitas
yang
berwenang.
Tanggapan
tersebut
akan
tahap
pemeriksaan
ini
hasil
adalah
menyampaikan
pembahasan
sebagai
temuan-temuan
tahap
akhir
dari
telah
disertai
Penyampaian
TP
tanggapan
ditandai
kepada
dengan
pihak
yang
diperiksa.
ditandatanganinya
surat
terhadap
kondisi
laporan
keuangan
yang
diperiksa.
24
PELAPORAN PEMERIKSAAN
Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa
Laporan
Hasil
Pemeriksaan
(LHP).
LHP
merupakan
bukti
hasil
pemeriksaan
kepada
pihak
yang
ini mengungkapkan:
a) Opini
Badan
Pemeriksa
Keuangan
yang
mengungkapkan
Pemeriksaan
atas
Laporan
Keuangan,
(2)
dasar
dapat
menyatakan
pendapat,
(4)
tanggung
jawab
25
dapat
menyatakan
pendapat,
(6)
alasan
opini
pemeriksaan,
(2)
tujuan
pemeriksaan,
(3)
sasaran
Pengecualian
menyatakan
bahwa
laporan
keuangan
disajikan
secara
wajar
posisi
26
Standar
disebabkan
oleh
Akuntansi.
Ketidakyakinan
pembatasan lingkup
tersebut
pemeriksaan
dapat
dan/atau
laporan
keuangan
yang
didasarkan
pada
kriteria:
(i)
tentang
kepatuhan
dapat
mengungkapkan
(1)
pengungkapan
atas
penyimpangan
administrasi,
selama
pemeriksa
melakukan
pemeriksaan
yang
memuat:
(1)
judul
Resume,
(2)
dasar
27
(dampak)
yang
akan
terjadi
karena
adanya
pada
kewajaran
laporan
keuangan,
pemeriksa
dalam
Laporan
atas
Pengendalian
Intern
dalam
yang
memuat:
(1)
judul
Resume,
(2)
dasar
28
(dampak)
yang
akan
terjadi
karena
adanya
laporan
keuangan
yang
telah
diperiksa
sesuai
hasil
pemeriksaan
secara
keseluruhan,
dan
(b)
29
terhadap
pertanggungjawaban
pembuatan
laporan
keuangan
ditandatangani
oleh
Badan/kuasanya
yang
30
Penandatangan
LHP
Keuangan
adalah
Badan,
dengan
Keuangan
menunjuk
kantor
akuntan
publik
untuk
31
proses
penggunaan
audit
akibat
APBN/APBD.
dari
Beberapa
penyalahgunaan
hasil
audit
dan
BPK
RI
inefisiensi
tersebut
DAFTAR PUSTAKA