Você está na página 1de 3

DISKUSI

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra disebabkan oleh bakteri dari kulit
(biasanya disebabkan oleh bakteri Stafilokokus).6,7

Diagnosis

pada pasien ditegakkan

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan
data berupa adanya benjolan pada kelopak mata kiri atas. Benjolan ini awalnya kecil
berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata kiri. Benjolan ini kemudian semakin
membesar dan disertai nyeri bila disentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna
kemerahan yang makin lama makin membesar disertai nyeri bila tertekan. Benjolan ini
menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau
streptokokus.7-9
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya benjolan pada palpebra superior
okulus sinistra menonjol ke arah kulit palpebra berbatas tegas, hiperemis. Hal ini sesuai
dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum eksternum merupakan infeksi pada
kelenjar Zeiss atau moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.8
Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat yang dilanjutkan dengan
pemberian antibiotik oral berupa klindamycin Maksud pemberian kompres hangat yaitu
untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai nanah keluar. Sedangkan pemberian
antibiotika oral adalah untuk mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus atau streptokokus.
Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak dapat keluar maka
dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah pada benjolan,
diteruskan kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya.
Prognosis pada penderita ini adalah baik, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga
dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai. Pada penderita
juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit dan menjaga
1

kebersihan daerah mata untuk mempercepat penyembuhan penyakit dan mencegah terjadinya
infeksi sekunder. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata untuk memantau
perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.

PENUTUP
Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis hordeolum eksternum
palpebra superior okulus sinistra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan oftalmologis,
penanganan dan prognosisnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidarta H. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakiy Mata. Edisi keempat. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta, 2004
2. Sahta RV. Hordeolum. 2010. Available from : http://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/jordeolum/.
3. Michael JB. Hordeolum. 2010. Available from : http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=enIid&u=http://emedicine.medscape.com/article/798940-overview.
4. Ehrenhaus M.P. MD. Hordeolum Treatment, Managemen & Clinical presentation. 2012
5. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta, 2005 : hal. 45-46
6. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan kesatu, Widya Medika, Jakarta, 2000 :
Hal. 17-20
7. Hordeolum (stye). Available from :
http://www.medionstore.com/penyakit/859/Hordeolum_stye.html
8. Kanski JJ. Clinical Ophthalmologi A Synopsis. Butterworth-Heinemann, Boston, 2009.
Bessette M. Hordeolum and stye. Taken from : www.emedicine.com. 2010.
Gryson CE. What Is a Stye. Taken from : www.webmd.com. 2010.
9. Waspadai Gejala Hordeolum (stye). Available from : http://www.spesialis.info/?waspadai-gejalahordeolum-(stye), 891
10. Hordeolum alias Timbalen. Available from :
http://www.cakmoki86.wordpress.com/2009/10/18/hordeolum-alias-timbalen/

Você também pode gostar