Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nama Anggota:
Ratu Yuke Ratna Pembayun
Yunissa Rara Fahreza
Kintan Imanda Sabilina
- 1306391421
- 1306391472
- 1306469815
- 1306469821
- 1306469834
- 1306469885
- 1306469891
Daftar Isi
Daftar Isi
ii
Bab 1 Pendahuluan
1
1.1Latar belakang
1.2Tujuan Penulisan
1
1.3Manfaat
18
4.7 Provisi
4.8 Obligasi
39
41
45
Lampiran 46
Artikel Kelompok
Surat Pernyataan
Laporan Keuangan
Daftar Referensi
46
51
52
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di
Indonesia.Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap perusahaan
memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Dalam mengambil sebuah keputusan,
saat ini perusahaan tidak lagi hanya melihat keadaan perusahaan secara fisik, tetapi juga
dengan perhitungan-perhitungan akurat mengenai segala proses yang terjadi di
perusahaan. Perusahaan di Indonesia memiliki beberapa jenis.Oleh karena itu, laporan
keuangan setiap jenis perusahaan juga berbeda.
Salah satu cara yang menjadi pertimbangan suatu perusahaan dalam mengambil
keputusan adalah menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri
didefinisikan sebagai media yang menyajikan posisi dan keadaan keuangan perusahaan
yang digunakan oleh berbagai pihak internal maupun eksternal dalam menilai kinerja
manajemen maupun kinerja ekonomi perusahaan.Informasi tersebut disusun dan
disajikan perusahaan dalam bentuk laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.Laporan keuangan mempunyai 4 karakterisik, yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dimengerti. Sedangkan analisis laporan keuangan menurut
Soemarso (2006 : 430) adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan
dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan
(trend) suatu fenomena.
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis, memperluas wawasan mengenai aktivitas keuangan perusahaan
yang sesungguhnya dan mengetahui penyusunan laporan keuangan perusahaan
manufaktur.
2. Bagi pihak lain, menjadi salah satu sumber ilmu dalam memperluas wawasan
mengenai analisis laporan keuangan dan aktivitas keuangan suatu perusahaan.
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Jenis Perusahaan
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan
minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990
oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi
Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan
Eropa.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) adalah perusahaan manufaktur yang
telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutionsdengan kegiatan
operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari
produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di
pasar.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memiliki empat Kelompok
Usaha Strategis yang saling melengkapi sebagai berikut:
Bogasari, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta.
Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.
Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini
mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anakanak
perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga
2
2.4
Program CSR
3
a. Bidang pendidikan
Beasiswa Indofood Sukses Makmur (BISMA), memberikan bantuan
pendidikan untuk anakanak karyawan PT Indofood yang berprestasi dari
tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Indofood Riset Nugraha, memberikan bantuan dana untuk kegiatan
penelitian di bidang pangan, terutama berkaitan dengan peningkatan
kualitas pangan.
b. Bidang Sosial
Indofood
Berbagi
Kasih,
dilaksanakan
pada
peringatan
hari
besar
2.5
Rp
45.628.292
Rp
33.153.415
Rp
12.474.877
37,63
%
Total Aset
Rp
78.092.789
Rp
59.389.405
Rp
18.703.384
31,49
%
Liabilitas Jangka
Pendek
Rp
19.471.309
Rp
12.805.200
Rp
6.666.109
52,06
%
Liabilitas Jangka
Panjang
Rp
20.248.351
Rp
12.443.968
Rp
7.804.383
62,72
%
Total Liabilitas
Rp
39.719.660
Rp
25.249.168
Rp
14.470.492
57,31
%
Tota Ekuitas
Rp
38.373.129
Rp
34.140.237
Rp
4.232.892
12,40
%
Rp
45.628.292
58,43 Rp
% 33.153.415
55,82
%
5
Total Aset
Rp
78.092.789
Rp
59.389.405
Liabilitas Jangka
Pendek
Rp
19.471.309
49,02 Rp
% 12.805.200
50,72
%
Liabilitas Jangka
Panjang
Rp
20.248.351
50,98 Rp
% 12.443.968
49,28
%
Total Liabilitas
Rp
39.719.660
50,86 Rp
% 25.249.168
42,51
%
Total Ekuitas
Rp
38.373.129
49,14 Rp
% 34.140.237
57,49
%
BAB 3
TEORI AKUNTANSI
3.1 Penyajian Laporan Posisi Keuangan
7
Laporan Posisi Keuangan adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi aset,
liabilitas dan ekuitas pada periode waktu tertentu di suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan, berikut adalah format penyajian
laporan posisi keuangan:
PT XXX
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 20xx
ASET
LIABILITAS
Aset Lancar
Aset tetap
Properti Investasi
Aset keuangan
Persediaan
Persediaan
Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual aset
kelompok lepasan
Provisi
8
Liabilitas keuangan
Kolom Aset terbagi 2 yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Klasifikasi aset lancar yaitu:
o
kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Jika tidak memenuhi kriteria diatas maka aset tersebut merupakan aset tidak lancar.
Kolom liabilitas terbagi 2 yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Klasifikasi liabilitas jangka pendek yaitu:
o
liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan; atau
tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
LIABILITAS
Aset Lancar
ke pemilik
Menurut IFRS
ASET
Ekuitas
Aset Lancar
penyajian laporan keuangan, pos pos minimal yang ada dalam laporan laba rugi adalah
sebagai berikut:
o
pendapatan;
biaya keuangan;
beban pajak;
keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
laba rugi;
bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
Laba komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada
periode berjalan
o
11
12
13
Sedangkan jika klasifikasi beban menurut fungsi maka minimal biaya penjualan
berdasarkan metode fungsi secara terpisah dari beban lain dan harus mengungkapkan
informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan& amortisasi serta
imbalan kerja.
Bab 4
14
Pembahasan
4.1 Kas dan Setara Kas
Kas di perusahaan terdiri atas kas di tangan (Cash on Hand) dan kas di bank (Cash
in Banks). Setara kas terutama merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu 3
bulan atau kurang sejak saat penempatan yang tidak dibatasi penggunaannya dan dapat
segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang signifikan dan tidak digunakan
sebagai jaminan atas pinjaman.
Pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian perusahaan Kas dan Setara Kas
merupakan kelompok Aset bagian Aset Lancar dengan posisi paling atas.Posisi kas sesuai
dengan PSAK No. 1 tentang Laporan Keuangan.Sedangkan menurut IFRS (International
Financial Reporting Standar), bagian aset lancar berada di posisi terbawah pada
kelompok aset dengan kas berada pada posisi paling bawah pada bagian aset lancar.
Analisis Vertikal
Analisis Vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk akun
Kas dan Setara kas PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013
menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada akun Kas dan Setara Kas
dari 50,87% pada tahun 2012 menjadi 42,10% pada tahun 2013. Berarti ada penurunan
Kas dan Setara Kas sebesar 8,77%. Total Kas dan Setara Kas di dominasi oleh Setara Kas
dari 75,84% pada tahun 2012 menjadi 74,41% pada tahun 2013. Kemudian pada bagian
Kas dan Setara Kas terjadi kenaikan Kas di Bank dari 22,67% pada tahun 2012 menjadi
25,15% pada tahun 2013. Sementara itu, untuk Kas di Tangan mengalami penurunan dari
1,40% pada tahun 2012 menjadi 0,44% pada tahun 2013.
Rp3.437.274
25,15
%
Rp3.037.971
22,76
%
Setara Kas
Rp10.169.455
74,41
%
Rp10.121.642
75,84
%
Total Kas
Rp13.666.194
42,10
%
Rp13.345.881
50,87
%
Aset Lancar
Rp32.464.497
Kas di bank
Rp26.235.990
15
Analisis Horizontal
Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk akun
Kas dan Setara kas PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada Total Kas dan Setara kas sebesar 2,40%
atau sebesar Rp 320.313.000.000. Peningkatan tertinggi pada total Kas dan Setara Kas
berasal pada Kas di Bank sebesar 13,14% atau sebesar Rp 399.303.000.000. Penurunan
drastis terjadi pada Kas di tangan sebesar 68,08% atau sebesar Rp 126.803.000.000.
sementara itu Setara Kas mengalami kenaikan sebesar 0,47% atau sebesar Rp
47.813.000.000.
Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2013
2012
(+) atau (-)
%
Akun
Jumlah
Jumlah
Kas di
tangan
Rp59.465
Rp186.268 Rp126.803 68,08%
Kas di bank
Rp3.437.274
Rp3.037.971
Rp399.303
13,14%
Setara Kas
Rp10.169.455
Rp10.121.642
Rp47.813
0,47%
Total Kas
Rp13.666.194
Rp13.345.881
Rp320.313
2,40%
pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Kas dan Setara Kas menurut kebijakan akuntansi perusahaan dan PSAK 55
merupakan salah satu aset keuangan yang pengakuan dan penyajian awalnya atau nilai
tercatatnya diukur pada nilai wajar karena berjangka pendek dan jika diperbolehkan dan
sesuai akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan (periode).
Di perusahaan, Kas di Tangan (Cash on Hand) adalah uang kas tunai yang berada
dalam perusahaan yang disimpan dalam brangkas penyimpanan.
Untuk kas di Bank (Cash in Bank), mata uangnya terdiri dari mata uang rupiah dan
mata uang asing. Kas di Bank dengan mata uang rupiah berada di Bank BCA, Bank
Danamon, Bank Mega, Bank BRI, Bank DBS, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, Bank UOB
Indonesia, dan bank Bank lain yang masing - masing di bawah Rp 100.000.000.000.
Sedangkan Kas di Bank dengan mata uang asing ada di Bank BCA, Bank Danamon, Bank
UOB Singapura, dan bank bank lain yang masing masing dibawah Rp
100.000.000.000.
Untuk Setara Kas (Cash Equivalent) yang berupa deposito berjangka, mata
uangnya terdiri dari mata uang rupiah dan mata uang asing. Setara Kas dengan mata
uang rupiah berada di Bank CIMB Niaga, Bank Mega, Bank UOB Indonesia, Bank Permata,
Bank DBS Indonesia, Bank Panin, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank BII, Bank ICBC,
Bank BCA, Bank BRI, dan bank Bank lain yang masing - masing di bawah Rp
100.000.000.000. Sedangkan Setara Kas dengan mata uang asing berada di Bank DZ
Singapura, Bank Argricultural China, Bank CIMB Niaga, Bank Artha Graha, Bank Permata,
Bank UOB Indonesia, Bank DBS, Bank Deutsche Singapura, Bank CIMB Singapura,
Citibank Singapura, Bank SMBC, Bank BRI, dan bank Bank lain yang masing - masing di
bawah Rp 100.000.000.000.
Berikut adalah posisi Kas dan Setara Kas pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian:
17
Berikut adalah pengungkapan Kas dan Setara Kas pada Catatan Atas Laporan Keuangan
Konsolidasian:
18
19
Rekening di bank memiliki tingkat suku bunga mengambang sesuai dengan tingkat
penawaran pada masing masing bank. Kisaran tingkat suku bunga tahunan dan
deposito berjangka adalah sebagai berikut:
Pada tahun 2013, tidak terdapat saldo kas dan setara kas dengan pihak berelasi.Artinya,
saldo kas dan setara kas 100% dengan pihak ketiga.
Piutang Usaha
Piutang Bukan Usaha
Piutang usaha timbul dari siklus normal bisnis, umumnya dari hasil penjualan
produk kepada pembeli.Sedangkan piutang bukan usaha penyajiannya untuk
memberikan informasi yang lebih lengkap karena piutang ini muncul bukan dari kegiatan
inti perusahaan.
Analisis Horizontal
Analisis Horizontal pada Piutang Usaha di PT Indofood Sukses Makmur menyatakan
bahwa terjadi kenaikan sebesar Rp 1.318.017 atau 36%.
2013
Rp
4.959.416
2012
Rp
3.641.399
Horizontal
0,36195347
36%
20
Analisis Vertikal
Analisa Vertikal pada PT Indofood Sukses Makmur menyatakan bahwa untuk piutang pada
tahun 2013 yang terdiri dari Usaha sebesar 14%.Sedangkan untuk tahun 2012 yang
terdiri dari Usaha sebesar 12%, sehingga terjadi kenaikan usaha sebesar 2%.
Tahun 2013
Rp 4.053.300 + Rp
Total Usaha
375.733 = Rp 4.429.033
Total
Aset
Lancar
Rp 32.464.497
Tahun 2012
Total Usaha
Rp 2.696.937 + Rp
339.888 = Rp 3.036.825
Total
Lancar
Rp 26.235.990
Aset
2012
2013
Rp
4.429.033
0,136426971
14%
Rp Rp
3.036.825
Rp 26.235.990
32.464.497
0,115750349
12%
22
23
4.3. Persediaan
Persediaan Perusahaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode ratarata
bergerak (Moving Avarage) untuk Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yaitu IDLK dan
IFL, serta metode ratarata tertimbang (weight Avarage) untuk entitas anak lainnya.
Menurut PSAK 14 mengatur bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya
atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah . Dengan demikian, dalam menentukan
persediaan, baik biaya maupun nilai realisasi neto harus ditentukan terlebih dahulu.
Setelah dibuat perbandingan, nilai terendah dari keduanya digunakan sebagai nilai
persediaan..sedangkan untuk IFRS lebih membatasi penggunaan alternatif metode
akuntansi IFRS lebih condong ke metode rules-based.
Analisis Vertikal
Analisi vertical pada catatan Atas laporan keuangan Konsolidasian untuk akun
perseediaan PT. Indofood Sukses Makmur ,Tbk dan entitas anak pada tahun 2013
menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada akun persedian dari 29,67%
pada tahun 2012 menjadi 25,13% pada tahun 2013.
24
2013
Persediaan
Jumlah
Rp 8.160.539
Aset Lancar
Rp 32.464.497
2012
%
25,13%
Jumlah
Rp 7.786.166
%
29,67%
Rp 26.235.990
Analisis Horizontal
Analisis Horizontal pada catatan Atas Laporan keuangan Konsolidasian untuk akun
persediaan PT.Indoffood Sukses Makmur,Tbk dan entitas anak pada tahun 2013
menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada Total Persediaan sebesar 0,04% atau
sebesar Rp 374.373
Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT. Indofood Sukses Makmur
(Dalam jutaan Rupiah)
2013
Jumlah
2012
Jumlah
Rp 8.160.539
Rp 7.786.166
Rp 374.373
0,04%
Akun
Persediaan
Menurut PSAK 14, persediaan di ukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih
mana yang lebih rendah ( the lower of the cost and net realizable value),Teknik
pengukuran biaya persedian dengan menggunakan Metode biaya standar serta
metode eceran (retail)dapat di gunakan jika hasilnya mendekati biaya historis dan
barang lain di hitung dengan rumus biaya yaitu FIFO dan Weighted Avarage.
Persediaan di Perusahaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode ratarata
bergerak (Moving Avarage) untuk Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yaitu IDLK dan
IFL, serta metode ratarata tertimbang (weight Avarage) untuk entitas anak lainnya.
25
Berikut adalah posisi akun persediaan pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasin
26
Analisis perubahan saldo penyisihan atas kerugian penurunan nilai pasar persediaan
adalah sebegai berikut:
Berdasarkan hasil penelahan terhadap harga pasar dan kondisi fisik dari persediaan
pada tanggal pelaporan , manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan tersebut di atas
cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari penurunan nilai pasar persediaan.
Pada tanggal 31 Desember 2013, persediaan Entitas Anak tertentu dengan nilai
tercatat sebesar Rp 29.706 (31 Desember 2012: Rp35.068 dan 31 Desember 2011:
Rp.51.827) dijaminkan untuk fasilitas Kredit dari BRI.
Pada tanggal 31 Desember 2013, persediaan di lindungi oleh asuransi terhadap risiko
kebakaran dan risiko lainnyaberdasrkan paket polis dengan jumlah pertanggungan
sebesar Rp.8.159.109 (31 Desember 2012: Rp.7.717.263 dan 31 Desember 2011:
Rp.6.470.369 ) yang menurut pendapat menejemen cukup untuk menututp kemungkinan
kerugian yang timbul dari resiko yang di pertanggungkan.
Beban Pokok Penjualan
Rincian Beban Pokok penjualan adalah sebagai berikut :
27
Tidak ada transaksi pembelian dari satu pemasok dengan jumlah pembelian kumulatif
melebihi 10,00% dan penjualan netto konsolidasian, kecuali pembelian gandum dari
Sojitz Asia Pte. Ltd., Singapura (Sojitz). Jumlah pembelian dari Sojitz pada tahun 2013
adalah 21,42% (2012 : 23,2% dan 2011: 23,99%) dari penjualan neto konsolidasian
periode terkait.
Penurunan nilai jumlah tercatat aset tetap dilakukan jika terjadi peristiwa atau
perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset mungkin tidak
dapat terpulihkan seluruhnya.
Nilai tercatat suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau
saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomi masa yang diharapkan penggunaannya atau
pelepasannya. Keuantungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset
28
tetap dimasukkan ke dalam laba rugi pada saat penghentian pengakuan tersebut
dilakukan.
Nilai residu aset, umur manfaat, dan metode penyusutan amortisasi dievaluasi
setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi, karena
manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar hak atas tanah tersebut dapat
diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo, kecuali hak atas tanah tertenti
amortisasi selama 62 tahun.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya
perolehan termasuk kapitalisasi beban bunga dan laba/rugi selisih kurs jika ada, atas
pinjaman dan biaya lainnya yang terjadi sehubungan dengan pembiayaan aset dalam
penyelesaian dan/atau pembangunan tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan
direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan dan/atau
instalasi selesai dan aset tersebut telah siap untuk dipergunakan. Aset tetap dalam
penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat
terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisassi
kepada nilai tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha
manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang
ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait,
jika ada.
Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 sampai
dengan 40 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomi dan nilai aset tetap, karenanya beban
penyusutan masa depan dapat direvisi.
Berikut aset tetap yang dimiliki perusahaan :
29
Pada tahun 2011 ada pejualan aset tetap senilai Rp 28.689 dengan harga Rp 50.553
Aset tetap termasuk mesin-mesin yang diperoleh oleh IDLK yang pembayarannya
melalui angsuran atas utang jangka panjang. Nilai tercatat mesin-mesin tersebut adalah
sejumlah Rp62.320 pada tanggal 31 Desember 2013.
Biaya pinjaman dan tingkat kapitalisasi
Pembelian mesin dari PT Tetra Pak Indonesia (TPI) dengan rincian sebagai berikut:
30
Rincian nilai kontak, jumlah angsuran tahunan dan tanggal pembayaran terakhir
pada utang angsuran adalah sebagai berikut:
Dengan tingkat suku bunga efektif berkisar antara 5% sampai 12,4% per tahun.
Penyusutan dan amortisasi di bebankan pada operasi sebagai berikut:
Jenis kepemilikan hak atas tanah Kelompok Usaha, termasuk tanah perkebunan
berupa HGB (berlaku 8 sampai dengan 40 tahun), Hak Guna Usaha HGU (berlaku 18
sampai dengan 39 tahun), dan Hak Pakai HP (berlaku 10 sampai dengan 25 tahun)
dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo yang berkisar antar tahun 2014
sampai dengan tahun 2069.
Aset yang tidak digunakan dalam operasi dengan nilai tercatat sebesar 374.808
pada tangan 31 Desember 2013 sebagai bagian dari akun Aset Tidak Lancar Lainnya
pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Pada 31 Desember 2013 aset tetap Entitas Anak tertentu dengan jumlah nilai
tercatat sebesar Rp139.953 dijaminkan terhadap pinjaman dari BRI.
Pada 31 Desember 2013 aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan
risiko lainnya berdasarkan paket polis dengan jumlah pertanggunan sebesar
Rp30.219.939
yang
mungkin
dapat
menutup
kerugian
dari
resiko
yang
dipertanggungkan.
31
Kelompok Usaha mengasuransikan persediaan dan aset tetap dengan ACA dan
yang diperoleh melalui perantaraan IBU meliputi asuransi persediaan, tanaman
perkebunana, aset tetap, dan kargo laut dengan nilai keseluruhan pertanggungan
asuransi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp39.998.625. Beban asuransi yang
terkait untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp85.723.
Beban asuransi disajikan sebagai bagian dari Beban Pokok Penjualan, Beban Penjualan
dan Distribusi, dan Beban Umum dan Administrasi pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset tetap dapat terealisasi
seluruhnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan adanya penyisihan atas kerugian
penurunan nilai aset tetap.
Kelompok Usaha mengakui liabilitas diestimasi atas biaya pembongkaran,
pemindahan, dan restorasi lokasi atas beberapa bangunan dan mesin tertentu pada saat
periode sewa atas tanah, dimana aset tersebut berada. Bagian liabilitas jangka panjang
pada 31 Desember 2013 sebesar Rp50.923 dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya
perolehan aset tetap dan disajikan sebagai Liabilitas Diestimasi atas Biaya
Pembongkaran Aset Tetap pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Analisis vertikal dan horizontal
Aset Tetap
Analisis Horizontal
Analisis Vertikal
2012
2013
2012
2013
22,13
45,69
26,61
29,48
Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset Tetap
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi perubahan
yang signifikan pada Aset Tetap dari tahun 2012 sebesar 22,13% menjadi 45,69%.
Sementara itu, untuk analisis vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
untuk Aset Tetap PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. tahun 2013 juga mengalami kenaikan
dari 26,61% pada tahun 2012 menjadi 29,48% pada tahun 2013.
Ciri:
1. Digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual
2. Jangka waktu lebih dari 1 tahun
3. Ada wujud secara fisik
Aset tidak lancar lainnya adalah terutama terdiri dari aset tetap yang tidak
digunakan dalam operasi, bibitan, biaya dibayar dimuka dalam jangka panjang, uang
muka jangka panjang, dan pinjaman jangka panjang pada karyawan perusahaan.
Untuk aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi terdapat nilai tercatat
sebesar Rp 374.808.000.000 pada tanggal 31 Desember 2013.Sedangkan pada tanggal
31 Desember 2012 Rp 390.258.000.000.
Analisis Vertikal
Analisis Vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset
Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas
anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada Aset
Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi dari 29,32% pada tahun 2012 menjadi
13,64% terhadap Aset Tidak Lancar Lainnya. Berarti ada penurunan sebesar 15,68%.
Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2013
2012
Akun
Jumlah
%
Jumlah
Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam
Operasi
Rp374.80
8
Rp2.748.
446
13,64
%
Rp390.25
8
%
29,32
%
Rp1.330.
943
Analisis Horizontal
Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset
Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas
anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi penurunan Aset Tetap yang Tidak
Digunakan dalam Operasi sebesar 3,96% atau sebesar Rp 15.450.000.000.
Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2013
2012
(+) atau
(-)
Akun
Jumlah
Jumlah
Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam
Rp374.8 Rp390.2 Rp15.45
Operasi
08
58
0
%
3,96%
35
36
Goodwill
Rp3.970.42
0
Aset Tidak
Lancar
Rp45.628.2
92
8,70
%
Rp3.878.67
4
11,70
%
Rp33.153.4
15
Analisis Vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk aset tak
berwujud dan goodwill PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun
2013 menunjukkan bahwa akun aset tak berwujud sebesar 4,23% dan goodwill sebesar
8,70% dari total keseluruhan aset tidak lancar. Sedangkan pada tahun 2012 akun aset tak
berwujud adalah sebesar 6,23% dan goodwill sebesar 11,70%. Jadi aset tak berwujud
mengalami penurunan sebesar 2% dan goodwill sebesar 3%.
Analisis Horizontal
Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses
Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2013
2012
(+) atau
%
(-)
Akun
Jumlah
Jumlah
Aset Tak
Rp1.931.95 Rp2.065.19 Rp133.23
6,45
Berwujud
7
5
8
%
Goodwill
Rp3.970.42
0
Rp3.878.67
4
Rp91.746
2,37
%
37
Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk aset
tak berwujud dan goodwill PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada
tahun 2013 menunjukkan bahwa akun aset tak berwujud mengalami penurunan
signifikan sebesar 6,45% atau sebesar Rp 133.238 dan akun goodwill mengalami
kenaikan sebesar 2,37% atau sebesar Rp 91.746.
Penyajian dan pengungkapan
Aset tak berwujud sesuai dengan kebijakan akuntansi di Indonesia yaitu PSAK 19,
yaitu diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal.
Aset tak berwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat
ekonomi dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai untuk aset tak
berwujud. Periode dan Metode amortisasi untuk aset tak berwujud dengan umur terbatas
ditelaah
setidaknya
setiap
penutupan
buku
akhir
tahun.
2013
2012
1.931.957
2.065.195
Intangible Asset
3.970.420
3.878.674
Goodwill
Aset
tak
berwujud
Kelompok Usaha mewakili
merek-merek dari beberapa
produk terkait dengan Produk
susu. Merek-merek tersebut
diamortisasi
menggunakan
Metode Garis Lurus selama
Estimasi umur manfaat 20
tahun.
*Tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan nilai Potensial terhadap Intangible
asset dan Goodwill pada laporan posisi keuangan knosolidasi pada tanggal 31 Desember
2013, 2012, 2011, dan 2010. Penurunan hanya terjadi akibat Amortisasi pada terutama
Intangible asset.
*Akusisi terhadap beberapa Intangible Asset menimbulkan Goodwill
38
Total Goodwill yang ada, berdasarkan tahun berjalan, Serta Tingkat diskonto dan
pertumbuhan dari masing-masing Entitas yg disebut
39
Aset tak berwujud yang timbul sehubungan dengan transaksi yg di akusisi, yang terdiri
atas merek-merek dagang atas produk yg diproduksi diataranya Indomilk, Cap Enaak,
Tiga Sapi, Crima, Keremer dan Indoeskrim.
Amortisasi
2013
2012
2011
Per 31 Desember
Dalam Jutaan
Rupiah
133.238
133.238
133.238
Amortization of
Intangible Asset
Perpajakan
2013
2012
2011
2010
Per 31
Desember
Dalam Jutaan
Rupiah
(482.989)
(516.299)
(549.608)
(582.918)
Aset tidak
Berwujud
40
4.7 Provisi
Provisi diakui jika kelompok usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan
penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban
tersebut dapat dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimnasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.
Provisi untuk biaya pembongkaran aset diestimasi berdasarkan beberapa asumsi
dan disajikan pada nilai wajar sesuai dengan tingkat diskonto yang berlaku
Untuk tujuan penyajian dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, klasifikasi
aset atau liabilitas pajak tangguhan untuk setiap perbedaan temporer di atas ditentukan
berdasarkan posisi pajak tangguhan (aset maupun liabilitas) neto untuk setiap entitas.
41
Analisis Vertikal
Analisis vertikal pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk akun
provisi tahun 2013 menunjukkan bahwa provisi sebesar 0,51% dari liabilitas jangka
panjang. Dibanding tahun 2012 sebesar 0,79%, provisi mengalami penurunan sebesar
0,28%.
Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2012
2013
Akun
Jumlah
%
Jumlah
%
0,51
0,79
Provisi
Rp102.845
%
Rp98.524
%
Total Liabilitas Jangka
Panjang
Rp20.248.3
51
Rp12.443.9
68
Analisis Horizontal
Analisis horizontal vertikal pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian
untuk akun provisi tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan provisi sebesar
4,39% atau sebesar Rp 4.321.
4.8
Obligasi
Obligasi pada perusahaan terdapat pada liabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangka
panjang.
Analisis Vertikal
Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2013
2012
Akun
Jumlah
%
Jumlah
%
Rp2.336.64 12,00
0,00
Utang Obligasi (jk pendek)
2
%
Rp0
%
Total Liabilitas Jangka Pendek
Rp19.471.3
Rp12.805.2
43
09
Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah (jk
panjang)
Rp1.993.22
7
Rp20.248.3
51
00
9,84
%
Rp4.323.44
2
34,74
%
Rp12.443.9
68
Analisis vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk obligasi
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
utang obligasi jangka pendek sebesar 12% dari total liabilitas jangka pendek dan utang
obligasi dan sukuk ijarah jangka panjang sebesar 9,84% dari total liabilitas jangka
panjang. Sedangkan pada tahun 2012 utang obligasi jangka pendek sebesar 0% dari total
liabilitas jangka pendek dan utang obligasi dan sukuk ijarah jangka panjang sebesar
34,74% dari total liabilitas jangka panjang. Maka utang obligasi jangka pendek
mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 12% dan utang obligasi dan sukuk ijarah
jangka panjang mengami penurunan yang sangat signifikan sebesar 24,9%.
Analisis Horizontal
Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur
(Dalam Jutaan Rupiah)
2013
2012
(+) atau (-)
%
Akun
Jumlah
Jumlah
Rp2.336.6
Rp2.336.6 100,00
Utang Obligasi (jk pendek)
42
Rp0
42
%
Rp1.993.2
27
Rp4.323.4
42
Rp2.330.2
15
53,90
%
44
2012
1.990.616
2011
-
(1.964.000)
Tahun
Penerimaan dari
Penerbitan Obiligasi
Rupiah IV - neto
Pelunasan obiligasi
Rupiah IV
Mei 2012, Perusahaan menawarkan Obiligasi tanpa hak konversi dengan tingkat
bunga tetap kepada masyarakat, nilai Nominal seluruhnya Rp 2.000.000 juta.
Kelompok Usaha mempunyai Investasi Jangka Pendek yang diklasifikasi sebagai
aset keuangan tersedia untuk dijual yaitu investasi dalam bentuk saham dan Obligasi
yang tercat pada Bursa efek serta reksadana.
Catatan atas laporan keuangan.
45
46
Resiko Likuiditas
(31 Desember 2013)
Jumlah/Total
1 tahun
1-5 tahun
2.335.642
2.336.642
Lebih dari 5
tahun
-
1.993.227
1.993.227
Lebih dari 5
tahun
-
Jangka waktu
(dalam Jutaan rupiah)
Utang Obiligasi dan
sukuk Ijarah yang
jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
pokok pinjaman
Utang Obiligasi dan
Sukuk Ijarah pokok
pinjaman
Jumlah/total
1 tahun
1-5 tahun
4.323.442
4.323.442
BAB 5
47
48
LAMPIRAN
Artikel Kelompok
1. Artikel Mengenai Obligasi
Obligasi
Pengaruh market tidak hanya berdasarkan dari manufaktur, saham, maupun dari
mata uang itu sendiri.Namun ada satu hal lagi yang pengaruhnya sangat penting demi
berlangsungnya mata uang di suatu negara yaitu obligasi.Obligasi umumnya dibutuhkan
untuk keperluan ekonomi negara.Obligasi merupakan penyelamat negara dan dijadikan
senjata untuk mengatasi defisit negara. Nah, apa sebenarnya obligasi itu, dan apa
pengaruhnya pada forex market?
Obligasi biasanya berbentuk surat namun mampu memberi catatan yang isinya
berkekuatan hukum dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam arti luas obligasi adalah
suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan berupa suatu pernyataan utang dari
penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok
utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
Biasanya, orang yang bisa menghasilkan surat berharga adalah orang yang
memiliki kekayaan dan suratnya dapat diperjualbelikan, tapi tidak harus mengembalikan
modal hasil dari jual beli surat. Namun sebaliknya pada obligasi ini, mereka yang
menciptakan surat hutang justru akan dicatat seorang penghutang atau debitur,
sedangkan yang membeli surat hutang atau obligasi bakal menjadi kreditur atau pemberi
pinjaman.
Untuk bisa mendapatkan obligasi ini biasanya pemerintah akan mengeluarkan
surat melalui lelang. Jalurnya bisa mengundang para investor, atau mengeluarkannya
lewat valuta asing. Nah valuta asing inilah yang akan mempengaruhi market karena
49
adanya obligasi. Tidak main-main, bila obligasi dikeluarkan dalam bentuk valuta asing,
milyaran dari mata uang negara bersangkutan akan dikucurkan. Jadi efeknya akan sangat
terasa sekali bagi market.
Lalu siapa yang berani menerbitkan obligasi?Sebetulnya siapapun bisa
menciptakan obligasi ini. Hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun
peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali,
sehingga harus melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika
tidak menuruti prosedur maka akan dianggap ilegal dan berisiko langsung dipidana.
Ada beberapa penerbit yang paling terkenal di dunia diantaranya lembaga
supranasional.Lembaga ini merupakan lembaga yang bertugas menciptakan obligasi
lintas benua.Pembuatannya langsung bisa dilakukan dan diperjualbelikan ke investor
dunia. Hasil investasi tersebut disalurkan kepada negara-negara yang membutuhkan
dana segar sebagai talangan.
Dan yang paling terkenal adalah obligasi internasional.Obligasi ini merupakan
obligasi valuta asing, dimana seluruh transaksi dalam obligasi dilakukan melalui valuta
asing.Yang menciptakan obligasi internasional adalah negara. Obligasi dari pemerintah ini
akan dibagi menjadi dua yaitu obligasi dalam mata uang negaranya dan dalam
denominasi valuta asing.
Semua obligasi-obligasi bisa dibeli oleh investor dari mana saja. Sehingga
perputaran uang dari mata uang asing akan masuk ke negara. Jika perputaran keuangan
antar negara sangat besar, maka hal ini sudah cukup mampu membuat perputaran di
market valas semakin meningkat.
Kesimpulan Artikel:
Obligasi biasanya dibutuhkan untuk keperluan ekonomi negara, penyelamat
negara dan dapat dijadikan senjata untuk mengatasi defisit negara.Obligasi adalah suatu
istilah yang digunakan dalam dunia keuangan berupa suatu pernyataan utang dari
penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok
utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.Pada
obligasi, mereka yang mengeluarkan obligasi adalah sebagai debitur, dan mereka yang
membeli obligasi adalah sebagai kreditur. Untuk bisa mendapatkan obligasi ini biasanya
pemerintah akan mengeluarkan surat melalui lelang. Jalurnya bisa mengundang para
investor, atau mengeluarkannya lewat valuta asing. Siapapun dapat menerbitkan
obligasi, namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini
sangat ketat sekali, sehingga harus melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Lembaga penerbit obligasi yang terkenal adalah lembaga supranasional dan
internasional.Semua obligasi-obligasi bisa dibeli oleh investor dari mana saja. Sehingga
perputaran uang dari mata uang asing akan masuk ke negara. Jika perputaran keuangan
50
antar negara sangat besar, maka hal ini sudah cukup mampu membuat perputaran di
market valas semakin meningkat.
Sumber artikel:
Parmadita.Obligasi.19 Oktober 2012.
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=105117&title=obligasi.
2. Artikel Mengenai Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi atau Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Menurut PSAK 16 (Revisi 2007),aset (aktiva) tetap adalah aset berwujud yang
digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, diperoleh dengan dibangun lebih dulu
atau didapat dalam bentuk siap untuk di pakai, memiliki masa manfaat lebih dari satu
tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal
perusahaan.
Dampak Revaluasi Terhadap PPh
- Penilaian kembali aktiva akan membantu pemerintah menambah penerimaan
negara yang bersumber dari pajak penghasilan badan.
-
Adanya kenaikan nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap
yang dibebankan pada harga pokok produksi atau dibebankan pada laba rugi ikut
naik.
Wajib pajak dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan badan dalam negeri adalah
perusahaan yang tidak diperkenankan melakukan pembukuan dalam bahasa
Inggris serta mata uang Dollar Amerika Serikat.
Model biaya historis (historical cost) umumnya digunakan untuk menyajikan nilai
aset dalam laporan keuangan.Ditemukan dalam beberapa kasus ternyata penyajian
laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan posisi keuangan yang sewajarnya yang
disebabkan oleh perbedaan yang sangat jauh antara nilai historis dengan nilai aktual.
51
Dari
kedua
perbedaan
di
atas
maka, International
Accounting
Standardmemberikan dua pilihan dalam membukukan aset tetap.Pertama, dengan
menggunakan model historical cost, dengan model ini aset tetap diperoleh dari harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dengan akumulasi rugi penurunan nilai aset
tetap dan revaluasi tidak dibenarkan dalam model ini.Kedua, menggunakan model
revaluasi, model mengharuskan untuk dilakukan revaluasi secararutin, penilaian atas
aset dilakukan dengan menggunakan nilai wajar. Kedua model tersebut juga ditegaskan
di dalam PSAK 16 (Revisi 2007) bahwa entitas bisnis boleh menggunakan salah satu
model di antara modelhistorical cost atau model revaluasi asalkan dilakukan dengan
konsisten.
Pengertian dari revaluasi aktiva tetap ialah penilaian kembali dari aktiva tetap
suatu perusahaan yang disebabkan adanya perubahan nilai aktiva tersebut, baik terjadi
kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh
devaluasi atau hal-hal lain. Revaluasi dilakukan karena nilai aktiva tetap sudah tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Adanya penilaian kembali aktiva tetap
(revaluasi) membantu Pemerintah atau badan Direktorat Jenderal Pajak untuk
meningkatkan penerimaan negara yang diperoleh dari Pajak Penghasilan Badan.Adanya
revaluasi juga membantu wajib pajak atau pemilik perusahaan untuk membuat
perencanaan perpajakan yang bertujuan untuk menghemat pembayaran pajak.
Dengan adanya penilaian aktiva tetap akan memberikan dampak positif dan
negatif bagi perusahaan. Berikut dampak positif bagi perusahaan:
1. Posisi kekayaan di dalam neraca menunjukkan kewajaran, ini akan mempermudah
pemakai laporan keuangan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
2. Selisih lebih penilaian kembali akan menyebabkan struktur modal meningkat,
artinya bahwa DER semakin membaik yang dilihat dari perbandingan antara
pinjaman (debt) dan modal sendiri (equity).
3. Semakin membaiknya DER menjadikan perusahan dapat melakukan pinjaman dari
pihak ke tiga atau emisi saham.
Dampak negatif bagi perusahaan:
1. Naiknya nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap menjadi
naik yang di bebankan dala laba/rugi atau dibebankan ke dalam harga poko
produksi.
2. Dari segi perpajakan bahwa selisih lebih yang disebabkan revaluasi aktiva tetap
adalah objek pajak yang dikenai pajak final 10%.
52
Jika di lihat dari dampak positif dan negatif yang disebabkan revaluasi aktiva tetap,
maka untuk melakukan revaluasi aktiva tetap perlu dipikirkan secara baik-baik oleh pihak
manajemen perusahaan, manfaat dan kerugaian yang akan dialami di masa sekarang
dan yang akan datang akibat revaluasi aktiva tetap harus benar-benar dipertimbangkan
dengan baik.
Kesimpulan artikel:
Revaluasi aktiva tetap menurut PSAK 16 merupakan aset berwujud yang
digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, memiliki masa manfaat lebih dari satu
tahun, dan tidak untuk diperjual belikan. Revaluasi aktiva tetap memiliki syarat yang
digunakan untuk menentukam metode apa yang harus dilakukan. Metode tersebut antara
lain adalah metode historical cost dan revaluasi. Selain itu revaluasi aktiva tetap
memiliki beberapa dampak terhadap PPh dan perusahaan. Pada PPh, revaluasi aktiva
tetap dapat membantu menambah penerimaan pemerintah, membantu Wajib Pajak
dalam meringankan biaya pajak, dan pada kenaikan nilai aktiva tetap menyebabkan
beban penyusutan aktiva tetap pada laba rugi ikut naik. Sedangkan pada perusahaan
memiliki dampak positif dan dampak negatif yang keduanya dapat menjadi suatu
keuntungan dan kerugian bagi perusahaan.
Sumber artikel:
Anonim.Revaluasi atau Penilaian Kembali Aktiva Tetap.
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaian-kembaliaktiva.html
53
SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri dan kami semua berperan serta dalam mengerjakan
tugas terlampir. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan.
Mata Ajaran
Judul Tugas
Tanggal
Dosen
: Akuntansi Keuangan 1
: Tugas Kelompok Akuntansi Keuangan 1: Penjelasan Laporan
Keuangan PT Indofood
Sukses Makmur Tbk.
: 27 November 2014
: Birawani Dwi Anggraeni S.E., M.S.M.
Tandatangan
Anggota 3
Nama
NPM
Tandatangan
Anggota 5
Anggota 2
Nama
NPM
Tandatangan
Anggota 4
Nama
NPM
Tandatangan
Anggota 6
:
54
Nama
Nuraina
NPM
: Dinda Anastasya
Tandatangan
Anggota 7
Nama
Permana
NPM
Tandatangan
: Muhammad Arugha
: 1306469834
Nama
Savero
NPM
Tandatangan
: 1306469885
: Muhammad Rega
: 1306469891
:
Daftar Referensi
1. Kieso, Donald E., dkk. 2011. Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition.
Hong Kong: John Wiley & Sons Inc.
2. Martani, Dwi. PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan IAS 1. 16 Februari 2010.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-1-Penyajian-LaporanKeuangan-IAS-1-21082013.pptx
3. Martani,
Dwi.
ED
PSAK
16.
28
Juni
2011.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf
4. Martani,
Dwi.
PSAK
2
Laporan
Arus
Kas.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-2-LAPORAN-ARUS-KAS.pdf
5. Martani,
Dwi.
PSAK
19
Aset
Tidak
Berwujud.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-19-Aset-Tidak-Berwujud-IAS38.pptx
6. Martani,
Dwi.
PSAK
14
Persediaan
IAS
21
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-14-Persediaan-IAS-21.pptx
7. Martani, Dwi. PSAK 57 Provisi Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensidan-Aset-Kontijensi-.pdf
8. Martani,
Dwi.
PSAK
50
dan
55
Overview.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-50-dan-55-overview.pdf
9. Parmadita.
Obligasi.
19
Oktober
2012.
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=105117&title=obligasi.
10.Anonim.
Revaluasi
atau
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap.
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaiankembali-aktiva.html.
55