Você está na página 1de 10

TUGAS

ILMU ANATOMI

Disusun oleh:
Erdananda Haryosuwandito (14/373979/PKG/0941)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

1.ASPEK KLINIS KELENJAR SALIVARIUS


Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting
dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva mensekresi
saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung
enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan
letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua kelompok besar yairu kelenjar
saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minor
menghasilkan saliva yang berbeda-beda menurut rangsangan yang diterimanya.
Rangsangan ini dapat berupa rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis,
asam, asin dan pahit), neural, psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit.
Besarnya sekresi saliva normal yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira
1-1,5 liter per hari.

1. KELENJAR SALIVA MAYOR


Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui
berpasangpasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang
sangat panjang. Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari
rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga
mulut. Menurut struktur anatomi dan letaknya, kelenjar saliva mayor dapat
dibagi atas tiga tipe yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis.
Masingmasing kelenjar mayor ini menghasilkan sekret yang berbeda
beda sesuai rangsangan yang diterimanya. Saliva pada manusia terdiri atas
sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis (70%), dan sublingualis
(5%).
1.1 Kelenjar Parotis
Anatomi:
-

Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar


saliva lainnya.

Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga


terletak antara prosessus mastoideus dan ramus mandibula.

Kelenjar ini meluas ke lengkung zygomatikum di depan telinga


dan mencapai dasar dari muskulus masseter.
-

Kelenjar parotis memiliki suatu duktus utama yang dikenal dengan


duktus Stensen. Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara
pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi
dihadapkan molar dua atas.

Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul yang sangat fibrous dan
memiliki beberapa bagian seperti arteri temporal superfisialis, vena
retromandibular dan nervus fasialis yang menembus dan melalui
kelenjar ini.

Histologi:
-

Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan


mengandung sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim,
fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase.

Kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks,


yang pada manusia adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi
oleh kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan
ikat termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang
kecil. Kelenjar parotis mempunyai sistem saluran keluar yang
rumit sekali dan hampir semua duktus ontralobularis adalah duktus
striata.

Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius


steensen terdiri dari epitel berlapis semu, bermuara kedalam
vestibulum rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua
atas. Kelenjar parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu
parotitis epidemika.

Fisiologi:
-

Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya


akan air yaitu serous.

Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar


parotis.

1.2 Kelenjar Submandibularis


Anatomi:
-

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang berbentuk seperti


kacang dan memiliki kapsul dengan batas yang jelas.

Di dalam kelenjar ini terdapat arteri fasialis yang melekat


erat dengan kelenjar ini.

Kelenjar ini teletak di dasar mulut di bawah ramus


mandibula dan meluas ke sisi leher melalui bagian tepi bawah
mandibula dan terletak di permukaan muskulus mylohyoid.

Pada proses sekresi kelenjar ini memiliki duktus


Wharton yang bermuara di ujung lidah.

Histologi:
-

Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat.

Kelenjar submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa


kompleks, yang pada manusia terutama pada kelenjar campur
dengan sel-sel serosa yang dominan, karena itu disebut
mukoserosa. Terdapat duktus interkalaris, tetapi saluran ini pendek
karena itu tidak banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata
berkembang baik dan panjang.

Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton


bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut
dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah.
Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada
kelenjar submandibularis.

Fisiologi:
-

Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous


(cairan ludah yang encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang
padat).

Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang


memproduksi air liur terbanyak.

Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar


submandibularis.

1.3 Kelenjar Sublingual


Anatomi:
-

Kelenjar ini terletak antara dasar mulut dan muskulus


mylohyoid merupakan suatu kelenjar kecil diantara kelenjar
kelenjar mayor lainnya.

Duktus utama yang membantu sekresi disebut duktus


Bhartolin yang terletak berdekatan dengan duktus mandibular dan
duktus Rivinus yang berjumlah 8-20 buah.

Kelenjar

ini

tidak

memiliki

kapsul

yang

dapat

melindunginya.
Histologi:
-

Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan


kelenjar tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah
kelenjar campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu
disebut seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya
ikut membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata
jaringan terlihat.

Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi


kelenjar ini lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu
duktus sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa
yaitu plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.
Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor
bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama
dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu.

Fisiologi:

Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous


dan konsistensinya kental.

Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar


sublingualis.

2. KELENJAR SALIVA MINOR


Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang
terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya
menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjarkelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang
menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh
epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit
sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung
dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul
yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor
secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar
lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,07,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin.
2.1 Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan
glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar
sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.
2.2 Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline
dan memiliki banyak duktus.
2.3 Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan
kelenjar labial.
2.4 Kelenjar Palatinal

Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum


molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh
jaringan fibrous yang padat.

2.5 Kelenjar Lingual

Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :


2.5.1 Kelenjar anterior lingual
Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.
2.5.2 Kelenjar lingual Van Ebner
Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.
2.5.3 Kelenjar posterior lingual
Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan
dengan tonsil.

REFERENSI
1. Amerogen AV. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih
Bahasa Rafiah Abyono. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. 1988
2. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 7 th. Jakarta: EGC. 1994
3. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. EGC
4. Dixon, Andrew D. Anatomi untuk Kedokteran Gigi ed.5. Jakarta:
Hipokrates. 1993
5. Roth GL, Calmes R. Oral Biology. St. Louis: CV Mosby. 1981
6. Geneser, Finn. Buku Teks Histologi, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
1994.

Você também pode gostar