Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tugas Pertemuan 3
Perkembangan Perubahan Kurikulum di Indonesia
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Individu Mata Kuliah Manajemen
Kurikulum
Oleh Dosen:
1. Dr. Diding Nurdin, M.Pd
2. Dr. Asep Sudarsyah, M.Pd
3. Muflih Mumin, S.Pd
Oleh :
Nama: Syukron
NIM : 1202658
2013
A. PERIODE SEBELUM KEMERDEKAAN
Perkembangan kurikulum di indonesia dari periode sebelum tahun 1945 sampai yang
sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang sering disebut KTSP. Selama
proses pergantian Kurikulum tidak ada tujuan lain hanya untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, rancangan pembelajaran yang ada di sekolah.
Kurikulum pada masa VOC Kurikulum sekolah-sekolah selama VOC bertalian erat dengan
gereja. Menurut Hereen XVII, badan tertinggi VOC di negeri Belanda yang tertidi atas 17 orang
anggota, tahun 1617, gubernur di Indonesia harus menyebarluaskan agama Kristen dan
mendirikan sekolah untuk tujuan itu. Menurut peraturan sekolah 1643 tugas guru dalah
memupuk rasa tajkut kepada Tuhan , mengajarkan dasar agama Kristen , mengajak anak berdoa,
bernyanyi , pergi ke gereja, mematuhi orang tua, penguasa, dan guru-guru. Walaupun tak ada
kurikulum yang ditentukan biasanya sekolah menyajikan pelajaran tentang ketekismus, agama,
juga membaca , menulis dan menyanyi.Demikian pula tidak ditentukan lama belajar. Peraturan
hanya menentukan bahwa anak pria lebih dari usia 16 tahun dan anak wanita lebih dari 12 tahun
hendaknya jangan dikeluarkan dari sekolah. Pembagian dalam 3 kelas untuk pertama kali
dimulai pada tahun 1778. Di kelas 3, kelas terendah, anak-anak belajar abjad,
di kelas 2 memaca, menulis, dan bernyanyi dan di kelas 1, kelas tertinggi: membaca, menulis,
katekismus, bernyanyi dan berhitung.
popular
ketimbang
curriculum
(bahasa
Inggris).
Perubahan
kisi-kisi
merebut
conformism
kemerdekaan.
lebih
menekankan
Maka
pada
pendidikan
sebagai
pembentukan
development
karakter
manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di
muka bumi ini.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
1. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
2. Garis-garis besar pengajaran.
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. yang diutamakan
pendidikan watak
a)
b)
c)
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
D. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum
1968
bersifat
politis,
mengganti
Rencana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan
pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada
upaya untuk membentuk manusia Pancasilasejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968
F. Kurikulum 1984
1. Latar Belakang Diberlakukanya Kurikulum 1984
Kurikulum
1984
mengusung
proses
skill
approach.
Meski
siswa
ditempatkan
sebagai
subjek
belajar.
Dari
mengamati,
G. Kurikulum 1994
1. Latar Belakang Diberlakukanya Kurikulum 1994
Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 adalah
sebagai berikut :
a. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya
untuk
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
serta
agar
pemerintah
pembangunan.
Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah
Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
2.
a.
b.
c.
d.
Setiap
pada
desentralisasi
sistem
pendidikan.
Pemerintah
pusat
untuk
mampu
mengembangkan
dalam
bentuk
silabus
dan
pendidikan
(sekolah/madrasah).
Sedangkan
pemerintah
pusat
hanya
kurikulum
ini,
unsur
pendidikan
dikembalikan
kepada
tempatnya semula yaitu unsur teoritis dan praksis. Namun, dalam kurikulum
ini unsur praksis lebih ditekankan daripada unsur teoritis. Setiap kebijakan
yang dibuat oleh satuan terkecil pendidikan dalam menentukan metode
pembelajaran dan jenis mata ajar disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan
lingkungan sekitar.
J. Kurikulum 2013
A. LATAR BELAKANG
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut,
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan
pertama pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum
untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip
demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi
hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
undang-undang tentang sistem pendidikan nasional telah mengalami
beberapa kali perubahan.
B. LANDASAN PENYEMPURNAAN KURIKULUM
1. Landasan Yuridis
2.
3.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
A.
1.
2.
3.
4.
STRATEGI IMPLEMENTASI
Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala
sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum
di kabupaten/kota terkait.
tahun
2015
diimplementasikan.
ketika
kurikulum
sudah
dinyatakan
sepenuhnya
untuk
menentukan
Perkembang
an
o
Kurikulum
1
Kurikulum 1.
2.
Pra
Kemerdekaa
3.
n
Kurikulum
1947
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Karakteristik
Kurikulum
1952
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kurikulum
1968
1.
2.
9.
Kurikulum
1975
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kurikulum
1984
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kurikulum
1994
1.
2.
3.
6.
7.
8.
KBK 2004
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
KTSP 2006
1.
2.
6.
10
Kurikulum
2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
a.
b.
a.
b.
c.
ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Awalnya pada tahun 1947,
kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di
Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan
sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa
saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai
development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
C. Isi kurikulum 1947
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya
memuat dua hal pokok:
Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
Garis-garis besar pengajaran (GBP)
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikira dalam arti kognitif, namun yang
diutamakan pendidikan watak atau perilaku, meliputi :
Kesadaran bernegara dan bermasyarakat
Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari
Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Kurukulum Tahun 1952 (Rencana Pelajaran Terurai)
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami
penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum
ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus
ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran
yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau
Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan Pancawardhana, yaitu :a) Daya cipta, b) Rasa,
c) Karsa, d) Karya, e) Moral.
Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi.
1) Moral
2) Kecerdasan
3) Emosional/artistik
4) Keprigelan (keterampilan)
5) Jasmaniah.
A. Ciri-ciri kurikulum Rencana Pelajaran Terurai
Pada perkembangannya rencana pelajaran lebih dirinci lagi setiap pelajarannya, yang
dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali.
Seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat.
yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat
mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak
tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.
Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1954 yakni untuk jenjang Sekolah Rakyat
(SD) menurut Rencana Pelajaran 1947 adalah sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia
9. Menulis
2. Bahasa Daerah
3. Berhitung
4. Ilmu Alam
5. Ilmu Hayat
6. Ilmu Bumi
7. Sejarah
8. Menggambar
Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada
tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada
kurikum ini dikelompokkan pada tiga kelompok besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Jumlah mata pelajarannya 9, yang memuat hanya mata pelajaran pokok
saja.
Muatan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengan
permasalahan faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya adalah
teori psikologi unsur. Contoh penerapan metode pembelajarn ini adalah metode eja ketika
pembelajaran membaca. Begitu juga pada mata pelajaran lain, anak belajar melalui unsurunsurnya dulu. Struktur kurikulum 1968 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
I. Pembinaan Jiwa Pancasila
1. Pendidikan agama
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Daerah
5. Pendidikan olahraga
II. Pengembangan pengetahuan dasar
6. Berhitung
7. IPA
8. Pendidikan kesenian
9. Pendidikan kesejahteraan keluarga
III Pembinaan kecakapan khusus
9. Pendidikan kejuruan
Kurikulum Tahun 1975 (Kurikulum Berbasis Pencapaian Tujuan)
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di
antaranya sebagai berikut.
1. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang harus
dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan khirarki tujuan pendidikan, yang meliputi : tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus.
2. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan
yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsangjawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni
memandang keberhasilan dalam
belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar, dalam hal ini sekolah dan guru.
C. Komponen Kurikulum 1975.
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-unsur :
1. Tujuan institusional.
Berlaku mulai SD, SMP maupun SMA.Tujuan Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai
lembaga dalam melaksanakan program pendidikannya.
2. Struktur Program Kurikulum.
Struktur program adalah kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap
sekolah.
3. Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Sesuai dengan namanya, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, pada bagian ini dimuat hal-hal
yang berhubungan dengan program pengajaran, yaitu.
a. Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai setelah mengikuti program pengajaran yang
bersangkutan selama masa pendidikan.
b. Tujuan Instruksional Umum, yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam setiap satuan pelajaran
baik dalam satu semester maupun satu tahun.
c. Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahan pelajaran bagi para siswa
agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
d. Urutan penyampaian bahan pelajaran dari tahun pelajaran satu ke tahun pelajaran berikutnya
dan dari semester satu ke semester berikutnya.
4. Sistem Penyajian dengan Pendekatan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional).
PPSI adalah sistem yang saling berkaitan dari satu instruksi yang terdiri atas urutan,
desain tugas yang progresif bagi individu dalam belajar. Oemar Hamalik mendefinisikan PPSI
sebagai pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun satuan pelajaran.
5. Sistem Penilaian
Dengan melaksanakan PPSI, penilaian diberikan pada setiap akhir pelajaran atau pada akhir
satuan pelajaran tertentu. Inilah yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya yang
memberikan penilaian pada akhir semester atau akhir tahun saja.
6. Sistem Bimbingan dan Penyuluhan
Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan belajar yang tidak sama. Di samping itu mereka mereka
memerlukan pengarahan yang akan mengembagkan mereka menjadi manusia yang mampu
meraih masa depan yang lebih baik. Dalam kaitan ini maka perlu adanya bimbingan dan
penyuluhan bagi para siswa dalam meniti hidupnya meraih masa depan yang diharapkanya
7. Supervisi dan Administrasi
Sebagai suat lembaga pendidikan memerlukan pengelolaan yang terarah, baik yang digunakan
oleh para guru, administrator sekolah, maupun para pengamat sekolah. Bagaimana teknik
supervisi dan administrasi sekolah ini dapat dipelajari pada Pedoman pelaksanaan kurikulum
tentang supervise dan administrasi.Ketujuh unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang
mewarnai Kurikulum 1975 sebagai suatu sistem pengajaran.
Mata Pelajaran dalam Kurikulum tahun 1975 adalah
1. Pendidikan agama
2. Pendidikan Moral Pancasila
3. Bahasa Indonesia
4. IPS
5. Matematika
6. IPA
7. Olah raga dan kesehatan
8. Kesenian
9. Keterampilan khusus
Kurikulum Tahun 1984 (Cara Belajar Siswa Aktif)
Kurikulum 1984 model yang dipakai pada kurikulumini yaitu CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) atau Student Active Learning (SAL). Atas dasar perkembangan zaman antara
kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pendidikan
dalam kurikulum 1975 dianggap tidak sesuai lagi. Kurikulum 1984 dianggap sebagai perbaikan
atau revisi dari kurikulum 1975.
A.Ciri-ciri kurikulum CBSA
a.
Berorientasi pada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian
pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus
benar- benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan
ajar, yang pertama harus di rumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
b.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa
memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
c.
Materi pelajaran dikemas dengan melalui pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan
yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi
pelajaran. Semakin tinggi dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi yang diberikan.
d.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep- konsep
yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru diberikan latihan setelah
mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu
siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
e.
Materi pelajaran disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada
sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak dengan
mengunakan pendekatan induktif dari contoh- contoh kekesimpulan. Dari yang mudah menujuk
yang sukar dan dari yang sederhana menujuk ke yang kompleks.
f.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan
belajar- mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehanya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan
dilakukan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pelajaran.
B. Kebijakan- kebijakan dalam penyusunan kurikulum 1984
a.
Adanya perubahan dalam mata pelajaran inti.
Dalam kurikulum 1975 terdapat delapan pelajaran inti, sedangkan dalam kurikulum 1984
terdapat enam belas mata pelajaran inti. Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut
adalah: Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa dan
Kesustraan Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi,
Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian, Keteranpilan, Pendidikan jasmani dan Olahraga, Sejarah
Dunia dan Nasional.
b.
Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masing- masing.
c.
Perubahan program jurusan.
Pada kurikulum 1975 terdapat tiga jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, namun
dalam kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B.
Program A terdiri dari:
i. A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika
ii. A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi
iii. A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi
iv. A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya
sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada keterampilan kejuruan
yang akan dapat menerjunkan siswa langsung berkecimpung di masyarakat. Tetapi mengingat
program B memerlukan sarana sekolah yang cukup maka program ini untuk sementara
ditiadakan.
d.
Pentahapan waktu pelaksanaan.
Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas 1 SMA berturut tahun berikutnya di
kelas yang lebih tinggi.
Kurikulum Tahun 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan
pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang
memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang
proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu
tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi)
pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti
pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan
sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun
menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak.
A.Ciri-ciri kurikulum 1994
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
2. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi)
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan
siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen,
divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat
keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit,
dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
Menurut Mulyasa (2006:39) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugastugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum
Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
pengalaman belajar yang bermakna, dan
(2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan apa
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan
sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok,
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
yaitu:
pemilihan kompetensi yang sesuai.
spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.
pengembangan sistem pembelajaran.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi. (Depdiknas dalam Mulyasa, 2004:42)
Menurut Wardhani (2004: 2) kerangka dasar KBK memuat tentang :
1. Kompetensi: Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
2. Standar Kompetensi: Standar kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan
secara nasional dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik. Standar kompetensi
merupakan hasil jabaran dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Penjabaran standar
kompetensi terdiri atas: standar kompetensi lintas kurikulum, standar kompetensi lulusan, standar
kompetensi bahan kajian, standar kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi mata pelajaran
per kelas.
3. Penilaian pada kurikulum 2004: Penilaian berbasis kelas yaitu dilakukan oleh guru, bersifat
internal, bagian dari pembelajaran, sebagai bahan untuk memperbaiki mutu hasil belajar,
berorientasi pada kompetensi, menggunakan acuan patokan/kriteria dan ketuntasan belajar
(individu peserta didik), dilakukan dengan berbagai cara.
4. Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2004: Kegiatan pernbelajaran berpusat pada peserta
didik, mengembangkan kreatifitas, kontekstual, menantang dan menyenangkan, menyediakan
pengalaman belajar yang beragam, belajar melalui berbuat.
Kurikulum Tahun 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Pada kurikum ini , kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara sentralisasi telah
berubah menjadi desentralisasi. Artinya dalam kurikulum 2004 ini, pengambilan kebijakan
pendidikan beralih dari yang sebelumnya berada di pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang
berpusat di Kota atau Kabupaten. Pemerintah pusat memberikan keluasan terhadap pemerintah
daerah masing-masing untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi masing-masing.
Desentralisasi pendidikan ini diakukan sejalan dengan otonomi daerah, perubahan kurikulum
dalam era otonomi daerah ini tidak lagi menjadi tanggung jawab dan tugas pemerintah pusat tapi
tugas setiap satuan pendidikan dan pihak sekolah.
A.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
C.
Oleh karena itu, dalam kurikulum 2004 (KTSP) terjadi berbagai macam variasi dan
jenis kurikulum pada satuan pendidikan di setiap sekolah, karena pastinya antara daerah satu
dengan daerah lain akan berbeda kurikulum dalam pengembangannya. Namun dalam hal ini
banyak terjadi perbedaan, tetapi tetap berpedoman dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingkat satuan
pendidkan (KTSP) yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuan pendidikan diberbagai
daerah. Dengan demikian implementasi KTSP di setiap sekolah dan satuan pendidikan akan
memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan wilayah dan daerah masingmasing. Sesuai dengan kebutuhannya, sesuai dengan karakteristik masing-masing sekolah, serta
sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didik. Namun dalam kurikululum yang mberbeda
tersebut tetap berada digaris SNP yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. ( Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.2008:2)
Posisi SNP dalam KTSP
Dengan adanya standar nasional pendidikan ini maka setiap guru tidak akan
kebingungan dalam menyusun kompetensi dasar kurikulum. Maka guru lebih tertuju kepada
hasil yang harus dicapai, juga dapat meningkatkan input dan proses pembelajaran yang
dilaksakan lebih efektif. Dengan kurikulum ini diharapkan adanya perubahan dalam sistem dan
layanan pendidikan yang mengarah pada kondisi :
Meningkatkan prestasi peserta didik dengan menentukan secara jelas tentang apa yang harus
diajarkan dan jenis performasi apa yang diharapkan
Menyamkan peluanh, baik secara nasional, regional maupun lokal
Menyediakan fungsi koordinasi yang dapat diamati
Menyediakan perlindungan pelanggan dengan menyuplai informasi yang akurat untuk peserta
didik dan orang tua
Memberikan peran penting untuk peserta didik, orang tua, guru, dan tenaga kependidikan
lainnya. (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.2008:19)
Dalam peraturan pemerintah ini, dikemukakan Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan tujuannya untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.2008:21)
Komponen Standar Nasional Indonesia
1.Standar Isi
Standar isi adlah ruang lingkup materidan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi ketamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus.
2.Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.standar proses
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP.
3.Standar Kompetensi Lulusan
Dalam PP. No. 19 Tahun 2005, dijelaskan bahwa stadar kompetensi lulusan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Dan
digunakan sebagai pedoan penentuan kelulusan peserta didik dalam tiap tingkatan atau
jenjangnya sendiri-sendiri.
4.Standar Pendidik dan Tenaga pendidik
Adalah kriteria seorang pendidik dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidik
dalam jabatannya. Pendidik harus mempunyai kualifikasi dan kompetensi agen pembelajaran,
mempunyai kualifikasi akademika yaitu jenjang pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
para pendidik.
5.Standar Sarana dan Prasarana
Dalam hal ini berkaitan dengan apa saja yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Disini sandar nasiona
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, perpustakaan,
laboratorium, tempat olahraga, tempat beribadah dll.
6.Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kota atau kabupaten, provinsi maupun nasiona agar tercapai efesiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
7.Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasinsatuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasional satuan pendidikan
adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional
sekolah sesuai dengan SNP secara teratur dan berkelanjutan.
8.Standar Penilaian Pendidikan
Adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar pesera didik. Bagi satuan pendidikan tujuan penilaian hasil belajar yaitu
untuk menilai pencapaian standar kompetensi kelulusan untuk semua mata pelajaran. Sedangkan
bagi pemerintah tujuannya untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan
dilakukan dalam bentuk ujian nasional.