Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tuberculosis dapat terjadi pada semua bagian saluran cerna dan merupakan tempat
tersering ke 6 pada tuberculosis ekstraparu. Tuberkulosis yang menginfeksi
traktus
intestinal
dapat
disebabkan
oleh
baik
M ycobacterium
tuberculosis ataupun Mycobacterium bovis. Penyakit ini jarang berdiri sendiri dan
biasanya merupakan kelanjutan proses tuberkulosa di tempat lain terutama dari
tuberkulosa paru, namun sering ditemukan bahwa pada waktu diagnosa ditegakkan proses tuberkulosa
di paru sudah tidak kelihatan lagi. Karena perjalanan penyakitnya yang berlangsung
secara perlahan-lahan dan sering tanpa keluhan atau gejala yang jelas maka diagnose
sering tidak terdiagnosa atau terlambat ditegakkan . T i d a k
jarang
malnutrisi, berbeda dengan bentuk hipertrofi yang banyak ditemukan pada orang
dewasa dengan nutrisi baik. Kebanyakan kasus tuberculosis gastrointestinal juga
melibatkan kelenjar getah bening dan peritoneum. Kelenjar getah bening yang sering
terinfeksi adalah kelenjar pada mesenterika (tabes mesenterika) atau retro-peritoneal.
Manifesstasi Klinis
Tipe
Ulseratif
Manifestasi Klinis
Diare kronis, malabsorpsi, perforasi usus
halus, perdarahan dari anus dapat juga
Hipertrofi
Striktur/Konstriksi
perut (ileocaecal)
Obstruksi usus halus
subakut yang
nyeri
kolik).
Biasanya
dapat
dengan
Peritoneum
Kelenjar getah bening
berkurangnya
nafsu
makan.
Secara
mikroskopis
dapat
dilihat
adanya
hepatitis tuberculosis
Distensi abdomen dan ascites
Benjolan di tengah perut atau hanya rasa
nyeri pada perut. Disertai oleh demam,
keringat malam dan malaise.
Diagnosis
Ada 4 kriteria yang harus dipenuhi untuk mendiagnosis abdominal tuberculosis: (i)
bukti histologis yang menunjukkan adanya pengejuan; (ii) hasil histologis yang
menunjukkan tuberculosis yang diambil dari kelenjar getah bening mesenterika yang
diambil dengan operasi; (iii) hasil kultur jaringan yang menunjukkan pertumbuhan
M.tuberculosis; dan (iv) penemuan positif dengan acid fast bacilli pada satu lesi.
Penemuan Radiologis
tuberculosis.
Rontgen Abdomen: mungkin ditemukan enteroliths, obstruksi yang pada
gambaran radiologis ditemukan dilatasi usus dengan beberapa air-fluid level,
ascites, perforasi atau intususepsi. Dapat juga ditemukan kalsifikasi kelenjar
(interloop ascites).
Limfadenopati. Dengan pengobatan akan sedikit membesar pada minggu ke 34 dan akan pelan-pelan mengecil. Temuan berupa pengejuan dan kalsifikasi
merupakan tanda tuberculosis, keduanya tidak menandakan adanya keganasan
eksentris.
Pseudokidney sign-regio ileocaecal yang terdorong ke posisi subhepatic.
CT scan
Pada tahap awal terdapat penebalan caecum dan terminal ileum yang simetris. Pada
tahap lanjut, katup ileocaecal dan dinding sekeliling caecum akan menebal secara
tidak simteris. Selanjutnya penebalan dinding akan tampak secara makroskopis,
kelenjar getah bening regional yang membesar dan penebalan mesenterika yang akan
bersama-sama membentuk massa di sekitar ileocaecal. Kadang dapat juga dilihat
adanya ulkus,nodul dan penyempitan pada terminal ileum dan dilatasi pada bagian
proximal. Pada daerah lain usus besar dan halus akan tampak penebalan dinding,
lumen yang menyempit dan ulkus. Ascites dapat dilihat pada CTscan akan tetapi
lebih baik terlihat pada USG.
Tampilan pada mesenterika yang terinfeksi adalah gambaran bercak-bercak atau difus,
garis-garis dan stelat. Dinding omentum yang mengalami fibrosis disebut omental
line. Omental line jarang ditemukan pada infiltrasi maligna.
Kelenjar getah bening yang mengalami pengejuan akan tampak bagian tengah yang
hipodense dan tepi yang lebih terang. Kelenjar getah bening retroperitoneal jarang
terinfeksi pada tuberculosis.
Colonoscopy
Berbagai ukuran nodul (2-6mm) dan ulkus pada segmen colon (4-8cm) adalah tanda
yang khas pada tuberculosis. Nodul berwarna merah muda, paling sering ditemukan
di caecum terutama katup ileocaecal. Ulkus besar (10-20mm) atau kecil (3-5mm)
biasanya ditemukan diantara nodul. Katup ileocaecal yang bengkak atau mengalami
deformitas dan pembengkakan lipatan pseudopolypoid juga dapat ditemukan. Kadang
lesi yang tampak menyerupai colitis ulseratif dan carcinoma.
Ketika colonoscopy dilakukan, diambil jaringan dari tengah dan tepi lesi untuk biopsy
dan kultur jaringan. Kedua metode ini dapat mediagnosis 60% lebih kasus.
Uji imunologis
ELISA akan tetap positif setelah pengobatan. Kegunaan uji imunologis masih belum
dapat dipastikan dalam praktek sehari-hari.
Uji cairan ascites
Cairan ascites pada pasien tuberculosis berwarna kekuningan dengan protein >3g/dl
dan total hitung sel adalah 150-400 l, mengandung >70% limfosit. Rasio ascites dan
gula darah adalah < 0.96 dan gradient serum albumin < 1.1 g/dl.
Metode pewarnaan dan kultur jarang memberi hasil yang positif. Adenosine
deaminase (ADA) merupakan aminohydrolase yang mengubah adenosine menjadi
inosine dan berperan dalam katabolisme purin. ADA lebih banyak bekerja pada
limfosit T daripada B. ADA ditemukan meningkat pada cairan ascites pasien
tuberculosis karena limfosit T yang bekerja sebagai antigen mikrobakteri. Coinfeksi
dengan HIV dapat menyebabkan nilai ADA normal atau dibawah normal. Positif
Positif
Ragu
Obati
Tata laksana
Barium Contrast
Tampilan
Klasik
Ragu
Obati
Biopsi
Endoskopi
Normal
CT scan abdomen
dengan kontras
Tampilan
Klasik
Obati
terapi konvensional
Ragu
FNAC/
Biopsy
colostomy ileotransverse dilakukan apabila pemberian OAT tidak lagi efektif. Metode
operasi ini sering menimbulkan komplikasi yaitu blind loop syndrome, fistula dan
onstruksi berulang pada segmen yang tersisa. Dengan adanya terapi OAT yang baik,
prosedur yang lebih radikal dapat dilakukan untuk mengeradikasi tuberculosis lokal.
Prosedur tersebut termasuk hemicolectomy dengan atau tanpa dibuangnya kelenjar
getah bening dan reseksi luas dari usus. Prosedur ini tidak memberikan hasil yang
baik pada pasien malnutrisi.
Pada striktur dilakukan prosedur strikturplasty dengan menginsisi 5-6 cm sepanjang
sisi anti-mesenterika yang ditutup dengan 2 lapisan transversal. Apabila terdapat
striktur multiple maka boleh dilakukan reseksi. Reseksi yang dilakukan adalah
segmental dengan margin 5 cm.
Perforasi biasanya pada ileum dan berhubungan dengan stiktur distal. Reseksi dan
anastomosis dilakukan untuk menutup lesi tapi sering menimbulkan kebocoran dan
fistula.