Você está na página 1de 70

REKSADANA SAHAM INDONESIA

STYLE A]VALY^S/^S
PERTODE2006-2009

Thesis
persyaratan
untukmemenuhisebagian
mencapaiderajatSarjanaS-2

ProgramStudi MagisterManajemen
JurusanIlmu-ilmu Sosial

diajukanoleh
Iif Yusuf Wibisono
1744
071263848/PEK/1

Kepada
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA

2010

MLAGISTIEJR Ilrf.ANAIEA/ffiI
UNTVER.SITAS GADTAI{ IYf.'{DA

STYLE AI{ALYSI,SREKSADANA SAHAM INDONESIA


PERTODE2006-2009

yang dipersiapkandan disusun oleh


Iif Yusuf Wibisono
07/263848/PEK/11744
telah dipertahankandi depan Dewan Penguji
pada tanggal 22 Mar et 20L0
dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat

Yogyakarta,22 Maret 201.0

6hguji I

Abdul H

Dosen Penguji II

,Ptof., Dr., MBA.

Indra Wijaya Kusuma, Prof..,Dr., MBA.

DosenPembimbing

fu>
Indra Wijaya Kusuma, Prof., Dr., MBA.

PERNYATAAAN

Denganini sayamenyatakanbahwadalam thesisini tidak terdapatkarya yang pernahdiajukan


untuk memperolehgelar kesarjanaandi suatuPerguruanTinggi, dan sepanjangsepengetahuan
sayajuga tidak terdapatkaryaataupendapatyang pernahditulis atauditerbitkanoleh oranglain,
kecualiyang secaratertulisdiacudalamnaskahini dan disebutkandalamdaftarpustaka.

Yogyakarta,22 Maret 2010

Iif Yusuf Wibisono


07/263848tPEKllr744

iv

KATA PENGANTAR

Pertama saya ingin memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas
berkah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulisan tesis ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
derajat sarjana S-2 pada program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Gadjah Mada. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak

Hargo Utomo Ph.D, Ketua Program Magister Manajemen

Universitas Gadjah Mada dan seluruh staf pengajar MM-UGM.


2. Bapak Prof. Indra Wijaya Kusuma,

dosen pembimbing yang telah

berkenan memberikan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing saya


menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Prof. Indra Wijaya Kusuma dan Bapak Prof. Abdul Halim yang telah
memberikan waktu dan pemikiran dalam menguji dan memberikan masukan
untuk menyempurnakan tesis ini.
4. Seluruh staf MM-UGM yang telah memberikan banyak bantuan dalam
menyelesaikan proses penyusunan tesis dan sidang.
5. Bapak, ibu, mba Ammy dan Aan atas kasih sayang, dukungan dan semangat yang
telah diberikan.
6. Keluarga dan teman-teman yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
penyelesaian tesis ini.

7. Rekan-rekan MM-UGM AP-11B yang telah bersedia menjadi teman berdiskusi


sekaligus memberi semangat selama proses kuliah dan penulisan tesis ini.
8. Nyimas Rika Rezkyka, yang bersedia menjadi tempat berbagi, pemberi semangat,
saran, dan dukungan di segala situasi.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan pada pihak-pihak lain yang ikut
membantu dalam penyelesaian tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Maret 2010

Iif Yusuf Wibisono

vi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRACT
INTISARI

iv
vi
viii
ix
x
xi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelititan
1.5 Sistematika Penelitian

1
1
2
4
4
5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Investasi
2.2 Reksa dana
2.3 Teori Portofolio
2.4 Return
2.5 Saham

6
6
9
14
16
17

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Obyek Penelitian
3.2 Pengumpulan Data
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Metode penelitian : Return Based Style Analysis
3.5 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham

24
24
25
25
26
31

vii

BAB 4 ANALISIS DATA


4.1 Style Analysis Reksa dana Saham
4.2 Pengukuran Kinerja Reksa dana Saham

33
33
50

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

57
57
58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Reksa dana Saham yang Diteliti
Tabel 4.1 Rata-rata sensitivitas sektor investasi terhadap return reksa dana saham
Tabel 4.2 Uji beda rata-rata return reksa dana bahana prima dengan style
Tabel 4.3. Uji beda rata-rata return reksa dana danareksa mawar dengan style
Tabel 4.4. Uji beda rata-rata return reksa dana first state indoequity sectoral fund
dengan style
Tabel 4.5 Uji beda rata-rata return reksa dana Schroder Dana Istimewa dengan
style
Tabel 4.6 Uji beda rata-rata return reksa dana Makinta Mantap dengan style
Tabel 4.7 Uji beda rata-rata return reksa dana Fortis Ekuitas dengan style
Tabel 4.8 Uji beda rata-rata return reksa dana TRIM Kapital dengan style
Tabel 4.9 Uji beda rata-rata return reksa dana Manulife dana saham dengan style
Tabel 4.10 Uji beda rata-rata return reksa dana Mandiri Investa Atraktif dengan
style
Tabel 4.11 Uji beda rata-rata return reksa dana Nikko Saham Nusantara dengan
style

21
29
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Style pada Reksa dana Saham Bahana Dana Prima
Gambar 4.2 R-square reksa dana bahana prima
Gambar 4.3 Style pada Reksa dana Danareksa Mawar
Gambar 4.4 R-square Reksa dana Danareksa Mawar
Gambar 4.5 Style pada Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund
Gambar 4.6 R-square Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund
Gambar 4.7 Style pada Reksa dana Schroder dana istimewa
Gambar 4.8 R-square Reksa dana Schroder dana istimewa
Gambar 4.9 Style pada Reksa dana Makinta Mantap
Gambar 4.10 R-square Reksa dana Makinta Mantap
Gambar 4.11 Style pada Reksa dana Fortis Ekuitas
Gambar 4.12 R-square Reksa dana Fortis Ekuitas
Gambar 4.13 Style pada Reksa dana TRIM Kapital
Gambar 4.14 R-square Reksa dana TRIM Kapital
Gambar 4.15 Style pada Reksa dana Manulife Dana Saham
Gambar 4.16 R-square Reksa dana Manulife Dana Saham
Gambar 4.17 Style pada Reksa dana Mandiri Investa Atraktif
Gambar 4.18 R-square Reksa dana Mandiri Investa Atraktif
Gambar 4.19 Style pada Reksa dana Nikko Saham Nusantara
Gambar 4.20 R-square Reksa dana Nikko Saham Nusantara

30
31
31
32
33
34
34
35
35
36
37
38
38
39
40
41
41
42
43
44

ix

INTISARI
Reksa dana adalah suatu bentuk portofolio yang dikelola secara profesional oleh manajer
investasi. Reksa dana saham adalah reksa dana yang memiliki minimal 80% aset pada saha.
Evaluasi kinerja reksa dana yang lengkap memerlukan sebuah pembanding yang sesuai dengan
distribusi aset dari reksa dana yang dievaluasi. Pembanding tersebut diperlukan untuk menilai
apakah suatu reksa dana memiliki kinerja lebih baik dari portofolio yang bentuk alokasi asetnya
mendekati komposisi reksa dana tersebut.
Return Based Style Analysis adalah metode yang digunakan untuk membentuk portofolio
pasif sebagai alat untuk mengetahui style atau karakter dari reksa dana. Return Based Style
Analysis akan menghasilkan sebuah portofolio pasif yang mendekati pola investasi reksa dana.
Sepuluh indeks sektoral saham digunakan untuk mewakili sebanyak 80 % alokasi dana investasi
pada saham, sedangkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan untuk mewakili
instrumen investasi jangka pendek. Penelitian ini menunjukkan sektor pertambangan secara ratarata memiliki sensitivitas yang paling besar terhadap return reksa dana saham. Kemudian secara
berturut-turut adalah sektor produksi, industri dasar, aneka industri, keuangan, konsumsi,
infrastruktur, pertanian, SBI, manufaktur, dan perdagangan. Mayoritas Reksa dana saham yang
dianalisis dalam penelitian ini kinerjanya lebih banyak dipengaruhi oleh style dibandingkan
faktor selectionnya. Secara umum, reksa dana yang dianalisis memiliki rata-rata return yang
tidak memiliki kinerja yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan kinerja portofolio
pasif/style.

Kata kunci: reksa dana saham, return based style analysis

ABSTRACT
Mutual fund is a form of portfolio which professionally managed by invesment manager.
Equity mutual fund is a mutual fund which has minimum 80% asset in equity. Complete
performance evaluation needs a benchmark which represent asset distribution of the mutual
fund. The benchmark is used to evaluate the performance of mutual fund compare to the
portfolio which represent the asset composition.
Return based style analysis is a method to form a passive portfolio as a tools to fins style
of mutual fund. Return based style analysis will provide portfolio which close to investment
pattern of mutual fund. Ten equity sectoral indexs are represent about 80% fund allocation in
equity, and Serfikat Bank Indonesia rate represent the short term invesment. The research find
that mining sector has biggest sensitivity to the return of mutual fund. The second is production
sector, and the following are basic industry, miscellanous industry, financial industry,
consumption, infrastructure, agriculture, Serficate Of Bank Of Indonesia, manufacture and
trading industry. Almost equity mutual funds performance in this research have bigger influence
from the style than the selection factor. Commonly, equity mutual fund in this research have no
significant better return performance than the performance of style.

Keywords: equity mutual fund, return based style analysis

xi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Berkembangnya produk investasi saat ini membuat para investor dihadapkan dengan

banyaknya pilihan. Tentunya pilihan-pilihan tersebut memiliki karakteristik risiko dan return
masing-masing. Seorang investor yang mengharapkan return yang besar dari sebuah investasi
tentunya akan menghadapi risiko yang melekat pada produk investasi tersebut. Beberapa
produk investasi yang tersedia saat ini adalah saham, obligasi, mata uang, reksa dana,
Exchange Traded Fund (ETF), komoditas dan sebagainya.
Sebuah konsekuensi yang diterima seorang investor ketika mengharapkan return
yang lebih besar tentunya ia harus bersedia menerima risiko yang lebih besar pula. Untuk
mengurangi risiko tersebut investor harus membentuk portofolio investasi. Dengan kata lain
investor melakukan diversifikasi atas investasi untuk mengurangi risiko dengan tingkat
keuntungan yang sama. Bagi investor yang mempunyai keterbatasan dana atau

tidak

mempunyai waktu untuk menganalisis sebuah investasi, salah satu bentuk alternatif investasi
yang tepat adalah melalui reksa dana.
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pasar Modal, Reksa Dana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana di
Indonesia dibagi kedalam empat kategori berdasarkan alokasi asetnya. Kategori tersebut
adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana

saham dan reksa dana terstruktur. Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham.
Manajer investasi sebagai pihak yang mengelola dana dari para investor tentu
berusaha melakukan analisis secara optimal untuk mendapatkan return yang tinggi dengan
risiko yang seminimal mungkin. Manajer investasi reksa dana saham tentunya akan
menempatkan dananya dalam saham dari berbagai perusahaan yang berasal dari berbagai
sektor industri. Dalam kondisi fluktuasi bursa saham yang sedang tidak menentu, perlu
dilakukan analisis baik terhadap kinerja maupun pola pembentukan portofolio yang
dilakukan oleh manajer investasi. Kondisi perekonomian baik global maupun Indonesia yang
masih belum menentu berdampak pada kinerja perusahaan dari berbagai sektor industri.
1.2

Perumusan Masalah
Seorang investor tentunya ingin menempatkan dananya dengan harapan akan

mendapatkan return yang tinggi. Dalam berinvestasi di reksa dana. return ditentukan oleh
kemampuan manajer investasi dalam mengelola dana investor. Setiap manajer investasi
tentunya memiliki karakteristik tertentu dalam menentukan portofolio investasinya, yang
pada akhirnya akan menghasilkan return yang berbeda-beda antar manajer investasi. Dengan
mengetahui sensitivitas sebuah sektor industri terhadap kinerja reksa dana dan karakter
manajer investasi dalam mengalokasikan dananya, seorang investor dapat mengetahui apakah
pola alokasi dana yang dilakukan manajer investasi sudah sesuai dengan harapan dan
pengamatan investor terhadap berbagai kondisi dari sektor-sektor industri di Indonesia.
Seorang manajer investasi tentunya memiliki selera tersendiri dalam mengelola dananya, baik
menggunakan strategi aktif maupun strategi pasif. Seorang investor yang menempatkan

dananya pada saham dan lebih menunggu kenaikan nilai saham tersebut tentunya dapat
dikatakan lebih cenderung menggunakan strategi pasif. Investor lain yang lebih sering
melakukan transaksi jual beli aset dapat dikatakan lebih cenderung menggunakan strategi
aktif.
Reksa dana adalah suatu bentuk portofolio yang dikelola secara profesional oleh
manajer investasi. Sebagai sebuah portofolio tentunya reksa dana terdiri dari berbagai jenis
aset, setiap aset memiliki karakteristik return dan risiko masing-masing. Dalam hal reksa
dana saham, sebuah reksa dana dapat terdiri dari aset-aset ekuitas yang berasal dari berbagai
jenis industri. Investor perlu mengetahui apakah pembentukan portofolio investasi saham
yang dilakukan oleh manajer investasi sudah sesuai dengan harapan investor. Seorang
investor umumnya ingin mengetahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang berpotensi
mempengaruhi return dari reksa dana yang dia beli. Investor tentunya ingin mengetahui
kinerja manajer investasi dalam mengalokasikan aset atau mencapai tujuan investasi
berkenaan dengan eksposur risiko dari faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi return
reksa dana tersebut.
Pada umumnya investor akan melakukan analisis kinerja reksa dana dengan
menggunakan beberapa rasio yang sering digunakan seperti indeks Sharpe, Treynor dan
Jensens alpha. Sebuah evaluasi yang lengkap dari suatu reksa dana bukan hanya meliputi
analisis kinerja menggunakan indeks tersebut saja, tetapi juga analisis terhadap distribusi aset
ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana atau dengan kata lain analisis
terhadap karakter atau style dari seorang manajer investasi dalam mengalokasikan dana
investor. Selain hal-hal tersebut, evaluasi kinerja yang lengkap juga memerlukan sebuah
pembanding yang sesuai dengan distribusi aset dari reksa dana yang dievaluasi. Pembanding

tersebut diperlukan untuk menilai apakah suatu reksa dana memiliki kinerja lebih baik dari
portofolio yang bentuk alokasi asetnya mendekati komposisi reksa dana tersebut.
Hal ini dapat dicapai dengan melakukan analisis terhadap kinerja portofolio yang
dibandingkan dengan suatu pembanding. Pembanding yang umumnya digunakan untuk
evaluasi kinerja reksa dana saham adalah indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun di
sisi lain, setiap manajer investasi memiliki karakteristik atau style yang berbeda-beda terkait
dengan pemilihan saham dalam portofolionya, misalnya terdapat kecenderungan untuk
mengalokasikan dana pada saham-saham sektor industri tertentu. Penggunaan indeks saham
sektoral yang merupakan gambaran harga saham perusahaan dari masing-masing sektor
industri. Seorang manajer investasi dimungkinkan menghasilkan kinerja yang kurang baik
jika dibandingkan IHSG tetapi tergolong baik jika dibandingkan dengan indeks saham
industri tertentu. Dalam melakukan evaluasi kinerja reksa dana saham, perlu digunakan
pembanding yang benar-benar sesuai dengan style masing-masing manajer investasi.

Berdasarkan pemaparan di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam


penelitian ini adalah:
Bagaimana kinerja reksa dana saham jika dibandingkan dengan portofolio pasif atau
style.
1.3

Tujuan Penelitian

Membandingkan kinerja reksa dana saham dengan portofolio pasif atau style sebagai tolak
ukur (benchmark).
1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat kepada investor dalam hal-hal berikut:

1. Investor dapat mengetahui faktor-faktor aset yang mempengaruhi kinerja reksa dana.
Selanjutnya, seorang investor dapat mengetahui sensitivitas faktor aset terhadap reksa
dana dan mengetahui sumber baik atau buruknya kinerja reksa dana. Hal tersebut
berguna bagi investor dalam keputusan penempatan dana dalam sebuah reksa dana.
2. Penelitian ini juga memaparkan penilaian kinerja reksa dana berdasarkan tolak ukur
yang sesuai dengan karakter reksa dana tersebut sehingga membantu investor dalam
memilih reksa dana yang sesuai dengan harapannya.
1.5

Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisikan landasan teori yang relevan dalam mendukung penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan bahan penelitian, metode penelitian, dan metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan analisis dan pembahasan dari penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Investasi
Pengertian investasi menurut Reilly (2006) ialah the current commitment of

dollars for a period of time in order to derive future payments that will compensate
the investor for (1) the time the funds are committed, (2) the expected rate of
inflation, and (3) the uncertainty of the future payments.
Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses
keputusan investasi terdiri dari 5 tahap keputusan yang berjalan terus-menerus hingga
tercapai keputusan yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut menurut
Tandelilin (2004) adalah sebagai berikut:
a. Penentuan tujuan investasi. Tahap pertama dalam proses keputusan
investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan
investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada
investor yang membuat keputusan tersebut.
b. Penentuan kebijakan investasi. Tahap ini merupakan tahap penentuan
kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap
ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation
decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki
pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estate, dan
sekuritas luar negeri).

c. Pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio yang dipilih harus

konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Terdapat dua strategi portofolio


yang dapat dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio
pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi
yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari
kombinasi portofolio yang lebih baik dari sebelumnya. Strategi portofolio
pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan
kinerja indeks pasar. Asumsi yang mendasari strategi pasif ini adalah
semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada
harga saham.
d. Pemilihan aset. Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya
adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin
dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari
kombinasi portofolio yang efesien, yaitu portofolio yang menawarkan
return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau
sebaliknya menawarkan tingkat risiko terendah dengan return diharapkan
tertentu.
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Proses keputusan investasi
merupakan proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan

ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus


dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya hingga dicapai
keputusan investasi yang paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi
kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil
pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses
benchmarking. Proses benchmarking ini umumnya dilakukan terhadap
indeks portofolio pasar. Tujuan benchmarking adalah untuk mengetahui
seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan
dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
Salah satu cara yang dilakukan oleh banyak investor dalam berinvestasi adalah
berpartisipasi dalam reksa dana. Reksa dana berusaha meraih keuntungan dengan cara
mengumpulkan dana dari para investor. Dengan berpartisipasi dalam reksa dana,
investor tidak membutuhkan waktu yang banyak dalam mengelola dana. Pengelolaan
dana tersebut dilakukan oleh manajer investasi. Dana yang ditampung dalam reksa
dana selanjutnya akan diinvestasikan dalam bentuk portofolio oleh manajer investasi.
Kemampuan manajer investasi dalam mengelola portofolio akan menentukan tingkat
pengembalian dana para investor.

2.2 Reksa dana


2.2.1

Definisi Reksa dana


Menurut Undang-Undang Nomor 8 tentang Pasar Modal tahun 1995 pasal 1

ayat 27, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Manajer investasi berperan dalam mengelola dana yang telah terkumpul dan
mengalokasikannya pada berbagai instrumen investasi seperti sertifikat Bank
Indonesia (SBI), obligasi, dan saham. Selain manajer investasi, pihak yang juga
terlibat dalam reksa dana ialah bank kustodian. Bank kustodian berperan sebagai
pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek
serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
2.2.2

Bentuk Hukum Reksa dana


Di Indonesia terdapat dua bentuk hukum reksa dana yaitu Perseroan Terbatas

(PT) dan Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa dana PT menerbitkan saham yang
dapat dibeli oleh investor, artinya investor mempunyai kepemilikan atas PT tersebut.
Reksa dana KIK tidak menerbitkan saham, tetapi menerbitkan Unit Penyertaan.
Dengan memiliki Unit Penyertaan Reksa dana KIK, investor juga mempunyai

10

kepemilikan atas kekayaan bersih Reksa dana KIK tersebut. Beberapa karakteristik
dari Reksa dana KIK adalah sebagai berikut:

Unit penyertaan akan terus dijual selama ada investor yang membelinya

Unit penyertaan tidak terdaftar di bursa efek

Unit penyertaan yang dimiliki investor dapat dijual kembali pada manajer
investasi

Hasil penjualan atau pembelian kembali unit penyertaan akan mempengaruhi


besarnya kekayaan reksa dana

Harga unit penyertaan (harga jual dan harga beli) didasarkan atas Nilai Aktiva
Bersih (NAB) per unit yang dihitung oleh bank kustodian secara harian.

2.2.3

Sifat Operasional Reksa dana


Sifat operasional reksa dana terbagi menjadi dua yaitu reksa dana tertutup dan

reksa dana terbuka. Pada reksa dana terbuka, jual beli unit penyertaan reksa dana
dilakukan antara reksa dana (manajer investasi) dengan investor, tanpa melalui bursa.
Sedangkan pada reksa dana tertutup, jual beli setelah penawaran umum perdana
(pasar sekunder) dilakukan melalui bursa antara investor dengan investor lainnya.
Reksa dana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup,
sedangkan reksa dana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.
2.2.4

Jenis-jenis Reksa dana

Secara umum reksa dana terbagi menjadi lima kategori yaitu:

11

Reksa dana pasar uang


Reksa dana pasar uang ialah reksa dana yang berinvestasi 100% ke dalam
efek pasar uang (efek utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun),
misalnya deposito dan SBI. Reksa dana ini memiliki tingkat risiko paling
rendah dan paling likuid dibanding dengan reksa dana lainnya.

Reksa dana pendapatan tetap


Reksa dana pendapatan tetap ialah reksa dana yang berinvestasi minimum
80% pada efek utang, umumnya pada obligasi. Reksa dana ini memiliki
potensi keuntungan sekaligus risiko yang lebih tinggi daripada reksa dana
pasar uang.

Reksa dana saham


Reksa dana saham ialah reksa dana yang berinvestasi minimum 80% pada
efek saham. Reksa dana saham memiliki potensi keuntungan yang tinggi yaitu
dengan peningkatan harga saham atau dengan dividen yang dibagikan. Namun
tingkat risiko yang menyertainya juga tinggi, sehingga reksa dana saham
cocok untuk investasi jangka panjang.

Reksa dana campuran


Reksa dana campuran ialah reksa dana yang berinvestasi pada kombinasi efek
utang dan efek saham dengan alokasi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam

12

ketiga jenis reksa dana di atas. Proporsi portofolio dapat diubah-ubah dari
orientasi saham ke obligasi atau pasar uang dan sebaliknya.

Reksa dana terstruktur


Reksa dana terstruktur terdiri dari reksa dana terproteksi, reksa dana dengan
penjaminan dan reksa dana indeks.

2.2.5

Nilai Aktiva Bersih


Nilai aktiva bersih (NAB) ialah nilai pasar dari efek dalam portofolio reksa

dana yang didasari pada harga penutupan efek yang bersangkutan, kemudian
dikurangi seluruh kewajiban reksa dana. Kewajiban reksa dana antara lain ialah biaya
pengelolaan investasi oleh manajer investasi, biaya bank kustodian, dan sebagainya.
NAB per unit penyertaan dijadikan acuan sebagai harga jual reksa dana yang
ditawarkan manajer investasi pada investor dan sekaligus menjadi harga beli reksa
dana jika investor ingin menjual unit penyertaan yang dimilikinya pada manajer
investasi. NAB per unit penyertaan juga merupakan ukuran yang digunakan dalam
proses pengukuran kinerja reksa dana.
2.2.6

Kelebihan dan Risiko Reksa dana

Kelebihan yang dimiliki oleh reksa dana antara lain:


1. Investor yang memiliki dana terbatas memiliki peluang untuk berinvestasi di
saham-saham unggulan dan lainnya.

13

2. Dana yang terhimpun dapat digunakan untuk investasi di berbagai macam


instrumen, sehingga dapat melakukan diversifikasi.
3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang memiliki pengetahuan,
keahlian dan sarana dalam menganalisis instrumen investasi yang ada,
sehingga para manajer investasi memiliki kemampuan memilih investasi yang
cenderung lebih baik daripada investor individual.
4. Manajer investasi memperoleh kemudahan dan fasilitas yang lebih daripada
investor individual, misalnya ketika berinvestasi pada obligasi tidak perlu
membayar pajak atas penerimaan kupon dan dapat membeli obligasi yang
bernilai tinggi.
5. Likuiditas reksa dana cukup tinggi, karena investor dapat menjual unit
penyertaan yang dimilikinya pada manajer investasi, dan jika hal ini terjadi
maka manajer investasi wajib membelinya.
6. Reksa dana dan prosedur-prosedur di dalamnya diatur oleh Bapepam-LK
sehingga investor akan merasa lebih aman dan kepentingannya dijaga dengan
baik.
7. Investor menerima laporan manajer investasi secara periodik sehingga
investor dapat mengetahui lebih banyak tentang investasinya.
8. Reksa dana memiliki berbagai pendekatan dalam menyusun komponen
portofolionya, sehingga investor dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai
dengan karakternya.
Risiko yang dihadapi investor dalam berinvestasi di reksa dana antara lain:

14

1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, disebabkan oleh penurunan harga


efek yang ada di dalam portofolio reksa dana.
2. Risiko likuiditas, jika terjadi penjualan unit penyertaan oleh investor
(redemption) secara terus-menerus maka manajer investasi yang bersangkutan
dapat mengalami kesulitan menyediakan dana untuk melakukan pembelian
tersebut.
3. Risiko yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan politik, yang dapat
menyebabkan kinerja perusahaan menurun sehingga terjadi penurunan pula
pada harga efek dalam portofolio.
4. Risiko wanprestasi, jika pihak yang terkait dengan manajer investasi tidak
mampu memenuhi kewajibannya.
2.3

Teori Portofolio
Hal yang diharapkan dalam melakukan investasi ialah memperoleh return

yang dapat menjadi kompensasi atas risiko yang telah ditanggung oleh investor.
Investor dapat mengurangi risiko dalam investasinya dengan cara melakukan
diversifikasi. Dana yang dimiliki investor tidak dialokasikan hanya pada satu
instrumen investasi (efek), tetapi sekumpulan efek yang berbeda. Kumpulan efek
tersebut dinamakan portofolio.

15

2.3.1 Manajemen Portofolio dan Alokasi Aset


Manajemen portofolio mencakup pembentukan portofolio dan pengembangan
portofolio tersebut untuk mendapatkan return yang diharapkan oleh investor. Hal
yang pertama kali dilakukan dalam manajemen portofolio adalah memutuskan
pengalokasian dana pada aset-aset investasi atau aktiva. Keputusan alokasi dana pada
aktiva akan menentukan proporsi dana untuk setiap aktiva, untuk berbagai macam aktiva.

Secara umum manajemen portofolio dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
manajemen investasi aktif dan manajemen investasi pasif.
2.3.1.1 Manajemen Investasi Pasif
Menurut Tandelilin (2004), dalam manajemen investasi pasif, investor berharap
bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham- saham dalam instrumen reksa dana sudah
merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan
memperoleh return yang sebanding dengan return pasar.

2.3.1.2 Manajemen Investasi Aktif


Menurut Tandelilin (2004), strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan
aktif investor dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti
pergerakan harga saham, serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan abnormal
return. Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return
portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain, investor akan
berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh investor

16

lainnya. Mereka secara proaktif mencari cara untuk mempengaruhi kinerja saham, bahkan
tidak jarang ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang
terbaik. Investor yang berinvestasi pada saham biasanya melakukan rotasi pada beberapa
sektor industri dengan cara:
1. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor
tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini
dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan
memberikan return yang lebih tinggi dibanding return pasar.
2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada
sektor industri yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi.
Investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada saham sektor industri yang
memiliki prospek cerah di masa datang dan akan mengurangi bobot portofolionya
pada saham sektor industri yang memiliki prospek kurang baik.

2.4 Return
Return dari sebuah aset secara umum dapat dituliskan sebagai berikut (Amenc, 2003)

Keterangan:
Rit

: return aset i pada waktu t

Pit

: harga aset i pada waktu t

17

Dit

: dividen yang dibagikan oleh aset i pada waktu t

Pi,t-1

: harga aset i pada waktu t-1

perhitungan return dari reksa dana, menggunakan data Nilai Aktiva Bersih (NAB).
2.5 Saham
Menurut Amenc (2002), saham umum adalah sebuah bentuk kepemilikan
yang menggambarkan bagian dalam sebuah perusahaan.

Hal ini menyebabkan

adanya hak pemegang saham untuk mendapatkan dividen yang berasal dari
keuntungan perusahaan. Jika dibandingkan dengan bentuk investasi lain seperti
obligasi dan mata uang, saham memiliki potensi risiko yang lebih tinggi, namun di
sisi lain juga berpotensi memberikan return yang lebih tinggi juga. Saham dapat
dikategorikan berdasarkan sektor industri atau berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar
perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh para manajer investasi reksa dana saham
dilakukan pada berbagai efek yang diterbitkan oleh emiten yang tersebar di berbagai
sektor industri.
2.5.1 Sektor Industri
Jumlah sektor industri dalam pasar modal Indonesia tercermin dalam jumlah
indeks sektoral Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah sembilan sektor yaitu:
pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti,
infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

18

2.5.2

Indeks Harga Saham

Berdasarkan definisi Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham adalah suatu
indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai
indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada
suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6
(enam) jenis indeks, yaitu:

1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap


harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.
2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam
masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di
BEI indeks sektoral terbagi atas sepuluh sektor yaitu: pertanian, pertambangan,
industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan,
perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index),
menggunakan semua saham yang tercatat di BEI sebagai komponen penghitungan
indeks.
4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu pada 2
variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan
terdapat saham-saham baru yang masuk ke dalam kumpulan saham LQ 45
tersebut.

19

5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), yaitu merupakan indeks yang
terdiri 30 saham yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks
yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam indeks ini dimasukkan
saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Sahamsaham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya
tidak bertentangan dengan syariah.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham yang
secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu
kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

2.7

Return Based Style Analysis


Return Based Style Analysis adalah metode yang digunakan untuk membentuk

portofolio pasif sebagai alat untuk mengetahui style atau karakter dari reksa dana.
Model yang akan digunakan adalah:
Ri= [b1F1+b2F2+b3F3+b4F4++bnFn]+ei
Keterangan:
Ri= return dari reksa dana ke i; i=1,2,3,,n
Fi= return dari indeks ke i; i=1,2,3,,n
bi= sensitivity dari portofolio terhadap indeks ke-i dan diinterpretasikan sebagai bobot
dari indeks i dalam portofolio; i=1,2,3,,n

20

Dalam metode Return Based Style Analysis yang dikemukakan oleh Sharpe, akan
ditentukan nilai bi untuk mendapatkan varians yang terkecil dari ei (tracking
variance).
ei =Ri- [b1F1+b2F2+b3F3+b4F4++bnFn]
Return Based Style Analysis akan menghasilkan sebuah portofolio pasif yang
mendekati pola investasi reksa dana. Portofolio ini disebut sebagai style. Style ini
merupakan rata-rata dari pola investasi yang dapat ditangkap oleh model sepanjang
waktu penelitian. Hal tersebut mengakibatkan adanya bagian yang tidak dapat
diterangkan oleh style. Bagian tersebut dikenal dengan nama selection. Selection
disebabkan oleh pola investasi reksa dana yang cenderung berubah-ubah karena
adanya pemilihan sekuritas dalam satu kelas aset atau lebih.
Untuk melihat apakah return dari reksa dana lebih dipengaruhi style atau
selection, akan digunakan R-squared. R-Squared akan memperlihatkan pengaruh
style terhadap return reksa dana, sedangkan 1-R-squared akan memperlihatkan
pengaruh selection terhadap return reksa dana.
Rumus dari R-squared adalah

21

dimana Var (ei) adalah tracking variance dan Var (Ri) adalah varians dari return
reksa dana. Dengan mengetahui pengaruh style dan selection terhadap return reksa
dana dapat diketahui seberapa aktif manajer investasi mengelola reksa dananya
2.8

Rolling style
Rolling style pada style analysis dimaksudkan untuk menganalisa perubahan

style yang terjadi pada portofolio. Perubahan style tersebut dapat diamati dengan
mempersingkat periode analisis yang dilakukan, dengan kata lain membagi interval
waktu analisis menjadi beberapa bagian. Pembagian periode tersebut tentunya akan
menghasilkan style yang mungkin berbeda antara interval yang satu dengan interval
lainnya.
2.9

Pengujian Hipotesis
Investor perlu melakukan evaluasi dari suatu reksa dan analisis terhadap distribusi

aset ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana atau style dari seorang
manajer investasi dalam mengalokasikan dana investor. Untuk melakukan hal tersebut,
penelitian ini merumuskan hipothesis sebagai berikut:

H1

: kinerja reksa dana lebih baik dari kinerja portofolio pasif (style).
Pengujian statistik yang akan dilakukan adalah dengan mengunakan uji t.

Proses tersebut dilakukan untuk menguji apakah kinerja return reksa dana secara
signifikan lebih baik dari kinerja portofolio pasif (style). Secara teknis pengujian
dilakukan dengan melakukan uji hipotesis rata-rata selisih return adalah sama dengan

22

atau lebih kecil dari nol atau tidak. Jika rata-rata selisih return adalah sama dengan
atau lebih kecil dari nol maka kinerja reksa dana adalah sama atau lebih buruk dari
kinerja style benchmark. Jika rata-rata selisih return lebih besar dari nol maka kinerja
reksa dana lebih baik dari kinerja benchmark. Secara ringkas pengujian tersebut akan
menguji rata-rata selisih return lebih dari nol (kinerja reksa dana lebih baik dari style
benchmark).
Pengujian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
-

Mencari nilai t hitung.

Mencari nilai t tabel berdasarkan interval kepercayaan yang dipilih.

Melakukan uji hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung dengan


nilai t tabel yang dipilih. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
maka hipothesis nol ditolak namun apabila nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel maka hipothesis nol tidak ditolak.

2.10

Mengintrepetasikan kesimpulan dari hasil uji hipotesis tersebut.

Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang pertama kali dilakukan oleh Sharpe pada tahun 1992

mengenai return based style analysis telah dilakukan di berbagai negara. Casain,
Lazzarin dan Sartore (2002) telah melakukan penelitian kinerja, style dan persistence
terhadap reksa dana-reksa dana di Italia. Karatepe (2002) juga melakukan penelitian

23

terhadap style reksa dana di Turki dengan kelas aset adalah enam indeks sektoral
saham Turki, indeks pasar uang serta indeks Government Internal Loan (GIL).
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa indeks GIL memiliki bobot terbesar pada
reksa dana saham Turki yang diteliti oleh Karatepe. Penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa sebanyak 53% reksa dana saham cenderung menggunakan
strategi pasif dibandingkan dengan strategi aktif. Penelitian terkait return based style
analysis juga pernah dilakukan di Indonesia oleh Saputra (2002) dengan
menggunakan data return bulanan dengan kelas aset adalah indeks LQ45, indeks non
LQ45, dan tingkat bunga sertifikat Bank Indonesia. Penelitian yang dilakukan
Saputra menyimpulkan bahwa reksa dana saham di Indonesia cenderung
mengalokasikan dananya pada saham-saham LQ45 dan aset-aset pasar uang.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa dari 14 reksa dana saham yang
diteliti secara signifikan tidak memiliki kinerja di atas kinerja style.

24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Obyek Penelitian
Obyek yang akan diteliti dalam karya akhir ini adalah 10 reksa dana saham

yang aktif selama periode penelitian yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Oktober
2009. Sepuluh reksa dana tersebut dipilih secara acak dari 23 reksa dana yang aktif
pada periode tersebut. Berdasarkan aturan dari Bapepam-LK, reksa dana saham ialah
reksa dana dengan minimum 80% dari komposisi portofolionya merupakan saham.
Namun komposisi dari masing-masing portofolio tidak diketahui secara rinci. Reksa
dana yang memenuhi kriteria tersebut beserta manajer investasinya masing-masing
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Daftar Reksa dana Saham yang Diteliti
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Reksa dana
Bahana Dana Prima
Danareksa Mawar
First State Indoequity Sectoral Fund
Schroder Dana Istimewa
Makinta Mantap
Fortis Ekuitas
TRIM Kapital
Manulife Dana Saham
Mandiri Investa Atraktif
Nikko Saham Nusantara
Sumber: Infovesta

Manajer Investasi
PT Bahana TCW Investment Management
PT Danareksa Investment Management
PT First State Investments Indonesia
PT Schroder
PT Makinta Securities
PT Fortis Investments
PT Trim Kapital Indonesia
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
PT Mandiri Invesment
PT Nikko Securities Indonesia

25

3.2.

Pengumpulan Data
Untuk mendukung penelitian ini, penulis memperoleh data berupa data

sekunder yang antara lain berasal dari data pasar modal yang diperoleh dari internet
seperti situs Bapepam, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Infovesta, Yahoo, dan
lain sebagainya.
Data-data tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/unit) tiap reksa dana yang
diteliti, dari situs Infovesta.

Indeks Harga Saham Sektoral, dari situs Infovesta. Indeks saham sektoral
tersebut adalah indeks saham sektor pertanian, industri, konsumsi, keuangan,
infrastruktur, manufaktur, pertambangan, aneka industri, dan properti.

3.3.

Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang dibutuhkan untuk melakukan analisis dalam karya

akhir ini adalah:

Return portofolio
Ukuran return portofolio yang digunakan berupa return harian. Perhitungan
tersebut dapat dijelaskan secara ringkas dapat dinyatakan dengan rumus
berikut:

26

(1)

Rpt = return bulanan portofolio untuk periode t


NABt = NAB/unit pada periode t
NABt-1 = NAB/unit pada periode t-1

Return indeks sektoral


Perhitungan return pasar dilakukan dengan cara yang hampir sama
dengan perhitungan return portofolio. Perbedaannya terletak hanya pada
variabel yang digunakan, NAB/unit diganti dengan Indeks sektoral. Rumus
yang digunakan untuk memperoleh return pasar dalam karya akhir ini ialah:

(2)

Rit = return harian indeks sektoral untuk periode t


It = Indeks sektoral pada periode t
It-1 = Indeks sektoral pada periode t-4
3.4.

Metode Analisis : Return Based Style Analysis


Style analysis, yang menunjukkan model alokasi aset, pertama kali

diperkenalkan oleh

Sharpe (1992). Return Based Style analysis dapat diartikan

sebagai pembentukan portofolio dari indeks pasar yang menyerupai sedekat mungkin
dengan alokasi aset dari sebuah portofolio pada masa lampau. Berdasarkan hal

27

tersebut investor akan dapat melakukan sebuah analisis mengenai gaya investasi dari
manajer investasi dalam menginvestasikan dana yang dikelolanya. Penelitian ini
merupakan penelitian replikasi dari penelitian Sharpe (1992) yang menggunakan 12
faktor aset dan Karatepe (2006) yang menggunakan 8 faktor aset yang tediri 6 indeks
saham sektoral, Cash US dollar index dan Governmental Internal Loan Performance
Index. Penelitian di Indonesia terkait dengan style analysis sudah dilakukan oleh
Saputra (2005) yang mereplikasikan penelitian Sharpe (1992) dan penelititan lainnya
juga dilakukan oleh Surachmat (2002), tetapi penulis belum mendapatkan informasi
rinci mengenai Surachmat (2002).
Secara umum metode return based style analysis akan dilakukan sebanyak
2 (dua) kali. Pertama, penulis menggunakan keseluruhan data untuk melihat style
yang mencerminkan eksposur sektor industri terhadap reksa dana. Kedua, penulis
menggunakan rollingstyle atau pembagian waktu analisis menjadi periode yang lebih
singkat untuk mengamati perubahan style selama periode penelitian.
3.4.1

Pembentukan Portofolio Pasif (Benchmark)


Pembentukan portofolio pasif yang akan digunakan sebagai benchmark

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:


i.

Menghitung return dari reksa dana saham berdasarkan Nilai Aktiva Bersih

ii.

Menghitung return dari indeks sektoral. Indeks yang digunakan dalam


penelitian ini adalah indeks harga saham sektoral pertanian, industri,

28

konsumsi, keuangan, infrastruktur, manufaktur, pertambangan, aneka industri,


properti, dan perdagangan. Suku bunga sertifikat Bank Indonesia digunakan
sebagai faktor yang mewakili investasi jangka pendek.
iii.

Membentuk portofolio pasif menggunakan indeks sektoral dan model Return


based Style Analysis (Sharpe:1992) sebagai berikut:
RPt= bp taniFtani + bp indFind + bp konsFkons+bp keuFkeu+ bp infFinf + bp manFman + bp
tamFtam

+ bp aniFani + bp proFpro + bdagFdag + bsbiFsbi + ei


(3)

Ri

= return harian dari reksa dana

Ftani

= return dari indeks saham sektor pertanian

Findustri

= return dari indeks saham sektor industri

Fkonsumsi

= return dari indeks saham sektor konsumsi

Fkeuangan

= return dari indeks saham sektor keuangan

Finfrastruktur

= return dari indeks saham sektor infrastruktur

Fmanufaktur

= return dari indeks saham sektor manufaktur

Ftam

= return dari indeks saham sektor pertambangan

Fani

= return dari indeks saham sektor aneka industri

Fpro

= return dari indeks saham sektor properti

29

Fdag

= return dari indeks saham sektor perdagangan

Fsbi

= return dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

bp

= faktor sensitivitas dari portofolio terhadap indeks dan

diinterpretasikan sebagai bobot dari indeks i dalam portofolio

i=1,2,3,,n

(0bi1 )
Hal penting dalam style analysis adalah menentukan faktor sensitivitas (bi)
yang memiliki jumlah 100% dan nilai antara 0 dan 1. Himpunan faktor sensitivitas
tersebut dibentuk untuk meminimumkan sum of residual square dari persamaan
berikut dengan kendala seperti tersebut diatas.
ei = RPt ( bp taniFtani + bp indFind + bp konsFkons+bp keuFkeu+ bp infFinf + bp manFman
+ bp tamFtam + bp aniFani + bp proFpro )
(4)

Dalam hal ini style analysis dipandang sebagai estimasi Ordinary Least
Square. Secara umum estimasi himpunan koefisien faktor sensitivitas yang
meminimumkan sum of residual squared Se2, yaitu:
Fungsi tujuan:

MinSe2 =
n

(R - (b
1

F + bi ind Find + bi kons Fkons + bi keu Fkeu + biinf Finf + bi man Fman + bi tam Ftam + bi ani Fani + bi pro Fpro

i tani tani

(4)

30

Dengan kendala
b tani + bind + bkons+bkeu+ binf + bman + btam + bani + bpro = 1
(5)

iv.

(6)

Metode tersebut akan menghasilkan sebuah portofolio pasif yang mendekati


pola investasi reksa dana. Portofolio tersebut kemudian disebut sebagai style.
Style merupakan pola investasi yang ditangkap oleh model sepanjang waktu
penelitian. Tentunya akan terdapat bagian yang tidak dapat diterangkan oleh
style. Bagian tersebut dinamakan selection. Selection disebabkan oleh pola
investasi yang berubah-ubah. Untuk melihat apakah return reksa dana lebih
dipengaruhi style atau selection, akan dipergunakan

R-squared. R-

squared akan memperlihatkan pengaruh style terhadap return reksa dana,


sedangkan 1-R-squared akan memperlihatkan pengaruh selection terhadap
return reksa dana. Dengan mengetahui pengaruh style dan selection terhadap
return reksa dana, dapat diketahui pula tingkat keaktifan manajer investasi
mengelola dananya. Apabila return reksa dana lebih dipengaruhi oleh style
maka dapat diduga bahwa manajer investasi tidak terlalu aktif mengelola
dana. Namun apabila pengaruh selection terhadap return reksa dana cukup
besar maka dapat diduga bahwa manajer cukup aktif mengelola reksa dana.

31

3.4.2

Rolling Period Analysis


Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah membagi periode waktu analisis

menjadi periode yang lebih kecil. Hal ini dilakukan untuk mengamati perubahan style
penelitian selama periode penelitian. Tujuan utama dari rolling period analysis adalah
penentuan variasi dari gaya investasi sebuah portofolio (reksa dana). Investor dapat
mengambil manfaat dari analisis tersebut untuk melihat perilaku manajer investasi
dalam kondisi lingkungan ekonomi pada suatu periode.
3.5

Pengukuran Kinerja Reksa dana Saham


Indeks benchmark yang sudah didefinisikan dan dihitung selanjutnya akan

digunakan untuk menentukan kinerja reksa dana secara sederhana. Nilai tambah dari
manajer investasi dihitung sebagai selisih antara return portofolio dan return
benchmark. Jika besaran selisih tersebut bernilai negatif maka berarti kinerja manajer
investasi lebih buruk daripada kinerja benchmark. Pengukuran kinerja reksa dana
saham dengan mempergunakan style sebagai benchmark melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Melakukan estimasi terhadap style dengan menggunakan pengamatan pada
periode t-60 sampai dengan t-1.
2. Hasil style tersebut akan dipergunakan untuk menghitung return style untuk
periode t.

32

3. Selisih antara return dari portofolio style (RBt) dan return reksa dana pada
periode t (Rpt) didefinisikan sebagai selection return pada periode t atau
disebut juga active return (RAt).

(7)

4. Kumpulan dari selection return akan dihitung secara kumulatif untuk melihat
kinerja reksa dana secara kumulatif.
Setelah keseluruhan selisih return dari rolling style tersebut diperoleh, tahapan
selanjutnya dalam pengukuran kinerja reksa dana menggunakan return based style
analysis adalah pengujian statistik. Pengujian statistik yang akan dilakukan adalah
dengan menggunakan uji t. Proses ini dilakukan untuk menguji apakah rata-rata
selisih return adalah sama dengan atau lebih kecil dari nol atau tidak. Jika rata-rata
selisih return adalah sama dengan atau lebih kecil dari nol maka kinerja reksa dana
adalah sama atau lebih buruk dari kinerja style benchmark. Jika rata-rata selisih
return lebih besar dari nol maka kinerja reksa dana adalah lebih baik dari kinerja
benchmark. Pengujian tersebut akan dilakukan untuk seluruh reksa dana saham yang
dianalisis, sehingga akan terlihat reksa dana yang memiliki kinerja lebih baik dari
style benchmark-nya. Uji yang dilakukan adalah uji t dengan mengasumsikan data
yang diuji adalah berdistribusi normal.

33

BAB IV
ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan hasil empiris dan analisis dari hasil pengolahan data. Sharpe
style analysis yang dilakukan pada tulisan ini menggunakan solver (Excel

Solver).

Sebelas kelas aset yang digunakan dalam tulisan ini diasumsikan merupakan aset
instrumen keuangan dimana manajer investasi reksa dana saham mengalokasikan
dananya. Sepuluh indeks sektoral saham digunakan untuk mewakili sebanyak 80 %
alokasi dana investasi pada saham, sedangkan suku bunga SBI digunakan untuk mewakili
instrumen investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun).
Hasil dari style analysis pada tulisan ini secara umum dapat disajikan dalam dua
bagian. Bagian pertama adalah hasil evaluasi style analysis pada data harian reksa dana
saham sepanjang Januari 2006 sampai dengan Oktober 2009. Sedangkan bagian kedua
adalah hasil perbandingan kinerja reksa dana saham dengan kinerja portofolio pasif/style.
4.1

Style Analysis Reksa dana Saham


Hasil perhitungan untuk sepuluh reksa dana saham yang dianalisis akan

disampaikan dengan rinci pada analisis masing-masing reksa dana saham. Rekapitulasi
sensitivitas pengaruh indeks pendukung terhadap return reksa dana-reksa dana yang
diteliti dapat dilihat pada tabel 4.1.

34

Tabel4.1Rataratasensitivitassektorinvestasiterhadapreturnreksadana
saham
Sektorinvestasi
minimum
maksimum
ratarata
pertambangan
0.00%
36.38%
23.48%
produksi
0.00%
62.55%
13.88%
industridasar
0.00%
15.27%
12.11%
anekaindustri
0.00%
17.19%
11.02%
keuangan
0.00%
16.98%
10.63%
Konsumsi
1.23%
20.81%
9.73%
infrastruktur
0.00%
12.94%
9.23%
pertanian
1.39%
16.64%
5.98%
sbi
0.00%
18.08%
2.45%
manufaktur
0.00%
3.91%
0.79%
perdagangan
0.00%
4.12%
0.71%

Tabel 4.1 menyajikan rata-rata pengaruh atau sensitivitas sektor investasi


terhadap return reksa dana saham. Tabel tersebut merupakan rekapitulasi bobot style pada
seluruh reksa dana saham yang diteliti. Sektor pertambangan secara rata-rata memiliki
sensitivitas yang paling besar terhadap return reksa dana saham. Kemudian secara
berturut-turut adalah sektor properti, industri, aneka industri, keuangan, konsumsi,
infrastruktur, pertanian, SBI, manufaktur, dan perdagangan.

Subbab berikut akan

menjelaskan komponen faktor kelas aset (sepuluh sektor industri dan SBI) yang sensitif
terhadap return reksa dana yang dianalisis.
4.1.1

Reksa dana saham Bahana Prima


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Saham Bahana
prima dapat dilihat pada tabel/gambar tersebut dibawah.

35

Gambar4.1StylepadaReksadanaSahamBahanaDanaPrima

Reksa dana saham Bahana prima secara umum sepanjang Januari 2006
Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur terbesar pada sektor pertambangan
yaitu sebesar 28.11 %, artinya sektor industri pertambangan memiliki kontribusi
yang cukup kuat bagi reksa dana saham Bahana Prima. Kemudian berturut-turut
sesuai dengan kontribusinya adalah sektor aneka industri, keuangan, industri,
infrastruktur,

konsumsi, dan pertanian. Secara umum portofolio pasif yang

terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

Rbahana prima=6.23Ftani +15.27Find +6.43Fkons+16.98Fkeu+ 9.81Finf +0Fman +


28.11Ftam + 17.18Fani + 0Fpro + 0Fdag + 0Fsbi
Memperhatikan nilai R-square dari reksa dana saham bahana dana prima
yang sebesar 89%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham bahana
dana prima lebih cenderung pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa
kemampuan dalam mengelola uang tertutupi daripada kinerja sektor saham.
Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

36

Gambar4.2Rsquarereksadanabahanaprima

4.1.2

Reksa dana Danareksa mawar


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana danareksa mawar
dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

Gambar4.3StylepadaReksadanaDanareksaMawar

Reksa dana Danareksa Mawar secara umum sepanjang Januari 2006


Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur terbesar pada sektor pertambangan
yaitu sebesar 31.03 %, artinya sektor industri pertambangan memiliki kontribusi
yang cukup kuat bagi reksa dana Danareksa Mawar. Kemudian berturut-turut
sesuai dengan kontribusinya adalah sektor aneka industri, industri, infrastruktur,
konsumsi, keuangan, pertanian, properti dan investasi jangka pendek yang

37

diwakili oleh sbi. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk untuk
keseluruhan periode analisis adalah :

Rdarareksa

mawar

=5.58Ftani +12.19Find +11.43Fkons+9.92Fkeu+11.49Finf

+0Fman + 31.03Ftam + 13.16Fani + 3.28Fpro + 0Fdag + 1.93Fsbi


Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Danareksa Mawar
sebesar 89%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham danareksa
Mawar lebih cenderung pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa
kemampuan dalam mengelola uang tertutupi daripada kinerja sektor saham.
Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.4RsquareReksadanaDanareksaMawar

4.1.3

Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana First State
Indoequity Sectoral Fund dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

38

Gambar4.5StylepadaReksadanaFirstStateIndoequitySectoralFund

Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund secara umum sepanjang
Januari 2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur terbesar pada sektor
properti yaitu sebesar 62.55 %, artinya sektor industri pertambangan memiliki
kontribusi yang cukup kuat bagi reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund.
Kemudian berturut-turut sesuai dengan kontribusinya adalah sektor konsumsi
dan pertanian. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk untuk keseluruhan
periode analisis adalah :

Rfirst state indoequity fund =16.64Ftani +0Find +20.81Fkons+0Fkeu+0Finf +0Fman +


62.55Ftam + 0Fani + 0Fpro + 0Fdag + 0Fsbi
Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana First State Indoequity
Sectoral Fund sebesar 55%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana First
State Indoequity Sectoral Fund lebih imbang pada strategi aktif dan pasif. Hal
tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam mengelola uang masih tertutupi
daripada kinerja sektor saham walaupun kemampuan pengelolaan dana dengan

39

strategi aktif juga memiliki porsi yang cukup besar yaitu sebesar 45%. Gambaran
mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.6RsquareReksadanaFirstStateIndoequitySectoralFund

4.1.4

Reksa dana Schroder Dana Istimewa


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Schroder dana
istimewa dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

Gambar4.7StylepadaReksadanaSchroderdanaistimewa

Reksa dana Schroder dana istimewa secara umum sepanjang Januari


2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada

40

berbagai sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor aneka industri
yaitu sebesar 16.79 %, artinya sektor aneka industri memiliki kontribusi yang
cukup kuat bagi reksa dana Schroder dana istimewa. Kemudian berturut-turut
sesuai dengan kontribusinya adalah sektor

konsumsi dan

pertanian. Secara

umum portofolio pasif yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

Rschroder

dana istimewa

=1.9Ftani +14.63Find +16.45Fkons+13.04Fkeu+12.94Finf

+2.40Fman + 16.53Ftam + 16.79Fani +5.32Fpro + 0Fdag + 0Fsbi


Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Schroder Dana Istimewa
sebesar 82%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Schroder Dana
Istimewa lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan
dalam mengelola uang masih tertutupi daripada kinerja sektor saham. Gambaran
mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.8RsquareReksadanaSchroderdanaistimewa

4.1.5

Reksa dana Makinta Mantap


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Makinta Mantap
dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

41

Gambar4.9StylepadaReksadanaMakintaMantap

Reksa dana Makinta Mantap secara umum sepanjang Januari 2006


Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai
sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor properti yaitu sebesar
39.84 %, artinya sektor properti memiliki kontribusi yang cukup kuat bagi reksa
dana Makinta Mantap. Kemudian berturut-turut sesuai dengan kontribusinya
adalah

sektor

pertambangan,

industri,

infrastruktur,

manufaktur,

sbi,

perdagangan, konsumsi, pertanian dan aneka industri. Secara umum portofolio


pasif yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

RMakinta Mantap =1.39Ftani +14.66Find +1.33Fkons+0Fkeu+5.8Finf +3.91Fman +


24.74Ftam + 0.93Fani +39.84Fpro + 2.94Fdag +4.46Fsbi
Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Makinta Mantap

sebesar 47%,

dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Makinta Mantap lebih pada
strategi aktif . Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam mengelola
uang dipengaruhi pada kemampuan dalam strategi aktif manajer investasi.
Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

42

Gambar4.10RsquareReksadanaMakintaMantap

4.1.6

Reksa dana Fortis Ekuitas


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Fortis Ekuitas
dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

Gambar4.11StylepadaReksadanaFortisEkuitas

Reksa dana Fortis Ekuitas secara umum sepanjang Januari 2006


Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai
sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan yaitu
sebesar 27.5 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang cukup

43

kuat bagi reksa dana Fortis Ekuitas. Kemudian berturut-turut sesuai dengan
kontribusinya adalah sektor aneka industri, industri, keuangan, infrastruktur,
konsumsi, pertanian dan properti. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk
untuk keseluruhan periode analisis adalah :

RFortis

Ekuitas

=6.3Ftani +15.2Find +7.4Fkons+13.9Fkeu+9.5Finf +0Fman +

27.5Ftam + 15.5Fani +4.7Fpro + 0Fdag +0Fsbi


Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Fortis Ekuitas

sebesar

84%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Fortis Ekuitas lebih
pada strategi

pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam

mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran mengenai nilai


R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.12RsquareReksadanaFortisEkuitas

4.1.7

Reksa dana TRIM Kapital


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana TRIM Kapital
dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

44

Gambar4.13StylepadaReksadanaTRIMKapital

Reksa dana TRIM Kapital secara umum sepanjang Januari 2006


Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai
sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan yaitu
sebesar 36.38 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang cukup
kuat bagi reksa dana TRIM Kapital. Kemudian berturut-turut sesuai dengan
kontribusinya adalah sektor aneka industri, keuangan, industri, infrastruktur,
pertanian, properti dan konsumsi. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk
untuk keseluruhan periode analisis adalah :

RTRIM Kapital =5.82Ftani +11.09Find +1.23Fkons+14.53Fkeu+8.53Finf +0Fman +


36.38Ftam + 17.19Fani +5.24Fpro + 0Fdag +0Fsbi
Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana TRIM Kapital

sebesar

70%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham TRIM Kapital lebih
pada strategi

pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam

45

mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran mengenai nilai


R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.14RsquareReksadanaTRIMKapital

4.1.8

Reksa dana Manulife Dana Saham


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Manulife Dana
Saham dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

Gambar4.15StylepadaReksadanaManulifeDanaSaham

46

Reksa dana Manulife Dana Saham secara umum sepanjang Januari 2006
Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai
sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan yaitu
sebesar 20.76 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang cukup
kuat bagi reksa dana Manulife Dana Saham. Kemudian berturut-turut sesuai
dengan kontribusinya adalah sektor
industri,

keuangan, konsumsi,

aneka industri,

infrastruktur, properti, pertanian dan manufaktur. Secara umum

portofolio pasif yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

RManulife

Dana Saham

=4.29Ftani +11.73Find +13.33Fkons+14.95Fkeu+10.72Finf

+1.53Fman + 20.76Ftam + 12.98Fani +9.72Fpro + 0Fdag +0Fsbi


Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Manulife Dana Saham
sebesar 92%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Manulife Dana
Saham lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan
dalam mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran
mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.16RsquareReksadanaManulifeDanaSaham

47

4.1.9

Reksa dana Mandiri Investa Atraktif


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Mandiri Investa
Atraktif dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

Gambar4.17StylepadaReksadanaMandiriInvestaAtraktif

Reksa dana Mandiri Investa Atraktif secara umum sepanjang Januari


2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada
berbagai sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan
yaitu sebesar 31.25 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang
cukup kuat bagi reksa dana Mandiri Investa Atraktif. Kemudian berturut-turut
sesuai dengan kontribusinya adalah sektor aneka industri, industri, keuangan,
infrastruktur, pertanian, konsumsi, dan properti. Secara umum portofolio pasif
yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

RMandiri

Investa Atraktif

=8.43Ftani +13.81Find +7.37Fkons+10.87Fkeu+10.74Finf

+0Fman + 31.25Ftam + 15.10Fani +2.43Fpro + 0Fdag +0Fsbi

48

Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Mandiri Investa Atraktif


sebesar 81%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Mandiri Investa
Atraktif lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan
dalam mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran
mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.18RsquareReksadanaMandiriInvestaAtraktif

4.1.10 Reksa dana Nikko Saham Nusantara


Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Nikko Saham
Nusantara dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

Gambar4.19StylepadaReksadanaNikkoSahamNusantara

49

Reksa dana Nikko Saham Nusantara

secara umum sepanjang Januari

2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada
berbagai sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan
yaitu sebesar 18.58%, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang
cukup kuat bagi reksa dana Nikko Saham Nusantara. Kemudian berturut-turut
sesuai dengan kontribusinya adalah sektor investasi jangka pendek (sbi),
infrastruktur, industri, keuangan, konsumsi, properti, perdagangan, pertanian ,
aneka industri dan manufaktur. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk
untuk keseluruhan periode analisis adalah :

RNikko

Saham Nusantara

=3.2Ftani +12.51Find +11.55Fkons+12.09Fkeu+12.79Finf

+0.06Fman + 18.58Ftam + 1.39Fani +5.66Fpro +4.12Fdag +18.08Fsbi


Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Nikko Saham Nusantara
sebesar 59%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Nikko Saham
Nusantara lebih

pada strategi

pasif. Hal tersebut menandakan bahwa

kemampuan dalam mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi.


Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

Gambar4.20RsquareReksadanaNikkoSahamNusantara

50

4.2

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM


Sub-bab berikut ini akan menjelaskan kinerja reksa dana saham berdasarkan hasil

analisis terhadap rolling style pada masing-masing reksa dana saham. Penilaian kinerja
reksa dana dilakukan dengan melakukan hipothesis dan uji beda rata-rata yang dinyatakan
pada bab III. Pada uji beda rata-rata ini dipilih tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan
kata lain nilai t gambar untuk hipothesis tersebut pada bab III adalah sebesar 1.67.
4.2.1

Reksa dana saham Bahana Prima.


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham bahana prima sesuai dengan alur pada bab III sehingga
diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.2Ujibedarataratareturnreksadanabahanaprimadenganstyle

Returnbahanaprima
Style
Ratarata(Mean)
0,005420375 0,00368184
Variansi
0,00068345 0,000567073
thitung
0,269276301
ttabel(intervalkepercayaan95%)
1,671552763

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham bahana prima tidak lebih baik dari
style-nya

4.2.2

Reksa dana Danareksa mawar


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

51

kinerja reksa dana saham danareksa mawar sesuai dengan alur pada bab III
sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.3Ujibedarataratareturnreksadanadanareksamawardenganstyle

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,004336554 0,00288348
Variansi
0,000697297 0,000525325
thitung
0,223789822
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,672522304

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham danareksa mawar tidak lebih baik
dari style-nya
4.2.3

Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham first state indoequity sectoral fund sesuai dengan alur
pada bab III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.4Ujibedarataratareturnreksadanafirststateindoequitysectoralfund
denganstyle

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,005850298 0,00402238
Variansi
0,000610255 0,000545449
thitung
0,294505983
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,671552763

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

52

dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham first state indoequity sectoral fund
tidak lebih baik dari style-nya
4.2.4

Reksa dana Schroder Dana Istimewa


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham Schroder Dana Istimewa sesuai dengan alur pada bab
III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.5UjibedarataratareturnreksadanaSchroderDanaIstimewadengan
style

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,004342645 0,00324366
Variansi
0,000491775 0,000437795
thitung
0,197429252
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,671552763

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel,
dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Schroder Dana Istimewa tidak lebih
baik dari style-nya

4.2.5

Reksa dana Makinta Mantap


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham Makinta Mantap sesuai dengan alur pada bab III
sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.6UjibedarataratareturnreksadanaMakintaMantapdenganstyle

53

Ratarata(Mean)
Variansi
thitung
ttabel(intervalkepercayaan95%)

Return
Style
0,001919481 0,002047853
0,000457973 0,000364279
0,02410825
1,672522304

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel,
dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Makinta Mantap tidak lebih baik dari
style-nya
4.2.6

Reksa dana Fortis Ekuitas


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham Fortis Ekuitas sesuai dengan alur pada bab III sehingga
diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.7UjibedarataratareturnreksadanaFortisEkuitasdenganstyle

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,006738331 0,005298891
Variansi
0,000572043 0,000478208
thitung
0,235031432
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel,
dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Fortis Ekuitas tidak lebih baik dari
style-nya

54

4.2.7

Reksa dana TRIM Kapital


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham TRIM Kapital sesuai dengan alur pada bab III sehingga
diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.8UjibedarataratareturnreksadanaTRIMKapitaldenganstyle

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,007343239 0,005697311
Variansi
0,000789985 0,000553398
thitung
0,237623724
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham TRIM Kapital tidak lebih baik dari
style-nya

4.2.8

Reksa dana Manulife Dana Saham


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham Manulife dana saham sesuai dengan alur pada bab III
sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.9UjibedarataratareturnreksadanaManulifedanasahamdengan
style

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,00586752 0,005321465
Variansi
0,000493492 0,000427209
thitung
0,095226131
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

55

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Manulife dana saham tidak lebih
baik dari style-nya
4.2.9

Reksa dana Mandiri Investa Atraktif


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham Mandiri Investa Atraktif sesuai dengan alur pada bab
III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:
Tabel4.10UjibedarataratareturnreksadanaMandiriInvestaAtraktifdengan
style

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,007564647 0,006188771
Variansi
0,000607212 0,000504156
thitung
0,218388269
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Mandiri Investa Atraktif tidak lebih
baik dari style-nya

4.2.10 Reksa dana Nikko Saham Nusantara


Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan
style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran
kinerja reksa dana saham Nikko Saham Nusantara sesuai dengan alur pada bab
III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

56

Tabel4.11UjibedarataratareturnreksadanaNikkoSahamNusantaradengan
style

Return
Style
Ratarata(Mean)
0,004686826 0,003617809
Variansi
0,000369843 0,000254832
thitung
0,226326977
ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Nikko Saham Nusantara tidak lebih
baik dari style-nya

57

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis terhadap pembentukan indeks, style analyis dan pengukuran kinerja reksa
dana saham Indonesia dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Reksa dana saham Indonesia cenderung mengalokasikan dananya pada sektor
pertambangan. Alokasi aset ini diukur dengan memperhatikan eksposur yang dimiliki
oleh reksa dana yang diteliti terhadap faktor aset yang digunakan. Rata-rata eksposur
sektor pertambangan adalah sebesar 23.48% sedangkan sektor lainnya memiliki ratarata yang kurang dari 20%.
b. Mayoritas Reksa dana saham kinerjanya lebih banyak dipengaruhi oleh style
dibandingkan faktor selectionnya. Reksa dana yang memiliki faktor selection lebih
besar dibandingkan style hanyalah reksa dana Makinta Mantap.
c. Secara umum, reksa dana yang dianalisis memiliki rata-rata return yang tidak
memiliki kinerja yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan kinerja
portofolio pasif/style.
d. Style analyis secara umum tidak dapat menerangkan jenis style mana yang membuat
reksa dana tersebut menjadi baik atau tidak. Style analysis hanya memperlihatkan
kemampuan manajer investasi mengelola reksa dananya.

58

5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:
a. Investor disarankan mengetahui style yang dimiliki oleh reksa dana yang merupakan
wadah investasinya. Hal tersebut akan memberikan informasi mengenai aset mana
saja yang mempengaruhi return reksa dana saham.
b. Manajer Investasi yang melakukan style analisis diharapkan dapat mengukur kinerja
strategi aktifnya sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja.
c. Bagi yang berminat melakukan penelitian pada topik style analysis dapat
memperhatikan beberapa hal seperti:
-

Penggunaan indeks lainnya seperti indeks papan utama dan papan


pengembangan.

Melakukan Style analysis pada reksa dana lainnya seperti reksa dana
pendapatan tetap maupun reksa dana campuran.

DAFTAR PUSTAKA
Amenc, Noel, Daphne Sfeir dan Lionel Martellini, An Integrated framework for style analysis
and performance measurement, EDHEC Risk and Asset Management Research Center,
2002
Amenc, Noel dan Veronique Le Sourd, Portofolio Theory and Performance Analysis, John
Wiley and Sons, 2003
Charles P, John, Investement 10th edition, John Wiley and Sons, 2003
Fabozzi, Frank J dan T. Daniel Coggin., (Eds.), The Handbook of Equity Style Management,
Third Edition, John Wiley & Sons, New York, 435453 ,2003
Karatepe, Yalcun dan Fazil Gokgoz, Style Analysis Of Turkish Equity Mutual Funds,
International Research Journal of Finance and Economics. ISSN1450-2887, 2006
Rielly, Frank. Keith Brown, Investment Analysis & Portfolio Management, 7th Edition, Shroff,
2004
Saputra, Ilham. Style analyis reksadana saham indonesia dan pengukuran kinerja. Thesis
Univesitas Indonesia. 2005
Schwob, Robert , Style and style analysis from a practitioners perspective: What is it and what
does it mean for European Equity investors?, Journal of Asset Management Vol. 1, 1, 39
59 , Henry Stewart Publications 1470-8272, 2000
Tandelilin , Eduardus. Dasar-dasar teori portofolio dan investasi, BPFE, 2004
Ter Horst, Jenke R. Theo E Nijman. Frans A de Roon, Evaluating style analysis, Journal of
Empirical Finance, 2004

Você também pode gostar