Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Referensi :
nilai kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan
laba fiskal atau nilai tercatat kewajiban dikurangi dengan setiap jumlah yang
dapat dikurangkan pada masa mendatang..
Contoh :
Nilai tercatat beban yang masih harus dibayar (accured expenses) 100.
Biaya tersebut dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan dasar kas. DPP-nya
adalah nol.
Nilai tercatat pendapatan bunga diterima dimuka 100. Untuk tujuan fiskal,
pendapatan bunga tersebut dikenakan pajak dengan dasar kas. DPP-nya adalah
nol.
Nilai tercatat beban masih harus dibayar (accrued expense) 100. Untuk
tujuan fiskal biaya tersebut telah dikurangkan. DPP-nya adalah 100.
Nilai tercatat beban denda yang masih harus dibayar 100. Untuk tujuan
fiskal, beban denda tersebut tidak dapat dikurangkan. DPPnya adalah 100.
Referensi :
koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung
Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang
menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak).
Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan
maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak.
2.
1. Perbedaan Lamanya atau jangka waktu pengakuan suatu pos dalam akuntansi
keuangan komersial dengan akuntansi pajak (peraturan perpajakan) dalam
penentuan pos-pos dalam laporan rugi laba,
Contoh :
Biaya penyusutan komputer dalam laba-rugi akuntansi keuangan komersial
diakui selama masa manfaat komputer tersebut, sedangkan dalam laba kena
pajak akuntansi pajak diakui selama empat tahun.
2. Perbedaan saat atau waktu pengakuan suatu pos dalam akuntansi keuangan
komersial dengan akuntansi pajak (peraturan perpajakan) dalam penentuan pospos dalam laporan rugi laba,
Contoh :
Pendapatan atau penghasilan pada kontrak jangka panjang dalam laba-rugi
akuntansi keuangan komersial diakui pada saat kontrak selesai , sedangkan
dalam laba kena pajak akuntansi pajak diakui pada saat pembayaran uang muka
dan pembayaran termin.
Artikel Yang Terkait :
Referensi :
Contoh :
Suatu aktiva tetap yang disusutkan lebih cepat untuk perhitungan laba-rugi fiskal
atau penghasilan kena pajak daripada penyusutannya untuk perhitungan labarugi akuntansi.
Contoh :
Kewajiban atau utang garansi yang diakui sebagai elemen biaya dalam periode
terjadinya transaksi penjualan barang untuk perhitungan laba-rugi akuntansi,
tetapi diakui sebagai biaya fiskal (elemen laba-rugi fiskal) dalam periode
terjadinya transaksi pembayaran atau pengeluaran kas untuk biaya garansi
dalam periode mendatang.
Perbedaan temporer berupa future deductible amount (Aktiva Pajak
Tangguhan) juga timbul sebagai akibat dari pembayaran atau penyelesaian
kewajiban yang terkait dengan penghasilan atau keuntungan yang diakui
sebagai elemen laba-rugi fiskal atau penghasilan kena pajak dalam periode
sebelum pengakuannya sebagai elemen laba-rugi akuntansi.
Contoh :
Penghasilan dari surat kabar harian atau majalah untuk masa satu tahun yang
diterima dimuka, yang diakui sebagai elemen laba-rugi fiskal atau penghasilan
kena pajak dalam periode terjadinya penerimaan kas, tetapi diakui sebagai
elemen laba-rugi akuntansi dalam periode diperoleh atau direalisasikannya
penghasilan tersebut dikemudian hari.
Perbedaan temporer juga timbul dari transaksi atau peristiwa yang sudah
diakui didalam laporan keuangan (komersial) dan akan bertambah atau
berkurangnya penghasilan kena pajak atau laba fiscal periode mendatang, tetapi
tidak dapat diidentifikasi dengan aktiva atau kewajiban tertentu untuk tujuan
penyajiannya di dalam laporan keuangan. Termasuk dalam kategori perbedaan
temporer demikian antara lain :
1. Biaya pendirian yang diakui sebagai elemen laba-rugi akuntasi dalam periode
terjadinya biaya (tidak dikapitalisasi sebagai aktiva), tetapi ditangguhkan
(dikapitalisasi sebagai aktiva atau beban tangguhan) dan diamortisasi sebagai
biaya secara periodik atau pengurang penghasilan untuk perhitungan
penghasilan kena pajak atau laba-rugi fiskal.
2. Biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai elemen penghasilan kena
pajak atau laba fiskal dalam periode terjadinya biaya, tetapi dikapitalisasi
sebagai aktiva atau beban tangguhan dan diamortisasi secara periodik untuk
perhitunganlaba-rugi akuntansinya.
3. Laba atas kontrak jangka panjang yang diakui berdasar metode kontrak selesai
untuk tujuan penghitungan laba akuntansi, tetapi diakui berdasar metode
persentase penyelesaian untuk tujuan perhitungan penghasilan kena pajak atau
laba-rugi fiskal.
Biaya Sumbangan menurut pajak atau fiskal tidak diakui sebagai biaya
untuk mengurangi penghasilan kena pajak atau laba kena pajak, namun secara
akuntansi keuangan bisa dibiayakan untuk mengurangi laba komersial atau laba
akuntansi komersial.
Penghasilan bunga bank menurut pajak atau fiskal tidak diakui sebagai
penghasilan untuk menambah penghasilan kena pajak atau laba kena pajak,
namun secara akuntansi keuangan merupakan penghasilan yang menambah
laba komersial atau laba akuntansi komersial.
6.
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan
yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak
yang bersangkutan.
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk
yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil,
yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
c. Warisan.
d. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib
Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib
Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan
norma penghitungan khusus (deemed profit).
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa.
g. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau
badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :
- Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
- bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor.
h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun
pegawai.
i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf h, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
Pengertian Penghasilan Kena Pajak Atau Laba Fiskal (Taxable Profit) Atau
Rugi Pajak (Tax Loss) Dalam Akuntansi Pajak adalah :
adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.
Satu peride dalam perpajakan meliputi Satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak.
Peraturan Perpajakan meliputi :
Penghasilan Kena Pajak Atau Laba Fiskal (Taxable Profit) Atau Rugi Pajak
(Tax Loss) adalah laba akuntansi atau laba komersial dikurangi/ditambah
dengan koreksi fiskal .
Contoh Penghitungan Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Badan dan
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Pembukuan :
Laba Akuntansi/Laba Komersial
: 100.000.000
Koreksi Fiskal :
Koreksi Fiskal Positif : 20.000.000
Koreksi Fiskal Negatif : (5.000.000) +
Total Koreksi Fiskal
15.000.000 +
Penghasilan Kena Pajak
85.000.000
2.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan (UU No.36 Tahun 2008 tentang
pajak penghasilan) dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan
Orang Pribadi dan Badan.
Pajak penghasilan disini meliputi pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi dan
wajib pajak badan.
2.
Pajak
Pengertian Pajak Penghasilan Final Dalam Akuntansi Pajak adalah :
pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban
pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak
digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang
bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan,
transaksi, atau usaha tertentu.
Jenis pajak penghasilan final antara lain
3.
Pajak
jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak
pada satu periode. Satu peride dalam perpajakan meliputi Satu Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Pajak penghasilan terutang adalah
berdasarkan pasal 17 UU No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
(PPh).
dan bukan merupakan biaya bagi perseroan komanditer (CV) (pasal 9 ayat (1) a
UU no.36 Tahun 2008 tentang PPh) antara lain berbentuk :
a. Pengambilan prive berbentuk uang kas/bank.
b. Pengambilan prive berbentuk barang dagangan.
c. Pengambilan prive berbentuk aktiva (tetap dan tidak tetap).
Yang termasuk dalam kategori pengambilan prive antara lain :
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun.
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi anggota perseroan
komanditer (CV).
c. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham.
d. Penarikan modal oleh anggota perseroan komanditer.