Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
KUHAP bahwa dokter umum bukan termasuk dari bagian saksi ahli. Namun
apabila diteliti lagi mengenai bunyi Pasal 133 KUHAP yang jelas-jelas
menyatakan bahwa penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kahakiman atau ahli lainnya. Dengan demikian,
berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa bunyi Pasal 133 KUHAP
tidak sejalan dengan penjelasannya. Dengan demikian, maka dapat diartikan
bahwa suatu bunyi pasal tertentu yang tidak sejalan dengan penjelasannya,
maka bunyi pasal yang sudah jelaslah yang dianut terhadap maksud si
pembuat undang-undang (penjelasannya).
Jika melihat dari penjelasan pasal 133 KUHAP, kompetensi dokter
umum ini terbatas pada atau diputuskan bersama dengan penyidik kepolisian.
Artinya bila diperlukan dan tidak ada dokter spesialis forensik, maka
pengetahuan dan ketrampilan yang didapat selama pendidikan harus
dipergunakan. Ini yang harus dipahami juga oleh penyidik, apakah dengan
sarana, fasilitas dan keterbatasan alat serta kemampuan dokter pemeriksaan
dapat dilaksanakan. Dalam hal ini diperlukan keberanian, ketelitian, dan
kesungguhan dokter melakukan pemeriksaan dan memberikan laporan dalam
bentuk VeR, sehingga bantuan pemeriksaan tersebut dapat dipakai sebagai
pedoman atau alat bukti bagi penyidikan, penuntutan dan pemutusan perkara.
Hasil pemeriksaan dan laporan tertulis akan digunakan sebagai petunjuk atau
pedoman dan alat bukti dalam menyidik, menuntut dan mengadili perkara
pidana maupun perdata. Pada tahap penyidikan dipergunakan sebagai alat
bukti dan petunjuk oleh para penyidik dan di sidang pengadilan dipergunakan
oleh jaksa, hakim dan pembela sebagai alat bukti yang sah.1
Sekitar 50-70% kasus yang datang ke rumah sakit dan memerlukan
VeR terutama di instalasi gawat darurat adalah kasus perlukaan atau trauma.
Luka-luka ini dapat terjadi akibat dari kecelakaan, penganiayaan, bunuh diri,
bencana, maupun terorisme. Seorang dokter, dalam tugas sehari-harinya,
selain melakukan pemeriksaan diagnostik serta memberikan pengobatan dan
perawatan kepada pasien juga mempunyai tugas melakukan pemeriksaan
medik untuk membantu penegakan hukum, baik untuk korban hidup maupun
korban mati antara lain adalah adalah pembuatan VeR. Penelitian di Jakarta,
memperlihatkan bahwa hanya 15,4 % dari VeR perlukaan Rumah Sakit
Umum DKI Jakarta berkualitas baik dan di sebuah penelitian di Pekanbaru
menunjukkan bahwa 97,06 % berkualitas jelek dan tidak satu pun yang
memenuhi kriteria VeR yang baik. Beban ini dapat lebih terasa lagi bila
dokter tersebut harus dipanggil kedepan sidang pengadilan. Banyak pekerjaan
yang harus ditinggalkan, ditambah dengan beban mental tersendiri karena
tidak biasa menghadapi sidang pengadilan dan tempat memberikan
keterangan itu sama dengan kursi terdakwa.1
Berdasarkan dari uraian diatas dan berkaitan dengan kelengkapan VeR
di rumah sakit maka perlu dikaji tentang Kelengkapan Visum et Repertum di
RSUD Semarang periode 1 Januari 2010 sampai 3 Desember 2011.
I.2 Permasalahan
Dari latar belakang yang tersebut maka disusunlah sebuah rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kelengkapan pengisisan VeR pada korban hidup di RSUD
Semarang periode 1 Januari 2010 sampai 3 Desember 2011
2. Bagaimana kewenangan dokter umum dalam pengisian VeR pada korban
hidup di RSUD Semarang.
I.4 Manfaat
I.4.1 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai VeR.
I.4.2 Bagi Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenazah
Menambah kepustakaan mengenai Visum et Repertum Hidup di
Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenazah RSUD Semarang.
I.4.3 Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Semarang
Menginformasikan mengenai kelengkapan pengisian Visum et
Repertum Hidup di Rumah Sakit Umum Daerah Semarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VISUM ET REPERTUM
berdasarkan
keilmuannya
dan
dibawah
sumpah,
untuk
kepentingan peradilan.3
Kategori Surat, yang dibuat dengan sumpah atau janji (sebagaimana yang
diucapkan di pengadilan) atau dengan mengingat sumpah atau janji ketika
menerima jabatan (yang diucapkan setelah lulus dokter) sehingga pada
hakekatnya merupakan keterangan tertulis. Pasal-pasal KUHAP yang
mengatur tentang produk dokter yang sepadan dengan VeR diantaranya
adalah:
Pasal 1: (28) Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh
seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang suatu perkara pidana
guna kepentingan pemeriksaan.
Pasal 186: Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di
sidang pengadilan.
Penjelasan pasal 186 KUHAP: Keterangan ahli ini dapat juga sudah
diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum
yang dituangkan dalam satu bentuk laporan dan dibuat dengan
dan
yang
sebenar-benarnya
menurut
3.
menjembatani
10
VISUM et REPERTUM
No:./VRH/BLN./TH.
oleh
yang
bersangkutan
bernama,
umur
11
menimbulkan
halangan
menjalankan
pekerjaan,
mata
12
Selain fakta-fakta di atas, guna lebih memperjelas perkara maka saya telah
mengambil sampel berupa..,
sebanyakdan telah saya serahkan kepada pihak
penyidik yang diwakili oleh,
NRPuntuk dimintakan pemeriksaan kepada laboratorium lain.
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang kami temukan sendiri dari pemeriksaan orang
tersebut maka kami simpulkan bahwa ..
..
PENUTUP
Demikianlah lketerangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya,
dengan mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
Tanda tangan,
13
14
Dokter
dan
mengikuti
pemeriksaan
badan
mayat
untuk
keadaan
korban
ini
dapat
digunakan
untuk
karena
data-data
itu
dapat
membantu
Dokter
15
Kemudian dokter
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kasus
Jumlah
1.
Kekerasan
30
57,69
2.
Kejahatan Seksual
7,69
3.
KLL
10
19,23
4.
KDRT
15,8
5.
Keracunan
52
100
Total
17
Kesesuaian tanggal
Jumlah
1.
Sesuai
10
19,23
2.
Tidak sesuai
42
80,77
52
100
Total
18
Tingkat Kesadaran
Ada
2.
Tidak Ada
JUMLAH
Jumlah
10
42
%
19,23
80,77
52
100
1.
Denyut Nadi
Ada
Jumlah
15
%
28,84
2.
Tidak Ada
37
71,16
JUMLAH
52
100
1.
Tekanan Darah
Ada
Jumlah
15
%
28,84
2.
Tidak Ada
37
71,16
JUMLAH
52
100
19
Frekuensi Pernafasan
Ada
Jumlah
2
%
3,85
2.
Tidak Ada
50
96,15
JUMLAH
52
100
1.
Suhu
Ada
Jumlah
0
%
0
2.
Tidak Ada
52
100
JUMLAH
52
100
Tabel 7. Suhu
No.
Keadaan umum
Lengkap
Jumlah
0
%
0
2.
Tidak Lengkap
100
100
JUMLAH
52
100
20
b. Deskripsi Luka
Deskripsi luka dalam visum et repertum merupakan salah satu
komponen penting dalam pemberitaan yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi luka pada saat pemeriksaan korban. Penulisan
deskripsi luka terdiri dari jumlah luka, lokasi luka, bentuk luka, ukuran
luka, dan sifat luka.
Jumlah Luka
Jumlah
1.
Ada
52
100
2.
Tidak ada
JUMLAH
52
100
Lokasi Luka
Jumlah
1.
Anatomis
52
100
2.
Koordinat
3.
Tidak ada
JUMLAH
52
100
Jumlah
Ukuran Luka
1.
Ada
52
100
2.
Tidak ada
JUMLAH
52
100
21
Bentuk Luka
Jumlah
1.
Ada
52
100
2.
Tidak ada
JUMLAH
52
100
Jumlah
Sifat Luka
1.
Ada
35
67,31
2.
Tidak ada
17
32,69
JUMLAH
52
100
Deskripsi Luka
Lengkap
Jumlah
35
%
67,31
2.
Tidak Lengkap
17
32,69
JUMLAH
52
100
Dari
hasil
perhitungan
didapatkan
bahwa
kelengkapan
22
bentuk
luka
seluruhnya
telah
dideskripsikan.
ini
berisi
intepretasi
yang
dapat
Identitas Umum
Jumlah
1.
Ada
20
38,46%
2.
Tidak Ada
32
61,54%
JUMLAH
52
100
Jumlah
1.
Ada
52
100
2.
Tidak Ada
23
JUMLAH
52
100
Jenis
benda Jumlah
penyebab perlukaan
1.
Ada
52
100
2.
Tidak Ada
JUMLAH
52
100
Kualifikasi luka
Jumlah
1.
Ada
50
96,15
2.
Tidak Ada
3,85
JUMLAH
52
100
Jumlah
1.
Lengkap
20
38,46
2.
Tidak Lengkap
32
61,54
3.
Tidak Ada
JUMLAH
52
100
24
kesimpulan
secara
lengkap
dan
61,54%
tidak
BAB IV
25
IV.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa dokter umum berwenang dalam pembuatan VeR namun
kelengkapan pengisian VeR korban hidup di RSUD Semarang Periode 1
Januari 2010- 3 Desember 2011 kurang lengkap. Dan perlu diperbaiki
dalam bagian pemberitaan terutama pada bagian keadaan umum dan
pendeskripsian luka. Serta kemampuan dokter umum dalam pengisian VeR
dirasa masih kurang karena dasar pengisian atau pembuatan VeR masih
menggunakan acuan format rekam medis.
IV.2 SARAN
1. Perlu adanya peran serta Dokter Spesialis Forensik dalam meningkatkan
kualitas pembuatan VeR korban hidup di RSUD Semarang.
2. Perlu adanya kerjasama antara Dokter Spesialis Forensik dengan Instalasi
Gawat Darurat dalam penulisan VeR korban hidup.
26
DAFTAR PUSTAKA
dari:
http://dediafandi.staff.unri.ac.id/files/2010/05/Visum-et-
Repertum-pada-korban-hidup.pdf
2. Dahlan S. 2008. Petunjuk Praktikum: Pembuatan Visum Et Rapertum.
Semarang: Balai Penerbit Universitas Diponegoro.
3. Budiyanto A, Widiatmika W, Sudiono S, Winardi T, Munim A, et al. 1997.
Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
4. Visum et Repertum. [Diakses: 30 November 2011 pukul 16.30]. Diunduh dari:
http://welywahyura.wordpress.com/visum-et-repertum/
5. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP): UU Nomor 8 Tahun
1981. [Diakses:
http://www.docstoc.com/docs/35983113/KITAB-UNDANG-UNDANGHUKUM-ACARA-PIDANA-(KUHAP)
6. Dahlan S. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik: Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Semarang: Balai Penerbit Universitas Diponegoro.
LAMPIRAN
Contoh Visum et Repertum Hidup di RSUD Semarang
27
28
29
30