Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari penulisan thesis ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
derajat Sarjana S-2. Dalam penyusunan Thesis yang berjudul Analisis pengaruh
likuiditas, kebijakan hutang, operating leverage terhadap price to book value pada
perusahaan manufaktur ini, penulis tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan yang
dihadapi. Akan tetapi, kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi berkat bimbingan
dan bantuan dari orang-orang di sekitar penulis.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. selaku direktur dari pengelola
program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada.
2. Bapak Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, MBA. selaku Dosen pembimbing
dan juga yang telah banyak meluangkan waktunya untuk mengajar mata
kuliah Business Research Method di Program studi MM UGM Jakarta.
3. Keluarga penulis, bapak dan ibu yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan baik secara material dan moril.
4. Keluarga penulis yang ada di Yogyakarta, Bapak Yusrin Nicoriawan, SH,
Bapak Drs. H. M.Yusron, Ibu Titiek Mutiah, Bsc, Intan Dhyaksari, dan
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu mendukung
penulis dalam mengikuti program MM UGM
5. Sahabat terbaik penulis, Bapak Helmi, ibu Catur Rahayu, yang telah
memberikan semangat kepada penulis selama mengikuti program MM
UGM..
6. Teman-teman MMUGM regular 27 dan MMUGM lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu - persatu yang selalu menyemangati penulis dalam
mengikuti program MM UGM.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL....................... i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN.. x
INTISARI xi
ABSTRACT xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...... 1
1.2. Rumusan Masalah 6
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisis rasio keuangan. 8
a. Definisi Analisis Rasio Keuangan 8
b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan . 9
2.2. Nilai perusahaan. 10
a. Definisi Nilai Perusahaan ..... 10
b. Pengukuran Nilai Perusahaan ............................................................. 11
2.3. Likuiditas 13
vi
vii
c. Uji Heterokedastisitas... 34
3.5.4. Uji Hipotesis... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi statistik.. 37
4.2. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik......... 39
4.2.1. Uji Normalitas data. 40
4.2.2. Uji Asumsi Klasik 41
4.2.2.1. Uji Multikolinearitas 41
4.2.2.2 Uji autokorelasi .. 42
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas.. 44
4.3. Uji Hipotesis.................................. 45
2
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif 37
Tabel 4.2. Uji normalitas................................... 40
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinieritas ...... 42
Tabel 4.4. Uji Durbin Watson.. 43
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas 44
Tabel 4.6. Model Regresi.. 45
2
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Daftar Perusahaan
yang dapat dipakai untuk penelitian.. 58
Lampiran II. Uji Normalitas.. 61
Lampiran III. Uji Durbin-Watson.. 62
Lampiran IV. Uji Multikolenieritas.. 63
Lampiran V. Uji Heterokedastisitas...64
Lampiran VI. Uji hipotesis... 65
Lampiran VII. Statistik Deskriptif
66
INTISARI
xi
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the effect of liquidity, debt policies, and
operating leverage to the price to book value. This study uses data of
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) as many
as 156 companies. This study uses the method created by Ulupui (2006) to see the
impact of liquidity, operating leverage on stock returns. By looking at the returns
we can also analyze the stock price to book value for assessing a company's
performance
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang menggunakan pasar
modal sebagai salah satu alternatif dalam menghimpun dan mengumpulkan modal
dari
masyarakat
pemodal
atau
investor.
Perusahaan-perusahaan
tersebut
pengawasan
terhadap
manajer.
Salah
satu
bentuk
mekanisme
pengawasannya yaitu kebijakan dividen kas. Pemegang saham berusaha menjaga agar
pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan
menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingan
dirinya sendiri. Pihak manajemen akan membatasi arus kas keluar berupa dividen kas
yang berjumlah terlalu besar dengan alasan mempertahankan kelangsungan hidup,
menambah investasi untuk pertumbuhan atau melunasi hutang (Suharli dan Oktorina,
2006 : 24).
Secara umum, terdapat dua jenis analisis yang digunakan para investor dalam
menentukan keputusan investasi. Yang pertama, disebut sebagai analisa teknikal.
Analisa teknikal ini menggunakan grafik maupun indikator-indikator teknis dalam
menilai suatu saham, dengan menitikberatkan pada penggunaan data historis
terutama harga dan volume saham. Analisa teknikal ini juga dapat digunakan dalam
menilai saham-saham secara individu maupun pasar (indeks) secara keseluruhan.
3
(Husnan, 2001 : 315). Yang kedua, disebut sebagai analisa fundamental, yang
menitikberatkan pada rasio-rasio keuangan dan informasi-informasi lainnya yang
terkait dengan perusahaan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
tersebut. Analisa fundamental dilakukan dengan memperhitungkan variabel-variabel
fundamental perusahaan seperti penjualan, laba, tingkat hutang, dividen, biaya-biaya,
arus kas, dan sebagainya dalam menilai suatu saham.
Para investor, sebelum melakukan investasi, akan melakukan perhitungan
terhadap risiko yang dihadapi dan imbal hasil atau return yang akan diperolehnya.
Oleh karena itu, investor terlebih dahulu akan melakukan analisis dalam menentukan
perusahaan mana yang akan diinvestasikan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungannya baik melalui peningkatan nilai investasi maupun melalui dividen yang
diterima. Semakin tinggi return yang diberikan oleh perusahaan kepada investor
berarti semakin meningkatnya nilai perusahaan. Semakin banyak investor yang
menanam saham akan berdampak harga saham yang akan meningkat tinggi pula.
Nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar
oleh investor untuk suatu perusahaan, yang biasanya diukur dengan Price to book
value (PBV). Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap
tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya (Sujoko dan Ugy,
2007 : 44).
Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan (price to book value), likuiditas
mempengaruhi harga saham. Bila likuiditas meningkat maka investor dapat membeli
4
saham dengan harga yang relatif lebih rendah. Semakin tinggi tingkat likuiditas maka
akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Suharli, 2007 : 12). Penggunaan hutang
diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan. Penambahan hutang dalam struktur
modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan
ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan
membayar beban bunga secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja
keras untuk meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan
hutang. Sebagai konsekuensi dari kebijakan ini, perusahaan menghadapi biaya
keagenan hutang dan resiko kebangkrutan. Semakin tinggi proporsi hutang semakin
tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan
nilai perusahaan karena manfaaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil
daripada biaya yang ditimbulkannya (Soliha dan Taswan, 2002 : 149).
Operating leverage merupakan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan
yang disertai dengan biaya tetap. Operating leverage yang menguntungkan kalau
pendapatan setelah dikurangi biaya variabel (contribution to fixed cost) lebih besar
dari biaya tetapnya. Oleh sebab itu operating leverage adalah seberapa jauh
perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh terhadap laba operasi bersih.
Dalam suatu perusahaan tingkat operating leverage pada suatu tingkat hasil akan
ditunjukan oleh perubahan dalam volume penjualan yang mengakibatkan adanya
perubahan yang tidak proporsional dalam laba atau rugi operasi (Riyanto, 1997).
5
PRICE
TO
BOOK
VALUE
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR.
1.2
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis mencoba merumuskan masalah penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh likuiditas, kebijakan
hutang, dan operating leverage terhadap price to book value perusahaan go public.
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, masalah penelitian serta tujuan, manfaat yang dapat
Bagi akademisi penelitian ini dapat menjadi literatur tambahan yang dapat
berguna sebagai pembelajaran dan pengetahuan mengenai nilai dari suatu
perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditur dan
investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu
perusahaan
B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, kita membutuhkan suatu
alat atau cara yang disebut rasio keuangan. Brigham dan Houston (2004 : 77)
membagi rasio-rasio keuangan menjadi 5 kelompok :
1. Rasio likuiditas (liquidity ratios) terdiri dari current ratio dan quick ratio
2. Rasio manajemen aset (asset management ratios) terdiri dari rasio Inventory
turnover, day sales outstanding (DSO), fixed asset turnover, dan total Asset
turnover
3. Rasio manajemen utang (debt management ratio) terdiri dari rasio total debt
to total assets,time interers earned (TIE), dan EBITDA coverage.
4. Rasio profitabilitas (profitability ratios) terdiri dari rasio profit margin on
sales, basic earning power, return on total assets (ROA), dan return on
equity (ROE).
5. Rasio nilai pasar (market values ratios) terdiri dari rasio price/earnings (P/E),
price cash flow, dan market/book (M/B).
nilai perusahaan, dilihat dari market value ratio. Menurut Margaretha (2004 : 21),
market value ratio merupakan rasio yang meningkatkan harga saham perusahaan
dengan labanya dan nilai buku perusahaan. Bila rasio likuiditas, kebijakan hutang,
dan operating leverage baik maka rasio nilai pasar akan menjadi tinggi dan harga
saham akan setinggi sesuai yang diharapkan.
B. Pengukuran Nilai Perusahaan
Dalam mengukur nilai perusahaan dapat dilihat dari market value ratio. Menurut
Astuti (2004 : 38-39), jenis-jenis market value ratio yaitu :
1. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) adalah rasio antara harga saham per lembar yang
berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi
pemegang saham (Shayroni, 2006). Menurut Jogiyanto (2000), PER adalah rasio
harga saham terhadap earnings-nya, dengan kata lain menunjukkan berapa besar
pemodal menilai harga saham terhadaap kelipatan earnings. Kegunaan dari PER
adalah melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan
terhadap kinerja perusahaan yang tercermin oleh EPS-nya. Semakin besar PER
suatu saham maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap
pendapatan bersih per sahamnya.
11
12
2.3 Likuiditas
A. Definisi Likuiditas
Menurut Riyanto (2001:25), likuiditas adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial-nya yang segera
harus dipenuhi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat
jatuh tempo dan dalam menjalankan operasi perusahaan. Perusahaan yang dapat
memenuhi kewajiban perusahaan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang
jangka pendeknya. Jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada
saat tertentu merupakan kekuatan membayar kewajiban jangka pendek dari
perusahaan yang bersangkutan.
Likuiditas mengacu pada kas perusahaan dan posisi surat berharga dan dipasarkan
kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo (Brigham & Ehrhardt, 2005
: 967). Sebuah aset cair adalah setiap aset yang dapat dengan cepat dijual dan diubah
menjadi uang tunai. Rasio likuiditas merupakan kemampuan aktiva untuk diubah ke
dalam bentuk tunai tanpa adanya konsesi harga yang signifikan. Nilai dari suatu aset
juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan untuk menjual aset dan
mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu nilai pasar yang wajar.
13
B. Pengukuran Likuiditas
Pengukuran dasar likuiditas (Margaretha, 2004 : 19) yaitu :
a. Rasio lancar (current ratio)
Rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek
dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi
menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Current ratio sendiri merupakan salah
satu indikator dari rasio likuiditas. Current ratio merupakan rasio antara lancar
dengan hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva
yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan (Husnan, 1994).
Menurut Weston (1995), current ratio digunakan untuk mengukur penyelesaian
hutang jangka pendek perusahaan, dengan melihat berapa lama tagihan kreditur
jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat dikonversi ke
kas dalam jangka waktu yang kira-kira sama dengan jatuh tempo tagihan.
Rasio lancar adalah menunjukkan sejauh mana kewajiban saat ini ditutupi
oleh mereka aset diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat
(Brigham & Ehrhardt, 2005 : 962). Hal ini ditemukan dengan membagi aset
lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin
besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
(Sartono, 1998 : 122). Penulis memilih current ratio sebagai variabel penelitian
dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (price to book value). Current ratio
14
ini dipilih sebagai penelitian karena untuk melihat kekayaan sebuah perusahaan
yang dapat langsung dikonversikan menjadi uang tunai untuk kemampuan mereka
membayar kewajibannya. Semakin besar current ratio perusahaan maka
kemampuan mereka untuk membayar kewajibannya semakin baik juga dan itu
berdampak pada kinerja perusahaan.
b.
siklus akuntansi yang sedang berjalan. Jadi hutang lancar merupakan kewajiban
jangka pendek yang diperkirakan akan diselesaikan dalam janga waktu siklus
normal opersai perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari
tanggal neraca.
b. Hutang Jangka Panjang
Merupakan hutang yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun, contoh: hutang
obligasi. Menurut Husnan (1998 : 445), jangka waktu pinjaman mempengaruhi
besar kecilnya biaya bunga pada penggunaan hutang dan keputusan perusahaan
dalam menentukan apakah perusahaan akan tetap terus berjalan atau bangkrut,
disamping itu, faktor ketidaksempurnaan pasar juga berpengaruh terhadap
pemilihan jangka waktu hutang. Jadi, jangka waktu pinjaman mempengaruhi
besar kecilnya biaya bunga pada penggunaan hutang.
Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005 : 41), ada 3 pengukuran, yaitu :
a. Total Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio yang mengukur proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak
kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Hutang bisa berarti
buruk bisa juga berarti bagus. Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi,
perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi dapat mengalami
masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan suku bunga rendah
hutang dapat meningkatkan keuntungan. Total debt merupakan total liabilities
17
(baik
utang
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang);
sedangkan
total
shareholdersequity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor
dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi
dari total hutang terhadap total ekuitas.
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding
dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar/(kreditur) (Ang, 1997). Untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui debt to
equity ratio. Debt to equity ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total
debt (total hutang) dengan total shareholders equity (total modal sendiri).
Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang): sedangkan total shareholders equity merupakan total modal sendiri
(total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan) yang dimiliki
perusahaan. Menurut Ang (1997), rasio ini menunjukkan komposisi dari total
hutang terhadap total ekuitas. Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005 : 222)
menjelaskan Rasio lancar juga memastikan penilaian solvabilitas jangka panjang
(DER). Helfert (1997: 95) menjelaskan Dari sudut pandang pemberi pinjaman
terdapat anggapan bahwa semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin baik
posisi pemberi pinjaman. Dari penjelasan diatas DER merupakan rasio yang
dapat memberikan perbandingan terhadap nilai ekuitas suatu perusahaan.
18
2.
21
22
Kerangka Pemikiran
Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan, para
23
Faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang akan diteliti dalam
penelitian ini antara lain : likuiditas, kebijakan hutang, operating leverage. Variabel
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 2.1
Likuiditas
H1
Price to
Kebijakan
Hutang
H2
Book Value
Operating
Leverage
H3
24
tersebut akan baik maka tingkat price to book value mereka juga akan meningkat.
Dengan penjelasan diatas maka terjadilah hipotesa dibawah ini
H1 : Ada pengaruh likuiditas terhadap price to book value
Kebijakan hutang di setiap perusahaan itu berbeda beda. Perusahaan dapat
memperoleh dana dalam memenuhi kebutuhan produksinya bias dari pinjaman bank
maupun penjualan saham. Di dalam Kebijakan hutang ini dapat dilihat komposisi
pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan apakah lebih besar dari modal sendiri
atau lebih besar dari pinjaman. Apabila semakin besar dari pinjaman maka sebuah
perusahaan akan semakin banyak terkena biaya bunga pinjaman. Dengan melihat
komposisi seperti ini maka akan mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan.
Semakin kecil perusahaan memperoleh dana dari pinjaman maka kinerja mereka akan
semakin baik. Dengan hal ini akan mempengaruhi nilai price to book Value mereka.
Dengan penjelasan diatas maka terjadilah hipotesa dibawah ini
H2 : Ada pengaruh kebijakan hutang terhadap price to book value
Setiap biaya operasional suatu perusahaan dapat dilihat dari biaya tetap dan biaya
variabel dari perusahaan. Dengan mereka memakai suatu barang yang bagus dalam
kegiatan produksinya kemungkinan perusahaan akan dapat mengurangi biaya
variabel mereka. Dengan melihat tingkat operating leverage perusahaan, maka
investor dapat melihat bagaimana perusahaan bias memanfaatkan biaya tetap agar
mendapatkan pendapatan dari perubahan penjualan suatu perusahaan. Contoh seperti
25
perusahaan yang membeli mesin lebih bagus di bandingkan dengan membeli mesin
yang biasa akan lebih baik mesin yang bagus. Karena dengan biaya depresiasi yang
sama akan tetapi mempunyai ketahanan barang dan produktifitas yang berbeda.
Dengan perusahaan dapat mengurangi biaya variabel mereka maka kinerja
perusahaan akan semakin baik. Itu akan berdampak pada nilai price to book value
mereka. Dengan penjelasan diatas maka terjadilah hipotesa dibawah ini
H3
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Data dan Sampel
3.1.1
Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Indonesia yang dipilih dengan teknik pemilihan sampel purposive (judgemental)
(Hermawan, 2006 : 155). Purposive judgemental sampling ini adalah penarikan
sampel berdasarkan adanya kriteria kriteria tertentu. Teknik pemilihan ini dipilih
atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan yang ditentukan
sebagai berikut :
3.1.2
Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentang waktu 2008 sampai
2010
3.1.2
Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari
Perusahaan manufaktur yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia seluruhnya ada
156 perusahaan. Namun keterbatasan data yang ada, sehingga data yang dapat
dijadikan sebagai sampel hanya 64 perusahaan.
3.2 Tehnik Pengumpulan Data
Semua data yang diperlukan dalam penelitian merupakan data sekunder yang
diperoleh melalui bursa efek Indonesia. Data sekunder ini dikumpulkan dari publikasi
berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia untuk
periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
3.3 Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen dari penelitian ini, yaitu :
a. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale)
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lainnya, yaitu :
a. Likuditas
Likuditas diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale).
28
b. Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale).
c. Degree of Leverage
Degree of leverage diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale).
Skala rasio memiliki definisi yaitu nilai pada variabel dapat dibandingkan,
dapat dihitung jaraknya (ditambah, dikurangi, dikali dan dibagi) tetapi nilai
nol (0) pada skala rasio bersifat absolut. Contoh : usia, lama bekerja,
pendapatan, penjualan, biaya, keuntungan merupakan skala rasio.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price to book value (PBV)
ratio. Price to book value (PBV) ratio adalah rasio yang digunakan untuk
menentukan nilai perusahaan dan mengambil keputusan investasi dengan cara
membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Dalam penelitian
ini, price to book value (PBV) ratio dihitung dengan rumus :
29
Likuiditas ( X1 )
Likuditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio karena rasio ini
memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang
ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka
pendek. Dari sudut pandang investor, semakin tinggi nilai rasio lancar akan
memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian drastis bila terjadi
kegagalan perusahaan.
Current Asset
Current Ratio =
Current Liabilities
Kebijakan Hutang ( X2 )
Kebijakan hutang dalam penelitian ini diukur dengan total debt to equity ratio
adalah suatu upaya memperlihatkan, dalam format lain, proporsi relatif dari klaim
pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran
peranan hutang.
30
Total Liabilities
DER
=
Shareholders Equity
Operating Leverage ( X3 )
Operating leverage dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan laba
sebelum bunga dan pajak sebagai akibat persentase perubahan penjualan. DOL
bagi sebuah perusahaan lebih merupakan fungsi dari proses produksi.
% Perubahan EBIT
DOL =
% Perubahan Penjualan
2.
b) Uji Autokorelasi
Secara harafiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota seri
observasi yang disusun menurut urutan waktu (time series), atau urutan
tempat (cross section) atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Uji
autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana variabel
dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode
sebelumnya maupun nilai periode sesudahnya. Jika terjadi korelasi maka
dapat dikatakan terdapat problem autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala
autokorelasi, dapat dilakukan dengan menggunakan besaran nilai Durbin
33
Watson (D-W). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel
(dL dan du), Aturan pengujiannya adalah (Ghozali, 2011):
d < dL
d L < d < du
4-du < d < 4-dL : masalah autokorelasi lemah, di mana dengan perbaikan akan
lebih baik
4-dL < d
c) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari setiap kesalahan pengganggu
untuk variabel-variabel bebas yang diketahui tidak mempunyai varian yang
sama untuk semua observasi. Akibatnya penaksiran ordinary least square
(OLS) tetap tidak bias dan tidak efisien, (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan uji Glejser. Uji Glejser dapat
dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual seagai variabel dependen
dengan semua variabel independen dalam model. Dasar pengambilan
keputusan adalah :
1.
2.
Keterangan :
Y =
a
b1
=
=
X1 =
b2
X2 =
b3
sebesar 1 satuan
X3 =
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Current ratio
Debt
0.001
85.44
3.17
7.21
Equity 0.004
22.90
1.51
2.41
2262.43
13.45
193.57
510
18.57
45.31
Ratio
Degree
-868.87
Operating
Leverage
Price
Book 0.59
Value
Sumber: Data Olahan
37
Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel current ratio
adalah 0,0010 (0,10%). Kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan
manufaktur periode 2008-2010, current ratio terendah diperoleh PT. Budi Acid Tbk
pada tahun 2008. Skor tertinggi (maksimum) = 85,4388 (8.543,88%) artinya bahwa
pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010, current ratio tertinggi diperoleh PT.
Intan Wijaya International Tbk pada tahun 2010. Adapun nilai mean atau rata-rata
current ratio pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010 sebesar 3,1731
(317,31%) dan standar deviasinya sebesar 7,2136 (721,36%).
Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel debt equity ratio
adalah 0,0040 (0,40%). Kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan
Manufaktur periode 2008-2010, debt equity ratio terendah diperoleh PT. Inti Agri
Resources Tbk pada tahun 2008 Skor tertinggi (maksimum) = 22,9009 (2.290%)
artinya bahwa pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010, debt equity ratio
tertinggi diperoleh PT. Scheering Plough Indonesia Tbk pada tahun 2008. Adapun
nilai mean atau rata-rata debt equity ratio pada perusahaan manufaktur periode 20082010 sebesar 1,5079 (150,79%). Standar deviasinya sebesar 2,4143 (241,43%).
Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel degree operating
leverage adalah -868,8747 , kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan
manufaktur periode 2008-2010, degree operating leverage terendah diperoleh PT.
Champion Pacific Indonesia Tbk pada tahun 2008. Skor tertinggi (maksimum) =
38
Untuk dapat diperoleh model regresi yang terbaik, maka dibutuhkan sifat tidak bias
linier terbaik (BLUE/Best Linear Unbiased Estimator) dari penaksir atau prediktor.
Serangkaian uji dapat dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat
memenuhi persyaratan BLUE ini, yaitu uji gejala multikolinieritas, uji gejala
autokorelasi, dan uji gejala heteroskedastisitas.
39
1.172
0.128
40
41
Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas
Model
VIF
Current Ratio
1.174
1.170
1.014
Dari tabel 4.4, terlihat hasil analisis dengan jelas bahwa DW hitung variabel
current ratio, debt equity ratio, degree operating leverage dan price book value
berada didaerah tidak menolak H0 atau H1, berarti tidak terjadi autokorelasi, angka
Durbin Waton berada pada daerah hasil uji Nilai dU dhit 4 - dU tidak ada
autokorelasi
43
Dasar
Sig.
(Constant)
0.397
0.159
2.492
0.014
Current Ratio
0.17
0.049
0.495
0.501
0.02
0.072
0.282
0.778
0.002
0.003
0.528
0.598
44
Dalam uji heterokedastisitas, pada tabel diatas terlihat bahwa Current ratio
mempunyai p_value 0,501, debt equity ratio mempunyai p_value 0,778 dan degree
operating leverage
mempunyai p_value
mempunyai p_value lebih besar dari > 0,05 maka semua variabel dikatakan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
4.3. Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk membuktikan adanya
pengaruh antara current ratio, debt equity ratio, degree operating leverage dengan
price book value. Hasil analisis regresi dengan = 5% terhadap variabel penelitian
disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Regresi Sederhana
Model
Koefisien
Std. Error
Sig.
(Constant)
2.246
0.228
9.83
0.00
Current Ratio
0.188
0.07
2.701
0.008
-0.329
0.103
-3.199
0.002
Degree Operating
Leverage
0.009
0.004
2.163
0.032
45
price book value, dengan koefisien regresi sebesar 0,188. Dengan adanya
pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara current ratio menunjukkan
hubungan yang searah. current ratio yang semakin meningkat mengakibatkan
price to book value meningkat, begitu pula dengan current ratio yang semakin
menurun maka price to book value akan menurun.
2. Debt equity ratio (X ) mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan
2
terhadap price to book value, dengan koefisien regresi sebesar 0,329. Dengan
adanya pengaruh yang negatif ini, berarti bahwa antara debt equity ratio
menunjukkan hubungan yang tidak searah. debt equity ratio yang semakin
meningkat mengakibatkan price to book value menurun, begitu pula dengan
46
debt equity ratio yang semakin menurun maka price book value akan
meningkat.
3. Degree operating leverage (X ) mempunyai pengaruh yang positif dan
3
R Square
0.399
0.159
47
Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,159. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (current
ratio, debt equity ratio dan degree operating leverage) mampu menjelaskan variasi
perubahan variabel dependen (price to book value) sebesar 15,9 %, sedangkan
sisanya sebesar 84,1 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
4.6. Variabel Dominan
Pengujian terhadap pengaruh dominan dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan melihat besarnya nilai standarized
coefficients beta dari model regresi yang terbentuk.
Tabel 4.8
Uji Variabel Dominan
Model
Standardized
Coeffcients
Beta
Current ratio
0.196
-0.231
0.146
48
standarized coefficients beta terbesar, maka debt equity ratio memiliki pengaruh
paling dominan terhadap price to book value.
4.7 Analisis dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian anlisis data untuk menjawab uji hiptesis
penelitian:
H1 = Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value
Maka dari hasil anlisis yang dilakukan likuiditas memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap price to book value. Hal ini pun dikatakan pula oleh
Ulupui (2006), yang menyatakan adanya hubungan positif antara likuiditas terhadap
return saham. Hal ini sejalan dengan penelitian yang diteliti namun variabel
dependen yang dipakai oleh peneliti yaitu price to book value
H2 = Kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price to book
value
Hal ini pun sedikit bertentangan dengan Ulupui (2006), bahwa debt to equity
ratio tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap return saham. Maka
penulis mencoba mengganti variabel dependen dengan price to book value, dan
dengan hasil analisis yang diuji debt to equity ratio punya pengaruh yang signifikan
terhadap price to book value walaupun pengaruhnya negatif.
49
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Current ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya likuditas mempengaruhi
perusahaan untuk meningkatkan hutangnya. Dengan kata lain, perusahaan
melihat tingkat likuiditas dalam pengambilan kebijakan hutangnya. Hal ini
karena tingginya likuiditas suatu perusahaan bersumber bukan hanya dari
hutang lancar namun dapat berasal dari hutang jangka panjang atau modal
sendiri. Dengan demikian likuiditas terbukti berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan hutang
2. Debt equity ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan nilai perusahaan (PBV).
Tingginya risiko yang harus ditanggung perusahaan akan berimbas pada
ketidakpastian
penerimaan
pendapatan
yang
akan
menyebabkan
52
54
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, (1997), Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia
Astuti, Dewi. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Ghalia
Indonesia.
Bambang Riyanto, (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4.
BPFE,Yogyakarta
Brigham, Eugene F. dan Ehrhardt, Michael C. (2005). Financial Management,
Theory and practice. 11th edition. . USA : South-Western.
Chairiri, Anis dan Ghozali, Imam. (2007). Toeri Akuntansi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang.
Djarwanto, PS. (2004). Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2.
Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Fachruddin, M. dan M. Sopian Hadianto. (2001), Perangkat dan Model Analisis
Investasi di Pasar Modal, Buku Satu, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ghozali, H. I. (2011). aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19.
Semarang, Indonesia: Badan penerbit universitas Diponegoro.
Helfert, Erich A diterjemahkan oleh Wibowo, Herman. (1997). Teknik Analisa
Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama
Hermawan. Asep. (2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia
Husnan, Suad, (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Husnan, Suad. (1994), Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan
Jangka Panjang), Edisi keempat, Yogyakarta : BPFE.
Jogiyanto, (2000). Teori portofolio dan analisis investasi, Edisi kedua, BPFE,
Yogyakarta
55
56
White G.I., Ashwinpaul C. Sondhi dan Dov Fried. (2003). The Analysis and Use of
Financial Statements. USA: John Wiley. pg. 119135.
57
Lampiran I
Daftar perusahaan yang dapat dipakai untuk penelitian :
NO
NTICB
NAMA PERUSAHAAN
ADES
CEKA
DLTA
FAST
INDF
STTP
TBLA
GGRM
HMSP
10
RDTX
11
INDR
12
PBRX
13
BATA
14
TIRT
15
FASW
16
SPMA
PT Suparma Tbk
17
AKRA
18
BUDI
19
CLPI
20
LTLS
58
21
SOBI
22
UNIC
23
EKAD
24
INCI
25
AMFG
26
DYNA
PT Dynaplast Tbk
27
IIKP
28
IGAR
29
TRST
30
INTP
31
SMGR
32
CTBN
33
JPRS
34
LMSH
35
LION
36
TIRA
37
ARNA
38
TOTO
39
KOMI
40
SCCO
41
ASGR
42
MLPL
43
ASII
59
44
AUTO
45
BRAM
46
GJTL
47
GDYR
48
HEXA
49
INDS
PT Indospring Tbk
50
INTA
51
NIPS
PT Nipress Tbk
52
SMSM
53
TURI
54
UNTR
55
MDRN
56
DVLA
57
KLBF
58
KAEF
59
MERK
PT Merck Tbk
60
PYFA
61
SCPI
62
TSPC
63
MRAT
64
UNVR
60
Lampiran II
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
192
.0000000
1.12903302
.085
.085
-.069
1.172
.128
61
Lampiran III
Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
1
R
.399 a
R Square
.159
Adjusted
R Square
.146
Std. Error of
the Estimate
1.13801
DurbinWatson
1.974
62
Lampiran IV
Uji Multikoleniaritas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
2.246
.228
Current Ratio
.188
.070
.196
Debt Equity Ratio -.329
.103
-.231
Degree Operating
.009
.004
.146
Leverage
t
9.830
2.701
-3.199
2.163
Collinearity Statistics
Sig.
Tolerance
VIF
.000
.008
.852
1.174
.002
.855
1.170
.032
.986
1.014
63
Lampiran V
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
B
.397
Std. Error
.159
Current Ratio
Debt Equity Ratio
.170
.049
.020
.072
.002
.003
Degree Operating
Leverage
Standardized
Coefficients
Beta
t
2.492
Sig.
.014
.266
.495
.501
.021
.282
.778
.037
.528
.598
64
Lampiran VI
Uji Hipotesis
Model
Koefisien
Std. Error
Sig.
(Constant)
2.246
0.228
9.83
0.00
Current Ratio
0.188
0.07
2.701
0.008
-0.329
0.103
-3.199
0.002
Degree Operating
Leverage
0.009
0.004
2.163
0.032
65
Lampiran VII
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Current Ratio
Debt Equity Ratio
Degree Operating
Leverage
Price Book Value
Valid N (listwise)
192
192
Minimum
.001
.0040
Maximum
85.439
22.9009
Mean
3.17315
1.507888
Std. Deviation
7.213620
2.4143475
192
-868.8747
2262.4336
13.459757
193.5709919
192
192
-510.0000
65000.00
349.0532
4690.4522436
66