Você está na página 1de 16

MODUL IDENTIFIKASI OBJEK WISATA ALAM

Judul: MODUL IDENTIFIKASI OBJEK WISATA ALAM


Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian PENDIDIKAN /
EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): TRI PANGESTI
Saya Masyarakat di BOGOR
MODUL PRAKTEK OBJEK WISATA ALAM
OLEH
MH.TRI PANGESTI
BALAI DIKLAT KEHUTANAN BOGOR
RUMPIN, 2007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kekayaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari sumberdaya
hewani, nabati, gejala dan keunikan alam atau keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya tersebut, perlu dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan upaya
konservasi sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan yang lestari.
Pemanfaatan potensi sumberdaya alam Flora dan fauna serta jasa lingkungannya di
kawasan Pelestarian Alam dan Hutan Lindung mengacu kepada prinsip-prinsip social
forest management yang dalam pemanfaatannya berazaskan kelestarian ekologi, social
dan ekonomi.
Pemanfaatan yang tidak memperhatikan faktor kelestarian fungsi hutan, akan
menimbulkan laju degradasi hutan. Sebagai illustrasi angka deforestrasi mencapai 1, 6
juta hektar per tahun.
Potensi jasa lingkungan hutan baik langsung ataupun tidak langsung dapat dimanfaatkan
secara terukur dan tidak terukur oleh manusia antara lain untuk : wisata alam,
pemanfaatan sumberdaya air, supply oksigen, perlindungan system hidrologis dan
carbon offset (Pedoman Inventarisasi Jasa Lingkungan, Ditjen PHKA, 2003.)
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka kawasan Pelestarian
alam seperti Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan taman Wisata Alam yang memiliki
gejala keunikan alam, keindahan alam, keanekaragaman flora dan faunanya sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata alam, disamping
sebagai wahana penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Agar objek dan daya tarik wisata dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan
teknologi yang memadai, serta untuk menjaga kelestariannya diperlukan pengelolaan
yang arif agar tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan kawasan dan
social budaya masyarakat sekitar.

Pemanfaatan jasa lingkungan untuk kepentingan wisata alam, perlu memperhatikan


prinsip-prinsip pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi,
rekreasi dan peran / partisipasi masyarakat.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan modul adalah : a) pengertian, b) dasar hukum, c) tehnik
inventarisasi potensi jasa lingkungan, 4) jenis-jenis ODTWA dan kegiatannya, dan 5)
pengelolaan ODTWA
C. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : setelah mengikuti mata ajaran ini peserta dapat
mengetahui tehnik pengelolaan ODTWA sesuai dengan aturan yang berlaku
2. Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK) : setelah mengikuti ,mata ajaran ini peserta
mampu :
1. menjelaskan pengertian-pengertian yang umum digunakan dalam kegiatan wisata
alam
2. menjelaskan dasar hukum Pengusahaan Wisata Alam
3. menyebutkan jenis-jenis ODTWA dan kegiatan wisata alamnya
4. menjelaskan tehnik-tehnik identifikasi OWA dan DTWA
D. Pokok Bahasan:
1. Batasan Pengertian
2. Dasar hukum pengusahaan wisata alam
3. Tehnik inventarisasi potensi jasa lingkungan
4. Jenis- jenis ODTWA dan Kegiatannya
5. Kriteria Penilaian dan Pengembangan ODTWA
6. Pengelolaan ODTWA
BABII.
ISI MODUL
I. PETUNJUK BAGI PELATIH
A. Pokok bahasan : Batasan Pengertian, dasar hukum, jenis ODTWA dan Kegiatannya
serta tehnik pengelolaan ODTWA
B. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK) : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu
menjelaskan batasan pengertian yang digunakan dalam wisata alam
C. Metoda : Curah pendapat, ceramah, dan tanya jawab
D. Alat dan Bahan : OHP/OHT, White Board, ATK, Spidol, Penghapus, Komputer dan
LCD
E. Waktu Pertemuan : 6 x 45 menit ( 6 JPL)
F. Tahapan Kegiatan : Kegiatan Perkiraan waktu Metoda Alat bantu/bahan
1234
Pendahuluan

1. Menjelaskan ruang lingkup pokok bahasan


2. Menjelaskan tujuan instruksional khusus yang akan dicapai
3. Menjelaskan manfaat materi dalam dalam pelaksanaan tugas
1. Meminta kepada peserta untuk menyebutkan istilah-istilah yang umum digunakan
dalam Wisata Alam
2. meminta kepada peserta untuk mendefenisikan istilah tersebut dalam kelompok kecil.
3. menyampaikan dan menjelaskan dasar hukum yang yang mema- yungi kegiatan
wisata alam
4. mendiskusikan tehnik inventari- sasi potensi jasa lingkungan
5. kriterian dan penilaian ODTWA
6. mendiskusikan jenis-jenis OWA dan kegiatan WA
7. mendiskusikan tehnik-tehnik pengelolaan ODTWA
Penutup
1. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas
2. Memberikan kesimpulan dan penguatan
3. Memberikan evaluasi
II. EVALUASI AWAL
Jawablah pertanyaan berikut :
1. Sebutkan 3 istilah yang terkait dengan wisata alam
2. Sebutkan ODTWA dan apa saja kegiatannya yang ada di lokasi saudara !
III. INFORMASI UMUM
A. Pengertian-pengertian yang terkait dengan Pemanfaatan satwa dan tumbuhan alam
serta jasa lingkungan untuk kegiatan wisata alam adalah sebagai berikut :
1. Hutan adalah : suatu kesatuan secara ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya dan antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
2. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
3. Kawasan Pelestarian Alam ( KPA) adalah kawasan konservasi yang mempunyai ciri
khas tertentu baik di darat mapupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan
system penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
4. Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan
keindaham alam di objek wisata alam, TAHURA dan TWA ( PP no 18/ 1994)
5. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
6. Kepariwisatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata

7. Ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata alam yang bertanggung jawab
di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara alami dimana
tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga meliobatkan unsur pendidikan
dan dukungan terhadap usaha konservasi serta peningkatan pendapatan masyarakat
setempat ( Edaran Mendagri No. 660.1/836/V/Bangda, 2001)
8. Objek dan daya tarik wisata alam / ODTWA adalah segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata (Pengembangan Wisata Alam di Taman Nasional, 2001)
9. Objek wisata alam adalah suatuy kawasan yang mempuyai potensi dan menjadi bahan
perhatian wisatawan untuk dikembangkan menjadi tempat kunjungan wisatawan seperti
zona pemanfaatan TN, blok pemanfaatan wisata alam dan TAHURA, TWA, SM dan TB
10. Daya tarik wisata alam adalah : potensi objek wisata yang menjadi objek kunjungan
wisata alam antara lain kenaekaragaman flora dan fauna, keunikan alam, panorama
alam, air panas, air terjun, kawah dan gejala alm alinnya
11. Pengusahaan pariwisata alam adalah suatu kegiatan untuk menyelenggarakan usaha
sarana pariwisata di zona/blok pemanfaatan berdasarkan rencana pengelolaan.
12. Satwa adalah segala jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat, dan/atau di
air dan/atau di udara.
13. Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan/atau di air, dan atau di
udara, yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas di alam maupun
yang dipelihara oleh manusia.
14. Tumbuhan adalah segala jenis sumberdaya alam nabati yang hidup didarat dan atau
di air.
15. Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam serta usaha-usaha yang terkait
dibidang tersebut.
16. Interpretasi adalah suatu metoda komunikasi yang bertujuan untuk menjelaskan
kepada pengunjung tentang suatu objek atau potensi kawasan dengan karakteristik dan
keterkaitannya agar mereka memahami lebih dalam tentang objek atau potensi dimaksud
sehingga tumbuh kesadaran untuk ikut melindungi dan melestarikannya.
17. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama
untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi
18. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
19. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
20. Zonasi adalah penetapan zona atau blok pengelolaan kawasan konservasi sesuai
dengan fungsi dan peruntukannya.( Pengembangan Wisata Alam di Taman Nasional,
2001)
21. Zona/ Blok pemanfaatan adalah bagian dari kawasan yang dijadikan pusat rekreasi

dan kunjungan wisata (Pengembangan Wisata Alam di Taman Wisata Alam, 2001)
B. Dasar Hukum yang memayungi kegiatan wisata alam
Peraturan dan perundang-undangan yang menyangkut kegiatan wisata alam adalah
sebagai berikut :
1. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya
2. Undang-undang omor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan
3. Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
4. Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di
Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
5. Peraturan Pemerintah no 67 tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan
6. Peraturan Pemerintah no 59 tahun 1998 tentang Penerimaan Negara Buka Pajak
7. Keputusan Menteri Kehutanan no 167 tahun 1994 tentang Sarana dan Prasarana
Pengusahaan Pariwisata Alam
8. Keputusan Menteri Kehutanan no 446 tahun 1996 tentang Tata Cara Permohonan,
Pemberian dan Pencabutan Ijin Pengushaan Pariwisata Alam.
9. Keputusan Dirjen PHKA no 05 tahun 2003 tentang Pengesahan Pedoman
Penyusunan RKPPA, RKL-PPA dan RKT-PPA
C.. Tehnik inventarisasi potensi jasa lingkungan
a. Sasaran inventarisasi : sasaran inventarisasi potensi jasa lingkungan adalah potensi
wisata alam, potensi keanekaragaman hayati, potensi sumberdaya air, potensi carbon
offset, potensi objek olah tantangan, potensi wisata rekigius, potensi wisata budaya dan
wisata objek penelitian.
b. Metode inventarisasi yang digunakan adalah : 1) studi literatur dimaksudkan untuk
menghimpun data sekunder yang erat hubungannya dengan lokasi yang akan dilakukan
inventarisasi, 2) Penjelajahan lapangan dilaksanakan pada saat pengumpulan data di
lapangan berupa data primer yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan,
meliputi keadaan fisik dan potensinya, dan 3) wawancara, dilakukan dalam rangka
pengumpulan informasi dalam uapaya kelancaran kerja. Informasi diperoleh dari pejabat
instasi terkait dan masyarakat setempat
c. Bahan dan alat inventarisasi : berupa blanko daftar isian/ tally sheet untuk menghinpun
semua data yang diperoleh dilapangan
d. Pengumpulan data : baik primer atau sekunder dari masing-masing jenis potensi jasa
lingkugan dicatat dalam blanko isian yang telah disiapkan (Lampiran 1)
D. Jenis-jenis Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) dan jenis- jenis kegiatannya
Potensi objek dan daya tarik wisata alam di wilayah Indonesia sebagai salah satu negara
megabiodiversity tidak dapat dipungkiri. Dalam buku Rencana Pengembangan Pariwisata

Alam Nasional di Kawasan Hutan, Ditjen PHKA ( 2001), disebutkan bahwa potensi hutan
Indonesia antara lain 27.000 tumbuhan berbunga ( 10 % ) dari jumlah spesies di dunia,
515 jenis dari kelas mamalia ( 12 % ) dari jumlah spesies di dunia, 1.539 jenis Aves
(17%) dari jumlah spesies di dunia, 511 jenis dari kelas Reptilia (16%) dari jumlah
spesies di dunia dan 8.270 jenis dari kelas Amphibia (16%) dari jumlah spesies di dunia.
Selain itu, Indonesia juga mempunyai 128 gunung berapi, fenomena alam seperti air
terjun, sumber air panas, kawah, sungai, gua, danau, perairan karang, huta mangrove,
padang laut dan rumput laut.
Kekayaan alam tersebut merupakan potensi ODTWA yang dalam pengembangan
Pariwisata alam perlu penanganan yang serius agar tetap terjaga kelestarian dan
keberadaannya. Sejalan dengan upaya penyelamatan hutan dan peningkatan nilai
manfaatnya. Pamanfaatan jasa lingkungan hutan diantaranya adalah kegiatan pariwisata
alam/wisata alam yang dinilai mempunyai prospek yang menjanjikan bila dikaitkan
dengan upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat serta
dalam rangka menekan laju kerusakan hutan.
Ditinjau dari jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, lebih rendah jika dibandingkan
dengan negara Singapura, Thailand dan Malaysia. Walaupun demikian apabila kita dapat
mengantisipasi dan membuat perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik, maka tidak
mustahil jumlah wisatawan yang datang akan meningkat.
Secara garis besarnya produk wisata alam saat ini dibedakan atas : 1) wisata
budaya/seni, 2) wisata religius, dan 3) wisata alam yang sering disebut sebagai
ekowisata. Memang sampai saat ini kunjungan wisata masih didominasi oleh wisata
budaya/ seni.
D.1. Jenis ODTWA/ produk wisata alam
Pengembangan produk wisata alam dimaksudkan untuk memperluas dan
memperbanyak produk wisata alam dengan melakukan diversifikasi objek wisata alam.
a. Wisata ilmiah : ditujukan kepada wisatawan yang mempunyai minat dibidang penelitian
b. Wisata pendidikan : ditujukan kepada seluruh masyarakat yang mempunyai minat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang alam
c. Wisata konvensi : ditujukan kepada wisatwan yang akan meman-faatkan sarana
kawasan hutan untuk kepentingan konvensi
d. Wisata belanja : ditujukan untuk wisatawan yang ingin berbelanja produk yang
dihasilkan oleh masyarakat setempat/ sekitar kawasan wisata
e. Wisata budaya : sebagai produk penunjang pengembangan pariwisata alam
f. Wisata religius : sebagai produk penunjang pengembangan pariwisata alam
g. Wisata alam minat khusus lainnya seperti wisata bahari, penelusuran gua, arum jeram,
dllnya, sebagai produk penunjang pengembangan pariwisata alam
D.2. Jenis - jenis kegiatan wisata alam
Jenis-jenis kegiatan wisata alam yang dapat dikembangkan di lokasi/ objek wisata

contohnya adalah :
OWA Hutan dengan jenis kegiatan antara lain :
a. Berkemah
b. Mendaki gungung
c. Menikmati keindahan alam
d. Pengamatan hidupan liar/satwa
e. Mengamati tumbuhan anggrek, raflesia, dll
f. Tracking
g. Lintas alam/ jelajah hutan,
h. Pengamatan burung, dll
i. Mendengar kicauan burung
j. Memotret
k. Menikmati hamparan hutan
ODWA Bahari/ Laut dengan jenis kegiatan antara lain :
a. mendengar deburan ombak
b. makan ikan baker
c. Memancing
d. Bersampan
e. Diving/ menyelam
f. Berselancar
g. Bersepeda air
h. Swimming
i. Pengamatan biota laut, karang, ikan dan lamun
j. Pengamatan pemukiman air
k. Berjemur
l. Volley pantai
m. Pengamatan hutan bakau
E. Kriteria Penilaian dan Pengembangan ODTWA
Fungsi kriteria dan indikator adalah sebagai dasar dalam pengembangan ODTWA
melalui penetapan unsur kriteria, penetapan bobot, penghitungan masing-masing sub
unsur dan penjumlahan semua nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah
untuk menentukan skala prioritas pengembangan ODTWA dan mengintensifikasikan
pemanfaatan dan pembinaan suatu ODTWA.
Dasar penilaian adalah : 1) berorientasi pada kepentingan konservasi kawasan, 2)
memberikan pemahaman pendidikan konservasi kepada masyarakat, 3) meningkatkan
peranserta masyarakat, 4) memberikan nilai ekonomi kpeada pihak ketiga dan
pemerintah dan 5) memberikan nilai rekreasi kepada pengunjung.
Kriteria yang dipakai dasar dalam penilaian adalah :
1. Daya tarik : dibedakan atas 5 (lima) jenis objek yaitu wisata darat/ hutan, taman laut,
pantai, danau dan gua alam. Bobotnya diberi angka tertinggi karena daya tarik
merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.
2. Potensi pasar : diberi bobot 5, karena berhasil atau tidaknya pemanfaatan suatu objek
tergantung pada tinggi rendahnya potensi pasar.
3. Kadar hubungan/ aksesibilitas : bobot nilainya 5, karena merupakan faktor yang

sangat penting dalam mendorong potensi pasar.


4. Kondisi sekitar kawasan : diberi bobot 5 yaitu kondisi beradius 2 km dari batas luar
objek wisata
5. Pengelolaan dan pelayanan kepada pengunjung : diberi bobot 4, ini dapat
berpengaruh langsung terhadap kepuasan pengunjung dan pelestarian objek itu sendiri.
6. Iklim : diberi bobot 4, disini yang dimaksud iklim adalah kondisi alam yang
berhubungan dengan cuaca. Iklim yang baik dapat mengundang pengunjung pada
ODTWA tertentu.
7. Akomodasi : diberi bobot 3. akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan
dalam kegiatan wisata. Jarak tempat akomodasi 5-15 km dari objek wisata
8. Sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti mushola. Toilet, dll. Diberi bobot 3
9. Ketersediaan air bersih : diberi bobot 6 hal ini karena ketersediaan air bersih
merupakan faktor utama dalam pengeloaan dan pelayanan pengunjung. Air tidak harus
berasal dari dalam lokasi tetapi bisa dari luar, seperti adanya PDAM.
10. Hubungan dengan objek wisata disekitarnya : diberi bobot 1, karena ini merupakan
penunjang dalam pengembangan objek wisata. Perlu diperhatikan adanya objek sejenis
dalam radius 50 km dari objek yang dinilai
11. Keamanan : diberi bobot 5 mengingat unsur ini menentukan potensi pasar
12. Daya dukung kawasan : diberi bobot 3 ini berkaitan dengan keutuhan / kelestarian
kawasan.
13. Pengaturan pengunjung : diberi bobot 3 karena berhubungan dengan dampak positif
atau negatif terhadap kenyamanan, keserasian dan aktivitas pengunjung
14. Pemasaran : diberi bobot 4 ini perlu dilakukan karena sangat berkaitan dengan
jumlah kunjungan.
15. Pangsa pasar : diberi bobot 3, keadaan pengunjung sebagai pansa pasar perlu
diketahui untuk kelangsungan kegiatan pariwisata.
Unsur-unsur yang termasuk dalam setiap kriteria akan diuraikan sebagai berikut :
1. Unsur daya tarik objek wisata darat meliputi :
o Keindahan alam
o Keunikan sumberdaya alam
o Banyaknya jenis SDA yang menarik
o Keutuhan SDA
o Kepekaan SDA / tingkat kerusakannya
o Jenis kegiatan wisata alam /kesempatan rekreasi

o Kebersihan lokasi
o Keamanan kawasan
2. Unsur daya tarik objek wisata taman laut meliputi :
o Keindahan alam
o Keanekaragaman jenis
o Keunikan dan keindahan dalam laut
o Keutuhan potensi
o Kejernihan air
o Banyaknya lokasi yang mempunyai kedalaman sama
o Keindahan dan kenyamanan pantai
o kebersihan
3. Unsur-unsur daya tarik wisata pantai (yang tidak merupakan kesatuan dengan
objek/lokasi TN, TWA, TAHURA dan TB )meliputi :
o Keindahan pantai
o Keselamatan /keamanan pantai
o Jenis dan warna pasir
o Variasi kegiatan
o Kebersihan
o Lebar pantai (diukur waktu surut terendah)
o Kenyamanan
4. Unsur-unsur daya tarik danau (yang tidak merupakan kesatuan dengan objek/lokasi
TN, TWA, TAHURA dan TB ) meliputi :
o Keindahan
o Kenyamanan
o Keselamatan
o Stabilitas air sepanjang tahun
o Kebersihan air dan lingkungan
o Variasi kegiatan di danau
o Variasi kegiatan di lingkungan danau

o Kekhasan lingkungan danau


5. Unsur-unsur daya tarik gua alam (yang tidak merupakan kesatuan dengan objek/lokasi
TN, TWA, TAHURA dan TB ) meliputi :
o Keunikan dan kelangkaan
o Keaslian
o Keindahan /keragaman
o Keuttuhan tata lingkungan
o Kepekaan
6. Unsur-unsur kriteria potensi pasar meliputi :
o Jumlah pnduduk per propinsi dimana objek wisata berada dibandingkan dengan
kepadatan penduduk
o Tingkat kebutuhan wisata
7. Unsur-unsur kriteria aksesibilitas meliputi :
o Kondisi dan jarak jalan darat dari ibukota propinsi
o Pintu gerbang udara internasional/domestik
o Waktu tempuh dari ibukota propinsi
o Freakwensi kendaraan dari pusat informasi ke lokasi wisata
8. Unsur-unsur kriteria kondisi sekitar kawasan meliputi :
o Tata ruang wilayah objek
o Tingkat pengangguran
o Mata pencaharian penduduk
o Ruang gerak pengunjung/ intensif use dalam hektar
o Pendidikan masyarakat sekitar
o Tingkat kesuburan tanah
o Sumberdaya alam
o Tanggapan masyarakat terhadap pengembangan OWA
9. Unsur-unsur kriteria pengelolaan dan pelayanan pengunjung meliputi :
o Pengelolaan pengunjung

o Kemampuan berbahasa
o Pelayanan pengunujng
10. Unsur-unsur kriteria iklim meliputi :
o Pengaruh iklim terhadap lama waktu kunjungan
o Suhu udara pada musim kemarau
o Jumlah bulan kering rata-rata pertahun
o Kelembaban rata-rata per tahun
11. Unsur kriteria akomodasi adalah :
o Jumlah kamar yang berada pada radius 5-15 km dari objek wisata
12. Unsur-unsur kriteria sarana dan prasarana penunjang :
o Sarana
o Prasarana
13. Unsur-unsur kriteria ketersediaan air bersih meliputi :
o Volume air
o Jarak air bersih dari objek wisata
o Dapat tidaknya air dilairkan ke objek wisata
o Kelayakan dikonsumsi
o ketersediaan
14. Unsur kriteria hubungan dengan objek wisata di sekitar adalah :
o Adanya objek lain baik sejenis atau tidak sejenis dalam radius 50 km dari lokasi
15. Unsur-unsur kriteria keamanan meliputi :
o Keamanan pengunjung
o Kebakaran
o Penebangan liar
o Perambahan
16. Unsur-unsur kriteria daya dukung kawasan meliputi :
o Jumlah pengunjung
o Kepekaan tanah terhadap erosi

o Kemiringan lahan
o Jenis kegiatan
o Luas unit zona/ blok pemanfaatan
17. unsur-unsur kriteria pengaturan pengunjung meliputi :
o Pembatasan pengunjung
o Distribusi pengunjung
o Pemusatan kegiatan pengunjung
o Lama tinggal
o Musim kunjungan
18. unsur-unsur kriteria pemasaran meliputi :
o Tarif/ harga
o Produk wisata/ variasi
o Sarana penyampaian informasi dan promosi
19. unsur-unsur kriteria pangsa pasar meliputi :
o Asal pengunjung
o Tingkat pendidikan
o Mata pencaharian
Pengukuran dan penggunaan
Nilai angka tiap kriteria ditetapkan dengan angka indeks yang berkisar antara 51 sebagai
nilai terendah dan nilai 200 sebagai nilai tertinggi. Besarnya nilai kriteria merupakan
jumlah dari nilai tiap-tiap unsur / sub unsur yang berkaitan. Nilai setiap unsur/sub unsur
dapat dilihat pada lampiran 2.
F. Pengelolaan ODTWA
Setelah objek dan daya tarik wisata alam (ODTWA) teridentifikasi, kegiatan selanjutnya
adalah bagimana pengelolaan ODTWA dimaksud ? langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan produk wisata/ jenis wisata, misalnya wisata alam minat khusus,
objek wisata budaya, objek wisata penelitian , dst.
2. Menentukan skala prioritas dan rekomendasi ODTWA dengan menggunakan kriteria
penilaian dan pengembangan ODTWA
3. Penentuan jenis kegiatannya, misalnya lintas alam/ jelajah hutan, berkemah,

pengamatan burung, dll


4. Penyusunan paket wisata, misalnya wisata minat khusus arung jeram, dll
5. Analisa potensi pasar dan promosi
6. Analisa pangsa pasar
Contoh : Tehnik Penyusunan Paket Wisata Minat Khusus : Geowisata
Penentuan produk wisata : Berdasarkan pertimbangan : 1) hasil penelitian produk, pasar
dan startegi bisnis, 2) kondisi fasilitas, route wilayah jelajah, penyusunan harga dan
brand.
Inventarisasi objek dan daya tarik wisata pada wilayah jelajah perjalanan : meliputi : 1)
nama dan tipe atraksi, 2) diskripsi atraksi, 3) jarak atraksi dari pintu gerbang, awal
perjalanan, fasiliatas perjalanan dan atraksi lain, 3) lama kunjungan, 4) fasilitas yang ada,
5) tipologi wisata
Justifikasi objek dan daya tarik wisata : maksudnya adalah memutuskan atraksi yang
memenuhi kriteria objektif produk ( dengan menggunakan kriteria : kenyamanan, daya
dukung, aksesibilitas, unsur pendidikan dan keindahan)
Seleksi objek dan daya tarik wisata : hasil justifikasi dengan pertimbangan route, kondisi
tempat, rasio lama kunjungan terhadap lam perjalanan dan tempat yang menarik.
Masukkan objek dan daya tarik wisata kedalam jalur wisata : jalur wisata yang baik
adalah : 1) route tidak round trip, 2) sekwensi baik, 3) bervariasi dalam transportasi,
waktu dan atraksi, 4) pemilihan dan waktu yang tepat
Mengidentifikasi jalur wisata : kendala utama adalah : 1) pengunjung, 2) waktu, 3)
fasilitas dan 4) atraksi yang sesuai dengan tujuan produk wisata
IV. RANGKUMAN MATERI
1. Batasan pengertian yang umum digunakan dalam kegiatan wisata alam/ekowisata ada
21 (dua puluh satu) yaitu : hutan, kawasan hutan, kawasan pelestarian alam, wisata
alam, wisatawan, kepariwisataan, ekowisata, objek dan daya tarik wisata, objek wisata
alam, daya tarik wisata alam, pengusahaan pariwisata alam, pariwisata alam,
interpretasi, taman wisata alam, taman nasional, hutan lindung, satwa, satwa liar,
tumbuhan, zonasi, zona/blok pemanfaatan
2. Dasar hukum yang berkenaan dengan kegiatan wisata alam antara lain : Undangundang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya ,Undang-undang omor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, Undangundang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan , Peraturan Pemerintah no 18 tahun
1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam dan Peraturan Pemerintah no 67 tahun
1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, Peraturan Pemerintah no 59 tahun 1998
tentang Penerimaan Negara Buka Pajak, Keputusan Menteri Kehutanan no 167 tahun
1994 tentang Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam, Keputusan Menteri
Kehutanan no 446 tahun 1996 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberian dan
Pencabutan Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam, Keputusan Dirjen PHKA no 05 tahun
2003 tentang Pengesahan Pedoman Penyusunan RKPPA, RKL-PPA dan RKT-PPA

3. Metode inventarisasi yang digunakan adalah : 1) studi literatur dimaksudkan untuk


menghimpun data sekunder yang erat hubungannya dengan lokasi yang akan dilakukan
inventarisasi, 2) Penjelajahan lapangan dilaksanakan pada saat pengumpulan data di
lapangan berupa data primer yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan,
meliputi keadaan fisik dan potensinya, dan 3) wawancara, dilakukan dalam rangka
pengumpulan informasi dalam uapaya kelancaran kerja. Informasi diperoleh dari pejabat
instasi terkait dan masyarakat setempat
4. Secara garis besarnya produk wisata alam saat ini dibedakan atas : 1) wisata
budaya/seni, 2) wisata religius, dan 3) wisata alam yang sering disebut sebagai
ekowisata. Memang sampai saat ini kunjungan wisata masih didominasi oleh wisata
budaya/ seni.
5. Kriteria yang dipakai dasar dalam penilaian adalah :
" Daya tarik : dibedakan atas 5 (lima) jenis objek yaitu wisata darat/ hutan, taman laut,
pantai, danau dan gua alam. Bobotnya diberi angka tertinggi karena daya tarik
merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.
" Potensi pasar : diberi bobot 5, karena berhasil atau tidaknya pemanfaatan suatu
objek tergantung pada tinggi rendahnya potensi pasar.
" Kadar hubungan/ aksesibilitas : bobot nilainya 5, karena merupakan faktor yang
sangat penting dalam mendorong potensi pasar.
" Kondisi sekitar kawasan : diberi bobot 5 yaitu kondisi beradius 2 km dari batas luar
objek wisata
" Pengelolaan dan pelayanan kepada pengunjung : diberi bobot 4, ini dapat
berpengaruh langsung terhadap kepuasan pengunjung dan pelestarian objek itu sendiri.
" Iklim : diberi bobot 4, disini yang dimaksud iklim adalah kondisi alam yang
berhubungan dengan cuaca. Iklim yang baik dapat mengundang pengunjung pada
ODTWA tertentu.
" Akomodasi : diberi bobot 3. akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan
dalam kegiatan wisata. Jarak tempat akomodasi 5-15 km dari objek wisata
" Sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti mushola. Toilet, dll. Diberi bobot 3
" Ketersediaan air bersih : diberi bobot 6 hal ini karena ketersediaan air bersih
merupakan faktor utama dalam pengeloaan dan pelayanan pengunjung. Air tidak harus
berasal dari dalam lokasi tetapi bisa dari luar, seperti adanya PDAM.
" Hubungan dengan objek wisata disekitarnya : diberi bobot 1, karena ini merupakan
penunjang dalam pengembangan objek wisata. Perlu diperhatikan adanya objek sejenis
dalam radius 50 km dari objek yang dinilai
" Keamanan : diberi bobot 5 mengingat unsur ini menentukan potensi pasar
" Daya dukung kawasan : diberi bobot 3 ini berkaitan dengan keutuhan / kelestarian
kawasan.

" Pengaturan pengunjung : diberi bobot 3 karena berhubungan dengan dampak positif
atau negatif terhadap kenyamanan, keserasian dan aktivitas pengunjung
" Pemasaran : diberi bobot 4 ini perlu dilakukan karena sangat berkaitan dengan
jumlah kunjungan.
" Pangsa pasar : diberi bobot 3, keadaan pengunjung sebagai pansa pasar perlu
diketahui untuk kelangsungan kegiatan pariwisata.
6. Pengelolaan ODTWA dengan langkah-langkah berikut :
" Pengelompokan produk wisata/ jenis wisata, misalnya wisata alam minat khusus,
objek wisata budaya, objek wisata penelitian , dst.
" Menentukan skala prioritas dan rekomendasi ODTWA dengan menggunakan kriteria
penilaian dan pengembangan ODTWA
" Penentuan jenis kegiatannya, misalnya lintas alam/ jelajah hutan, berkemah,
pengamatan burung, dll
" Penyusunan paket wisata, misalnya wisata minat khusus arung jeram, dll
" Analisa potensi pasar dan promosi
" Analisa pangsa pasar
Daftar pustaka :
1. Badan Standarisasi Nasional, 2001. Pengusahaan Pariwisata Alam Berasaskan
Konservasi hayati. BSN, Jakarta
2. Departemen dalam Negeri. 2000. Pedoman Umum Pengembangan Ekowisata
Daerah. Direktorat Jenderal pembangunan Daerah, Direktorat Sumber Daya Daerah,
Jakarta.
3. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan. 2003. Pedoman invntarisasi
potensi jasa lingkungan. Ditjen PHKA. Bogor
4. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan 2003. Pedoman Analisis
Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Ditjen PHKA, Jakarta.
5. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan , 2003. Kriteria Penilaian dan
Pengembangan ODTWA, Bogor
6. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan. 2001. Pengem-bangan
Pariwisata Alam di Taman Nasional. Ditjen PHKA. Bogor
7. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan. 2001. Pengem-bangan
Pariwisata Alam di Taman Wisata Alam. Ditjen PHKA. Bogor
8. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan , 2001. Pengem-bangan
Wisata dan pemanfaatan Jasa Lingkungan. Ditjen PHKA. Bogor
9. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan. 2001. Rencana

Pengembangan Pariwisata Alam Nasional di Kawasan Hutan. Ditjen PHKA. Bogor


10. Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan. 2001. Pengem-bangan
Pariwisata Alam di Hutan Produksi. Ditjen PHKA. Bogor
11. Erna, R. 1994. Pengembangan Wisata Alam di Taman Nasional Halimun Jabar. Tesis.
IPB, Bogor
12. Nuriata. 1998. Tehnik Penyusunan Paket Wisata Minat Khusus Geowisata. Diklat
Pengembangan Objek Geowisata, Bandung.
Saya TRI PANGESTI Setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di
Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya
sendiri dan sah (tidak ada copyright). .
CATATAN:
Artikel-artikel yang muncul di sini akan tetap di
pertanggungjawabkan oleh penulis-penulis artikel
masing-masing dan belum tentu mencerminkan sikap,
pendapat atau kepercayaan Pendidikan Network.

Você também pode gostar