Você está na página 1de 6

Penyimpangan KDM Appendiksitis

Obstruksi

Bakteri, Virus

( Fecolith, benda asing, Ca, Tumor, terlipat )


Ulcerasi Mukosa
Penyumbatan Pengeluaran Sekret
Inflamasi Appendiks
Appendicitis

Pembedahan

Kerusakan Jaringan
Aliran darah kedaerah Radang
Dilepaskan Mediator Kimia
( Histamin, Bradikinin dan
prostaglandin ).
Dilatasi Arteriol
Pembengkakan
Penekanan Ujung ujung syaraf

Nyeri

Ancietas

Pembatasan Aktivitas

Pembatasan Masukan Makanan/cairan


Nutrisi Inadekuat

P HCL
Iritasi Lambung
Mual, muntah

Risiko kekurangan
Volume cairan tubuh

Nutrisi kurang dari


Kebutuhan tubuh

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN APPENDISITIS

I.

Konsep Dasar
1. Pengertian
Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm
melekat pada saecum tepat dibawah katup illeosaecal. Appendiks berisi makanan
dan mengosongkan diri secara teratur kedalam saecum, Karena pengosongannya
tidak efektif dan lumennya kecil appendiks cenderung menjadi tersumbat dan
terutama rentan terhadap infeksi.
Appendicitis, penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan dari rongga abdomen, kira-kira 7 % dari populasi akan mengalami
appencitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka.
2. Patofisiologi
Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau
tersumbat , kemungkinan oleh faecalit ( massa keras dari faeces ), tumor , benda
asing , bacterial dan virus. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal,
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara prodresif, dalam
beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen, akhirnya
appendiks yanag terinflamasi berisi pus.
Sebagian kecil dari appendiks dapat menjadi membengkak atau nekrosis.
Tekanan didalam appendiks meningkat dengan cepat , menimbulkan nekrosis
yang cepat dari dinding appendiks dengan diikuti oleh perforasi.
3. Manifestasi klinis
Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan ,
mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan local pada titik mc Burney
bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila

tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot dan
apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan
lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri tekan
dapat terasa didaerah lumbal, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat
diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung
apendiks berada dekat rectum., nyeri pada saat berkemih menunjukkan bahwa
ujung apendiks dekat dengan kandung kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada
bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi.
II.

Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
A.1. Aktivitas / istirahat
Gejala

: Malaise

A.2. Sirkulasi
Tanda

: Takikardi

A.3. Eliminasi
Gejala : Konstipasi pada awal awitan
Diare
Tanda

: Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan.

A.4. Makanan / cairan


Gejala : Anoreksia , mual, muntah
A.5. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik McBurney (setengah
jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan ), meningkat
karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti
tiba-tiba diduga perforasi atau infark pada apendiks
Keluhan

berbagai rasa nyeri / gejala tak jelas (sehubungan

dengan lokasi apendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter).


Tanda : Perilaku berhati-hati, berbaring kesamping atau telentang dengan
lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah
karena posisi ekstensi kaki kanan / posisi duduk tegak.

Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.


A.6. Keamanan

Demam (biasanya rendah)

A.7. Pernapasan

Takipnea, pernapasan dangkal.

A.8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala

Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri


abdomen, contoh pielitis akut, batu ureter, salpingitis
akut, ileitis regional. Dapat terjadi pada berbagai usia .

B. Diagnosa Keperawatan
B.1.Nyeri b/d penekanan ujung-ujung saraf, pelepasan mediator kimia
(histamine, bradikinin, prostaglandin), distensi jaringan usus oleh inflamasi
B.2.Risiko terhadap perubahan volume cairan / kekurangan volume cairan b /d
muntah, mual, pembatasan makanan dan cairan, kadang-kadang diare
B.3.Kecemasan b/d rencana pembedahan, nyeri
B.4.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d adanya mual,muntah dan
pembatasan makanan .
B.5 Pembatasan aktivitas b/d relokasi nyeri .
C. Intervensi Keperawatan
C.1.a. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10)
b. Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan cepat.
.

c. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.


d. Dorong ambulasi dini
e. Berikan aktivitas hiburan
f. Beri kantong es pada abdomen
g. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

C.2. a. Awasi tekanan darah dan nadi


b. Lihat membrane mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.

c. Awasi masukan dan haluaran ; catat warna urine / konsentrasi, berat


jenis.
d. Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus dan gerakan usus.
e. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai,
dan dilanjutkan dengan diet sesuai dengan toleransi.
f. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada
perlindungan bibir.
g. Kolaborasi pemberian cairan IV dan elektrolit.terutama pada klien yang
akan mengalami pembedahan.
C.3.

a. Kaji tingkat cemas.


b. Beri penyuluhan tentang penyakit klien
c. Beri penyuluhan tentang tindakan pembedahan yang akan dilakukan
d. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu berada disamping klien
e. Beri aktivitas hiburan atau bahan bacaan yang menyenangkan.
f. Ingatkan klien untuk selalu berdoa pada Tuhan sesuai dengan agamanya
g. Jika dibutuhkan, kolaborasi untuk pemberian obat penenang.

C.4.

a. Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien


b. Beri makanan kesukaan klien.
c. Beri makan porsi kecil tapi sering secara bertahap
d. Jangan beri makan yang merangsang asam lambung.
e. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi
f. Kolaborasi tim kesehatan lain tentang pemenuhan kebutuhan gizi klien

C5.

a. Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas


b. Anjurkan kepada klien untuk menentukan sendiri posisi yang
menyenangkan baginya.
c. Anjurkan pada keluarga untuk selalu berada disamping klien dan
membantu dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.

d. Dekatkan alat-alat dari tempat tidur klien yang mungkin masih bisa
digunakan sendiri seperti alat makan, minum, sisir, dll.
C.6. a. Catat tanda-tanda vital terutama peningkatan suhu tubuh.
b. Beri kompres hangat daerah frontal dan axilla.
c. Beri minum yang cukup ( 1200 cc/hari) secara bertahap.
d. Beri selimut tebal.
e. Kolaborasi pemberian antibiotic dan antipiretik.
f. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium terutama lekosit dan LED.
(leukositosis diatas 12.000 /mm3)
III. Komplikasi
Komplikasi utama appendicitis adalah perforasi apendiks yang dap[at
berkembang menjadi peritonitis atau abses. Gejala mencakup demam denagn suhu
tinggi 37,7 C atau lebih tinggi, penampilan toksik dan nyeri atau nyeri tekan
abdomen yang kontinyu.

Você também pode gostar