Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan dan bukan lagi menjadi konsumsi
para dokter (Badawi, 2009).
Penanggulangan diabetes, obat hanya merupakan pelengkap dari diet.
Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan diet secara maksimal tidak berkhasiat
mengendalikan kadar gula darah. Obat antidiabetes oral mungkin berguna untuk
penderita yang alergi terhadap insulin atau yang tidak menggunakan suntikan
insulin. Sementara penggunaannya harus dipahami, agar ada kesesuaian dosis
dengan indikasinya, tanpa menimbulkan hipoglikemia. Karena obat antidiabetes
oral kebanyakan memberikan efek samping yang tidak diinginkan, maka para ahli
mengembangkan sistem pengobatan tradisional untuk diabetes mellitus yang
relatif aman (Agoes, 1991).
Obat tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah diperoleh,
harga murah, bahkan umumnya gratis karena dapat ditanam sendiri dan efek
samping yang relatif kecil. Oleh karena itu, obat tradisional diharapkan mampu
berperan dalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit berdasarkan buktibukti ilmiah. Secara tradisional, banyak tanaman yang berkhasiat menurunkan
kadar gula darah, tetapi penggunaan tanaman obat tersebut kadang hanya
berdasarkan pengalaman atau secara empiris saja, belum didukung oleh adanya
penelitian untuk uji klinis dan farmakologinya. Beberapa tanaman yang biasa
digunakan sebagai obat diabetes mellitus adalah biji alpukat, mahkota dewa, buah
naga, jambu biji, pare, dan tanaman seledri. Salah satu jenis tanaman yang juga
dapat menurunkan kadar gula darah (bersifat hipoglikemik) adalah tanaman
bungur (Lagerstroemia) (Dalimartha, 2005).
adanya kandungan tanin yang bersifat sebagai astringent pada permukaan lapisan
usus halus sehingga menghambat penyerapan gula yang pada akhirnya akan
menurunkan kadar gula dalam darah.
Dalimartha (2005) menyebutkan bahwa tanin diketahui dapat memacu
metabolisme glukosa dan lemak, sehingga timbunan kedua sumber kalori ini
dalam darah dapat dihindari. Tanin mempunyai aktivitas antioksidan dan
menghambat pertumbuhan tumor. Senyawa ini juga mempunyai aktivitas
hipoglikemik yaitu dengan meningkatkan glikogenesis. Selain itu tanin juga
berfungsi sebagai astringent atau pengkhelat yang dapat mengkerutkan membran
epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan akibatnya
menghambat asupan gula dan laju peningkatan gula darah tidak terlalu tinggi.
Saadah (2010) melaporkan bahwa pada isolasi dan identifikasi senyawa tanin
dari daun belimbing wuluh yang menggunakan pelarut aseton positif mengandung
tanin.
Pengujian efek hipoglikemik, umumnya digunakan mencit yang
diinduksi aloksan, karena aloksan dapat menimbulkan hiperglikemia yang
permanen dalam waktu dua sampai tiga hari. Aloksan mempunyai efek
diabetogenik yang bersifat antagonis. Mencit digunakan sebagai hewan
percobaan, karena kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme, dan
biokimianya cukup dekat dengan manusia serta perkembangbiakannya cepat
(Suharmiati, 2003).
Belum adanya laporan mengenai tanin pada ekstrak kulit batang
bungur yang berfungsi memberikan efek hipoglikemik, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai isolasi senyawa tanin dan uji efek
hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap darah mencit yang diinduksi
aloksan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengisolasi senyawa tanin pada ekstrak kulit batang bungur
(Lagerstroemia speciosa Pers.).
2. Untuk mengetahui efek hipoglikemik dari senyawa tanin yang terkadung
pada ekstrak kulit batang bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap
kadar gula darah mencit yang diinduksi aloksan.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
kepada masyarakat tentang senyawa tanin pada ekstrak kulit batang bungur
(Lagerstroemia speciosa Pers.) serta efek hipoglikemiknya terhadap darah mencit
yang diinduksi aloksan.