Você está na página 1de 3

Tes Koagulasi Darah

Untuk melakukan tes koagulasi darah, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, di
antaranya:
1. Waktu Perdarahan (Bleeding Time)
Bleeding time adalah tes untuk mengukur durasi perdarahan setelah insisi kulit
yang terstandarisasi dilakukan. Bleeding time merupakan tes skrining untuk
mendeteksi kelainan yang berhubungan dengan fungsi trombosit dan defek vaskular
yang akan mempengaruhi proses koagulasi. Tes ini diindikasikan jika ada riwayat
gangguan koagulasi pada keluarga dan tes skrining untuk pasien-pasien preoperatif
ketika jika dicurigai ada defek hemostatik. Waktu perdarahan ditentukan berdasarkan
waktu yang diperlukan untuk perdarahan tersebut berhenti.
Terdapat 2 metode insisi, yaitu:
a. Metode Ivy
Metode Ivy dilakukan dengan memberikan 3 tusukan kecil di volar lengan bawah
pada tempat yang tidak ada vena superfisial dengan lanset steril. Sebelum itu,
manset tensimeter di pasang pada lengan atas dan tensimeter dipompa sampai
40mmHg. Waktu perdarahan normal 1-9 menit.
b. Metode Duke
Metode Duke dilakukan dengan menggunakan lanset steril ditusuk di cuping
telinga atau ujung jari, perdarahan biasanya berlangsung 1-3 menit.
Cara melakukan tes bleeding time:
a. Lakukan desinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol 70%.
b. Lakukan insisi sesuai metode Duke / Ivy.
c. Perhitungan waktu dimulai pada saat perdarahan terlihat.
d. Tiap 30 detik darah yang keluar dihisap dengan kertas saring bulat.
e. Bila perdarahan berhenti, stopwatch dihentikan dan waktu perdarahan dicatat.
f. Apabila waktu perdarahan memanjang, bekas luka ditekan dengan kapas untuk
menghentikan perdarahan.
Bleeding time dapat memanjang pada kondisi di bawah ini:
- Anemia karena defisiensi asam folat
- Anemia aplastic
- Administrasi aspirin
- Kelainan sumsum tulang
- Penyakit kolagen vascular
- Cushings disease
- Disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Defisiensi faktor VI, VII, XI
- Defek fibrinogen
- Hipokalsemia
- Leukemia
- Anemia perniciousa
- Gagal ginjal

Trombositopenia
Abnormalitas vaskulr
Penyakit Von Willebrand

2. Waktu Pembekuan (Clotting Time / CT)


Beberapa cara dapat dipakai untuk menentukan waktu pembekuan darah. Cara
yang paling banyak dipakai ialah dengan menempatkan darah dalam tabung reaksi
yang bersih, kemudian menggoyangkan tabung itu setiap 30 detik sampai terbentuk
bekuan. Dengan cara ini, waktu pembekuan normal adalah 6-10 menit. Prosedur yang
menggunakan tabung reaksi multipel juga dapat menentukan waktu pembekuan
secara lebih akurat. Walaupun demikian, waktu pembekuan sangat bervariasi,
bergantung pada metode pengukuran yang digunakan, sehingga waktu pembekuan
tidak digunakan lagi pada banyak klinik.
3. Waktu Protrombin (Prothrombin Time / PT)
Waktu protrombin digunakan untuk mengevaluasi proses koagulasi. Tes ini
sangat bermanfaat

untuk mendeteksi kelainan perdarahan yang disebabkan oleh

defisiensi dan defek pada faktor koagulasi yang berperan pada sistem ekstrinsik.
Faktor-faktor ini meliputi fibrinogen (I), protrombin (II), V, VII, dan X. Defisiensi
faktor-faktor tersebut akan menyebabkan waktu protrombin memanjang.
Metode untuk menetukan waktu protombin adalah sebagai berikut:
a. Darah yang diambil dari pasien segera diberi oksalat agar tidak ada protrombin
yang berubah menjadi thrombin.
b. Kemudian, sejumlah besar ion kalsium dan faktor jaringan dicampur secara cepat
ke dalam darah oksalat.
c. Kalsium yang berlebihan menghilangkan efek oksalat, dan faktor jaringan
mengaktifkan reaksi protombin menjadi thrombin melaui jalur pembekuan
ekstrinsik.
d. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan disebut waktu protombin.
Nilai normal waktu protrombin ialah 8.811.6 detik. Namun nilai ini bervariasi pada
berbagai laboratorium. Pemanjangan waktu protrombin dapat terjadi pada kondisikondisi berikut:
- Leukemia akut
- Gagal jantung kongestif
- Pankreatitis kronik
- Kanker pankreas
- DIC (Disseminated intravascular coagulation)
- Defisiensi faktor-faktor koagulasi (I/II/V/VII/X)
- Penyakit hati
- Malabsorpsi
- Terapi antikoagulan oral

Defisiensi vitamin K
Obstruksi biliaris

4. Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT)


Sama halnya dengan waktu protrombin, tes aPTT digunakan untuk menilai
fungsi koagulasi. Perbedaannya adalah tes ini digunakan untuk mendeteksi kelainan
perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi dan defek faktor koagulasi yang berperan
pada sistem intrinsic. Faktor-faktor ini meliputi faktor I, II, V, VIII, IX, X, XI, and
XII.
Hasil aPTT normal mungkin merefleksikan fungsi koagulasi yang normal,
tetapi defisiensi salah satu faktor bisa saja terjadi. Hal ini tidak dapat dilihat dengan
aPTT kecuali sudah terjadi penurunan hingga 30-40% dari kadar normal. Kisaran
normal untuk aPTT adalah 25-35 detik. Jika waktu aPTT lebih dari 100 detik, maka
pasien memiliki resiko tinggi terjadi perdarahan spontan,
aPPT memanjang dapat ditemukan pada kondisi-kondisi sebagai berikut:
- Hemodialisis
- Hemophilia A (defisiensi faktor VIII)
- Hemofilia B (defisiensi faktor IX)
- Defisiensi faktor XII
- Defisiensi vitamin K
- Penyakit von Willebrand
- DIC (Disseminated intravascular coagulation)
- Terapi heparin
- Hypoprothrombinemia
- Penyakit hati
- Malabsorpsi

Você também pode gostar