Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MATEMATIKA KEUANGAN
Disusun Oleh
NITA YURISTA (1406633834)
PROGRAM VOKASI
ADMINISTRASI ASURANSI DAN AKTUARIA
UNIVERSITAS INDONESIA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Kehidupan Sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari uang. Setiap harinya pun
manusia pasti membutuhkan uang untuk membiayai kebutuhan hidupnya sepeti sandang, pangan,
papan, dan kebutuhan lain sebagainya yang tidak terduga-duga.
Apabila kita tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar kewajiban dari sesuatu yang
telah kita beli, kita dapat melakukan pinjaman ke pihak lain seperti saudara, kawan, tetangga, rentenir,
ataupun lembaga keuangan (bank, nonbank, pegadaian, dan lain-lain. Apalagi ditambah dengan
majunya perekonomian negara yang ditandai dengan semakin banyaknya alternatif investasi yang
terbuka untuk seluruh masyarakat, transaksi non kas dengan berbagai macam alternatif pun
ditawarkan.
Mereka yang kekurangan uang untuk memenuhi kewajibannya akan berusaha memperoleh
pinjaman dengan bunga yang paling meringankan. Sementara mereka yang mempunyai uang lebih
akan mencari alternatif investasi dengan pengembalian (return) yang paling besar. Untuk dapat
memilih investasi yang paling menguntungkan atau pembiayaan bunga yang paling rendah atau
meringankan, seseorang perlu memahami konsep-konsep serta rumusan tersendiri yang dibuat oleh
para ahli ekonomi terdahulu dan sudah terujikan kebenarannya.
Konsep matematika keuangan terkait dengan sistem ekonomi perlu diketahui bahasanbahasan pokok, khususnya dalam lingkup masalah amortasi uang dan dana pelunasan, penyusutan,
obligasi, serta indeks saham. Dengan memahami rumusan matematika keuangan tersebut, kita akan
dengan mudah menghadapi berbagai macam persoalan sederhana yang selalu kita hadapi sehari-hari,
bahkan persoalan yang jauh lebih kompleks sekalipun.
1
2
3
4
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memahami besaran amortasi utang dan bunga untuk setiap periode pembayaran, kita
perlu membuat dan menyusun skedul amortasi untuk bulan yang terkat secara kredit. Sebagan dari
angsuran utang merupakan pelunasan pokok atau amortasi utang dan sisanya adalah untuk
pembayaran bunga. Berapa tepatnya untuk amortasi utang dan berapa untuk pembayaran bunga
adalah berbeda untuk setiap periode.
a
n i
n i
1( 1+i )n
i
dinotasikan dengan
1 (1+i )
PV =
i
A , dimana
berkepentingan untuk mengetahui A yang menunjukkan besarnya angsuran per periode. Jadi, rumus
PV
A=
=
1( 1+ i )n
i
PV
(due)
Selanjutnya, angsuran utang tersebut digunakan untuk menyusun tabel amortisasi utang yang memuat
saldo awal utang, bunga, angsuran, pokok utang, dan saldo akhir utang.
Misal: seorang eksekutif muda pada tanggal 1 April 2001 memutuskan untuk membeli sebuah
rumah seharga Rp 400.000.000 dengan membayar uang muka Rp 100.000.000 dan sisanya dengan
Kredit Kepemilikan rumah (KPR) sebuah bank dengan bunga 18% p.a. dan angsuran sebesar Rp
7.618.028,23 selama 60 bulan. Jika pada 1 April 2004 eksekutif itu ingin melunasi kreditnya, berapa
jumlah yang harus dia bayar?
Jawab:
Cara 1: dengan menyusun skedul amortisasi untuk 60 bulan selama masa kredit.
Jadi, eksekutif muda tersebut harus membayar Rp 152.592.193,5 untuk pelunasan kreditnya.
A Amortasi Uang untuk Anuitas Dimuka
Penyusunan skedul amortisasi utang untuk anuitas di muka pada dasarnya sama dengan
anuitas biasa kecuali untuk periode pertama.
Misal: Sebuah Notebook dijual dengan harga tunai Rp 15.000.000 atau dengan 5 kali
angsuran bulanan mulai hari transaksi dengan menggunakan j 12 = 30%. Buatlah skedul amortisasi
utang secara lengkap!
Jawab :
30%
12
n
i
PV = Rp 15.000.000
= 5
=
= 2,5% = 0,025
PV
(due)
A Rp 3.149.954,064
PV
(due)
a 5 2,5% a
n i
Tabel Amortasi :
Rp 400.000.000
PV =
i
= 0.0175
n = 180
Pertama kita akan menghitung besar pinjaman yaitu saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran
ditambah 18 kali angsuran bulanan.
n
(1 (1 i ) )
(1 (1 0,0175) 180 )
i
0,0175
A Rp 7.322.449,08
A
Rp 522.288.283,54
(1 (1 0,0125) 156 )
0,0125
A Rp 7.626.910,33
A
Lalu kita bandingkan angsuran bulanan dari pinjaman baru dengan angsuran bulanan
pinjaman lama. Karena angsuran pinjaman lama lebih rendah, maka sebaiknya King Aragorn tidak
melakukan pinjaman baru.
C Dana Pelunasan
Merupakan pengumpulan dana secara terencana melalui tabungan secara periodik dalam
jumlah yang sama untuk memperoleh sejumlah uang yang cukup besar pada periode tertentu
Contoh :
FV = Rp 2.000.000.000
= 5 x 12 = 60 periode
=
FV
((1 i ) n 1)
i
Rp 2.000.000.000
A
((1 0,005) 60 1)
0,005
A Rp 28.665.603,06
A
t = 4 tahun
n = 16
((1 0,02)8 1)
Rp 26.825.062,94
0,02
FV Rp 230.238.685
b. FV
4 Rp 26.825.062,94 Rp 107.300.251,8
Jumlah untuk pembayaran bunga dalam 1 tahun :
9%
Rp 500.000.000 Rp 45.000.000
2
Jadi, jumlah pembayaran tahunan
2
Rp 1.000.000.000
PV=
n = 2 x 5 = 10 kali
i = 0,105
a. Jika alternatif pertama yang digunakan, besar angsuran per 6 bulan adalah :
Rp 1.000.000.000
A
Rp 166.257.320,6
1 (1 0,105) 10
0,105
Jika alternatif kedua yang digunakan, besar pembayaran bunga setiap 6 bulan adalah :
6
19% Rp 1.000.000.000 Rp 95.000.000
12
0,07
Jadi pinjaman yang harus diambil adalah dari Bank Gryfendor karena lebih murah.
b. Besar penghemata n per semester adalah :
Rp 167.377.502,7 - Rp 166.257.320,6 Rp 1.120.182,1
2.3. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan atau sebagian besar
harga perolehan suatu aktiva tetap selama masa manfaat itu. Besar nilai yang dapat disusutkan adalah
selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa yaitu nilai aktiva itu pada akhir masa manfaatnya.
Besar penyusutan ditentukan dengan metode:
1 Metode garis lurus (straight line)
2 Metode saldo menurun (declining balance)
3 Metode saldo menurun ganda (double declining)
4 Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit)
5 Metode unit produksi (production unit)
Tahun
Dasar
Penyusutan
Penyusutan
-
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
40.000.000
1
2
36.000.000
36.000.000
7.200.000
7.200.000
7.200.000
14.400.000
32.800.000
25.600.000
36.000.000
7.200.000
21.600.000
18.400.000
4
5
36.000.000
36.000.000
7.200.000
7.200.000
28.800.000
36.000.000
11.200.000
4.000.000
1 n
S
C
R k d Bk 1
Bk (1 d)k C
D k C (1 d)k C
Bila nilai buku terakhir diketahui (disebutkan), maka harus dilakukan pembulatan pada besar
penyusutan.
Akhir Tahun
1
2
3
k
Biaya Penyusutan
dC
d (1 d) C
d (1 d)2 C
d (1 d)k C
Contoh :
Sebuah mobil dengan harga perolehan Rp 300.000.000 disusutkan dengan menggunakan
metode saldo menurun dengan tarif 30%. Buatlah tabel penyusutan untuk 3 tahun pertama,
kemudian hitunglah nilai buku pada akhir tahun ke-4 dan biaya penyusutan untuk tahun ke-5.
Jawab:
a
b
C
= Rp 300.000.000
d
= 0,3
Tabel Penyusutan dengan Metode Saldo Menurun :
Akhir Tahun
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
1
2
90.000.000
63.000.000
90.000.000
153.000.000
300.000.000
210.000.000
147.000.000
44.100.000
197.100.000
102.900.000
Nila
i
buku pada akhir tahun ke-4 (B4) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
= (1 d)4 C
= (1 0,3)4 Rp 300.000.000
= Rp 72.030.000
Biaya penyusutan untuk tahun ke-5 (R5) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
R5
= d B5-1
= (0,3) B4
= (0,3) Rp 72.030.000
= Rp 21.609.000
B4
Penyusutan
Rk
n k 1
(C S)
n
Untuk mencari besar biaya penyusutan pada tahun k (Rk) dengan metode
jumlah angka tahun dapat digunakan persamaan:
Contoh:
Pada tanggal 2 Januari 2002 PT Milenium membeli sebuah peralatan komputer seharga Rp
5.000.000 yang memiliki masa manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp 500.000. Apabila perusahaan
memakai metode jumlah angka tahun untuk menghitung biaya penyusutan, hitunglah biaya
penyusutan setiap tahunnya dan tampilkan dalam tabel.
c.Biayapenyusutan
tahunketiga:
3
R3
(Rp 4.500.000)
15
Rp 900.000
d. Biayapenyusutan
tahunkeempat:
2
R4
(Rp 4.500.000)
15
Rp 600.000
e.Biayapenyusutan
tahunkelima:
1
R5
(Rp 4.500.000)
15
Rp 300.000
Jawab:
C = Rp 5.000.000
S = Rp 500.000
W = C S = Rp 4.500.000
n = 5 tahun
a.Biayapenyusutan
tahunpertama
:
5
(Rp 4.500.000)
15
Rp1.500.000
R1
b. Biayapenyusutan
tahunkedua:
4
(Rp 4.500.000)
15
Rp1.200.000
R2
Tahun
Dasar
Penyusutan
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
5.000.000
4.500.000
1.500.000
1.500.000
3.500.000
4.500.000
1.200.000
2.700.000
2.300.000
4.500.000
900.000
3.600.000
1.400.000
4.500.000
600.000
4.200.000
800.000
4.500.000
300.000
4.500.000
500.000
Tarif penyusutan
dasarpenyusutan C S
kapasitasproduksi
n
2.4. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang dikeluarkan peminjam (emiten) kepada
pemberi pinjaman (investor). Daya tarik obligasi sebagai investasi adalah investor mendapatkan
pengembalian yang lebih besar daripada bunga deposito atau tabungan dan sifatnya yang cukup
likuid sebagai produk pasar modal (diperdagangkan di BES).
2.4.1. Obligasi Berbunga
Obligasi berbunga merupakan obligasi yang memberikan bunga secara periodik kepada
pemegangnya. Mencangkup nilai nomnal, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan tanggal
pembayaran.
2.4.2. Penentuan Harga Wajar
(1 (1 i) n ) C
F
P
i
(1 i)n
P F ( c i) F
(1 (1 i) n )
i
F
c
C
i
n
P
=
=
=
=
=
=
dengan :
Nilai nominal atau nilai pari obligasi
Tingkat bunga (kupon) obligasi per period
Pembayaran bunga per periode
Yield per periode
Jumlah periode
Harga wajar obligasi
F
= P20 = Rp 1.000.000.000
P10
= Rp 1.100.000.000
P15
= Rp 1.050.000.000
n
= 20 tahun = 40 semester
npenebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)
c
= 12% p.a. = 6% per semester
C
= 6% x Rp 1.000.000.000 = Rp 60.000.000
i
= 11% p.a. = 5,5% per semester
Hargawajarjika obligasiditebussetelah
10tahun:
P
5,5%
(1 5,5%)20
P Rp 717.022.949 Rp 377.001.859,7
P Rp1.094.024.808,7
Hargawajarjika obligasiditebussetelah
15tahun:
P
5,5%
(1 5,5%)30
P Rp 872.024.710,2 Rp 210.676.216,4
P Rp1.082.700.926,6
5,5%
(1 5,5%) 40
P Rp 962.767.481,1 Rp 117.463.142,3
P
P Rp 1.080.230.623,4
Harga yang menjamin yield minimum investor j2 = 11% adalah harga terendah di antara
ketiga harga di atas yaitu Rp 1.080.230.623,4
Jawab:
P F ( c i) F
(1 (1 i) n )
i
(1 (1 10%)10)
P Rp 500.000.000 (15% 10%) Rp 500.000.000
10%
P Rp 500.000.000 Rp153.614.177,6
P Rp 653.614.177,6
D (B - C)
E (E - D)
Periode
Bunga
Dibayarkan
Amortisasi
Premium
Nilai Buku
653.614.177,6
75.000.000
65.361.417,8
9.638.582,2
643.975.595,4
75.000.000
64.397.559,5
10.602.440,5
633.373.154,9
75.000.000
63.337.315,5
11.662.684,5
621.710.470,4
75.000.000
62.171.047,0
12.828.953,0
608.881.517,4
75.000.000
60.888.151,7
14.111.848,3
594.769.669,2
75.000.000
59.476.966,9
15.523.033,1
579.246.636,1
75.000.000
57.924.663,6
17.075.336,4
562.171.299,7
75.000.000
56.217.130,0
18.782.870,0
543.388.429,7
9
10
75.000.000
75.000.000
54.338.843,0
52.272.727,4
20.661.157,0
22.727.272,6
522.727.272,6
500.000.000,0
F
(1 i)n
Harga wajar obligasi tak berbunga adalah nilai sekarang dari nilai nominal
obligasi.
Contoh:
Sebuah obligasi bernilai nominal Rp 1 milyar dengan kupon j 2 = 9,5% dan jatuh tempo pada
15 Agustus 2014. Obligasi ini dijual pada tanggal 1 September 2004 dengan harga penawaran
pasar (market quotation) 103,25. Berapa yang harus dibayar pembeli, jika bunga dibayar setiap
tanggal 15 Februari dan 15 Agustus?
184 hari
17 hari
15 Agustus
2004
1 September
2004
15 Feb
2005
Jawab:
AI f C f c F
17
AI
4,75% Rp1.000.000.000 Rp 4.388.587
184
P0
Pn
(1 k ) n
Yaitu saham yang saat ini tidak membayarkan dividen. Persamaan untuk
menghitung saham ini sama seperti menilai obligasi tak berbunga. Perbedaannya, untuk obligasi
menggunakan yield, sedangkan saham menggunakan tingkat diskonto.
dengan
Contoh:
Berapa nilai saham sebuah perusahaan yang tidak membagikan dividen jika harganya
setahun lagi diperkirakan Rp 1.200 dan investor mengharapkan return sebesar 20% atas
investasinya?
Jawab:
P0
Pn
k
n
= Rp 1.200
= 20% = 0,2
=1
Pn
P1
Rp 1.200
P0
Rp 1.000
n
1
(1 k )
(1 k )
(1 0,2)1
D1
D2
Dn
Pn
...
2
n
(1 k ) (1 k )
(1 k )
(1 k ) n
Dengan,
Contoh:
Saham ABCD diproyeksikan akan membagikan dividen sebesar Rp 150 setahun lagi dan Rp 200 dua
tahun lagi. Jika harga saham itu dua tahun lagi diperkirakan Rp 4.000 dan investor mengharapkan
return 15%, hitunglah harga wajar saham ABCD.
Jawab:
D1
= Rp 150
P0
Rp150
Rp 200
Rp 4.000
2
(1 0,15) (1 0,15)
(1 0,15) 2
D2
P2
k
P0
= Rp 200
= Rp 4.000
= 15%
D1
D2
P2
2
(1 k ) (1 k ) (1 k ) 2
= Rp 3.306,23
P0
D
k
Saham yang dividen tunainya teratur yaitu yang dividennya konstan. Asumsi:
dividen tahun ini sudah dibagikan.
dengan D = dividen tahunan
k = tingkat diskonto
4. Saham dengan pertumbuhan konstan
Contoh : dividen tunai suatu saham bertumbuh dari Rp 100 ke Rp 110, kemudian Rp 121, dan
seterusnya atau bertumbuh 10% setiap tahunnya. dengan :
D1
= dividen tahunan
D1 D 0 (1 g)
P0
D1
kg
k
tingkat diskonto
g
D0
= tingkat pertumbuhan
= dividen tahun ini
...
n P0
2
n
(k gs)
(k g)(1 k)
1 k
(1 k) (1 k)
(1 k) (1 k) n
m yang memberikan dividen yang bertumbuh dengan persentase tinggi selama beberapa periode,
kadang melebihi tingkat diskonto yang digunakan.
dengan
D2
D3
Pn
gs
g
k
= D1 (1+gs)
= D2 (1+gs), dan seterusnya
= harga saham di akhir periode pertumbuhan supernormal
= tingkat pertumbuhan supernormal yaitu hingga periode n
= tingkat pertumbuhan normal yaitu mulai periode n+1
= tingkat diskonto
Saha
6. Tingkat Diskonto
Salah satu variabel yang penting dan menentukan adalah tingkat diskonto atau return saham
yang diharapkan investor. Penggunaan tingkat diskonto atau k yang tidak tepat akan mengakibatkan
valuasi juga menjadi jauh dari akurat. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan tingkat
diskonto ekuitas (saham)adalah model Gordon, CAPM, dan berdasarkan yield obligasi yang
dikeluarkan perusahaan yang sama.
k
1)
D1
g
P0
Model Gordon
Bunga bebas risiko adalah suku bunga surat berharga jangka pendek yang
dikeluarkan pemerintah.
Contoh: Treasury Bill atau T/B di Amerika Serikat, sedangkan untuk Indonesia
surat utang jangka pendek yang ekuivalen dengan T/B adalah Surat Perbendaharaan
Negara atau SPN karena sama-sama dikeluarkan oleh Bendahara Negara atau
Departemen Keuangan. Namun, di Indonesia, yang lebih sering digunakan sebagai
acuan bunga bebas risiko adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dikeluarkan
Bank Indonesia.
Beta adalah ukuran atau koefisien risiko sistematis yang terkandung dalam sebuah
Jika beta = 2, maka premi risiko (risk premium) saham atau portofolio akan dua kali
premi risiko pasar, baik saat return positif maupun ketika return negatif.
Beta yang lebih besar atau di atas 1 dikatakan lebih berisiko daripada beta yang
Contoh:
Sebuah portofolio yang terdiri atas sejumlah saham mempunyai beta 1,2. Jika bunga
bebas risiko adalah 8% dan premi risiko pasar adalah 10%. Hitunglah return normal yang
dihasilkan portofolio itu.
Jawab:
rf =
8%
=
1,2
rm rf = 10%
rp
= rf + (rm - rf)
rp
= 8% + 1,2 (10%)
rp
= 8% + 12%
rp
= 20%
3) Berdasarkan yield obligasi yang dikeluarkan perusahaan yang sama.
Return untuk saham wajarnya lebih besar yaitu yield obligasi ditambah persentase
tertentu untuk premi risiko ekuitas karenarisiko yang dihadapi investor saham lebih
besar daripada investor obligasi perusahaan yang sama.
Premi yang dimaksud di sini adalah return tambahan untuk ekuitas atau saham
karena adanya risiko tambahan.
mengeluarkan
obligasi.
b. Untuk perusahaan yang sama, investor menetapkan yield yang berbeda untuk
tenor (periode jatuh tempo) yang berbeda. Semakin lama tenor, semakin tinggi
yield yang diinginkan investor.
Adanya beberapa yield yang berbeda, membuat tingkat diskonto untuk satu
perusahaan yang sama juga berbeda-beda.
PER=
Price
Price
=
EPS Earning Per Share
Price = PER x EPS
dengan EPS = laba tahunan per saham
Contoh:
PER rata-rata sektor infrastruktur adalah 14. Jika laba per saham JSMR adalah Rp 110,
berapakah harga wajar saham ini?
Jawab:
PER
EPS
= 14
= Rp 110
Digunakan untuk menilai apakah harga sebuah saham sudah kemahalan atau belum,
terutama untuk sektor perbankan.
PER dan PBV saham yang tinggi, dibandingkan saham-saham lain dalam industri
yang sama mengindikasikan harga saham itu relatif mahal.
Nilai buku (book value) didefinisikan sebagai nilai ekuitas per saham yaitu nilai
buku ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
PBV =
P
Price
=
BV Book Value
D1
P0
Permasalahan metode ini = yield dividen hanya tersedia untuk saham yang
membagikan dividen.
Arus kas untuk penilaian saham tidak hanya dividen, tetapi bisa saja arus kas
lainnya:
1. Arus kas bersih untuk perusahaan (free cash flow to the firm)
2. Arus kas untuk ekuitas (free cash flow to equity)
Metode lain penilaian saham:
1. Residual income
2. Nilai tambah ekonomi (economic value added EVA)