Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
fungsi OH dan
Secara umum, khususnya alkohol dengan rantai pendek (metanol dan etanol) memiliki
sifat polar yang disebabkan oleh gugus hidroksil (-OH) sehingga dapat larut dalam air
dan pelarut-pelarut organik
Memiliki titik didih yang relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa senyawa
hidrokarbon karena adanya ikatan hidrogen, yaitu 78oC. Sebagai perbandingan, titik didih
heksana adalah 69oC dan titik didih dietil eter adalah 34,6oC
2. Sifat Kimia
Gugus hidroksil pada alkohol merupakan gugus yang cukup reaktif. Hal ini menyebabkan
alkohol mudah bereaksi dengan senyawa-senyawa lain
Reaksi-reaksi alkohol:
1. Deprotonasi
Melalui proses deprotonasi, alkohol dapat berperan sebagai asam lemah yang dapat
menghasilkan garam alkoksida dari reaksi dengan basa kuat seperti natrium hidrida atau senyawa
logam aktif seperti natrium. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
2 R-OH + 2 NaH 2 R-O-Na+ + 2H2
2 R-OH + 2 Na 2 R-ONa+ + H2
2. Substitusi Nukleofilik
Secara umum gugus hidroksil pada alkohol bukan termasuk gugus pergi (leaving group). Agar
reaksi substitusi nukleofilik dapat terjadi, alkohol memerlukan bantuan dari oksigen yang
diprotonasi.
3. Dehidrasi
Alkohol yang dipanaskan dengan katalis asam sulfat pekat akan melepaskan molekul air
(mengalami dehidrasi) membentuk eter dan alkena. Adapun yang membedakan produk yang
dihasilkan adalah suhu pemanasan, dimana pemanasan pada suhu sekitar 130oC akan
menghasilkan eter sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 180oC akan menghasilkan alkena.
Reaksi dehidrasi alkohol menjadi eter dapat dituliskan sebagai:
2C2H5OH C4H10O + H2O (2 etanol dietil eter + air)
Reaksi dehidrasi alkohol menjadi alkena dapat dituliskan sebagai:
C2H5OH C2H4 + H2O (etanol etena + air)
4. Esterifikasi
Reaksi ini disebut esterifikasi karena menghasilkan produk berupa ester, dimana agar alkohol
dapat menghasilkan ester, diperlukan asam karboksilat. Reaksi ini juga disebut sebagai
esterifikasi Fischer. Selain asam karboksilat, reaksi ini juga memerlukan katalis berupa asam
sulfat pekat melalui proses yang disebut refluks. Umumnya reaksi esterifikasi dilakukan dengan
bantuan alat yang disebut Aparatus Dean-Stark. Reaksi esterifikasi dapat dituliskan sebagai:
R-OH + R-COOH R-COOR + H2O
5. Oksidasi
Alkohol sederhana dapat terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Salah satu contoh
alkohol sebagai bahan bakar adalah etanol yang dikenal dengan nama spiritus. Adapun reaksinya
adalah:
C2H5OH(l) + 3O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor
Alkohol dapat teroksidasi menjadi beberapa senyawa, yaitu:
Alkohol primer dapat membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi
asam karboksilat
Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi karena tidak adanya atom karbon karbinol, yaitu
atom karbon yang mengikat gugus OH
Metanol sebagai pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar mesin, dan bahan
pembuatan formalin/formaldehida (HCHO) untuk pengawet mayat dan bahan baku
pembuatan polimer plastik, dll.
Etanol untuk antiseptik (alkohol 70%), campuran untuk minuman beralkohol, bahan
bakar (spiritus), pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar, dll.
Sumber:
Michael Purba (Kimia Untuk SMA Kelas XII)
Alcohol IUPAC Names
(http://www.chem.uiuc.edu/weborganic/alcohols/ROHIUPAC/ROHIUPAC2.htm)
Alcohol Nomenclature (http://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/virttxtjml/alcohol1.htm)
Linda M. Sweeting (http://pages.towson.edu/ladon/orgrxs/reactsum.htm)
About these ads