Você está na página 1de 4

Artikel

Netralitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Kampanye

Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,


Indonesia terhitung telah mengalami sepuluh kali Pemilihan Umum. Mekanisme
maupun pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia dari masa Orde Lama
hingga Era Reformasi berkembang sejalan dengan tuntutan demokrasi.
Pengalaman sepuluh kali pemilu tersebut juga menandai perjalanan praktik
demokrasi perwakilan di Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 tidak menentukan sistem pemilihan apa
yang harus diterapkan, namun berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat yang telah
ditafsirkan melalui putusan MK, sistem yang harus dipilih adalah sistem yang
memberikan penghargaan dan penilaian tertinggi terhadap suara pemilih yang
tidak boleh didistorsi oleh peran partai politik. Oleh karena itu, sistem yang
sesuai dengan politik hukum konstitusi adalah sistem pemilihan daftar terbuka
yaitu adanya suatu penghargaan terhadap suara pemilih, karena suara
pemilihlah yang menentukan siapa yang terpilih menjadi anggota DPR, bukan
berdasarkan pada nomor urut yang dibuat oleh partai politik. Sistem ini tidak
sama sekali meniadakan peran penting partai, karena partai tetap memiliki peran
penting dalam menentukan calon-calon yang hendak dipilih rakyat.
Dalam membicarakan masalah pemilihan umum dan partai politik, berarti
kita berbicara mengenai partisipasi rakyat. Dalam negara demokrasi perwujudan
partisipasi rakyat salah satunya adalah mengikuti pemilihan umum. Aspirasi
rakyat ini biasanya ditampung dalam suatu partai politik. Di negara-negara yang

menganut

faham

demokrasi,

gagasan-gagasan

mengenai

partisipasi

masyarakat adalah bahwa rakyat berhak turut menentukan siapa-siapa yang


akan menjadi pemimpin yang nantinya menentukan kebijaksanaan umum
(public policy).
Dalam Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan kedudukan Pegawai Negeri Sipil
sebagai berikut :
Pasal 8
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara.
Pasal 9
1. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
Instansi Pemerintah.
2. Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
Dari Pasal 9 ayat (2) dapat diambil kesimpulan bahwa seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam menjalankan tugas harus bertindak secara netral, pengertian
netralitas

Pegawai

Negeri

Sipil

dalam

melaksanakan

tugasnya

tidak

mementingkan suku, agama, golongan, atau partai politik. Seorang Pegawai


Negeri Sipil harus mampu menghindari pengaruh intervensi, sehingga dia dapat
menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
maksimal. Untuk menghindari pengaruh partai politik Pegawai Negeri Sipil tidak
boleh menjadi anggota aktif dan/atau pengurus partai politik. Bila seorang
Pegawai Negeri Sipil ingin menjadi anggota dari suatu partai politik, maka yang
bersangkutan harus mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri.

Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun


2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang terlibat mengikuti kampanye
Pemilihan Umum Legislatif dijatuhi sanksi disiplin sedang, yang hukumannya
berupa :
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin


Pegawai Negeri Sipil sudah jelas melarang Pegawai Negeri Sipil tidak boleh
mengikuti kampanye Pemilu Legislatif, apabila Pegawai Negeri Sipil sudah
berkampanye, maka Pegawai Negeri tersebut sudah tidak netral lagi. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
sipil Pasal 4 angka 12 huruf b disebutkan bahwa :
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan cara :
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan/atau
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.

Maksud dari Pasal 4 angka 12 huruf b tersebut memperbolehkan seorang


Pegawai Negeri Sipil hadir

menjadi peserta kampanye untuk mendengar,

menyimak visi, misi dan program yang ditawarkan, tanpa menggunakan atribut
Partai atau atribut PNS, karena yang dimaksud dengan menggunakan atribut
PNS adalah seperti menggunakan seragam Korpri, seragam dinas, kendaraan
dinas, dan lain-lain.

Menurut Miftah Thoha, netralitas pada hakikatnya adalah suatu sistem


bahwa birokrasi tidak akan berubah dalam memberikan pelayanan kepada
masternya (dari parpol yang memerintah). Posisi Pegawai Negeri Sipil sangat
dilematis, artinya di satu sisi mereka harus bersikap netral, sementara di sisi lain
mereka tetap memiliki hak pilih. Untuk tercapainya suatu reformasi birokrasi
dalam konteks netralitas Pegawai Negeri Sipil diperlukan suatu pengawasan
yang diartikan sebagai proses pengamatan pelaksanaan seluruhnya kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Pengawasan dalam perspektif
Hukum Administrai Negara terletak pada materi Hukum Administrasi Negara itu
sendiri, sebagai landasan kerja atau pedoman bagi administrasi negara dalam
melakukan tugas dan menyelenggarakan pemerintahan.

Você também pode gostar

  • Surat Lamaran Kerja
    Surat Lamaran Kerja
    Documento1 página
    Surat Lamaran Kerja
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Netralisasi PNS Dalam Kampanye
    Netralisasi PNS Dalam Kampanye
    Documento79 páginas
    Netralisasi PNS Dalam Kampanye
    Muhammad Dzikri Ismail
    100% (1)
  • Tugas Cyber Law
    Tugas Cyber Law
    Documento9 páginas
    Tugas Cyber Law
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Netralisasi PNS Dalam Kampanye
    Netralisasi PNS Dalam Kampanye
    Documento79 páginas
    Netralisasi PNS Dalam Kampanye
    Muhammad Dzikri Ismail
    100% (1)
  • Politik Hukum
    Politik Hukum
    Documento4 páginas
    Politik Hukum
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Antropologi Hukum - M.stukas
    Antropologi Hukum - M.stukas
    Documento7 páginas
    Antropologi Hukum - M.stukas
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Hukum Pemerintahan Daerah
    Hukum Pemerintahan Daerah
    Documento2 páginas
    Hukum Pemerintahan Daerah
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Tiki Jne
    Tiki Jne
    Documento20 páginas
    Tiki Jne
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Rona Rositawati
    Rona Rositawati
    Documento153 páginas
    Rona Rositawati
    Arie Valentino
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Hukum Pajak
    Makalah Hukum Pajak
    Documento17 páginas
    Makalah Hukum Pajak
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Documento7 páginas
    Kelompok 8
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Documento7 páginas
    Kelompok 8
    Muhammad Dzikri Ismail
    Ainda não há avaliações