Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Faktor utama dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari perkembangan tataaturan dalam hukum laut dengan pengaturan dari rezin ke rezim. Sejarah
telah menunjukkan terjadinya kasus yang terkenal dalam literatur hukum
laut inetrnasional yang disebut Anglo-Norwegian Fisheries Case,
(berdasarkan Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951). Kasus
wilayah penangkapan ikan di Laut Utara ini telah menimbulkan aspirasi
baru dalam perkembangan hukum laut internasional di kemudian hari. Dari
kasus inilah dimulai babab baru dalam penetapan penarikan
batas
wilayah laut dengan garis pangkal lurus. Tidak diungkap lebih jauh
Kasus Anglo-Norwegian ini disini daripada sekedar mengemukakan bahwa
pertimbangan utama dari tuntut-menuntut antara Inggris dengan Norwegia
dalam kasus ini adalah pertimbangan ekonomi (sumberdaya perikanan).
Demikian pula halnya terhadap penetapan rezim landas kontinen
(continental shelf) yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Harry S.
Truman dalam tahun 1945 mengenal sumberdaya ekonomi di dasar laut,
dan tanah di bawahnya. Yang paling mengesankan dalam perkembangan
hukum laut dari segi kepentingan ekonomi ialah apa yang ditetapkan oleh
Chili, Ecuador dan Peru tahun 1947 mengenal klaim 200 mil, laut yang
dikemudian hari menimbulkan inspirasi lahirnya satu rezim hukum yang
terbaru dalam sejarah hukum laut yaitu zona ekonomi eksklusif (exclussive
economic zone).
Yang menarik terhadap studi sengketa politik di Laut Cina ini adalah
terdapatnya persilangan sengketa dasar ideologi politik ini pada sepanjang
garis pantai sehingga seorang ahli politik Amerika Serikat George F.
Kennan mengeluarkan teorinya yang terkenal yang disebut Rimland
Theory (teori daerah pinggiran). Teori ini mengemukakan bahwa
pengaruh-pengaruh politik dasar pantai di Laut Cina (coastline political
influences) sangat bergantung dari dua sisi yang sama berat. Sisi satunya
yaitu pendekatan posisi daratan. (Mainland position approach) dimana
akar tunggang komunisme bertumbuh. Dengan demikian dalam posisi
daratan ini terdapat negara-negara Uni Soviet yang bergaris pantai di Laut
Jepang; Korea Utara yang bergaris pantai di Laut Jepang dan Laut Kuning;
Republik Rakyat Cina yang bergaris pantai dari Laut Kuning, Laut Cina
Timur sampai di Laut Cina Selatan; Vietnam yang bergaris pantai dari Teluk
Tonkin di Laut Cina Selatan hingga Teluk Taiwan. Negara-negara yang
menduduki posisi daratan ini semuanya menganut faham sosialiskomunisme. Sedangkan sisi yang satunya lagi yaitu pendekatan dalam
posisi kepulauan (archipelago
position
Honsu
dan
Pulau
Hokaido)
dan
Selat
Tsushima
(yang
Shikoku) yang
menganggap
ketiga selat
internasional. Klaim Uni Sovet itu merupakan alasan politik karena hanya
pada ketiga selat itulah kapal-kapal selamnya (yang bertenaga nuklir) bisa
Iewat memasuki Samudra Pasifik. Akibat lain dari containment policy ini
adalah meletusnya Perang Vietnam tahun 1967 sampai dengan kekalahan
Vietnam Selatan tahun 1974. Perang Vietnam ini dapat dipandang sebagai
insiden politik dan militer yang paling berdarah dan paling bersejarah di
Asia Pasifik dan Timur Jauh.
Yang cukup menarik adalah terjadinya alur (trend) negara-negara
komunisme di daratan Laut Cina dalam paskah Perang Vietnam. Terjadi
konflik Sino-Soviet dan Sino-Vietnam. Perubahan alur ini membuat
Amerika Serikat mendekati Cina apalagi dengan dibubarkannya Partai
Komunis Indonesia yang dianggap ancaman potensil dari strategi Amerika
Serikat di Asia Tenggara. Cina mererima baik uluran tangan Amerika
Serikat dan di sepakatilah suatu perjanjian hubungan baik antara Cina dan
Amerika
Serikat
yang
2.
4.
5.
2.
3.