Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sejarah
Asal usul nama robayan terdapat beberapa versi, diantaranya:
Versi pertama, yaitu:
Asal usul nama[1] Robayan ( )berasal dari sebuah kata yaitu Roboyo, terus berubah
menjadi Roboyonan (Daerah Sekitar Kediaman Mbah Roboyo) yang kemudian menjadi
Robayan, Sumber kata Roboyo berasal dari sebuah nama seorang tokoh pendiri desa
Robayan, yaitu Mbah Roboyo. Makam mbah Roboyo terdapat di Jl. Mangga V Robayan,
depan Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan.
Versi kedua, yaitu:
Kata Robayan ( )berasal dari bahasa arab yang artinya udang. Kemungkinan karena
banyaknya udang yang mudah ditemukan di sungai desa Robayan.
Tokoh
Mbah Brengut
Mbah Roboyo
Mbah Raden
Letak
Geografis
Desa Robayan[2] terletak di antara perbatasan Kecamatan Welahan dengan Kecamatan
Kalinyamatan. Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Bakalan dan Desa Kriyan,
Sebelah selatan Berbatasan dengan Desa Brantaksekarjati. Pada sebelah timur berbatasan
dengan Desa Bakalan dan Desa Pelang yang di batasi oleh sungai Bakalan, Sedangkan di
sebelah barat berbatasan dengan Desa Purwogondo, yang dipisahkan dengan sungai Bendo.
Desa Robayan berdiri di atas areal 98 ha, dan terdiri dari 24 RT dan tiga RW.
Administratif
Blok
Desa Robayan terdiri dari 6 Blok, yaitu:
Kembangan : RT 1 & RT 2
Kutho Bedhah : RT 7 , 8, 9, 11, 12, 13
Robayan Kulon : RT 14, 15, 16,17,18
Jotakan : RT 19 & RT 20 & RT 21
Robayan Wetan : RT 22 & RT 23
Belaro : RT 24
RT/RW
Desa Robayan terdiri dari 3 RW, dan 24 RT, yaitu:
RW 01 = RT 1 , 2, 3,4,5,6 dan 10
RW 02 = RT 7 , 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,17,18
RW 03 = RT 19 sampai RT 24
Pemdes Robayan
Struktur pemdes Robayan periode 2008-2013:
Kepala Desa = H. Milhan
Sekretaris (Carik) = Mualimin
Bendahara = Isfaan
Tata Usaha = Nur Kholis
Modin = Ansori, Nor Khamid
Ketua BUMDes = Noor
Ladu = Nor Akwin
Bayan = Didik Mustaid
Kamituwo = Mukhibi, Sanawi, Masyhad
Komandan Hansip (Petengan) = Ahmad Zainudi
Situs budaya
Robayan mempunyai peninggalan bersejarah yaitu Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan,
yang konon adalah peninggalan Wali. Walaupun sekarang sudah di renovasi dan bentuk
awalnya sudah tidak kelihatan lagi, tetapi ada yang tidak di ubah dan dibiarkan masih seperti
aslinya yaitu pada Gapura Masjid.
Sosial agama
Dari sisi sosial agama, keakraban hubungan sesama warga untuk membangun desa patut
diacungi jempol. Dalam hal keamanan, gotong royong warga tampak dari lahirnya
pengamanan masyarakat (PAM) swakarsa sejak Lebaran lalu. Jarang sekali ditemukan desa
industri yang masih kental nuansa paguyubannya. Saat merenovasi masjid, nuansa itu tampak
sekali. Ratusan warga terjun secara bergiliran. Mereka tampak akrab dan ceria. Renovasi
masjid secara total yang menghabiskan dana sekitar Rp 2,3 miliar itu ditanggung masyarakat
setempat. Maklum, desa yang terdiri atas 24 RT dan tiga RW itu termasuk desa santri.
Madrasah dan pondok pesantren di sana banyak.
Dahulu tak hanya orang robayan saja yang belajar agama di Robayan, tetapi dari luar desa
banyak yang belajar agama Islam di Robayan. Karena Desa Robayan dahulunya desa pertama
yang memiliki Madrasah Dinniyah sehingga orang Welahan, Mayong, Pecangaan, dll belajar
disini. Dilain hal karena adanya Madrasah Dinniyah juga karena di Desa Robayan banyak
alim ulama' maka banyak yang berbondong-bondong belajar ke Robayan, sehingga dahulu
Desa Robayan terkenal sebagai "Desa Santri".
KH Maimoen Zubair pun beliau berkata "biyen Robayan iku santri Kabeh, Kyai Kabeh.tapi
saiki wis entek." dalam bahasa Indonesia artinya "dahulu Robayan itu isinya santri semua,
dan kyai semua, tapi sekarang mulai berkurang" ini mengisaratkan bahwa jumlah Kyai
(Orang Alim) dan Santri Yang ada di Desa Robayan sudah sangat jauh berkurang. Maka,
Perlunya kerjasama antar elemen kyai, ustad, kepala desa, perangkat pemdes, guru, dan warga
Robayan untuk semangat membudayakan mengaji untuk mengembalikan Robayan seperti
dahulu.
Pendidikan
Kesejahteraan yang dirasakan lainnya adalah dengan adanya kemudahan akses pendidikan.
Pendidikan Formal yang dimiliki:
PAUD Plus Mutiara Hati
Kesehatan
Kesejahteraan yang dirasakan lainnya adalah dengan adanya kemudahan akses kesehatan.
Balai Pengobatan Armina, di Belaro
Klinik Jagat Medika, di Robayan Wetan
Praktek Pengobatan Pratiti, di Jotakan
Transportasi
Lokasi dekat dengan jalan raya Jepara - Semarang, memberi kemudahan dalam transportasi,
baik untuk akses pendidikan, perdagangan, dan mobilisasi penduduk ke kota terdekat, seperti
kota Jepara, Demak, Semarang, Kudus, Pati, Rembang, Pekalongan, Tegal, bahkan Surabaya
dan Jakarta dengan naik satu atau dua kali Angutan Umum. Angkutan yang melewati desa
Robayan sangat banyak, tergantung kemana tujuannya.
Pariwisata
Kutha Bedah
Kutha Bedhah adalah bekas kerajaan Kalinyamat adalah Desa Robayan, Kriyan,
Bakalan, Purwogondo, Margoyoso. dan di Robayan Terdapat Daerah (Kampung) yang
bernama Kutha Bedhah (Kota Meledak) karna di bom oleh Belanda. Kutha bedhah
dahulunya adalah sebuah pasar di kota kerajaan kalinyamat yang di kelilingi tembok
benteng.
Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan
Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan adalah sebuah masjid yang dibangun oleh
seorang Wali. Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan telah direnovasi 4 kali, terakhir
kali pada tahun 2004. Sejak dulu sampai sekarang bentuk GAPURA Masjid Jami'
Baiturrahman I Robayan belum pernah di ganti / direnovasi total, tetapi di biarkan
seperti bentuk aslinya.
Kali Padas
Sungai ini cocok untuk tempat rekkreasi air. Karena di sini anda bisa main air sampai
puas. serta pemandangan padas yang menambah keindahan sungai ini.
Gunung Emas
Konon dulu jika belum ada ayam yang berkokok di waktu itu akan menjadi Gunung
dari Emas. Namun ternyata ada ayam berkokok maka Gunung Emas tersebut belum
jadi, dan baru jadi Bukit Kecil. Mitos, disini di Jaga Ular Raksasa Yang dikepalanya
ada Emasnya.
Potensi
Di awal perkembangannya, home industri rokok kretek sempat menyerap puluhan ribu tenaga
kerja. Namun seiring ketatnya regulasi cukai, saat ini tinggal 794 tenaga kerja yang berhasil
diserap olah 100 unit usaha yang berada di Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan dan
sekitarnya. Keunggulan produk ini adalah pada tingkat harga yang relatif murah sehingga
memiliki segmen pasar yang berbeda dengan bidikan pabrik sekala besar.
Olahraga
Sepak bola adalah cabang olahraga rakyat yang paling di gemari oleh warga Robayan. Karena
perkembangnya sepak bola di Robayan semakin pesat, oleh karena itu warga Robayan merasa
perlunya dibentuk wadah bagi warga Robayan yang berbakat dalam bidang sepak bola, untuk
mengembangkan bakatnya dalam bidang sepak bola. Supaya orang yang gemar sepak bola
tidak sekedar mencari kesenangan belaka dalam bermain sepak bola , tetapi agar berprestasi
dalam bidang sepak bola juga. Serta di landasi dengan semakin banyaknya klubklub sepak
bola yang bertumbuhan. Atas dukungannya warga Robayan, maka dibentuklah Robayan
FC[3], tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2009 oleh Ahmad Hilmi Farid bersama Muhammad
Aflah. Tetapi hingga kini Robayan FC belum terdaftar secara resmi sebagai anggota PSSI
Pengcab Jepara juga belum mengikuti Liga PSSI Pengcab Jepara.
Nomor Penting
Nomor penting di Desa Robayan, adalah:
Balai Pengobatan Armina : 0853 2839 0875
dr. Hj. Pratiti Wiji Lestari : (0291) 755214
Geografis
Administratif
Desa
Bandungrejo
Banyuputih
Batukali
Damarjati
Manyargading
Pendosawalan
Purwogondo
Sendang
Kota
1.
2.
3.
4.
Bakalan
Kriyan
Margoyoso
Robayan
Keempat desa tersebut yang dari dulu hingga kini disebut kota. Dikarenakan Kelima desa
tersebut memang dahulunya adalah kota sentral dalam lingkup Keraton Kerajaan Kalinyamat,
Sehingga keempatdesa tersebut dikilungi/dikelilingi dengan tembok benteng Kerajaan
Kalinyamat, hingga kini warga menyebutkan kelima desa tersebut sebagai kota hingga kini.
Ditambah lagi kini keempat desa itu dilewati Jalan Provinsi serta menjadi jantung kota
Kecamatan Kalinyamatan.
Etimologi
Kata "Kalinyamatan" berasal dari kata Kalinyamat dan ahiran -an, sehingga berarti Daerah
Kerajaan Kalinyamat dan sekitarnya.
Penduduk
Agama
Penduduk Kalinyamatan 100% beragama Islam meskipun masih ada yang mempertahankan
tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan. Tapi terdapat 1 buah bangunan gereja,
namun tidak ada warga Kalinyamatan yang beragama non muslim, maka warga "berharap
Gereja Pendosawalan dipindahkan ke daerah kecamatan lain" yang banyak warganya
beragama Kristen.
Suku
Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar masyarakat
Kalinyamatan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek
Jeporonan.
Sejarah
Margoyoso, Purwogondo adalah wilayah kota yang di pagari oleh tembok benteng yang
tinggi dan besar. Keraton Kerajaan Kalinyamat terdapat di Desa Kriyan yaitu di daerah Siti
Inggil, sedangkan Pasar Kerajaan Kalinyamat berada di Desa Robayan yaitu di daerah Kutha
Bedhah. Ratu Kalinyamat selalu mengelilingi kota Benteng dengan kereta kudanya di atas
tembok benteng yang lebarnya kurang lebih 5 meter, Ratu Kalinyamat pun berkunjung ke
Pasar Kalinyamat (di Kutha Bedah). Kenapa Bekas Pasar kalinyamat dinamakan Kutha bedah
karena pada zaman kolonial Belanda bermaksud mengebom Masjid Jami' Baiturrohman 1
Robayan Karena Belanda ingin mengebom tempat suci umat Islam maka Allah membuat bom
tersebut meleset ke pasar tersebut dan keadaan pasar kalinyamat bedhah alias meledak maka
masyarakat menamai Kutha Bedhah (Kota Meledak). Tapi Juga Desa Sendang, Damarjati,
Pendosawalan, Banyuputih, Bandungrejo, Manyargading, Batukali. Di bangunnya Kecamatan
Kalinyamat dikarenakan terlalu luasnya Kecamatan Pecangaan, juga untuk mengenang Kota
Kalinyamatan, dengan membuat Kota Kecamatan Kalinyamatan.
Tokoh
Ratu Kalinyamat
Tumenggung Cendol
Kesehatan
Pendidikan
"Pendidikan formal":
Pendidikan anak usia dini
PAUD
PAUD
PAUD
PAUD
PAUD
PAUD
Abata, di Margoyoso
Baitul Mustaqim, di Robayan
Plus Mutiara Hati, di Robayan
Amalia Kids, di Purwogondo
Haji Djupri, di Kriyan
Agape, di Pendosawalan
Taman kanak-kanak
TK
TK
TK
TK
TK
Sekolah Dasar
Perguruan Tinggi
"Pendidikan nonformal":
Taman Pendidikan Al-Qur'an
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Diniyah
Pondok Pesantren
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pondok
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Pesantren
Potensi
Pariwisata
Pasar Kalinyamatan
Wisata Keluarga
Wisata Sejarah
Wisata Religi
Wisata Belanja
Event
Pesta Baratan
Festival Oncor
Ederan
Maleman
Makanan
Sop udang sama dengan sop pada umumnya, hanya saja ada memakai kaldu udang ditambah
udang goreng dan cabe mentah yang ditumbuk (digeprek). Sop ini akan lebih nikmat dimakan
selagi masih panas / hangat.
Adalah ikan laut yang dipanggang (dibakar) dan disajikan bersama sambal santan.
terbuat dari cumi yang di rebus lalu di beri, tomat, gula merah, garam, penyedap rasa, dll.
Rondho royal adalah tape dibungkus adonan tepung terigu ditambah gula & garam
secukupnya (bila diperlukan) digoreng.
Klenyem (Lempok)
Klenyem terbuat dari singkong (ketela pohon) yang diparut dan diperas (untuk mengurangi
patinya) kemudian dibentuk gepeng dan oval di dalamnya diisi gula merah lalu digoreng.
Gantilut
gantilut atau disebutjuga Kenyol adalah makanan khas Jepara dari Robayan. Untuk membuat
kenyol, singkong/ketela pohon diparut dan diperas, kemudian diisi gula merah dan dibungkus
daun pisang lalu dikukus.
Tawur
Tawur adalah makanan yang terbuat dari tepung dan jagung yang dilembutkan lalu di
bungkus daun pisang kemudian di rebus. Tawur mudah di temukan di Pasar Anggur dan
Pasar Kalinyamatan.
Hawok-Hawok
Turuk Bintol
Turuk bintol adalah makanan yang terbuat dari ketan yang di campur kacang tolo lalu di rebus
hingga turuk (lembek), makanan ini adalah makanan khas Jepara tepatnya Pendosawalan.
Sambal Raden
Sambal raden adalah sambal khas Jepara terutama Kalinyamatan yaitu campuran dari cabai,
tomat, terasi, dll.
Sutet
Kotok'an
Tradisi Budaya
Julukan
Kota Santri
Kota Mode
karena di Kecamatan Kalinyamatan menjadi pusat industri kreatif yang unggul, seperti:
Kerajinan Monel (di Desa Kriyan), Kerajinan Emas (di Desa Margoyoso), Pandai Besi (di
Purwogondo), dll.
Kota Sejarah
Olahraga
Klub Yang Sudah Didirikan
Gelanggang Olahraga
Lapangan
Lapangan
Lapangan
Lapangan
Lapangan
Kenari, di Purwogondo
Pandean, di Bandungrejo
Batukali, di Batukali
Margoyoso, di Margoyoso
Banyuputih, di Banyuputih
Kabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah
Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan
Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara
juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut
ETIMOLOGI
Dulu ada orang yang sedang berjalan melewati Jepara melihat nelayan yang sedang membagibagi ikan hasil tangkapannya membagi dlm bahasa jawa adalah Para/Poro, maka pengembara
tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia
melewati ujung pulau Jawa yang ada yang membagi ikan. lama-lama kata Ujung Para
berubah ejaannya menjadi lebih singkat yaitu Jung Para, masyarakat pun lama kelamaan
berubah menjadi Jumpara lalu berubah menjadi Japara dan ahirnya berubah menjadi
Jepara. Orang Jawa menyebut menyebut nama Jepara menjadi Jeporo, dan orang Jawa yang
menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten. Sedangkan nama
Jepara di dalam sebutan bahasa Belanda: Yapara, Japare.
Sejarah
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan ditanah jawa. Diujung sebelah utara pulau Jawa
sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan
Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh
selat Juwana.
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang
kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang
berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)
mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah
mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan
diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang
raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental,
Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang
baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah
pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati
Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata
rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan
/Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak
yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno
Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam
Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta
kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada
tahun 1549.
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan
meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo
Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik
menjadi penguasa Jepara dengan gelar NIMAS RATU KALINYAMAT.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi
Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga
menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala
itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme
anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna
menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang
Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai RAINHA DE JEPARASENORA DE RICA,
yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal yang berisikan
lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini
melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka,
tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara
Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah
bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai
bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat
mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini
melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang
prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting
dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai QUILIMO.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat
juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan
jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan
Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang
masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa.
Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR
yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit
dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa
Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Mengacu pada semua aspek
positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang
makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau
dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini
telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja
keras membangun daerah.
Untuk Tahun 2010 ini, Jepara telah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis terhadap
produk Ukirnya yang sangat khas
Kerajaan
di Jepara terdapat beberapa Kerajaan pada masanya, yaitu:
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalinyamat
Legenda
Suronggotho
Patak Warak
Rara Ayu Mas Semangkin
Julukan Jepara
Pada zaman Kerajaan Kalinyamat yang dipimpin Sultan Hadlirin ayah angkatnya yang
berasal dari Cina mengukir batu yang dia bawa dari Cina untuk di letakan di Masjid
Mantingan. Lalu dia mengajarkan cara mengukir yang indah kepada warga Jepara sampai
sekarang. maka Jepara di Juluki Kota Ukir.
Jepara adalah kota dilahirkanya pahlawan nasional R.A. Kartini, maka Jepara di juluki Bumi
Kartini.
Slogan R.A Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang hal tersebut terealisasikan oleh pemerintah
kabupaten Jepara dengan adanya 4 PLTU di Jepara, yang menjadi pemasok listrik Jawa, Bali,
Madura. Oleh karena itu Bibit Waluyo (Gubernur Jawa Tengah) secara resmi memberi
julukan KOTA ENERGI kepada kota Jepara.
Di Jepara banyak ditemukan beberapa produk fashion seperti: Tenun Ikat di Troso, Konveksi
Baju di Sendang, Konveksi Celana di Bandungrejo, Konveksi Kerudung di Pendosawalan,
Konveksi Bordir di Nalumsari, Perhiasan Monel di Kriyan, Perhiasan Emas di Margoyoso.
Produk fashion Jepara telah membanjiri Pasar Semarang, Surabaya, Bali, Jakarta, Palembang,
dll.
Banyak seni kerajinan di Jepara seperti seni ukir, sini, patung, seni relief, seni monel, seni
emasan, seni gerabah, seni rotan, seni anyaman bambu, seni macan kurung, dll. Oleh karena
itu Jepara di juluki Kota Kerajinan.
Pondok Pesantren sangat banyak di Rembang, tetapi di Jepara terdapat Pondok Pesantren 2x
lipat jumlah pondok pesantren di Kabupaten Rembang. Oleh karena itu Jepara di kenal
sebagai Kota Seribu Pondok Pesantren.
Jepara berhasil membuat Rekor MURI sekaligus Rekor Dunia dalam bidang mengukir kayu
bersama terbanyak di dunia. Maka Jepara resmi menyandang gelar The World Carving
Center.
Berkali-kali Jepara mendapat Adipura di karenakan kota Jepara begitu bersih. Selain itu
Jepara sangat indah, dari pantai, pulau, hingga pegunungannya.
Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama,NY. OVINK SOERdan suaminya mengajak
R.A. Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai
bandengan yang letaknya 7 kmke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan
hamparan pasir putih yang memukausebagaimana yang sering digambarkan lewat suratsuratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti
Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindariombak, kepada RA Kartini
ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu Pantai
Bandengan.Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai
yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan
mendengar itu RA Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan
nama Klein Scheveningen
Seni Budaya
Di kabupaten Jepara terdapat berbagai jenis kesenian, yaitu:
Tari Kridhajati
Tari Tayub
Tari Emprak
Samroh
Gambus
Angguk
Dagelan
Kentrung
Ludruk
Ketropak
Keroncong
Prasah
Jenis kesenian tradisional Samroh, Gambus, dan Angguk, semuanya bernafaskan Islam. Jenis
kesenian tradisional lainnya adalah dagela n, emprak, ketropak, ludruk, kentrung,
keroncong,dan prasah. Melalui beberapa kesenian tradisional ini, pemerintah
menggunakannya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat misalnya mengenai
pembangunan dan keluarga berencana.
Cirosomo (Makam Para Adipati/Bupati yang pernah memimpin Jepara dan keluarga
besar R.A Kartini), di Sendang
Makam Sultan Hadiri (Sunan Hadirin) dan Ratu Kalinyamat serta Raden Abdul Jalil
(Sunan Jepara), di Mantingan
Makam Syeh Siti Jenar, di Kelet
Makam Habib Sodiq (Yek Nde) dan KH Noor Ahmad SS, di Kriyan
Makam Mbah Roboyo, di Robayan
Makam Datuk Gunardi, di Singorojo
Makam Habib Ali, di Mayong
Makam Ronggo Kusumo, di Manyargading
Makam Syeh Abu Bakar, di Pulau Panjang
Makam Pangeran Syarif dan Mbah Jenggolo, di Saripan
Makam Ki Gede, di Bangsri
Makam Syeh Amir Hasan (Sunan Nyamplungan), di Karimunjawa
Makam Mbah Pakisaji, di Potroyudan