Você está na página 1de 3

Arti Surat AL-Kahfi

Ayat-ayat 18 hingga 26 surah al-Kahfi membahas tentang sebagian kisah Ashabul


Kahfi. Kisah Ashabul Kahfi bercerita tentang pria-pria ahli tauhid dan pencari Tuhan yang
terpaksa harus melarikan diri dari cengkeraman penguasa musyrik dan zalim di masanya
demi untuk menjaga iman mereka. Mereka memilih untuk berlindung dalam sebuah goa dari
kejaran
antek-antek
penguasa.
Ayat-ayat ini dialamatkan kepada Rasulullah Saw. Allah Swt berfirman kepada Rasul-Nya
bahwa setelah berhasil kabur dari penguasa musyrik dan zalim, mereka berlindung ke dalam
goa dan kemudian di dalam goa itu mereka secara ajaib terlelap tidur, sedang anjing mereka
menjulurkan kedua lengannya di muka pintu goa dan tidur dalam kondisi seperti itu. Tidur
Ashabul Kahfi berlangsung selama tiga ratus tahun. Setelah tidur yang panjang Kami
bangunkan mereka sehingga bangunnya mereka selepas itu menjadi hujjah dan dalil akan
dihidupkannya kembali manusia pada hari kiamat.
Demikian juga tentang jumlah Ashabul Kahfi dan bagaimana salah satu dari mereka
pergi ke kota setelah bangun untuk menyiapkan makanan, masyarakat yang mengetahui hal
itu dan lain sebagainya adalah beberapa hal yang telah disinggung pada ayat-ayat ini.
Kandungan Surat AL-Kahfi (18) ayat 25

Ayat 25: Menjelaskan masa tidur Ashabul Kahf; karena terdapat perbedaan pendapat di antara
Ahlulkitab terkait dengan masa tidur Ashabul Kahfi. Di antara beberapa indikasi yang ada
pada ayat-ayat sebelumnya secara global dapat disimpulkan bahwa tidur Ashabul Kahfi
adalah sebuah tidur yang sangat panjang. Hal ini akan mengundang rasa ingin tahu setiap
orang yang mendengarnya dan ingin mengetahui lebih akurat berapa lama gerangan mereka
tidur? Al-Quran pada ayat ini dengan tegas meyatakan bahwa Ashabul Kahfi tidur selama tiga
ratus sembilan (309) tahun lamanya dalam goa itu.
Patut untuk dicermati bahwa ungkapan al-Quran dalam hal ini bahwa mereka berdiam
selama tiga ratus tahun dan kemudian menambahkan sembilan tahun atasnya, Dan mereka
tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
Dalam sebuah riwayat dari Imam Ali As dinukil bahwa al-Quran dengan ungkapan ini
menyinggung tentang perbedaan tahun Syamsiah dan tahun Qamariah.[2] Artinya Ashabul
Kahfi tertidur selama tigarut tahun lamanya berdasarkan tahun Syamsiah dan apabila
menggunakan perhitungan tahun Qamariah maka lama mereka terlelap tidur adalah tiga ratus
sembilan tahun di goa itu. Karena itu masa tidur mereka di dalam goa itu adalah tiga ratus
sembilan tahun lamanya.

Penghitungan Surat AL-Kahfi

Surat Al-Kahfi (18) Ayat 25, Salah Hitung Kah Allah SWT?
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi).
Jika diamati ayat ini, Allah berfirman tentang kisah ashhabul kahfi (penghuni
gua) yang mendiami gua selama 300 tahun dan ditambah 9 tahun lagi.
Pertanyaannya, mengapa dalam redaksi ayat tersebut Allah SWT menyebut
bilangan (300 + 9) tahun? Mengapa bukan 309 tahun saja? Lebih mudah bukan?
Apa Allah SWT salah menghitung?
Baik, kita coba membahas ayat ini dari segi hitungan matematika sederhana,
bukan sebagai tafsir Al-Quran. Karena penulis sadar belum punya kapasitas sebagai
penafsir Al-Quran.
Ayat ini bicara tentang tahun, maka pembahasannya tidak jauh dari
pengetahuan tentang waktu. Dimulai dari berapa hari dalam satu tahun masehi
(syamsiyah), tentu jawabannya sudah pasti tahu, yaitu 365,25 hari. Kita bulatkan
menjadi 365 hari saja, ok. Sedangkan jumlah hari dalam satu tahun hijriah adalah
354 hari. Maka selisih hari dari kedua tahun tersebut adalah 11 hari.
Kemudian 11 hari sebagai selisihnya, dikali dengan 300 (berasal dari ayat
diatas, juga dikaitkan dengan tahun masehi). Angka yang didapat adalah 3300 hari,
yang selanjutnya dibagi dengan 354 hari, dari penanggalan hijriah. Maka hasilnya
adalah 9,32 tahun, atau boleh juga dibulatkan menjadi 9 tahun.
Artinya, 300 tahun pada penanggalan masehi itu sama dengan 300 tahun
ditambah 9 tahun pada penanggalan hijriah. Perhatikan perhitungan di bawah ini.

Você também pode gostar