Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Meisha Sasfrisa
Arie Wuryanto, SKM, M.Kes
Ester Ratnaningsih, SST, M.Keb
Abstract
Background: Anemia in pregnancy give the worse effect for mother not only in the
pregnancy, delivering birth, and puerperium. Most of women pregnant dont know
important is consumtion Fe tablet but also pregnant women not obedience in Fe tablet
consumtion.
Aim (s): To know the description of knowledge level and pregnant women obedience in
sulfas ferosus tablet consumtion in Paccelekang Gowa public health service.
Method: This study an observasional research by using Cross Sectional time
approach. The sample was collected by using Simple Random Sampling, and it got 34
pregnant women as respondents.
Result: Most of the respondents were 25-35 years old (64.71%). Most of the
respondents were graduated from SMA (50%). Most of the respondents had a good
knowledge about Fe tablet (82.4%). Most of the respondents didnt obey to consume Fe
tablet (94.1%).
Conclusion: Most of the responden had a good responden knowledge about Fe tablet
(82.4%) but most of them didnt obey to consume Fe tablet (94.1%).
Kerangka Pemikiran
janin. Kebutuhan zat besi dalam kehamilan berkisar antara 580- 1340 mg, dan 4401050 mg di antaranya akan hilang dalam tubuh ibu pada saat melahirkan.
Pada anemia defisiensi besi dapat diberikan obat yang mengandung zat besi
melalui tablet atau kapsul yang harus memenuhi syarat, yaitu setiap tablet atau kapsul
harus mengandung paling sedikit 50-100 mg besi yang mudah dilepaskan dalam
lingkungan asam, mudah diserap, serta kurang efek samping. Kebutuhan zat besi pada
kehamilan dengan janin tunggal adalah: 200600 mg untuk memenuhi peningkatan
massa sel darah merah 200370 mg untuk janin yang bergantung pada beratnya lahir
150-200 mg untuk kehilangan eksternal 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta 90-310
mg menggantikan darah yang hilang saat melahirkan Dengan demikian, kebutuhan total
zat besi dalam kehamilan berkisar antara 580-1340 mg.
Tablet Fe sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus
dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya pengetahuan, sikap
dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang ditimbulkan tablet
tersebut dapat memicu seseorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet Fe secara
benar sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai. Untuk monitoring
kepatuhan konsumsi tablet Fe dapat diukur dengan cara: Terjadinya perubahan warna
hitam pada tinja, melihat kemasan bungkus tablet Fe, untuk memantau jumlah tablet Fe
yang telah dikonsumsi, Supervisi dan monitoring untuk melihat apakah tablet Fe
dikonsumsi oleh ibu hamil, melihat perkembangan kesehatan ibu hamil apakah sasaran
mengkonsumsi tablet Fe (Depkes RI, 1999).
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 12 hari dari tanggal 13 maret 2012 sampai
tanggal 24 maret 2012 dengan jumlah responden sebanyak 34 ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Paccelekang Gowa. Mayoritas ibu hamil
yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Paccelekang Gowa berumur 25-35
tahun yaitu sebesar 64,71 %. Tingkat pendidikan pada penelitian ini terbagi menjadi
empat, yaitu: SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 mayoritas
ibu hamil di Puskesmas Paccelekang Gowa berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar
50 %. Mayoritas ibu hamil di Puskesmas Paccelekang Gowa mempunyai pengetahuan
baik mengenai tablet Fe, yaitu sebesar 82,4 %.
Dalam penelitian
ini
peneliti
menggunakan
instrumen
kuesioner
untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe. Dalam kuesioner terdapat
15 pertanyaan pengetahuan, apabila dijawab benar mendapatkan nilai 1 dan bila
jawaban salah nilainya 0. Berikut gambaran jawaban responden pada pertanyaan
tentang pengetahuan ibu hamil mengenai tablet Fe. Mayoritas ibu hamil di Puskesmas
Paccelekang Gowa tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe yaitu sebesar 94,1 %.
Dalam penelitian
ini
peneliti
menggunakan
instrumen
kuesioner
untuk
mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Dalam
kuesioner terdapat 10 pertanyaan kepatuhan yang apabila semua pertanyaan dijawab
benar maka ibu hamil dinyatakan patuh, tetapi apabila pertanyaan yang dijawab benar
<10 maka ibu hamil dinyatakan tidak patuh. Berikut gambaran jawaban responden
pada pertanyaan tentang kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. tabulasi
silang antara umur ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil mengenai tablet Fe dapat
disimpulkan bahwa ibu hamil dengan rentang usia 25-35 tahun lebih banyak dijumpai
dengan tingkat pengetahuan yang baik.
Dari hasil tabulasi silang antara umur ibu hamil dengan kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan rentang
usia <25 tahun banyak dijumpai tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe, sedangkan
pada ibu umur 25-35 tahun dan >35 tahun semuanya tidak patuh dalam mengkonsumsi
tablet Fe.
Dari hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan
pengetahuan ibu hamil mengenai tablet Fe dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan
tingkat pendidikan SD dan SMP hampir semuanya memiliki tingkat pengetahuan baik,
sedangkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan SMA ada yang memiliki pengetahuan
cukup.
Dari hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan
tingkat pendidikan SMA dijumpai ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe,
sedangkan ibu dengan pendidikan terakhir SD, SMP, PT tidak ada yang patuh dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
Dari hasil tabulasi silang antara pengetahuan tentang tablet Fe dengan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat disimpulkan bahwa ibu
hamil dengan tingkat pengetahuan baik lebih banyak terdapat dalam kelompok tidak
patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dari pada yang patuh.
Pembahasan
Pada pertanyaan no. 4 mengenai efek samping tablet Fe ada sebesar 47.06%
ibu hamil yang tidak mengetahui efek samping dari tablet
mual, susah buang air besar dan tinja berwarna kehitaman (Farmakologi kebidanan,
2003). Hal ini yang menyebabkan ibu hamil setelah mengkonsumsi tablet Fe dan
mengalami efek dari tablet Fe akan berhenti untuk mengkonsumsi tablet Fe
dikarenakan kurang memahami mengenai efek samping dari tablet Fe. Frekuensi efek
samping dari tablet zat besi tergantung pada dosis zat besi dalam pil yang dikonsumsi.
Pada pertanyaan no. 8 mengenai cara konsumsi tablet Fe ada sebesar 50% ibu
hamil tidak mengetahui bahwa tablet Fe sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan
vitamin C karena akan membantu penyerapan dari tablet Fe tersebut (Farmakologi
kebidanan, 2003). Mengkonsumsi tablet Fe dengan minum vitamin C/jus/buah jeruk
atau minum bersamaan dengan makan daging atau ikan akan menstimulasi asam
lambung. Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Vitamin C dapat membantu transfer zat besi dari
darah kedalam bentuk ferritin untuk disimpan di hati dan membantu memproduksi
beberapa enzim yang mengandung besi (Subagio, 20006).
Kepatuhan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dukungan
sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga, teman, waktu, dan
uang. Dukungan dari tenaga kesehatan juga mempengaruhi kepatuhan. Pada
penelitian Mulyanti dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dapat disimpulkan bahwa dari hasil
pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang mengatakan tidak rutin
meminum tablet zat besi.
Dalam lembar kuesioner kepatuhan pada pertanyaan no.2 mengenai cara
minum tablet Fe ada sebesar 32.35% ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe bersamaan
dengan teh. Pada pertanyaan no.6 ada sebesar 38.24% ibu hamil mengkonsumsi tablet
Fe bersamaan dengan tablet kalsium. Pada pertanyaan no.9 ada sebesar 8.82% ibu
hamil mengkonsumsi tablet Fe bersamaan dengan susu. Sebaiknya tablet Fe tidak
dikonsumsi bersamaan dengan teh, susu, dan tablet kalsium karena akan menghambat
penyerapan dari tablet Fe (Farmakologi kebidanan, 2003). Pada pertanyaan no.8
mengenai efek samping tablet Fe ada sebesar 64.71% ibu hamil tidak mengkonsumsi
tablet Fe setelah mengetahui efek samping yang ditimbulkan akibat konsumsi tablet Fe.
Ibu hamil merasa khawatir jika terus menerus mengkonsumsi tablet Fe akan
memperparah keadaannya selama hamil. Hal ini yang menyebabkan ibu hamil di
puskesmas paccelekang gowa tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Didapatkan bahwa ibu hamil dengan tingkat pengetahuan baik lebih banyak
terdapat dalam kelompok tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dari pada yang
patuh. Hal ini tidak sebanding dengan teori Sediaoetama (1999) yang menyatakan
bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang zat besi maka akan semakin
patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Menurut Azwar (2000) mengatakan bahwa
sikap merupakan faktor pola perilaku seseorang untuk malakukan suatu tindakan.
Ibu hamil dengan pengetahuan zat besi yang rendah akan berperilaku kurang
patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi serta dalam pemilihan makanan sumber zat
besi juga rendah. Sebaliknya ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang zat besi
yang baik, maka cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan
semakin
patuh
dalam
mengkonsumsi
tablet
zat
besi
(Sediaoetama,
1999).
Pengetahuan dapat membentuk sikap ibu hamil dan menimbulkan suatu perilaku pada
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi setiap harinya (Soekirman, 1999).
Kesimpulan
pendidikan
supaya
memperbaharui
literatur
mengenai
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2008. h. 774-7, 53-5, 175-86.
2. Angka kematian ibu dan perbaikan gizi masyarakat. SDKI 2007. h. 55-8, 106-7.
3. Prawirohardjo S. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: YBP=SP; 2006. h. 281.
tablet
besi.
[diakses
Desember
2011].
didapat
dari
http://www.skripsipedia.com/2010/04
6. Angka Kematian Ibu. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2009.
7. Notoatmodjo, S. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2003. h.
127-130.
8. Wawan A, Dewi. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku
manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. h.11-8.
9. Bobak L. Buku ajar keperawatan meternitas. Jakarta: ISBN; 2005. h.738, 107-14.
10. Asrinah, Shinta, Dewie, Ima, Dian. Asuhan masa kehamilan. Jakarta: Graha
Ilmu; 2010. h 50-71.
11. Saminem H. Seri asuhan kebidanan kehamilan normal. Jakarta: EGC; 2009. h.15, 36.
12. Manuaba I. Gawat darurat obstetriginekologi dan obstetri-ginekologi sosial untuk
profesi Bidan. Jakarta: EGC; 2008. h.3.
13. Manuaba I. Buku ajar patologi obstetric untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta:
EGC; 2009. h. 81-5.
14. Varney H. Buku saku bidan. Jakarta: EGC; 2002. h.152
15. Jordan SE. Farmakologi kebidanan. Jakarta: EGC; 2003. h. 270-7.
16. Manuaba I. Konsep obstetri dan ginekologi sosial Indonesia. Jakarta: EGC;
2002. h. 85-1.
17. Manuaba I. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007. h. 38-9.
18. Zebua AM.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada
ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Tuhemberua kabupaten Nias Utara.
[diakses tanggal 4 januari 2012]. didapat dari http://repository.usu.ac.id.2011
19. Anggreni E. Kepatuhan ibu hamil dalam dalam mengkonsumsi tablet zat besi
terhadap tingkat kejadian anemia di puskesmas pecan heran kabupaten Indragiri
Hulu.
[diakses
tanggal
http://repository.usu.ac.id.2011
januari
2012].
Didapat
dari
20. Suryani L. Pengaruh peran petugas kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe di kabupaten Aceh Besar. [diakses tanggal 4
januari 2012]. didapat dari http://repository.usu.ac.id.2010
21. NotoadmodjoS. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
22. Saryono, Setyawan A.Metodologi penelitian kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2010.
23. Wasis. Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC; 2008.
24. Sulistyaningsih.Metodologi penelitian kebidanan kuantitatif-kualitatif. Yogyakarta:
graham ilmu; 2011. h. 64-5
25. Ruth E. Hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan
Petisah.
[diakses
http://repository.usu.ac.id.2008
tangal
12
juli
2012].
Didapat
dari