Você está na página 1de 17

EFEKTIVITAS GERAKAN GIGI SEHAT & GIZI HEBAT DI PKBM

BAITUL MUSLIMIN KECAMATAN DRIYOREJO


Navy Dwi Ariyanti 12010034229
(Pendidikan Luar Sekolah, FIP UNESA, e-mail : navieyan@yahoo.com)

Abstrak
Dalam upaya melatih diri peserta didik untuk membiasakan menggosok gigi minimal
dua kali sehari serta mengkonsumsi makanan yang bergizi diperlukan suatu program yang
dapat memotivasi peserta didik, salah satunya adalah diadakannya gerakan gigi sehat & gizi
hebat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Gerakan gigi sehat & gizi
hebat Di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo. Sasarannya adalah peserta didik
tingkat PAUD dan RA serta para orangtua di PKBM Baitul Muslimin. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan gigi sehat & gizi hebat Di PKBM
Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo berjalan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya
kegiatan rutin menggosok gigi yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali serta beberapa
orang tua yang telah membawakan bekal untuk anak anak yang dimasak sendiri, meskipun
ada beberapa kendala dari pelaksanaannya. Tetapi pendidik PAUD maupun RA dapat
mengatasinya dengan baik.
Kata kunci : efektifitas, dan gerakan gigi sehat & gizi hebat
PENDAHULUAN
Perawatan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini sangatlah penting dilakukan untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak supaya anak mempunyai ketangguhan dan
kemampuan baik secara fisik dan cerdas dalam pemikiran sehingga mampu mencapai
keberhasilan pendidikan yang lebih lanjut sebagai bekal dalam kehidupannya. Peran orang
tua sebagai pendidik yang pertama dari sejak lahir dan yang utama karena paling dekat
dengan anak,sangat menentukan kualitas atau kemampuan anak. Oleh karena itu perlu adanya
penguatan dan pemahaman orang tua dalam memberikan stimulasi kepada anak-anak mereka
melalui kegiatan parenting education (pendidikan keorang tuaan) dalam memberikan
perawatan dan pemenuhan gizi dan kesehatan anak.
Usia 0 6 tahun adalah usia tumbuh kembang sehingga anak harus dijaga agar tidak
mengalami gangguan tumbuh kembangnya. Meskipun kenyataan menunjukkan prevalensi
gizi kurang justru tinggi pada usia kritis ini. Data Riskesda 2010 menunjukkan masalah gizi
masih merupakan masalah nasional. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010
menemukan dari total balita sebanyak 21.760.200 terdapat 35,6 % anak balita
pendek(stunting), 17,9 % gizi kurang,13,3 % balita kurus dan 14 % kelebihan gizi
(overweight&obesitas). Masalah gizi lainya adalah kurang vitamin A, Anemia besi.
Selanjutnya prevalensi menurun untuk anak usia 2 sampai 5 tahun.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak usia dini, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi

dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh
secara urnum.
Gigi merupakan salah satu anggota tubuh yang kebersihan serta kesehatannya kurang
sekali dijaga. Banyak orang yang bahkan acuh tak acuh terhadap kebersihan dan kesehatan
giginya. Perilaku menjaa kebersihan dan kesehatan gigi perlu ditanamkan sejak dini kepada
anak anak, agar mereka terbiasa merawat, serta menjaga kebersihan giginya. Selain gigi
yang sehat diperlukan juga gizi yang seimbang untuk menciptakan anak anak hebat yang
mampu berkreativitas untuk kemajuan negeri.
Di sisi lain hal yang paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak ialah
asupan gizinya. Dengan gigi yang sehat tapi tidak diimbangi dengan asupan gizi yang baik
akan menyebabkan ketidak seimbangan pada tubuh seorang anak. Ini berpengaruh karena
dasar tumbuh anak sendiri bisa dilihat dari asupan gizinya. Asupan gizi yang baik akan
menjadikan seorang anak sehat dan tidak rentan terhadap serangan virus bahkan penyakit
yang menular.
ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
rentang 0 8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai
aspek sedang megalami masa yang cepat dan rentang perkembangan hidup manusia (Berk,
1992:18 ). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Menurut Setiawan (2002), yang mengacu pada teori Piaget, anak usia dini dapat
dikatakan sebagai usia yang belum dapat di tuntut untuk berpikir secara logis, yang ditandai
dengan pemikiran sebagai berikut :
a. Berpikir secara konkrit, dimana anak belum dapat memahami atau memikirkan hal-hal
yang bersifat abstrak
b. Realisme, yaitu kecenderungan yang kuat untuk menanggapi segala sesuatu sebagai hal
yang riil atau nyata
c. Egosentris, yaitu melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri dan tidak
mudah menerima penjelasan dari sisi lain
d. Kecenderungan untuk berpikir sederhana dan tidak mudah menerima sesuatu yyang
majemuk
e. Animism, yaitu kecenderungan untuk berpikir bahwa semua objek yang ada
lingkungannya memiliki kualitas kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki anak
f. Sentrasi, yaitu kecenderungan untuk mengkonsentrasikan dirinya pada satu aspek dari
suatu situasi
g. Anak usia dini dapat dikatakan memiliki imajinasi yang sangat kayaa dan imajinasi ini
yang sering dikatakan sebagai awal munculnya bibit kreativitas anak.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang
berbunyi Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan
enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Selanjutnya
pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan dengan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, USPN, 2004:4).
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini. Contohnya, ketika menyelenggarakan lembaga pendidikan seperti kelompok
Belajar (KB), Taman Kanak-kanak (TK) atau lembaga PAUD yang berbasis pada kebutuhan
anak.
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan ketrampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan sebuah
pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan delapan tahun.
Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence/cognitive, emotional, dan
social education.
Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan
pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini. Upaya PAUD bukan hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk
upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan
secara terpadu dan komprehensif.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan
pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan
kecerdasan anak. Oleh karena anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai
tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan
orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai
pengalaman dengan berbagai suasana, hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan kepribadian anak.
Jadi anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
berada pada rentang 0-8tahunyang belum dapat di tuntut untuk berpikir secara logis.
Lembaga pendidikan anak usia dini adalah suatu lembaga yang memberikan layanan
pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir samapai enam tahun dan atau
samapai dengan delapan tahun, baik yang diselengarakan oleh intansi pemerintah atau non
pemerintah. (Sujiono, 2009:15).
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Menurut Whalley dan Wong (2000) Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan
besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan
perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai
melalui tumbuh kematangan dan belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi
mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun emosional.
Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam perubahan
ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.

Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara
simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lain-lain.
Sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial di
lingkungan anak (Hidayat, 2005). Masa ini diperlukan kondisi dan stimulasi yang sesuai
dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Kondisi kesehatan anak yang buruk akan menghambat proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Akibatnya kualitas SDM anak secara otomatis menurun. Kondisi yang
mendukung proses dan perkembangan anak yang baik adalah kondisi lingkungan fisik yang
sehat dan terhindar dari penyebaran kuman dan penyakit. Selain itu, asupan gizi yang baik
pun tentu saja sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, terutama otak yang sedang
berkembang pesat pada masa ini (Anonim, 2012).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah:
a. Faktor Dalam
- Ras/etnik atau bangsa: Anak yang dilahirkan dari bangsa Amerika, maka ia tidak
memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
- Keluarga: ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk, atau kurus.
- Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
- Jenis kelamin : Fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak lakilaki akan lebih cepat.
- Genetik : Bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya, ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.
b. Faktor Luar yaitu:
Faktor pranatal:
- Gizi ibu hamil : Terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
- Makanan : posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
- Toksi/zat kimia : Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital.
- Psikologi ibu : kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan
mental pada ibu hamil.
c. Faktor Persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan otak.
d. Sosio Ekonomi : Kemiskinan selalu berkaitan dengan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.
e. Lingkungan Pengasuhan : Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak (Anonim, 2012).
PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI
Tingginya derajat kerusakan gigi pada anak-anak terutama anak usia dini disebabkan
kurangnya kemampuan menjaga kebersihan gigi dan juga diakibatkan oleh faktor makanan.
Kondisi tersebut tidak lepas dari peranan orang tua, yang seharusnya mengajarkan anak

mereka menjaga kebersihan gigi. Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak
seringkali orang tua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal gigi
bermasalah dapat membuat anak kehilangan berbagai momentum perkembangannya.
Kesehatan gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada proses perkembangan dan
pembelajaran anak. Bagaimana anak dapat menyerap informasi dan stimulus lingkungannya
jika ia sakit gigi? Bagaimana si kecil dapat bermain dalam kelompok jika ia diolok-olok
karena mulutnya mengeluarkan bau tak sedap? Proses pembelajaran itu dapat terhambat
hanya karena masalah kesehatan gigi, karena masalah gigi bisa membuat anak kehilangan
percaya diri, sekaligus kehilangan konsentrasi. Gigi yang apik, sehat dan terawat sangat
penting untuk membangun rasa percaya diri anak sejak usia dini.
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya
kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan atau masyarakat
dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik.
Proses pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan kemampuan potensial
siswa menjadi kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup lahir dan batin. Proses
pendidikan adalah terbentuk dan adanya perubahan perilaku karena proses interaksi antara
individu dengan lingkungan dan terjadi melalui suatu proses. Perubahan yang diharapkan
terjadi dalam proses pendidikan bukanlah sekedar penambahan atau pengurangan perilaku
atau keterampilan, namun perubahan struktur pola perilaku dan pola kepribadian menuju pola
yang makin sempurna. Perubahan kualitas tingkah laku secara implisit adalah kemampuan
dan keterampilan siswa bertambah untuk mengerjakan beraneka ragam tugas dan pekerjaan.
Proses pendidikan bergantung pada partisipasi siswa, dan diharapkan terjadi
komunikasi yang bersifat dua arah. Keuntungan dari komunikasi yang bersifat dua arah di
dalam pendidikan yaitu dapat memberikan suatu informasi baru yang lebih bagi siswa. Hasil
akhir yang diharapkan melalui proses pendidikan yaitu siswa mempunyai kemampuan dan
keterampilan secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir bathin, dan meningkatkan
perannya sebagai pribadi, anggota keluarga, dan makhluk Tuhan.
Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha yang secara emosional akan
menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati, dan akhirnya
secara fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan
pribadi.14 Maksud dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada
hakekatnya adalah memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan
mengenai gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak
sehingga mereka dapat membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan
kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada giginya.
Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, dapat berperan aktif dalam upaya menunjang
kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, merubah pola tingkah laku seseorang untuk
hidup sehat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut, serta menunjang
pembangunan kesehatan secara umum.
Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam menunjang
kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan
kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus
karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi
sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa
nanti. Usaha menanggulangi serta memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga
kesehatan dan peran serta orang tua.

Peran Orang tua


Peran ibu dan ayah dalam membesarkan anak adalah bagian terpenting dalam
mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Salah satunya dengan mengembangkan
prilaku sehat sejak dini pada anak. Untuk membentuk pola hidup sehat pada anak, bukan
hanya menjadi tugas orang tua semata,tapi juga sekolah. Apabila anak luput dari pola hidup
sehat maka dapat menggagalkan pembentukan hari depan bagi tubuh yang sehat.
Namun,dibandingkan sekolah, peran orang tua lebih besar dalam pembentukan pola hidup
sehat ini,karena orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dirumah.
Kedekatan anak dengan orang tuanya pada beberapa menit pertama dan beberapa jam
setelah lahir, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan perilaku
anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orang tua terbentuk saat orang tua mengendong
bayinya dengan lembut dan penuh cinta. Dalam gendongan orang tua, anak merasakan rasa
aman seperti yang dirasakannya selama di dalam kandungan.Pada usia 2 tahun terjadi proses
identifikasi yaitu proses mengadopsi sifat, sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat,
sikap dan pandangannya sendiri. Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara
menirunya. Orang tua akan menjadi contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas sebagai panutan
ini akan lebih sulit jika orang tua mengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu
menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur terikat
dengan perilakunya. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan orang tua untuk
membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Usia ini adalah saat paling baik
untuk mulai mengajarkan anak menggunakan sikat gigi.
Orang tua sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ayah
mempunyai peran yang besar dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah bagi keluarga,
bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut bukan hanya kebutuhan materil, namun juga kebutuhan psikologi. Ibu juga
mempunyai peran yang besar dalam merawat anak terutama karena ibu lebih banyak
menghabiskan waktu bersama anaknya. Ayah, seperti yang dikatakan ahli World Health
Organization, menyatakan bahwa perawatan anak adalah hal yang sama pentingnya dengan
pekerjaannya. Seorang ayah harus aktif dan setara dalam memberikan kontribusi ke semua
aspek rumah tangga dan perawatan anak. Sering kali, ayah menunda untuk merawat anaknya
sampai anaknya tumbuh lebih besar. Jika seperti ini maka ayah kehilangan waktu berharga
bersama anaknya dan istri menjadi ahli mengurus anak sementara ayahnya masih berencana
menunda fathering (peran ayah). Ayah mungkin tidak akan merawat anak seperti yang
dilakukan ibu, namun ayah tetap dapat ikut ambil bagian dalam merawat dan mengikuti
tumbuh kembang anak. Peran ayah dalam merawat anak dapat apa saja, misalnya dengan
menemani anak bermain, mengawasi anak melakukan sesuatu hal baru, menyediakan
kebutuhan-kebutuhan anak, mengobati ketika anak terluka atau sakit, dan sebagainya. Dalam
merawat anaknya orang tua harus memperhatikan pemeliharaan kesehatan anak. Dalam
memelihara kesehatan anak, orang tua perlu pengetahuan tentang kesehatan anak sehingga
dapat membantunya menghadapi berbagai kemungkinan gejala yang akan timbul pada
anaknya.
Untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, orang tua perlu mengetahui berbagai
hal tentang kesehatan gigi dan mulut. Dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut orang
tua perlu mengajari anaknya cara menyikat gigi sedini mungkin, usia yang paling baik untuk
mengajari anak menyikat gigi adalah usia 2 tahun. Setelah anak diajarkan untuk menyikat
gigi sebaiknya orang tua mengawasi anak ketika menyikat giginya apakah sudah dibersihkan
dengan baik dan benar. Untuk menyikat gigi, orang tua harus menyediakan sikat gigi yang
sesuai ukurannya dengan anak dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Edukasi tentang

pemeliharaan kesehatan gigi pun sebaiknya diberikan kepada anak, seberapa pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu
pagi hari sebelum sarapan dan sebelum tidur malam, dan memberitahukan kepada anak
tentang makanan-makanan yang dapat merusak gigi dan apa tindakan atau upaya orang tua
dalam menyiasati agar anak tidak terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan tersebut,
dan membiasakan anak untuk menyukai sayuran dan buah-buahan untuk mendukung
pertumbuhan tulang dan gigi anak.
Orang tua perlu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa gigi dan mulut anak
sejak dini yaitu mulai usia 2 tahun, dan bukan membawa anak ke dokter gigi hanya karena
ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi secara rutin, 6 bulan sekali untuk
mengetahui perkembangan pertumbuhan gigi dan merawatnya jika diperlukan. Orang tua
juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan mulut anak misalnya melihat adanya gigi yang
berlubang, karang gigi, gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi
tumbuh berlapis, gigi berjejal, dan lainnya).
GIZI PADA ANAK USIA DINI
Periode sesudah masa bayi hingga berusia lima tahun disebut periode masa
prasekolah. Usia ini merupakan periode berat karena kondisi kesehatan anak masih belum
stabil. Usia ini merupakan periode berat karena kondisi kesehatan anak masih belum stabil.
Jika makanan yang diberikan tidak memenuhi standar gizi, anak mudah terserang infeksi,
terutama diare atau cacingan. Jika terserang, anak akan menjadi kurus, kurang bersemangat,
cengeng, cenderung lamban, dan bodoh. Karena itu, kebutuhan gizinya yang semakin besar
sejalan dengan perkembangan fisiknya harus diperhatikan (Widjaja, 2002).
Otak anak mempunyai satu triliun sel otak dan bertriliun- triliun sambungan antar sel
saraf otak. Bila tidak distimulasi sejak dini, sambungan ini akan musnah. Layaknya daun di
musim gugur, potensi mereka pun akan berguguran. Usia balita disebut sebagai the golden
age (usia keemasan) seorang manusia.
Penelitian mengenai otak manusia telah menunjukkan bahwa perkembangan
intelektual otak berkembang pesat menjadi 50% potensi otak dewasa pada empat tahun
pertama sejak anak dilahirkan. Usia empat hingga delapan tahun bertambah 30%, selanjutnya
hingga delapan tahun bertambah 30%, selanjutnya hingga 18 tahun bertambah 20%. Hal ini
menunjukkan bahwa stimulus otak yang dilakukan pada empat tahun pertama kehidupan
seorang anak akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan ( Mushoffa, 2009).
Anak usia dini termasuk dalam kelompok umum prasekolah. Pada usia ini
pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2
kg, kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, di mana sistem tubuh sudah mencapai
kematangan. Sedangkan pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah
rata-rata 6,75-7,5 centi meter setiap tahunnya (Hidayat, 2005).
Pada masa ini, anak sering dikenal sebagai masa keras kepala. Akibat pergaulan
dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan.
Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan
bagi tubuhnya sehingga anak mengalami kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi
oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan
sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makanan pada anak
(Uripi, 2004).
Perawatan kesehatan dan gizi anak usia dini memang harus menjadi perhatian yang
sangat penting dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak didik,baik
disekolah maupun dilingkungan rumah.oleh karena itu,peran orang tua juga sangat

menentukan keberhasilan dalam pengasuhan maupun perawatan kesehatan dan gizi anak agar
anak mempunyai kualitas yang baik untuk masa depannya.
Menurut pedapat Martorell 1995 kekurangan gizi pada usia dini berdampak pada
terganggunya tumbuh kembang anak,rendahnya kemampuan kognitif yang terlihat dari
IQ,rendahnya kematangan soial pada saat usia sekolah yang ditunjukkan dengan rendahnya
perhatian.kemampuan belajar dan pencapaian prestasi disekolah. Disisi lain imunitas anak
juga rendah sehingga rentan terhadap penyakit infeksi.
Beberapa pasal pada Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
yang mengamanatkan masalah gizi dan kesehatan sebagai hak anak. Gizi dan kesehatan
sebagai prasyarat penting dalam keberhasilan pendidikan anak usia dini,karena :
1) Zat gizi merupakan bahan pembentuk otak dan organ lain yang berhubungan dengan
perkembangan anak
2) Zat gizi diperlukan sebagai neurotransmitter
3) Zat gizi berpran dalam pembentukan imunitas anak
4) Kesehatan merupakan garansi bagi kelangsungan proses pendidikan anak usia dini
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering
diartikan sebagai ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk
menghasilkan tenaga (Irianto, 2008,p.2).
Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu
secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kebutuhan gizi
setiap individu berbeda-beda tergantung beberapa faktor yang mempengaruhinya. Penilaian
standar kecukupan gizi bepedoman pada Angka Kebutuhan Gizi (AKG) (Yuniastuti,
2008,p.103).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Keadaan gizi seseorang dapat dikatakan baik bila terdapat
keseimbangan antara perkembangan fisik dan perkembangan mental anak tersebut.
Berkenaan dengan hal tersebut terdapat kaitan yang erat antara tingkat keadaan gizi dengan
konsumsi makanan, tingkat keadaan gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan gizinya
terpenuhi. Keadaan gizi seseorang banyak ditentukan oleh konsumsi pada masa lalu. Ini
berarti bahwa konsumsi gizi masa kanak-kanak memberi andil terhadap status gizi masa
dewasa (Anonim, 2012).
Menurut Behrman (1996), Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak serta
mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan
energi dan protein, anemia dan lain-lain. Selain itu kebutuhan nutrisi dapat membantu dalam
aktifitas sehari-hari karena nutrisi merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ
dalam tubuh, dan juga sebagai sumber pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai
sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 3035% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah
mengandung zat gizi yang seimbang (Hidayat, 2005).
Prioritas nutrisi adalah energi dan protein, namun tidak mengabaikan kebutuhan zat
gizi lainnya masukan energi dan protein yang kurang pada masa ini akan berdampak pada
perkembangan otak dan susunan syaraf menjadi terhambat (Mitayani, 2010).

Tabel Kebutuhan Konsumsi Energi dan Protein Anak Balita Berdasarkan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata per hari.
No

Golongan Umur
Berat Badan
Tinggi
(Tahun)
(Kg)
Badan (Cm)
1.
13
12
90
2.
2-4
17
110
Sumber: Widya Karya Nasinal Pangan dan Gizi VIII, 2004

Energi
(Kkal)
1000
1550

Proteni (Gr)
25
39

Energi
Energi yang diperlukan tubuh dapat bersumber dari zat gizi karbohidrat, lemak, dan
protein. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kalori,1 gram protein
menghasilkan 4 kalori, dan 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Menurut Beck (2000),
energi diperlukan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, yaitu untuk proses
pertumbuhan dan mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil, dan gerakan otot untuk
aktivitas (Uripi, 2004). Energi atau kalori sangat berpengaruh terhadap laju pembelahan sel
pembentukan struktur organ-organ tubuh. Apabila energi berkurang maka proses dan
pembelahan sel akan terganggu dapat mengakibatkan organ-organ tubuh dan otak anak
mempunyai sel-sel yang lebih sedikit dari pada pertumbuhan normal (Asydhad, 2006).
Protein
Protein merupakan zat makanan bagian terbesar tubuh sesudah air, seperlima bagian
tubuh adalah protein. Protein bertindak sebagai prekusor sebagian besar koenzim, hormon,
asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan, membangun serta
memelihara sel-sel jaringan tubuh (Mitayani, 2010). Protein berfungsi sebagai zat pembangun
bagi jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Kebutuhan protein menurut
FAO/WHO adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan
memungkinkan produksi protein yang diperlukan pada masa pertumbuhan atau masa balita.
Sumber protein hewani yang baik, terutama dilihat dari segi jumlah maupun mutu adalah
daging sapi, daging ayam, ikan, udang, hidangan laut, susu, telur dan semua jenis olahannya.
Sumber protein nabati, contohnya jamur dan kacang kedelai dan semua olahannya, seperti
tempe, tahu, oncom kecap (Sutomo, 2008).
Berdasarkan penjelasan dari uraian latar belakang tersebut, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, Antara lain :
1. Bagaimana efektivitas gerakan gigi sehat & gizi hebat di PKBM Baitul Muslimin
Kecamatan driyorejo ?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan gerakan gigi sehat & gizi
hebat di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo ?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penalitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan efektivitas gerakan gigi sehat & gizi hebat di PKBM Baitul Muslimin
Kecamatan driyorejo.
2. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan gerakan gigi sehat & gizi
hebat di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui efektivitas yang menurut Effendy,
(1989:14) bahwa efektivitas adalah tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.

Teori efektifitas ini, di tujukan pada pelaksanaan Gerakan gigi sehat & gizi hebat yang
artinya adalah suatu program kegiatan yang diberikan pada peserta didik tingkat PAUD
maupun RA serta para orang tuanya, yang diselengarakan oleh lembaga PAUD agar peserta
didik mampu membiasakan diri untuk menggosok gigi minimal dua kali sehari serta para
orang tua mengetahui pentingnya makanan bergizi untuk anak - anak serta mampu merawat
dan menjaga kandungan gizi makanan untuk anak anaknya. Materi dalam Gerakan gigi
sehat & gizi hebat bisa berupa pentingnya merawat kesehatan gigi, cara menggosok gigi yang
benar, pentingnya kesehatan gizi bagi anak usia dini, makanan makanan yang bergizi, dan
lain sebagainya.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5)
mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang dapat diamati.
Subyek penelitian ini diperoleh dari para informan yang dapat dipercaya dan
mengetahui tentang kajian dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah : Pendidik
PAUD dan RA yang berjumlah 6 orang dipilih semuanya sebagai informan, karena mereka
juga sebagai pengawas jalannya gerakan gigi sehat & gizi hebat. Peserta didik tingkat PAUD
dan RA yang berjumlah 60 anak dipilih 15 anak sebagai informan. Pemilihan 15 anak ini
sebagai sample menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti menganggap anak
tersebut sebagai informan yang terpercaya serta sesuai dengan yang diinginkan peneliti, yaitu
anak tersebut rutin datang ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan gigi mereka.
Para orang tua/wali murid yang berjumlah 23 orang dipilih 3 orang sebagai informan.
Pemilihan 3 orang sebagai perwakilan dari orang tua/wali murid ini sebagai sample
menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti menganggap para orang tua/wali
murid tersebut sebagai informan yang terpercaya serta sesuai dengan yang diinginkan
peneliti, yaitu orang tua tersebut mengerti makanan yang baik untuk dikonsumsi anaknya
serta rajin memeriksakan kesehatan anaknya. Serta informan dari PKBM sebagai sample ini
mengunakan teknik purposive sampling yaitu peneliti menggangap pamong belajar tersebut
sebagai informan yang dapat memperlancar penelitian karena mereka sering membantu
apabila ada kegiatan di PKBM Baitul Muslimin.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan seluruh data dari
responden terkumpul. Dalam hal ini, peneliti menggunakan triangulasi (Moleong, 2005: 330).
Triangulasi sumber adalah triangulasi dengan berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dalam penelitian. Hal ini dapat
dicapai dengan membandingkan data hasil observasi dengan data wawancara. Data dari
beberapa sumber kemudian dideskripsikan, dikategorikan, mana yang sama, dan yang
berbeda. Data yang telah dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan selanjutnya
dimintakan (member chcek) dengan beberapa sumber tersebut.
Triangulasi teknik adalah triangulasi dengan mengumpulan data untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada informan yang sama dengan
teknik yang berbeda. Data yang diperoleh peneliti dari wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dan dokumentasi.
Triangulasi Penyidik adalah triangulasi dengan jalan memanfaatkan penelitian atau
pengamatan lainnya untuk pengecekan data supaya mengruangi kemelencengan dalam
pengumpulan data.

Dalam hal ini peneliti tidak hanya mengunakan trianggulasi data saja, tetapi juga
mengunakan : Member checks, Nasution (dalam Riyanto 2006:20) berpendapat bahwa
Member checks adalah mengecek kembali data yang telah diperoleh. Mengecek kesesuaian
informasi atau data ini dengan cara mengulang kembali pertanyaan atau mengungkapkan
jawaban yang didapat oleh peneliti dari informan. Teknik ini juga sangat penting dilakukan
dengan upaya untuk menguji atau memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh. Pada
informan yang terlibat dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dan pandangan mereka
terhadap data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
Serta diskusi teman sejawat yaitu memperlihatkan hasil wawancara yang sudah di
lakukan oleh peneliti untuk ditunjukkan kepada teman sejawat dengan maksud dapat
memberikan masukan terhadap data yang dikumpulkan saat berada dilapangan. Teman
sejawat dalam penelitian ini adalah teman mahasiswa yang sama-sama melakukan penelitian
di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo.
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penyajian data yang digunakan untuk mengetahui efektivitas
melalui komponen pembelajaran yang saling bersinergis, yaitu mengenai raw input
(pendekatan kepada peserta didik PAUD dan RA serta Orang Tua / Wali Murid),
environmental input (materi, media, metode dan sarana pembelajaran), serta instrumental
input (setting dan sarana pembelajaran). Berikut ini hasil analisa data dari hasil penyajian
data yang di sesuaikan dengan teori secara berurutan untuk mengetahui :
1. Efektivitas gerakan gigi sehat & gizi hebat, yaitu sebagai berikut :
a. Raw Input
Dalam kegiatan gigi sehat pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
perilaku, sedangkan dalam kegiatan gizi hebat menggunakan pendekatan
andragogi. Sehingga kegiatan gerakan gigi sehat & gizi hebat yang dilaksanakan
di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo menggunakan pendekatan
perilaku dan pendekatan andragogi. Penggunaan pendekatan perilaku dan
pendekatan andragogi dalam gerakan gigi sehat & gizi hebat sudah tepat.
Pendekatan perilaku menganggap bahwa konsep konsep tidaklah berasal
dari dalam diri anak dan tidak berkembang secara spontan. Konsep konsep
tersebut harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak. Kelas yang menganut
pada konsep perilaku ini menggunakan pengajaran yang berpusat pada pendidik,
berdasarkan pengajaran yang bersifat eksplisit yang mengisi anak anak
sepanjang waktu, ibarat kita seperti mengisi ember.
Pendidik memberikan informasi khusus dengan cara menggurui. Informasi
ini biasanya dianalisa dengan cermat. Pendidik dianggap sebagai pemilik semua
informasi, tugas pendidik adalah menyampaika pengetahuan kepada anak anak.
Anak diharapkan menguasai suatu konsep melalui pengulangan informasi dan
praktek.
Kedua, mendorong peserta didik untuk mengemukakan pengalaman
sehari-harinya. Hal ini bisa dilihat dari upaya pendidik PAUD yang selalu
menunjuk salah satu peseta didik tingkat PAUD maupun RA untuk berbicara
terlebih dahulu tentang pengalamannya. Dengan mengungkapkan pengalaman,
maka permasalahan yang dihadapi bisa diketahui pemateri, sekaligus pemateri
dapat memberikan penjelasan yang benar apabila ada permasalahan atau hal yang
dianggap kurang tepat.
Ketiga, mendorong peserta didik untuk aktif saat proses kegiatan
berlangsung. Karena kebanyakan dari peserta didik malu untuk berbicara, maka

setiap selesai menyampaikan materi penyuluhan, narasumber menunjuk salah satu


peserta didik untuk menanggapi materi tersebut atau menjawab pertanyaan yang
diajukan narasumber, serta memberikan apresiasi kepada peserta didik yang mau
bercerita dan menjawab pertanyaan narasumber meskipun secara singkat dengan
ucapan terima kasih.
Kempat, untuk memberikan keberanian kepada peserta didik agar mereka
berani untuk bercerita atau menjawab pertanyaan, setelah penyampaian materi
peserta didik ditunjuk secara bergantian untuk berdiri di depan bercerita
pengalaman sehari-hari secara bergantian.
Kemudian ciri yang kelima, berpusat pada kebutuhan peserta didik, hal ini
sudah diberikan dan dipenuhi oleh pemateri yaitu peserta didik mendapatkan
penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang benar dan mendapatkan sikat gigi
secara gratis.
Sesuai dengan apa yang diartikan Sudjana dalam Bukunya Pendidikan
Non Formal Wawasan Sejarah Perkembangan Filsafat Teori Pendukung Azas
(2005), disebutkan bahwa, andragogi berasal dari bahasa Yunani andra dan
agogos. Andra berarti orang dewasa dan Agogos berarti memimpin atau
membimbing, sehingga andragogi dapat diartikan ilmu tentang cara membimbing
orang dewasa dalam proses belajar. Atau sering diartikan sebagai seni dan ilmu
yang membantu orang dewasa untuk belajar (the art and science of helping adult
learn).
Pendekatan andragogi yang digunakan dalam pembelajaran oleh pemateri
sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Keluarga yang di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012. Untuk ciri-ciri
pendekatan andragogik sebagai berikut : pertama, materi diberikan bukan hanya
sebagai transformasi dari pemateri ke orang tua saja, tetapi lebih ke berbagi
pengalaman apa yang dialami pemateri dulu, serta mengambil contoh tentang
kebiasaan orang tua atau masyarakat sekitar saat mengasuh dan mendidik anaknya
dalam kehidupan sehar-hari.
Kedua, mendorong orang tua / wali murid untuk mengemukakan
pengalaman sehari-harinya. Hal ini bisa dilihat dari upaya pemateri yang selalu
menunjuk salah satu orang tua untuk berbicara terlebih dahulu tentang
pengalamannya.
Ketiga, mendorong orang tua / wali murid untuk aktif saat proses
pembelajaran berlangsung. Karena kebanyakan dari orang tua malu untuk maju ke
depan, maka setiap akan mempraktekkan materi pemateri menunjuk salah satu
orang tua untuk membantu pemateri saat mempraktekkan materi.
Kempat, untuk memberikan keberanian kepada orang tua agar mereka
berani untuk maju kedepan, sebelum mempraktekkan materi orang tua ditunjuk
secara bergantian untuk bekerjasama dengan pemateri berdiri di depan untuk
membantu pemateri dalam mempraktekkan materinya.
Pengunaan pendekatan perilaku dan pendekatan andragogi yang digunakan
dalam Gerakan gigi sehat & gizi hebat bisa dibilang efektif meskipun pada
beberapa poin pemateri harus bersusah payah dulu agar peserta didik mau maju
kedepan menceritakan pengalamannya secara bergantian di depan kelas serta para
orang tua / wali murid mau membantu membantu pemateri mempraktekkan materi
yang disampaikan di depan kelas secara bergiliran

b. Environmental Input (Materi, Media, Metode Dan Sarana Pembelajaran)


Materi pembelajaran yang diberikan untuk gerakan gigi sehat meliputi :
pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi, cara menggosok gigi yang benar,
serta cara merawat kesehatan gigi. Pengembangan materi disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik PAUD dan RA.
Sedangkan materi pembelajaran yang diberikan untuk gerakan gizi sehat
berdasarkan Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga yang
di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012. Bahwa salah satu tujuan dari
program pelaksanaan Parenting Education adalah meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan orangtua dalam melaksanakan proses optimalisasi seluruh
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Pengembangan materi untuk kegiatan gizi hebat meliputi : pentingnya
perawatan kesehatan dan gizi anak sejak dini, jenis jenis makanan yang bergizi,
serta beberapa makanan yang dapat dijadikan pilihan untuk camilan sehat anak.
Pengembangan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yakni para
orang tua / wali murid PAUD maupun RA di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan
driyorejo.
Efektifitas pelaksanaan gerakan gigi sehat dan gizi hebat di PKBM Baitul
Muslimin Kecamatan driyorejo ini dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari adanya kegiatan rutin menggosok gigi yang dilaksanakan setiap satu
minggu sekali untuk peserta didik PAUD maupun RA, serta beberapa orang tua /
wali murid yang telah membawakan bekal untuk anak anak yang dimasak
sendiri dirumah.
Beberapa materi yang disampaikan untuk kegiatan gizi hebat diantaranya :
a) Perkembangan anak
Memberitahukan perkembangan anak kepada orang tua saat di
lembaga agar orang tua turut memperhatikan perkembangan bagi anaknya
juga saat dirumah. Pemberitahuan tentang perkembangan anak dari pemateri
sudah sesuai dengan pendapat ahli Hurlock (1956) yang mengemukakan
bahwa tumbuh kembang anak, meliputi : sistem syaraf, otot-otot, struktur
fisik tubuh dan kelenjar endokrim yang menyebabkan munculnya polah
tingkah laku baru. Pendapat mengenai tumbuh kembang anak sudah
diberitahukan langsung kepada orang tua melalui contoh secara kongkrik
aktivitas anak selama di lembaga serta pentingnya merawat kesehatan anak
sejak usia dini.
Keberhasilan penyampaian materi tersebut dapat diketahui dari
penuturan orang tua, yaitu ibu Susi saat dirumah mengajarkan anaknya
untuk menggosok gigi tiga kali dalam sehari. Lain dengan yang dilakukan
ibu Sri, yaitu membawakan bekal untuk anaknya Rizka setiap hari agar
anaknya tidak perlu lagi membeli jajanan disekolah.
b) Mengatur menu makanan bergizi
Orang tua sudah bisa menerapkan menu makanan bergizi yaitu empat
sehat lima sempurna. Meskipun banyak anak yang tidak suka makan
sayuran, kini anak sudah mulai menyukai yang namanya sayuran. Karena
setiap hari selasa dan kamis orangtua diharuskan mengisi bekal makanan
anak yang ada sayurannya sebagai pembiasaan.
Menurut Prof. Poorwo Sudarmo yang merupakan seorang pakar gizi
yang biasa dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia memberikan pemahaman
tentang pentingnya makanan bergizi dengan dicetuskannya slogan yang

cukup mudah diingat yaitu 4 Sehat 5 Sempurna yang terdiri dari karbohidrat
(didapat dari makanan pokok), protein (dari tahu, tempe, daging-dagingan
dan telur), mineral (dari sayur-sayuran), dan vitamin (dari buah-buahan).
Keempat unsur sehat tersebut akan menjadi sempurna manakala ditambah
dengan satu jenis minuman multimanfaat yaitu susu. Sehingga pemberian
materi empa sehat lima sempurna sudah tepat.
Penyajian menu makanan bergizi oleh orang tua pada anak dapat
diketahui saat ada kegiatan makan bersama setiap 2 minggu sekali yang
diselenggarakan di PKBM. Bekal makan anak tidak hanya berisi sayuran
saja, tetapi ada nasi atau mie, lauk pauk seperti: ayam, daging, telor, tempe,
tahu dan ada juga yang mambawa jambu atau mangga dari rumah. Untuk
minumanya terkadang membawa air putih atau susu.
Metode Pembelajaran, Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia
Dini Berbasis Keluarga yang di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012
menyebutkan ada enam metode yang dapat digunakan dalam kegiatan Parenting
Education, antara lain :
1) Ceramah,
2) Diskusi kelompok,
3) Bermain peran/simulasi,
4) Kunjungan lapangan, dan
5) Praktek.
Dari ke lima metode yang dapat digunakan dalam kegiatan ini, hanya dua
saja yang di terapkan yaitu metode ceramah kunjungan lapangan dan praktek,
dalam kegiatan gigi sehat dan gizi hebat serta ada satu penambahan metode lagi
yaitu metode tanya jawab sebagai pendukung dari metode ceramah. Meskipun
hanya mengunakan tiga metode (ceramah kunjungan lapangan dan praktek) di
tambah dengan metode tanya jawab, ini sudah bisa menjelaskan tentang materi
pentingnya menjaga kesehatan anak sejak usia dini secara jelas.
Media Pembelajaran, Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007:4)
Media yang digunakan dalam pembelajaran dinamakan media pembelajaran.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga yang
di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012 menyebutkan ada tujuh media
pembelajaran yang dapat digunakan antara lain :
1) Lembar info (leaflet, brosur, poster).
2) Flipchart (lembar balik).
3) Audio-visual (VCD, radio, televisi, proyektor, film).
4) Klipping (kumpulan berita dari berbagai media cetak).
5) Booklet.
6) Komik dan buku-buku bacaan pendamping lain. dan
7) Media lain yang mendukung.
Dari ke tujuh media yang di anjurkan untuk digunakan dalam kegiatan gigi
sehat dan gizi hebat, hanya dua media saja yang digunakan untuk membantu
dalam proses pembelajaran yakni : audio-visual (televisi dan VCD) serta modul
sebagai bacaan pendamping.

Meskipun tidak semua media yang di anjurkan oleh Petunjuk Teknis


Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga, tetapi pembelajaran tetap berjalan
dengan baik karena kedua media yang digunakan tadi berfungsi dengan baik
untuk membantu memperlancar pembelajaran.
c. Instrumental Input (setting dan sarana pembelajaran).
Instrumental input berupa setting pembelajaran yang mana dalam kegiatan
awal semua peserta didik menghadap ke depan berfokus pada pemateri. Seiring
berjalannya waktu setting pembelajaran ini dirasa kurang efektif karena peserta
didik yang belakang asyik ngobrol sendiri. Oleh karena itu setting
pembelajarannya diganti dengan setting tempat berbentuk huruf U, sehingga
peserta didik bisa lebih fokus untuk menerima materi dan tidak ada yang ngobrol
sendiri.
Selain setting pembelajaran juga ada suasana pembelajaran. Dalam
kegiatan praktek mennggosok gigi suasana pembelajarannya menyenangkan
karena pemateri memberikan sikat gigi dan pasta gigi secara gratis untuk peserta
didik PAUD maupun RA, materi yang disampaikan juga di bumbuih canda tawa.
Sehingga raw input bisa dikatakan efektif karena peserta didik merasa senang saat
mendapatkan sikat gigi gratis dan pemateripun juga terbantu dalam praktek materi
yang diberikan.
Setting pembelajaran untuk kegiatan gizi hebat juga berjalan dengan lancar
karena pemateri memberikan hasil masakan yang untuk semua orang tua / wali
murid disana. Sehingga raw input bias dikatakan efektif karena para orang tua /
wali murid dapat merasakan sendiri makanan yang dimasak disana dan dapat
membawa pulang masakannya sendiri.
2. Faktor pendukung dan penghambat gerakan gigi sehat dan gizi hebat
Berikut ini faktor-faktor pendukung dari kegiatan parenting education adalah
sebagai berikut :
1) Materi disampaikan dan dikemas secara baik oleh pemateri, serta suasana
pembelajaran yang kondusif dapat dibangun dengan baik saat proses
pembelajaran.
2) Penyampain materi disampaikan dengan santai dan memberikan materi praktek
untuk orang tua / wali murid, sehingga kegiatan gizi hebat mudah dipahami.
3) Media yang digunakan adalah audio-visual (televisi dan VCD) untuk kegiatan gigi
sehat serta adanya modul sebagai bacaan pendamping untuk para orang tua / wali
murid.
4) Pendidik PAUD maupun RA di PKBM Baitul Muslimin juga senantiasa
membantu pengawasan kegiatan yang diselenggarakan.
Berikut ini faktor-faktor penghambat dari kegiatan parenting education adalah
sebagai berikut:
1) Dalam pemberian materi kepada peserta didik PAUD maupun RA serta pada
orang tua / wali murid, peserta didik maupun orang tua / wali lebih banyak
bersikap pasif. Mereka bersedia bercerita pengalaman sehari-hari ataupun maju ke
depan kelas apabila sudah ditunjuk oleh pemateri terlebih dahulu.
2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan & kesehatan
gigi. Serta masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gizi yang baik
untuk anak anaknya.

3) Tidak semua peserta didik mau untuk di ajak belajar menggosok gigi yang benar,
ada beberapa peserta didik yang lebih senang untuk bermain main.
4) Pada awalnya respon masyarakat kurang terbuka, namun seiring berjalannya
waktu meraka justru antusias setelah menetahui program pelatihan memasak yang
diadakan.
PENUTUP (SIMPULAN)
Setelah melakukan penelitian, diketahui bahwa komponen-komponen pembelajaran
seperti : pendekatan perilaku dan pendekatan andragogig yang digunakan dalam
pembelajaran pada peserta didik PAUD dan RA serta pada orang tua / wali murid, materi,
metode, media, suasana dan setting pembelajaran sudah saling bersinergis dengan baik
sehingga output yang di inginkan oleh lembaga yaitu anak anak PAUD maupun RA
membiasakan untuk menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari serta para orang tua /
wali murid mampu memahami pentingnya menjaga kesehatan gizi anak sejak usia dini. Serta
dapat mempraktekkan materi yang disampaikan pemateri dalam kehidupan sehari hari.
Efektivitas Gerakan Gigi Sehat Dan Gizi Hebat Di PKKBM Baitul Muslimin
Kecamatan Driyorejo dapat diketahui, yakni:
a) Perkembangan anak
Orang tua mengetahui tentang perkembangan anaknya, sehingga orang tua mengerti apa
yang harus di ajarkan pada anak saat di rumah terutama masalah kesehatan.
b) Mengatur menu makanan bergizi
Orang tua / wali murid yang membawakan bekal makanan yang dimasak sendiri
dirumah untuk anaknya. Serta adanya kegiatan makan bersama yang diadakan setiap 2
minggu sekali di PKBM Baitul Muslimin.
Untuk faktor pendukung dan penghambat kegiatan gigi sehat dan gizi hebat adalah
sebagai berikut:
1) Materi disampaikan dan dikemas secara baik oleh pemateri.
2) Penyampain materi disampaikan dengan santai.
3) Media yang digunakan adalah audio-visual (televisi dan VCD) serta modul sebagai
bacaan pendamping.
4) Pendidik PAUD maupun RA di PKBM Baitul Muslimin juga senantiasa membantu
pengawasan kegiatan yang diselenggarakan.
Berikut ini faktor-faktor penghambat dari kegiatan parenting education adalah sebagai
berikut:
1) Dalam pemberian materi kepada peserta didik PAUD maupun RA serta pada orang tua /
wali murid, peserta didik maupun orang tua / wali lebih banyak bersikap pasif.
2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan & kesehatan gigi.
3) Tidak semua peserta didik mau untuk di ajak belajar menggosok gigi yang benar.
4) Pada awalnya respon masyarakat kurang terbuka.

Referensi
M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar
Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda
Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda
Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama
Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekataan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D.Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks.
Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa, dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta:
PT.Bumi Aksara
UU No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat
http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori efektivitas.html
(diunduh : Sabtu, 13 desember 2014 pukul 19.00)
http://imyminemejery-imymineme.blogspot.com/2013/01/program-parenting pada
-kelompok-bermain_4126.html
(diunduh : Sabtu, 13 desember 2014 pukul 19.10)
http://pgtkplus.000space.com.
(diunduh : Sabtu, 13 desember 2014 pukul 19.20)
http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini/
(diakses : Selasa, 16 desember pukul 18.00)
http://inyong-shubhi.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-tentang-pentingnya.html
(diakses : Selasa, 16 desember 2014 pukul 18.20)
http://tkislambaitussalam.wordpress.com/2011/03/03/pendektan-pembelajaran-bcct-kbmsistem-sentra/
(diakses : Selasa, 16 desember 2014 pukul 20.00)
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/05/pengertian-konsep-dan-teori-bcct.html
(diakses : Selasa, 16 desember 2014 pukul 20.30)

Você também pode gostar