Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKENARIO
Asmawati 12 years old girl is brought to emergency room (ER) at 03.00 am by her
parent with a severe shortness of breath (SOB). Her mother tells the attending doctor that
Asmawati has been suffering from common cold for 2 days and takes cold medicine from
over the counter. She also tells the doctor that her daughter is on her period. Asmawati has
been suffering from intermittent SOB since she was 3 years old usually triggered by physical
exercise, but usually can be controlled by salbutamol pills prescribed by her family doctor.
This is first attack that need hospitalization. Onintial survey the doctor sees a pale breathless
girl gasping for air using her respiratory muscles, RR 38 BP 130/90, on auscultation
expiration is prolonged with finerhonchi and distinct expiratory wheezing. With a diagnose of
acute asthma exacerbation the doctors immediately put her on nebulizer with salbutamol
which relieves her malady after 10 minutes. Further anamnesis reveals that her brother is
allergic to dust, mother has allergic rhinitis and father is a heavy smoker.
II.
KLARIFIKASI ISTILAH
No
Istilah
Arti
.
1.
2.
Salbutamol
yang pendek
Albuterol; obat untuk mengobati asma dan penyakit
3.
4.
5.
6.
Cold medicine
Fine rhonchi
Gasping
Wheezing
Acute asthma
7.
Nebulizer
Rhinitis
Allergic
III.
IDENTIFIKASI MASALAH
No
.
1.
Fakta
Asmawati 12 tahun di bawa ke ruang emergensi pukul
3 pagi dengan keluhan SOB
O-E
+
Concern
vvv
2.
3.
4.
5.
vv
vv
vv
dengan salbutamol
Pemeriksaan fisik : pucat, gasping, RR 38, BP 130/90,
auskultasi ekspirasi ditemukan rhonchi halus dan bunyi
6.
7.
IV.
ANALISIS MASALAH
1. Asmawati 12 tahun di bawa ke ruang emergensi pukul 3 pagi dengan keluhan SOB
a. Mengapa Asmawati mengalami SOB?
Karena adanya reaksi hiperresponsif sel imun tubuh terhadap suatu stimuli yang
merupakan akibat akibat dari obstruksi atau sumbatan jalan napas yang bersifat
reversibel dan terjadi secara episodik atau berulang
b. Apa hubungan udara dini hari dengan penyakit SOB?
2. Asmawati menderita flu selama 2 hari dan telah mengkonsumsi obat flu
a. Apa hubungan SOB dengan flu?
3. Asmawati mengalami menstruasi
a. Apa hubungan menstruasi dengan asma?
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan mentruasi atau pada saat wanita menopause.
4. Asmawati mengalami SOB sejak umur 3 tahun dipicu oleh banyak kegiatan fisik dan
biasanya bisa diatasi dengan salbutamol
a. Apa pengaruh kegiatan fisik dengan SOB?
b. Mengapa salbutamol bisa meredakan SOB?
Salbutamol termasuk golongan obat 2 - Agonist Inhalasi. Obat in berfungsi sebagai
bronkodilator selama 12 jam setelah pemakaian. Obat ini dapat mengurangi gejala
asma pada waktu malam, meningkatkan fungsi paru. Obat ini dapat menimbulkan
tremor pada bagian musculoskeletal, menstimulasi kerja cardiovascular dan
hipokalemia
5. Pemeriksaan fisik : pucat, gasping, RR 38, BP 130/90, auskultasi ekspirasi ditemukan
rhonchi halus dan bunyi wheezing yang jelas
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik Asmawati?
b. Bagaimana mekanisme terjadinya rhonchi halus dan bunyi wheezing yang jelas?
VI.
perokok pasif.
KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN
LEARNING
WHAT I
WHAT I
WHAT I HAVE
ISSUE
KNOW
DONT KNOW
TO PROVE
HOW I LEARN
Pencetus Asma
Menurut The Lung Association of Canada dalam VitaHealth (2006), ada dua faktor
yang menjadi pencetua asma :
1. Pemicu Asma (Trigger)
Pemicu asma dapat mengakibatkan mengencang atau menyempitnya
saluran pernapasan (bronkokonstriksi). Gejala-gejala dan
bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul
seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi
dalam waktu singkat.
Umumnya pemicu mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus
sehari-hari, seperti perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap
rokok, infeksi saluran pernapasan, gangguan emosi, dan olahraga yang
berlebihan.
2. Penyebab Asma (Inducer)
Penyebab asma dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) dan sekaligus
hiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari saluran pernapasan.
Penyebab asma dapat menimbulkan gejala-gejala yang umumnya
berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi.Umumnya
penyebab asma adalah allergen, yang tampil dalam bentuk ingestan yaitu
alergen yang masuk tubuh melalui mulut, inhalan yaitu alergen yang
dihirup masuk tubuh melalui hidung atau mulut, dan alergen yang didapat
melalui kontak dengan kulit.
Patofisiologi Asma Akut
5
Serangan asma terjadi apabila terpajan alergen sebagai pencetus. Pajanan alergen
tersebut menyebabkan terjadinya bronkokonstriksi, edema dan hipersekresi saluran napas
dengan hasil akhir berupa obstruksi saluran napas bawah sehingga terjadi gangguan
ventilasi berupa kesulitan napas pada saat ekspirasi (air trapping).
Terperangkapnya udara saat ekspirasi mengakibatkan peningkatan tekanan CO2 dan
pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan O2 dengan akibat penimbunan asam
laktat atau asidosis metabolik. Adanya obstruksi juga akan menyebabkan terjadinya
hiperinflasi paru yang mengakibatkan tahanan paru meningkat sehingga usaha napas
meningkat. Usaha napas terlihat nyata pada saat ekspirasi sehingga dapat terlihat
ekspirasi yang memanjang atau wheezing.
Adanya peningkatan tekanan CO2 dan penurunan tekanan O2 serta asidosis dapat
menyebabkan vasokonstriksi pulmonar yang berakibat pada penurunan surfaktan.
Penurunan surfaktan tersebut dapat menyebabkan keadaan atelektasis. Selain itu,
hipersekresi akan menyebabkan terjadinya sumbatan akibat sekret yang banyak (mucous
plug) dengan akibat atelektasis.
Tanda dan Gejala Asma
Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang di
timbulkan berupa batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, sesak
napas/susah bernapas, bunyi saat bernapas (whezzing atau ngik..ngik..), rasa tertekan di
dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas/susah bernapas. Gejala ini terjadi
secara reversibel dan episodik berulang. Pada keadaan asma yang parah gejala yang
ditimbulkan dapat berupa peningkatan distress pernapasan (tachycardia, dyspnea,
tachypnea, retracsi iga, pucat), pasien susah berbicara dan terlihat lelah.
Gejala asma dapat diperburuk oleh keadaan lingkungan, seperti berhadapan dengan
bulu binatang, uap kimia, perubahan temperature, debu, obat (aspirin, beta-blocker),
olahraga berat, serbuk, infeksi sistem respirasi, asap rokok dan stress. Gejala asma dapat
menjadi lebih buruk dengan terjadinya komplikasi terhadap asma tersebut sehingga
bertambahnya gejala terhadap distress pernapasan yang di biasa dikenal dengan Status
Asmaticus.
Status Asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernapasan whizing,
ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas), kemudian bisa berlanjut
menjadi pernapasan labored (pepanjangan ekshalasi), perbesaran vena leher, hipoksemia,
respirasi alkalosis, respirasi sianosis, dyspnea dan kemudian berakhir dengan tachypnea.
Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka suara whizing dapat hilang dan
biasanya menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan.
a. Glukokortikosteroid Inhalasi
Jenis obat ini digunakan selama satu bulan atau lebih untuk mengurangi gejala
inflamasi asma. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru, mengurangi
hiperresponsive dan mengurangi gejala asma dan meningkatkan kualitas hidup.
Obat ini dapat menimbulkan kandidiasis orofaringeal, menimbulkan iritasi pada
bagian saluran napas atas dan dapat memberikan efek sistemik, menekan kerja
adrenal atau mengurangi aktivitas osteoblast.
b. Glukokortikosteroid Oral
Mekanisme kerja obat dan fungsi obat ini sama dengan obat kortikosteroid
inhalasil. Obat ini dapat menimbulkan hipertensi, diabetes, penekanan kerja
hipothalamus-pituitary dan adrenal, katarak, glukoma, obaesitas dan kelemahan.
c. Kromones (Sodium Cromogycate dan Nedocromyl Sodium)
Obat ini dapat menurunkan jumlah eosin bronchial pada gejala asma. Obat ini
dapat menurunkan gejala dan menurunkan reaksi hiperresponsive pada imun
nonspecific. Obat ini dapat menimbulkan batuk-batuk pada saat pemakaian
dengan bentuk formulasi powder (GINA, 2005).
d. 2 -Agonist Inhalasi
Obat in berfungsi sebagai bronkodilator selama 12 jam setelah pemakaian. Obat
ini dapat mengurangi gejala asma pada waktu malam, meningkatkan fungsi paru.
Obat ini dapat menimbulkan tremor pada bagian musculoskeletal, menstimulasi
kerja cardiovascular dan hipokalemia
e. 2 -Agonist Oral
Obat ini sebagai bronkodilator dan dapat mengontrol gejala asma pada waktu
malam. Obat ini dapat menimbulkan anxietas, meningkatkan kerja jantung, dan
menimbulkan tremor pada bagian muskuloskeletal
f. Teofiline
Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma bronkial
dengan merelaksasi secara langsung otot polos bronki dan pembuluh darah
pulmonal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa mual, muntah,
diare, sakit kepala, insomnia dan iritabilitas. Pada level yang lebih dari 35
mcg/mL menyebabkan hperglisemia, hipotensi, aritmia jantung, takikardi,
kerusakan otak dan kematian
g. Leukotriens
Obat ini berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat ini berfungsi untuk mengurangi
gejala termasuk batuk, meningkatkan fungsi paru dan menurunkan gejala asma.
7
SINTENSIS
X.
KESIMPULAN
Ibu Arista menderita
HHD yang disebabkan oleh hipertensi yang ditandai dengan left ventricular
hipertrophy dan cardiomegaly
DAFTAR PUSTAKA
Supriyatno, Bambang. 2010. Terapi Kombinasi Pada Serangan Asma Akut Anak. Majalah
Kedokteran Indonesia 60(5): 232-236.
Anonim. (a.n). Fungsi Paru. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014 (00:11)