Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
kualitas
sumberdaya
manusia
yang
dilakukan
secara
Pada tahun 2000 Indonesia menempati urutan ke tiga setelah India dan
Brazil dalam hal penyumbang jumlah penderita kusta di dunia. Walaupun ada
penurunan yang cukup drastis dari jumlah kasus terdaftar, namun
sesungguhnya jumlah penemuan kasus baru tidak berkurang sama sekali.
Oleh karena itu, selain angka prevalensi rate, angka penemuan kasus baru
juga merupakan indikator yang harus diperhatikan (Depkes RI, 2005).
Pada 2002, 763.917 kasus ditemukan di seluruh dunia, dan menurut
WHO pada tahun itu, 90% kasus kusta dunia terdapat di Brasil, Madagaskar,
Mozambik, Tanzania dan Nepal. Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang
diperkirakan menderita kusta. Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003
menunjukkan India sebagai negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti
oleh Brasil dan Myanmar (Depkes RI, 2005).
Di Indonesia, jumlah penderita kusta dengan frekuensi tertinggi di
provinsi Jawa Timur yaitu mencapai 4 per 10.000 penduduk.selanjutnya
provinsi Jawa Barat mencapai 3 per 10.000 penduduk dan provinsi Sulawesi
Selatan yaitu 2 per 10.000 penduduk (Depkes RI, 2002).
Pada pertengahan tahun 2000, Indonesia telah mencapai eliminasi sesuai
target WHO. Pada tahun 2003, distribusi kusta menurut waktu yaitu Penderita
terdaftar di Indonesia pada akhir tahun Desember 2003 sebanyak 18.312
penderita yang terdiri dari 2.814 PB dan 15.498 MB dengan prevalens rate
0,86 per 10.000 penduduk terdapat di 10 provinsi, yaitu : Jawa Timur, Jawa
Barat, Sulawesi Selatan, Papua, NAD, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Maluku
Utara, dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2005).
Eliminasi kusta tingkat provinsi yang harus dicapai pada tahun 2005,
tentu sangat sulit dicapai apalagi mencapai eliminasi kusta tingkat kabupaten
tahun 2008 tanpa adanya dukungan dari berbagai program dan sektor terkait
(Depkes RI, 2005).
Penemuan penderita baru di Jawa Timur masih sangat tinggi. Pada tahun
2006 ditemukan penderita baru sebanyak 5.360 orang, dengan rincian jumlah
PB. 732 dan MB.4.628, dan yang telah selesai menjalani pengobatan (RFT)
tahunan 5.236, dengan Case Detection Rate (CDR) per 10.000 sebesar 1,45
%, sedangkan prevalensi rate sebesar 1,7 % (Dinkes Propinsi Jatim, 2006).
Kabupaten Sampang merupakan daerah prevalensi rate tertinggi yaitu 9,44
per 10.000 penduduk, CDR 18 per 100.000 penduduk, tingkat cacat II sebesar
11%, proporsi anak sebesar 22,6%, proporsi MB sebesar 86,3%. Tingginya
proporsi cacat II menunjukkan masih banyak penderita baru terlambat
ditemukan, proporsi penderita anak lebih dari 5% menunjukkan tingkat
penularan masih tinggi (Dinkes Propinsi Jatim, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka sebagai perawat komunitas
bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi kebutuhan, sumber, dan
nilai yang dibutuhkan pada populasi masyarakat dengan kusta terkait dengan
aspek promosi, proteksi, dan prevensi. Perawat komunitas dapat menyusun
pelayanan
kesehatan
bagi
populasi
masyarakat
dengan
kusta
dan
dan
McFarlane
(2000)
mengatakan
bahwa
dengan
Dapat terjadi pada anak, dikarenakansistem imun anak yang masih rentan
dan dapat pula terjadi pada orang dewasa . Tetapi sangat jarang terjadi
pada bayi
2. Status sosial
Biasanya terjadi pada status sosial yang rendah yang mempengaruhi antara
lain: personal hygieni rendah, dan gizi bumil. Tingkat kepadatan
penduduk, pemukiman padat rumah tidak sehat.
3. Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak terserang kusta daripada
wanita.
4. Suku
Asia dan afrika lebih rentan dikarenakan kusta lebih sering terjadi pada
negara berkembang, iklim tropis, dan sistem imun yang berbeda dengan
mongoloid.
5. Tingkat pendidikan
Biasanya terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendidukan yang rendah
karena tingkat pendidikan yang kurang.
6. Angka kejadian
c) Etnisitas dan nilai dan kepercayaan
Dalam data etnisitas ini Mencatat dan mengkaji tentang indicator-indikator
kelompok etnis yang berbeda (misalnya life style, pengobatan, paradigma,
bahasa). Budaya yang berbeda
istiadat).
a. Life Style: personal hygine kurang, sanitasi lingkungan buruk
b. Pengobatan: pada suku-suku tertentu pengobatan dilakukan atau masih
percaya pada dukun bukan tenaga kesehatan.
c. paradigma : mayarakat tertentu masih meyakini bahwa penyakit kusta
dianggap penyakit kutukan, sehingga penderita kusta dikucilkan dari
lingkungan masyarakat
d. Bahasa: suku-suku tertentu hanya menggunakan bahasa mereka sendiri,
sehingga petugas kesehatan yang datang, kesulitan dalam berkomunikasi
Dalam data nilai dan keyakinan ini, Terdiri dari nilai-nilai dan
kepercayaan-kepercayaan yang di yakini masyarakat yang terkait dengan
kesehatan dalam hal ini yaitu penyakit kusta. Nilai itu sendiri adalah hal
yang di yakini dimana hal tersebut dapat membuat orang atau masyarakat
dapat merasa lebih aman dan sejahtera.
Oleh karena itu menurut kepercayaan sebagian besar masyarakat, orang
yang menderita penyakit kusta biasanya dikucilkan lalu di asingkan (di
isolasi) dari lingkungan masyarakat. Biasanya mereka yang menderita kusta
ditempatkan di sebuah perkampungan khusus bagi penderita kusta. Selain
itu, masyarakat juga menyakini bahwa penyakit kusta adalah sebuah
kutukan dari tuhan.
d) Vital statistic (data peting)
Data vital ini mencerminkan mengenai dua hal yaitu: status kesehatan
kelompok yang beresiko dan rentan.Hal-hal yang dapat dikaji, antara lain:
Sikap dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan
Ketrampilan dalam melakukan upaya preventif lebih dini
Pembiayaan dan sumber-sumber dana kesehatan
Pola perilaku yang tidak sehat
Dalam data vital dapat berupa:
Tingkat kematian
Tingkat kelahiran
Tingkat morbiditas
Penyebab utama kesakitan dan kematian
2. Data subsistem
Dalam subsistem ini ada 8 komponen yang dapat dikaji dalam kasus kusta ini,
antara lain:
a) Lingkungan fisik
Dalam aspek lingkungan fisik hal-hal yang dapat dikaji antara lain:
Rumah
Kepadatan penghuni rumah
Luas rumah
o Lingkungan
Lingkungan dalam rumah :
a. kebersihan rumah,
b. kelembapan rumah
Lingkungan luar rumah :
a. kebersihan halaman,
b. kepadatan populasi
c. jarak antar rumah
o Sanitasi
o
10
Sungai :
a. sumber air dipakai bersama
b. MCK di satu tempat
o Ventilasi
Rumah :
a. ventilasi rumah kurang,
b.ventilasi tidak efektif
o Iklim
Tropis dan subtropis yang panas dan lembab
o Manusia
Sistem imun yang menurun
Personal hygiene yang kurang
o Letak wilayah
Berkaitan dengan demografi (tinggi wilayah tersebut)
b) Pelayanan sosial dan kesehatan
Dalam hal ini yang dapat dikaji antara lain:
Pelayanan, yang mencakup
Waktu
Berapa jam klien dapat mengakses pelayanan kesehatan?
Ongkos
Adakah jaminan kesehatan untuk mengatasi masalah kusta?
Jenis pelayanan
Adakah pelayanan yang berbasis rehabilitatif atau kuratif?
Sumber daya
Tenaga
Adakah tenaga medis/non medis yang memiliki pengetahuan tentang
kusta?
Tempat
Apakah tersedia tempat perawatan bagi penderita kusta?
Fasilitas
Apakah terdapat fasilitas yang mendukung dalam upaya penanganan
kusta?
Karakteristik pemakai
Bagaimana kondisi geografis tempat tinggal klien?
Adalah transportasi yang sesuai?
Statistik
Bagaimana kondisi ekonomi dan sosial dari klien dan pendidikan klien?
Sarana kesehatan
Apakah sarana kesehatan cukup tersedia dan terjangkau dalam
pengaksesannya?
11
kulit dan
Pendapatan
Pengeluaran
Jumlah anak yang bersekolah
Pekerjaan kepala keluarga
Karakteristik pekerjaan
Tingkat pengangguran
Perdapatan rata-rata keluarga
kusta
16
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Anderson & McFarlane (2000). Community as partner: theory and practice in
nursing. Third edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Dinkes Prop. Jatim. (2002). Profil Dinas Kesehatan propinsi Jawa Timur 2006.
Diakses dari http://www.dinkespropjatim.org. Tanggal 15 November 2011
Depkes RI, 2002b. Buku Panduan Pelaksanaan Program P2 Kusta Bagi Unit
Pelayanan Kesehata. Dit. Jen PPM & PL. Jakarta.
Depkes RI , 2002c. Buku Pedoman Pemberantasan Program P2 Kusta. Dit. Jen
PPM & PLP. Jakarta.
Depkes RI , 2005d. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Dit.
Jen P2 dan PL. Jakarta..
Hitchcock J.E., Schubert P.E., dan Thomas S.A.(1999). Community health nursing
caring in action. New York: Delmar Publishers.
Stanhope and Lancaster.(2004). Community & public health nursing. Sixth
edition. Mosby: New Jersey
Helvie C.O. (1998). Advanced practice nursing in the community. California:
Sage Publications Inc.
19