Você está na página 1de 3

ALASAN WANITA HARUS

MENYIAPKAN PENSIUN
Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 840/XVI


Anda percaya enggak kalau saya bilang bahwa banyak wanita di Indonesia
yang tidak atau belum mempersiapkan masa pensiunnya dengan baik?
Memang, saya belum pernah melakukan riset atas pernyataan ini. Pendapat
ini berdasarkan pengalaman menghadapi para peserta seminar dan pelatihan
serta yang menjadi klien saya.
Buat Anda yang masih bingung, coba saya jelaskan sedikit saja tentang apa
yang dimaksud dengan Masa Pensiun. Masa Pensiun adalah masa dimana
seseorang tidak lagi bekerja. Di Indonesia, biasanya sih kalau Anda bekerja,
Anda akan memilih (atau dipaksa memilih) untuk pensiun pada sekitar usia
50-60 tahun. Itulah karenanya, banyak orang yang lalu mempersiapkan masa
pensiunnya dengan cara memiliki sebuah Program Pensiun, seperti:

Ikut Program Jamsostek.


Ikut DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Ikut DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja).

Namun demikian, selain program-program tersebut diatas, banyak juga orang


yang mempersiapkan pensiunnya dengan menabung sendiri melalui produkproduk investasi, seperti tabungan, deposito, emas, reksadana, atau membeli
tanah. Ada sejumlah alasan, mengapa wanita perlu lebih banyak memberi
perhatian untuk mempersiapkan masa pensiun. Karena yang sering terjadi,
kaum wanita banyak yang meremehkan soal dana pensiun. Banyak di antara
mereka, hanya mengandalkan dana pensiun dari suaminya.
Nah, kenapa wanita harus lebih memperhatikan soal pensiun. Berikut ini
enam alasannya.
1. Umur Wanita Biasanya Lebih Panjang.
Sebuah survei menunjukkan bahwa umur wanita biasanya lebih panjang
daripada pria. Ini juga akan terjadi pada Anda, para wanita. Semakin
lama Anda hidup, semakin besar jumlah Dana Pensiun yang harus Anda
persiapkan untuk bisa membiayai pensiun Anda. Sayangnya, sering
sekali wanita yang harus merelakan uang pensiunnya menyusut karena
dipakai untuk membayar Biaya Kesehatan suami mereka yang menurut
survei memiliki umur yang lebih pendek daripada wanita.

2. Rata-rata Penghasilan Wanita Lebih Kecil.


Dalam sebuah perusahaan, posisi manajemen biasanya memiliki gaji
yang lebih tinggi daripada posisi staf yang ada di bawahnya. Ini wajar
terjadi. Sekarang pertanyaannya, siapa yang lebih banyak menduduki
posisi manajemen? Jawabannya: pria. Posisi direktur, misalnya, sampai
saat ini masih lebih banyak didominasi oleh pria. Begitu juga dengan
berbagai posisi lain dalam struktur manajemen dari sebuah perusahaan.
Itu di dunia kerja. Dalam dunia bisnis, seorang wanita biasanya
biasanya lho, ya lebih takut untuk mengambil risiko berbisnis, dibanding
pria. Otomatis, pria biasanya lebih memiliki potensi untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih besar daripada wanita, karena mereka lebih
berani mengambil risiko. Tetapi seorang wanita, biasanya akan lebih
senang kalau berada di dalam sebuah posisi yang secure (baca:
memberikan gaji tetap). Sehingga otomatis, kenaikan gaji mereka betulbetul didasarkan pada aturan di perusahaan itu. Beda dengan mereka
yang berani menjalankan usaha sendiri, sehingga bisa memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Dan
hal itu biasanya dimiliki pria, bukan wanita.
3. Wanita Lebih Sering Berhenti Kerja.
Betul, wanita lebih sering masuk dan berhenti kerja daripada pria.
Banyak alasannya. Salah satunya adalah kalau mereka melahirkan,
atau ketika ingin membesarkan anak mereka dulu selama 2-3 tahun.
Otomatis, mereka akan mengambil cuti, dan tidak bekerja. Sehingga,
kesempatan mereka untuk bisa menyalip rekannya yang lain untuk bisa
mendapatkan posisi yang lebih tinggi menjadi tertunda. Posisi yang
tertunda, berarti tertunda juga kesempatan untuk mendapatkan gaji
yang lebih tinggi. Bisa dibayangkan kalau seorang wanita melahirkan
anak sampai empat kali.
4. Wanita Lebih Sering Gonta-ganti Kerja.
Karena lebih sering berhenti kerja, wanita biasanya jadi lebih sering
gonta-ganti lapangan pekerjaan dibanding pria. Seorang wanita yang
berhenti dari pekerjaannya karena melahirkan, misalnya, biasanya
belum tentu mau kembali bekerja lagi di perusahaan yang sama setelah
ia mengasuh anaknya selama dua tiga tahun. Jangankan wanita yang
sudah menikah dan punya anak, sekarang saja saya mengenal seorang
wanita single yang masih berumur 26 tahun, tetapi sudah pindah
pekerjaan sampai 4-5 kali. Bagaimana nanti kalau dia sudah menikah?
Bisa-bisa jumlahnya lebih banyak lagi. pindah kerja daripada mereka
yang di posisi manajemen.

5. Peraturan yang Merugikan Wanita.


Banyak perusahaan di Indonesia yang masih memberikan upah yang
berbeda bagi pria dan wanita yang menduduki posisi yang sama. Ini
mungkin didasarkan pada pertimbangan bahwa prialah yang
menanggung biaya hidup keluarga, sehingga wajar saja kalau pria
menerima upah yang lebih besar. Tetapi akibatnya, dengan jumlah upah
yang lebih kecil, biasanya akan menyulitkan wanita untuk bisa
menabung dalam jumlah yang lebih besar untuk persiapan pensiunnya.
6. Sering Harus Mengalah apabila Suami Pindah Kerja.
Selama ini, apabila seorang suami harus direlokasi (pindah lokasi kerja)
ke kota lain, maka istrinyalah yang sering mengalah, misalnya dengan
cara berhenti dari pekerjaannya. Berbeda dengan apabila si istri yang
harus pindah, maka jarang sekali kita mendengar suaminya mau
mengalah dengan mengorbankan pekerjaannya. Ini wajar terjadi,
mengingat si prialah yang biasanya menanggung biaya hidup keluarga.
Namun demikian, hal ini jelas membuat kemungkinan wanita untuk
berhenti kerja, atau ganti pekerjaan baru menjadi lebih besar. Ini berarti,
kesempatan mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar
menjadi tertunda, sehingga kesempatan mereka untuk menabung
dengan jumlah yang lebih besar menjadi berkurang.
Nah, bapak ibu, dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa wanita memiliki
lebih banyak 'halangan' ketika ia masih bekerja. Padahal, umur wanita
biasanya lebih panjang daripada pria sehingga wanita memerlukan lebih
banyak uang untuk pensiunnya kelak. Karena itu, bila Anda seorang wanita,
Anda perlu menaruh perhatian yang jauh lebih besar terhadap persiapan
pensiun Anda, dibanding pada pria. Mudah-mudahan tulisan kali ini bisa
cukup memotivasi Anda.
Salam.

Você também pode gostar