Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari
Jenis-jenis angin
Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi
pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan
para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini
bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin
sederhana.
Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung
yang biasa terjadi pada siang hari.
Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang
terjadi pada malam hari.
Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin yang
bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn
terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200
meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat
panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang
terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya
terhadap serangan penyakit.
Angin Muson
Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan
yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada setengah tahun
pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut
yang basah.
Pada bulan Oktober April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga
benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di
Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusatpusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia
ke benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan
angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik
dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim
penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya
tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya
makin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia
lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara
rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan
terjadinya angin dari australia menuju asia.
Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat
daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak
banyak mengandung uap air oleh karena itu di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali
pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan),
yaitu musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau,
dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun
ciri-ciri musim pancaroba yaitu : Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan Angin
Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur
Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun
(Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim
kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
-Badai
Siklon tropis
Dalam meteorologi, siklon tropis (atau hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun,
atau angin ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah jenis sistem
tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis. Sementara angin
sejenisnya bisa bersifat destruktif tinggi, siklon tropis adalah bagian penting dari sistem
sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang
yang lebih tinggi.
Hurikan Ivan dilihat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, September 2004.
Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra Hindia dan
perairan barat Australia. Sebagaimana dijelaskan Biro Meteorologi Australia, pertumbuhan
siklon di kawasan tersebut mencapai rerata 10 kali per tahun. Siklon tropis selain
menghancurkan daerah yang dilewati, juga menyebabkan banjir. Australia telah
mengembangkan peringatan dini untuk mengurangi tingkat risiko ancaman siklon tropis sejak
era 1960-an.
hadir di badainya, mengakibatkan siklus berlarut-larut. Sebagai hasilnya, saat sebuah siklon
tropis melewati atas daratan, kekuatannya akan menipis dengan pesat.
Badai Catarina
Siklon tropis digolongkan ke dalam tiga kelompok utama: depresi tropis, badai tropis,
dan kelompok ketiga yang namanya tergantung pada daerah.
Depresi tropis adalah sistem terjuntrung awan dan badai petir dengan sirkulasi dan
angin berlarut maksimum permukaan terarasi kurang dari 17 meter per detik (33 knot, 38 m/j,
atau 62 km/j). Ia tidak mempunyai mata, dan tidak khas dengan bentuk berpilin dari badaibadai yang lebih kuat. Ia sudah menjadi sistem tekanan rendah, namun, karenanya bernama
"depresi".
Badai tropis adalah sistem terjuntrung dari badai petir kuat dengan sirkulasi dan angin
berlarut maksimum permukaan terarasi di antara 17 dan 33 meter per detik (34-63 knot, 39-73
m/j, atau 62-117 km/j). Pada waktu ini, bentuk siklon tersendiri mulai terbina, walau matanya
biasanya tak muncul.
Pengistilahan yang digunakan untuk mendeskripsikan siklon tropis dengan angin
berlarut maksimal yang melampaui 33 meter per sekon (63 knot, 73 m/j, atau 117 km/j)
bervariasi tergantung daerah asalnya, misalnya sebagai berikut:
Hurikan di Samudra Atlantik Utara, Samudra Pasifik sebelah timur batas penanggalan
internasional, dan Samudra Pasifik Selatan sebelah timur 160BT
Taifun di Samudra Pasifik Barat Daya sebelah barat garis penanggalan
Siklon tropis gawat di Samudra Pasifik Barat Daya sebelah barat 160BT atau Samudra
Hindia Timur Laut sebelah timur 90BT
Di tempat lain di dunia, hurikan telah dikenal sebagai Bagyo di Filipina, Chubasco di
Meksiko, dan Taino di Haiti.
Bagian tengah badai siklon tropis yang disebut mata merupakan lingkaran berdiameter
antara 10 hingga 100 kilometer, paling sering dilaporkan sekitar 40 meter. Kecepatan angin
bagian ini lebih rendah bahkan berlangit cerah. Mata dikelilingi dinding awan padat setingi 16
kilometer dengan angin dan hujan yang hebat.
Banjir pantai
Sebagai banjir dikaitkan dengan terjadinya badai tropis (juga disebut angin puyuh laut
atau taifun). Banjir yang membawa bencana dari luapan air hujan sering makin parah akibat
badai yang dipicu oleh angin kencang sepanjang pantai. Air garam membanjiri daratan akibat
satu atau perpaduan dampak gelombang pasang, badai, atau tsunami (gelombang pasang).
Sama seperti banjir luapan sungai, hujan lebat yang jatuh di kawasan geografis luas akan
menghasilkan banjir besar di lembah-lembah pesisir yang mendekati muara sungai.
Kerusakan yang diakibatkan Badai Andrew, siklon tropis terburuk dalam sejarah
Amerika Serikat.
Tanda-tanda kelahiran suatu badai tropis bisa diperkirakan. Keberadaan dan
pergerakannya pun bisa diamati dengan teknologi. Hanya kadang-kadang, tanda-tanda badai
bisa diamati, dirasakan dan dibandingkan.
Badai Fiona: Tanggal 6 Februari 2003 badai siklon tropis Fiona berada di 300 mil lepas
pantai selatan Jawa. Diperkirakan angin di pusat badai berkecepatan 104 mil per jam dan
ekor badai mencapai 84 mil per jam.
Siklon Ivy tanggal 27 Februari 2004, dengan terbentuknya pusat tekanan rendah yang
memusat dan memutar. Hal ini terjadi di Samudra Pasifik di sebelah tenggara Papua dan di
Samudra Hindia dekat Australia. Siklon di Samudra Pasifik ini dinamakan Tropical
Cyclone Ivy dan di sebelah Barat Australia dinamakan Tropical Cyclone Monty. Pengaruh
Siklon Ivy saat itu lebih dominan, ia menarik awan-awan yang ada di Indonesia ke arah
pusat siklon (sebelah tenggara Papua). Akibatnya sebagian besar wilayah Indonesia
berpeluang cerah hingga berawan sejenak setelah sebelumnya dilanda hujan berhari-hari.
Hanya wilayah Papua yang berpeluang kuat hujan lebat karena lebih dekat dengan pusat
siklon Ivy.
Badai siklon tropis Fay di laut Timor tanggal 17 Maret 2004 pukul 9:30 waktu setempat,
bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan gerak 6 kilometer per jam. Publikasi
semacam ini terus diperbaharui dan diwartakan badan meteorologi Indonesia dan Australia
sebagai peringatan awal pada penduduknya. Harian KOMPAS pada hari yang sama
memperingatkan adanya gelombang 1,5 hingga 2,5 meter di Samudra Hindia yang
berbahaya bagi kapal-kapal nelayan, tongkang dan feri.
Ancaman badai yang menimpa Yogyakarta baru-baru ini. Badai ini mengancam kawasan
pantai selatan Yogyakarta, antara tanggal 9 Februari sampai 11 Februari 2005. Pemprov
menyediakan 5 unit alarm dan posko-posko sebagai antisipasi dari badai yang akhirnya
tidak kunjung datang ini. Siklon tropis di Selatan Indonesia ini, selalu muncul setiap tahun
pada Januari-Maret. Penyebabnya adalah tingginya suhu muka laut di timur laut Australia.
Wilayah Indonesia tak dilalui pusat badai tropis, hanya terkena imbas dari ekor badai
tersebut. Imbasnya berupa angin kencang, hujan deras, dan tingginya gelombang laut.
Pemunculan siklon diawali pusat tekanan rendah di barat laut Australia dan bergerak
menuju barat daya. Efek yang biasa diterima pantai selatan Indonesia biasaya pengaruh
dari ekor siklon, bukan akibat pusat badai tropis.