Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
diuraikan
pada
bab
sebelumnya,
maka
permasalahan
banjir
Kapasitas sungai yang semakin menurun dan tidak sesuai dengan debit
yang dihasilkan dari Das Rawabangun.
Adanya
Pembuangan
sampah
ke
badan
sungai
dan
terjadinya
Pemukiman yang sudah terlanjur padat pada daerah rawan banjir dan
disepanjang sempadan sungai Rawabangun.
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-1
Gambar 5.1
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
banjir
kampung
titik
yaitu
terutama
Rawabangun
konsentrasi
sebagai
banjir.
Luas
masuk
di
daerah
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-3
Persamaan Energi
U12
U2
z1 h2 2 2 z2 hf he
2g
2g
dengan :
g
hf
he
U2
1 1
2g
hf = Sf . L
U 22
2g
h1
h2
Z1
Z2
Bidang persamaan
Gambar 5.2
2.
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-4
hf L. Sf
Q
Sf
Sf
Sf1 Sf 2
2
dengan :
hf
Sf
persamaan
2001:2-11)
he C
2 V22
V2
1 1
2g
2g
dengan :
C = koefisien akibat kehilangan tinggi kontraksi dan ekspansi
3.
Persamaan Momentum
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-5
dengan :
P1 dan P2
Ff
Fa
1
h1
Fa
U1
W sin
P1
W cos
L
Bidang persamaan
Gambar 5.3
U2
P2
h2
Ff
Z1
4.
Z2
Pengangkutan Aliran
1.49
Kj
A jRj3
nj
Kj
1
A jRj3
nj
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
dengan :
Kj =
Aj =
Rj =
melintang
didapatkan
dengan
menjumlahkan
Kt K j
j1
dengan :
n
5.
Koefisien Kekasaran
nc
i1
1,5
i
dengan :
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-7
6.
nc
Pi
ni
Persamaan Kontinuitas
0
dx
dt
dengan :
Q
debit (m3/dt)
waktu (detik)
C
1
(Q
Q x
)
x 2
(Q
Q x
)
x 2
x
2
Gambar 5.4
B.
Potongan C - C
Data Input
Dalam menjalankan program HECRAS maka sebagai langkah awal adalah
inputing data, yang meliputi :
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-8
C.
Skematik Sungai
Ruas Aliran yang ditinjau dimulai dari P.32 yaitu 50 m dibawah Jalan
Teladan Baru sampai dengan Muara
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V-9
Evaluasi kondisi eksisting ini akan ditinjau terhadap aliran pada saat surut
dan kondisi banjir ekstrim yang terjadi bersamaan dengan pasang.
Dari hasil simulasi dengan menggunakan program Hec-ras diketahui
bahwa perbedaan kondisi muka air banjir Q2th yang terjadi pada saat
surut dan pada saat pasang besar, yaitu pada titik tinjau ruas sungai
antara 50-60 m di atas jalan KH. Agus Salim, terjadi luapan sebesar 40
cm saat kondisi surut dan 80 cm saat banjir terjadi bersamaan dengan
kondisi pasang. (lihat gambar 5.6).
Gambar 5.6
Kondisi Muka Air Banjir Q2th kondisi Surut (kiri) dan kondisi
pasang (kanan) ruas 50-60 m di atas Jl. KH. Agus Salim.
Kondisi ini dapat dibandingkan pada ruas lain yaitu 120 m di bawah jalan
Rawabangun. Pada titik ini terjadi luapan 35 cm kondisi surut dan 80
cm kondisi banjir Q2th bersamaan dengan pasang besar.
Gambar 5.7
Kondisi
Muka
Air
Banjir Q2th kondisi
Surut (kiri) dan kondisi
pasang (kanan) ruas
120 m di bawah Jl.
Rawabangun
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 10
Banjir Q2th ini akan terjadi dengan probabilitas 1 kali terjadi dalam 2
tahun sedangkan banjir tahunan terjadi lebih rendah dari level ini.
Dari hasil evaluasi kondisi hidrolik sungai Rawabangun dapat disimpulkan
bahwa kapasitas sungai sudah mengalami degardasi, dimana secara
alami seharusnya kapasitas sungai mampu mengalirkan debit Q2th.
Sedangkan pada bagian hilir atau muara sungai lebar sungai sudah
cukup yaitu lebar dasar sungai Bb = 11,40 m dan lebar atas Ba=14.40 m.
Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil analisa profil muka air di patok P.60,
dimana Muka air banjir pada saat kondisi surut dan kondisi pasang masih
dapat dialirkan sesuai kapasitas tampung pada ruas ini.
Gambar 5.8
D.
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 11
Analisa hidrolika ditinjau dari patok di bawah Jl. Teladan Baru P.32 sampai
dengan P.60 atau 50 m sebelum muara.
Normalisasi yang dilakukan yaitu memperlebar ruas sungai P.32 sampai
dengan patok P.46 terletak 60 m diatas Jl. KH. Agus Salim menjadi lebar
dasar B = 8.0 m dengan penampang tegak, dan kemiringan dasar pada
ruas ini coba direncanakan I = 0.004859 yaitu menyesuaikan dengan
kemiringan dasar sungai eksisting.
Sedangkan dari patok P.46 samapi dengan P.60 (muara) direncanakan
dengan beberapa alternatif yaitu dengan B = 10 m, B = 15 m, B = 20 m
dan B = 25 m. Kemiringan dasar sungai pada ruas ini disesuiakan dengan
kondisi eksisting yaitu I = 0.001965.
Gambar 5.9
Analisa profil muka air ini di uji dalam 2 (dua) kondisi yaitu pada saat
terjadi surut dan saat terjadi pasang besar.
Dan perbedaan hasil profil muka air banjir Q2th dengan beberapa
alternatif normalisasi penampang sungai yang dicoba pada kondisi sungai
surut maupun saat sungai pasang dapat ditunjukan pada gambar profil
muka air (Gambar 5.10 dan gambar 5.11).
-
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 12
Kp. Rawabangun
Gambar 5.10
Profil Muka Air Banjir Q2th kondisi Surut dengan Beberapa Alternatif Normalisasi & Pelebaran Ruas Hilir
Kp. Rawabangun
Gambar 5.11
Profil Muka Air Banjir Q2th kondisi Pasang dengan Beberapa Alternatif Normalisasi & Pelebaran Ruas Hilir
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 13
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 14
5.2.3 UMUM
Secara umum upaya pengendalian banjir dapat dilakukan secara struktural
maupun Non Struktural. Upaya pengendalian banjir akan tergantung dari
obyek yang akan dilindungi dan seberapa penting daerah tersebut sehingga
mempengaruhi sektor-sektor yang lain.
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 15
Manajemen Kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat
dan sejenisnya
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 16
Fase
Fase
Awal
Akhir
10
10
25
25
50
25
100
Perdesaan
Perkotaan P<500.000
10
Perkotaaan
15
10
25
Perdesaan
Perkotaan P<500.000
Perkotaaan
10
o Didasarkan
pada
populasi
Proyek darurat
Proyek baru
o Untuk
pedesaan
dan/atau
perkotaan
dengan
P.2.000.000
Sistem Drainasi Primer (DPS<500
ha)
500.000<P<2.000.000
Perkotaan P> 2juta
Sistem Drainasi Sekunder (DPS<500
ha)
500.000<P<2.000.000
Perkotaan P> 2juta
Sistem Drainasi Tersier (DPS<10 ha)
Sumber: Pedoman Pengendalian Banjir : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Pengairan, th.1996 hal :
10
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 17
Tabel 5 - 2 Kala Ulang Minimum yang Disarankan sebagai banjir Rencana Bagi
Bangunan-bangunan Sungai
Jenis Bangunan
Kala Ulang
(tahun)
Rincian
Perkuatan Tebing
25
Krib,Rip-rap,Bronjong,dsb
50
Rip-rap,Bronjong,dsb
Normalisasi Alur
Bendungan dan Pelimpah
Bervariasi
PMP
1000
hingga PMF
Minimum
hingga 100
Jembatan
50
Bendung
50 hingga
100
Bendungan Sabo
Jaringan Pipa
100
50
100
Sumber: Pedoman Pengendalian Banjir : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Pengairan, th.1996 hal :
12
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 18
Secara Teknis
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 19
Gambar 5.12
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 20
2.SITE-2
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 21
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 22
3.SITE-3
4.SITE-4
5.SITE-5
5.2.10
PEMILIHAN ALTERNATIF
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 23
Pada pembuatan Retensi banjir, ada beberapa alternatif lokasi yang perlu
dipertimbangkan untuk diprioritaskan untuk dibangun berdasarkan volume bangunan
terhadap manfaat yang dapat diterima atas bangunan tersebut.
Maka pemilihan alternatif ini akan dianalisa lebih lanjut dengan karaketristik masingmasing site sudah diuraikan pada sub bab sebelumnya mengenai bentang
bangunan, luas dan volume genangan serta perkiraan tinggi bangunan.
Lebih jelasnya mengenai kapasitas tampungan masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut;
1
H .(Ai 1 Ai
3
Ai 1.Ai )
Dimana :
Vi
A1-1
Ai
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 24
Site-3
Luas(A) = (H/ 1.0997)^(1/ 0.8583)
Volume (V) = (H/ 0.5895)^(1/ 0.4381)
Site-4
Luas(A) = (H/ 2.1888)^(1/ 0.5221)
Volume (V) = (H/ 1.1207)^(1/ 0.3311)
Site-5
Luas(A) = (H/ 1.0092)^(1/ 0.9752)
Volume (V) = (H/ 0.5384)^(1/ 0.4531)
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 25
Gambar 5.14
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 26
Gambar 5.15
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 27
Gambar 5.16
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 28
Gambar 5.17
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 29
Gambar 5.18
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 30
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 31
Gambar 5.19
Dari hidrograf banjir diketahui bahwa rerata debit yang terjadi pada Q2th
selama 1 hari (24 jam) adalah 3.80 m3/dt.
Dengan demikian volume banjir yang dihasilkan adalah sebesar
Vb
Volume sebesar ini hanya mengalir sebesar kapasitas sungai 10.00 m3/dt
selama periode surut (8 jam) = 10.00 x 8 x 3600 = 288,000 m 3.
Sisa volume yang harus ditampung dalam kolam retensi selma 1 hari
sebesar :
Vt1 =
328.195 m3 288.000 m3 = 40.195 m3 (empat puluh ribu seratus
sembilan puluh lima meter kubik).
Kolam retensi direncanakan mampu menampung volume tersebut sesuai
debit banjir Q2th yang terjadi selama 3 hari berturut-turut. Sehingga
kapasitas kolam retensi banjir minimal yang dibutuhkan untuk tahap ini
adalah sebesar 3 hari x 40.195 m3 = 120,584 m 3.
LAPORAN AKHIR
Perencanaan / SID Penanggulangan Banjir
Rawabangun Toboali
V - 32