Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DEFENISI
1) Angina pektoris adalah rasa nyeri/tidak enak didaerah jantung atau substernal
(chest discomfort), terutama dipacu oleh kegiatan jasmani atau stress. Akan
mereda bila istirahat atau makan nitrat subilingual. Dapat pula menjalar
sampai keleher dan lengan kiri. (Mubin, 2001)
2) Angina pektoris adalah nyeri dada yang mencekam akibat iskemia jantung
(keadaan kekurangan darah pada jaringan). ( Ramali, 2003)
3) Angina pektoris adalah nyeri paroksismal retrosternal atau substernal yang
dapat menyebar ke lengan kiri. Angina pektoris timbul apabila oksigen
miokardium lebih besar dari suplainya. (Baradero ect, 2008)
4) Angina pektoris adalah nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium.
Nyeri digambarkan sebagai suatu tekanan substernal. Kadang-kadang
menyebar turun kesisi medial lengan kiri. (Mutaqin, 2009)
5) Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung yang terjadi
sebagai respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
miokardium. (Corwin, 2009)
6) Angina pektoris merupakan ketidakseimbangan sementara antara masukan O2
miokard dan kebutuhan kondisi tersebut menghasilkan nyeri dada berupa rasa
sakit, menusuk, gatal, seperti terbakar atau perasaan seperti tertekan. (Potter
Perry, 2010)
7) Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena iskemik miokard
dan bersifat sementara atau reversible, biasanya angina merupakan akibat dari
penyakit arteri koroner. (Kasron, 2012)
2. ETIOLOGI
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner.
a. Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain :
1) Ateriosklerosis
2) Spasme arteri koroner
3) Anemia berat
4) Artritis
5) Aorta Insufisien : Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta),
Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)
6) Stenosis subaortik hipertrofik
7) Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tibatiba)
b. Faktor resiko terjadinya Angina Pektoris antara lain :
1) Dapat diubah (dimodifikasi)
a) Diet (hiperlipidemia)
b) Rokok
c) Hipertensi, stress
d) Obesitas
e) Kurang aktifitas
f) Diabetes mellitus
g) Pemakaian kontrasepsi oral
2) Tidak dapat diubah
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Ras
d) Herediter
e) Kepribadian
c. Faktor pencetus Serangan Angina :
1) Emosi
2) Stress
3) Kerja fisik terlalu berat
4) Hawa terlalu panas dan lembab
5) Terlalu kenyang
6) Banyak merokok
3. JENIS ANGINA
a. Angina Pektoris Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan
oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktifitas
misalnya berolah raga atau naik tangga.
1) Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
2) Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
3) Durasi Nyeri 3 15 menit.
Meliputi :
1. Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur dan dapat dikurangi
dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
2. Angina Dekubitus
Angina saat berbaring .
3. Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien
tidak menunjukkan gejala.
b. Angina Pektoris tidak stabil ( Angina prainfark; Angina Kresendo)
adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada
individu dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya
menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat
arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah
mengalami spasme.
1) Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
2) Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas
ringan.
3) Kurang responsif terhadap nitrat.
4) Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
5) Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerorisis, spasmus, trombus,
atau trombosit yang beragregasi.
Meliputi :
1. Angina Refrakter atau intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahankan
c. Varian Angina
Angina Prinzmental
Angina yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan
resiko tinggi terjadinya Infark.
1) Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
2) Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroner aterosklerotik.
3) EKG menujukkan elevasi segmen ST.
4) Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut.
5) Dapat terjadi aritmia.
4. MANIFESTASI KLINIS
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa
takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada daerah belakang
sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri
biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu,
dan aspek dalam ekstremitas atas. Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak,
tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baaldi lengan
atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri, selama terjadi
nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama
nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.
Tidak semua penderita Iskemia
disertai dengan angina disebut silent ischemia. Masih belum dimengerti mengapa
Iskemia kadang tidak menyebabkan angina. Biasanya penderita merasakan
angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum).
Meliputi :
a. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan
daerah interskapula atau lengan kiri.
b. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
c. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih dari 30 menit.
d. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
e. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat
dingin, palpitasi, dizziners.
f. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
g. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
a.
b.
c.
d.
Ada 5 hal yang perlu digali dari anamnese mengenai angina pectoris
yaitu : lokasinya, kualitasnya, lamanya, factor pencetus, factor yang bisa
meredahkan nyeri dada tersebut. Beratnya nyeri pada angina pectoris dapat
dinyatakan dengan menggunakan skala dari Canadian Cardiovaskuler Society,
seperti pada tabel dibawah ini :
Class
I.
Penjelasan
Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1-2 lantai
dan lain-lainnya tidak menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada baru timbul
pada latihan yang berat, berjalan cepat serta terburu-buru waktu kerja atau
berpergian
Aktivitas sehari-hari agak terbatas, misalnya AP timbul bila melakukan
II.
aktivitas lebih berat dari biasanya, seperti jalan kaki 2 blok, naik tangga
lebih dari1 lantai atau terburu-buru, berjalan menanjak atau melawan
III.
IV.
5. PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina didasarkan pada ketidak-adekuatan
suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang di akibatkan kekauan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak di ketahui
secara pasti apa penyebab aterioksterosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal yang bertangguing jawab atas perkembangan aterioksterosis.
Ateriokslerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering di
temukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat, apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang
sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan
oksigen ke otot jantung. Namun apa bila arteri koroner mengalami kekauan
atau menyempit akibat ateriokslerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai
respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No
(nitrat oksido) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relatif.
Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi
dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena
suplai oksigen ke miokard berkurang.
Bila
penyempitan lebih dari 75% serta dipicu dengan aktivitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan
glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan mereka. Metabolisme ini
menghasilkan
asam
laktat
yang
menurunkan
pH
miokardium
dan
EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat
treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung
maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian
pula setelah selesai EKG terus dimonitor. Tes dianggap positif bila didpatkan
segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya.
Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada
seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang
menderita angina pektoris.
e. Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat
menambah sensitifitas dan spesifitas latihan. Thallium 201 disuntikan secara
intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning
jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien
sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot
pada daerah yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal
setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukan bagian otot
jantung yang menderita iskemia.
8. PENATALAKSANAAN
Ada 2 tujuan utama penatalaksanaan angina pektoris :
a. Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian
meningkatkan kuantitas hidup.
b. Mengurangi symptom dan frekuensi serta beratnya iskemia, dengan
demikian meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pektoris adalah :
Meningkatkan pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah
koroner) dan menurunkan kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja
jantung).
a) Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara ,lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung, antara lain :
- Pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan
takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung
bekerja keras.
Orang obesitas
Subkategori
Antikoagulan,
& Fibrinolitik
Beta Blocker
Obat
Jantung,
Clopidogrel
Metoprolol
Atenolol
Propanolol
Amlodipine
Diltiazem
Verapamil
Nitroglycerin
Isosorbide dinitrate
Ramipril
Enalapril
Captropil
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, et al. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Djambatan.
Jakarta.
Badero, ect. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular : Seri Asuhan Keperawatan.
EGC. Jakarta
Doengoes,marlin. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman Untuk
Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
Elizabeth, Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. EGC. Jakarta.
Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler & Hematologi. Salemba Medika. Jakarta.
Mubin, Halim. 2001. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis & Terapi.
EGC. Jakarta.
Potter, Perry. 2010. Fundamentals Of Nursing : Fundamental Keperawatan. Buku 3
Edisi 7. Salemba Medika. Jakarta.