Você está na página 1de 23

Kesehatan reproduksi

Abortus Inkompletus

Kelompok 5
Anggota kelompok :

Dwina Avianindya
Nanda Delita
Bayu Deliansyah
Gianina Syafira

1110713075
1110713056
1110713081
11107130

Abortus Imkompletus

Abortus inkompletus adalah


sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri dan masih ada
yang tertinggal. Batasan ini juga
masih terpancang pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500
gram

Gambar Abortus
Inkompletus

PENYEBAB ABORTUS INKOMPLIT (ETIOLOGI)

1. Faktor genetik.
Sebagian besar abortus spontan, termasuk abortus
inkompletus disebabkan oleh kelainan kariotip embrio.
Paling sedikit 50% kejadian abortus pada trimester pertama
merupakan kelainan sitogenetik.
2. Kelainan Genetalia Ibu
Yaitu pada ibu yang menderita hipoplasia uteri, uterus
bikornis, kelainan letak uterus seperti retrofleksi, uteri fixate
tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi
ovum yang sudah di buahi seperti kurangnya progesterone
atau estrogen endo metritis, mioma submukosa.

3. Penyebab Infeksi
a. Adanya metabolik toksik, endotoksin,
eksotoksin, atau sitokin yang berdampak
langsung pada janin atau unit fetoplasenta.
b. Infeksi janin yang bisa berakibat kematian
janin atau cacat berat sehingga janin sulit
bertahan hidup.
c. Infeksi plasenta yang berakibat insufisiensi
plasenta dan bias berlanjut kematian janin.
d.
Infeksi
kronis
endometrium
dari
penyebaran kuman genitalia bawah yang bias
mengganggu proses implantasi.

4. Kelainan Ovum
Abortus inkompletus yang disebabkan oleh
karena kelainan dari ovum berkurang
kemungkinannya kalau kehamilan sudah
lebih dari satu bulan, artinya makin muda
kehamilan waktu terjadinya abortus makin
besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan
ovum (50 80 %).
5. Gangguan sirkulasi plasenta
Kita jumpai pada penyakit nefritis, hipertensi,
toksemia-gravidarum, anomaly plasenta dan
endartritis

6. Penyakit Ibu
Yaitu penyakit yang menyebabkan demam tinggi
seperti pneumonia, pielitis, rubella. Ibuyang
asfiksia seperti pada decompensasi cordis,
penyakit paru berat dan anemia gravis juga pada
ibu yang malnutrisi, hipitiroid kurang vitamin A, C,
dan E dan DM.
7. Penyakit Bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi,
dekompensasis kordis, malnutrisis, nefritis, sifilis,
keracunan (alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar
rontgen, avitaminosis.

Gejala-gejala Abortus
Inkompletus
1. Amenorea
2. Perdarahan (pervaginam) banyak
3. Sakit perut dan mulas mulas dan sudah
ada keluar fetus atau jaringan
4. Pada pemeriksaan dalam jika abortus
baru terjadi didapati serviks terbuka,
kadang kadang dapat diraba sisa sisa
jaringan dalam kantung servikalis atau
kavum uteri dan uterus lebih kecil dari
seharusnya kehamilan

Diagnosis Abortus Inkompletus


1. Anamnesis
a. Adanya amenore pada masa reproduksi
b. Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi
c. Rasa sakit atau keram perut

2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri di tekan
b. Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus,
dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.
c. Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.
d. Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit,
waktu bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.
b. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi

Komplikasi Abortus Inkompletus


1.

Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan


pengosongan
uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu
pemberian transfusi darah. Kematian
karena
perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan
tidak diberikan pada waktunya

Komplikasi Abortus Inkompletus


2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi
terutama
pada
uterus
dalam
posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau
kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus
segera dilakukan untuk menentukan luasnya
perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan
alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan
dan karena infeksi berat. Keadaan syok dapat di
timbulkan oleh bermacam-macam sebab yang
terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya
kekurangan volume darah yang beredar akibat
perdarahan atau dehidrasi

Komplikasi Abortus Inkompletus


4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan
vagina dihuni oleh
bakteri yang merupakan flora normal.
Khususnya pada
genitalia eksterna yaitu staphylococci,
streptococci, Gram
negatif enteric bacilli

Metode Kontrasepsi Pasca


Abortus
Kondom
Efektivitas tergantung dari tingkat kedisiplinan pasien dapat mencegah PMS

Pil Hormonal
Cukup efektif tetapi perlu ketaatan pasien untuk minum pil secara teratur

Suntikan
Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi

Implan
Jika pasangan tersebut mempunyai satu anak atau lebih dan ingin
kontrasepsi jangka
panjang

AKDR
Tunda insersi jika Hb kurang dari 7 g/dl (anemia) atau jika dicurigai adanya
infeksi

Tubektomi
Sesuai untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas. Jika dicurigai
adanya
infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika Hb kurang dari 7 g/dl,
tunda
sampai anemia telah diperbaiki. Sediakan metode alternatif (seperti kondom)

Tindakan Operatif Penanganan Abortus Inkompletus

PengeIuaran Secara digital


Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran bersisa.
Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila
telah ada pembentukan serviks uteri yang dapat dilalui
oleh satu janin longgar dan dalam kavum uteri cukup
luas, karena manipulasi ini akan menimbulkan rasa
nyeri.

Kuretase
Kuretase adalah cara menimbulkan hasil konsepsi
memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sebelum
melakukan kuretase, penolong harus melakukan
pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus,
keadaan serviks dan besarnya uterus.

PENANGANAN
Tahap

Pertama
Pada penanganan tahap pertama dilakukan berbagai kegiatan,
berupa :
a. Memantau tanda-tanda vital (mengukur tekanan darah,
frekuensi denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu badan).
b. Pengawasan pernafasan (Jika ada tanda-tanda gangguan
pernafasan seperti adanya takipnu, sianosis, saluran nafas harus
bebas dari hambatan. Dan diberi oksigen melalui kateter nasal).
c. Selama beberapa menit pertama, penderita dibaringkan
dengan posisi Trendelenburg.
d. Pemberian infus cairan (darah) intravena (campuran Dekstrose
5% dengan NaCl 0,9%, Ringer laktat).
e. Pengawasan jantung (Fungsi jantung dapat dipantau dengan
elektrokardiografi dan dengan pengukuran tekanan vena
sentral).
f. Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap,
golongan darah, jenis Rhesus, Tes kesesuaian darah penderita

Tahap Kedua

Setelah keadaan umum penderita stabil,


penanganan
tahap ke dua
dilakukan.
Penanganan
tahap
ke
dua
meliputi
menegakkan
diagnosis
dan
tindakan
menghentikan perdarahan yang mengancam
jiwa ibu. Tindakan menghentikan perdarahan
ini dilakukan berdasarkan etiologinya.

TINDAKAN PENGOBATAN
ABORTUS INKOMPLETUS
1. Membuat diagnosis abortus inkompletus
2. Melakukan konseling tentang keadaan
abortus
inkompletus
dan
rencana
pengobatan.
3. Menilai keadaan pasien termasuk perlu
atau tidak dirujuk.
4. Mengobati keadaan darurat serta
komplikasi sebelum dan setelah tindakan.
5. Melakukan evakuasi sisa jaringan dari
rongga rahim

Faktor Yang Mempengaruhi Abortus Inkompletus

Umur
Resiko abortus semakin tinggi dengan semakin
bertambahnya usia ibu. Insiden abortus dengan trisomi
meningkat dengan bertambahnya usia ibu. Risiko ibu
terkena aneuploidi adalah 1 : 80, pada usia diatas 35
tahun karena angka kejadian kelainan kromosom/trisomi
akan meningkat setelah usia 35 tahun.
Usia Kehamilan
Usia kehamilan saat terjadinya abortus bisa memberi
gambaran tentang penyebabnya. Paling sedikit 50%
kejadian abortus pada trimester pertama merupakan
kelainan sitogenetik. Separuh dari abortus karena
kelainan sitogenetik pada trimester pertama berupa
trisomi autosom

Faktor Yang Mempengaruhi Abortus Inkompletus

Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit ibu seperti pneumonia, typhus abdominalis,
pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus.
Begitu pula dengan penyakit-penyakit infeksi lain juga
memperbesar peluang terjadinya abortus (Mochtar, 1998).

Riwayat Abortus
Riwayat abortus pada penderita abortus merupakan predisposisi
terjadinya abortus berulang. Kejadiannya sekitar 3 5 %. Data
dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus
pasangan punya risiko 15% untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan bila pernah 2 kali, risikonya akan meningkat 25%.
Beberapa studi meramalkan bahwa risiko abortus setelah 3 kali
abortus berurutan adalah 30 45% (Prawirohardjo, 2009).

Bisakah setelah abortus


inkomplit hamil lagi ??

Biasanya untuk kasus tanpa komplikasi, seorang


diperbolehkan hamil kembali setelah tiga bulan
pasca kuret. Anda sudah mengalami dua kali
kuretase yang artinya dua kali juga janin tidak
dapat tumbuh/ berkembang di dalam rahim
Anda, sering kali disebut dengan abortus
berulang
Untuk boleh hamil kembali setelah mengalami
keguguran, umumnya dokter akan menganjurkan
3-6 bulan ke depan. Hal ini lebih disebabkan,
bagi seorang ibu, untuk hamil kembali, ia
memerlukan kesiapan fisik dan mental.

KESIMPULAN
Abortus inkompletus adalah sebagian hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan
masih ada yang tertinggal. Batasan ini juga
masih terpancang pada umur kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Disebabkan oleh
beberapa faktor dan penyebab terjadinya
abortus. Abortus Inkomplit harus segera
ditangani agar tidak terjadi perdarahan
pervaginam
serta
dilakukan
tindakan
pengobatan bagi ibu pasca abortus inkomplit.

Referensi
1. Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta, 2001 : Yayasan Bina Pustaka
2. Cunningham, Gary. 2006. Obstetri Williams.Jakarta : Penerbit
Buku KedokteranEGC
3. http://freetechebooks.com/download/abortus-inkompletus-2.html
4. http://www.scribd.com/doc/58632963/abortus-inkomplit-vanessa
5. http://tiara3arza.wordpress.com/2011/06/30/abortus-inkomplit/
6. http://www.scribd.com/doc/59503072/Abortus-Inkomplit
7. Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi, Universitas
Padjajaran Bandung
8. Kapita Selekta jilid I. Edisi ke 3. 2001 Media Aesculapius
9. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri jilid I. Edisi ke 2.
Jakarta : EGC
10. Pdf- Abortus Inkomplit
11. http://obgynmania.com/2011/01/16/hamil-pasca-keguguran/

Thanks yaaa,,,

Você também pode gostar