Você está na página 1de 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Hampir semua lembaga dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT. Hal
tersebut di lakukan oleh semua lembaga untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada
lembaga tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan,
yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan agar supaya lancar
didalam operasionalnya.
Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang
berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan
terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang ditawarkan (Martin, 1989).
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah menjadi salah
satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan
program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei
internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program, serta survei
eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan).
Meskipun sebenarnya analisa SWOT banyak di tujukan untuk penerapan dalam bisnis,
ide penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru.
Sebagai contoh, Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam
masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Perangkat
manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri sering kali bisa diolah untuk
diterapkan dalam bidang pendidikan, karena adanya kemiripan yang fundamental dalam
tugas-tugas administraitf .
SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan
dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan administrasi

(administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah
sesuai dengan tuntutan jaman.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas penulis akan menyoroti tentang
permasalahan yang berkaitan dengan Kajian SWOT dalam surat kabar.
B.

Rumusan Masalah
Untuk mencapai suatu kesuksesan tidak begitu mudah tetapi tentunya melalui proses
yang optimal, seperti halnya di dalam mengelola surat kabar pada suatu bisnis, faktor yang
mempengaruhi analisis SWOT, di antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Dari
beberapa faktor tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengetahui tentang Analisis SWOT.
Masalah tersebut cukup menarik untuk di teliti, dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki
penulis. Sesuai dengan tugas yang diberikan, maka penulis akan membatasi pada pokok
masalah, yaitu Analisis SWOT dalam memanajemen surat kabar.

C.

Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan makalah Analisis SWOT dalam Manajemen surat kabar ini
sebagai berikut ::

1.
2.
3.
4.
D.

Untuk mengetahui Proses Perencanaan Strategi Mutu.


Untuk mengetahui lebih dalam masalah lingkungan eksternal dan internal
Untuk mengetahiu sejauh mana ancaman yang dihadapi oleh suatu lembaga pers baik
ancaman dari lembaga itu sendiri maupun dari luar lembaga
Untuk mengetahui secara detail tentang Analisis SWOT
Manfaat penulisan
Semoga makalah ini dapat, memperoleh gambaran dan pemahaman tentang Analis
SWOT yang digunakan surat kabar atau media terutama media yang telah dikunjungi.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian SWOT
SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan
dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan administrasi
(administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah
sesuai dengan tuntutan jaman
Analisis SWOT secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan
dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan
eksternalnya. Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan bagi suatu
perusahaan untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi perusahaan
itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga yang lain.
Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan
kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan
akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan.
Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau
mengganti program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih inovatif dan
relevan
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut Johnson (1989) dan Bartol (1991), SWOT adalah perangkat umum yang
didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan
sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.
Analisa SWOT adalah analisa yang sangat dikenal dalam proses pembuatan strategi
bisnis. Penulis mencoba membahas dengan melihat dan memantau pada media yang pernah
dikunjungi yaitu Riau Pos, Koran Riau, Media Online Riau Terkini dan Tabloid Azam,
dalam hal ini mencakup strategi media dan manajemen surat kabar.
1. Strenghts (S)
Mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh media. Dalam kasus Riau Pos tetap eksis
dengan banyaknya persaingan media yang juga berkualitas, namun tetap dapat mengalahkan
media-media yang baru dan lebih murah. Inilah yang dimiliki Riau Pos yang memiliki

segmen pasar sendiri, dan telah teruji puluhan tahun lamanya. Kekuatan lainnya adalah
adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah yang loyal.
Begitu juga dengan media yang lain, kekuatan yang paling mencolok adalah kekuatan
nilai berita yang berbeda dan mempunyai segmen pasar tersendiri pula. Selain itu, media
tersebut juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah
tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.
2. Weaknesses (W)
Mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam kasus media Riau
Pos kelemahan yang dimiliki adalah nilai dari beritanya. Begitu pula dengan media yang
lainnya, juga memiliki kelemahan baik itu kelemahaan dari strategi pemasaran maupun dari
system. Hal ini boleh jadi merupakan titik lemah ketika selera masyarakat baik itu
masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas.
3. Opportunities (O)
Mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam kasus media,
peluang yang mereka miliki adalah jumlah penduduk Indonesia khusunya Propinssi Riau
yang sangat besar dan ini merupakan pasar yang potensial untuk pemasaran media.
Dalam kasus Koran Riau, karena ini adalah media baru maka peluang yang dimiliki
adalah kebutuhan masyarakat yang membutuhkan informasi yang kritis dan informasi yang
sesuai dengan faktanya. Dan permintaan masyarakat yang tinggi akan produk yang murah
namun berkualiatas.
4. Threats (T)
Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam kasus
media, pada dasarnya semua perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil
memiliki ancaman. ancaman yang paling potensial bagi media pada umumnya adalah apabila
system pemerintah yang berubah-ubah, bagaimana jika fungsi media dikembalikan kembali
pada masa pada zaman pemerintah yang otoriter. Pembatasan iklan pada media tentu akan
sangat berdampak negatif pada perusahaan dan pemasaran media. Selain itu, ancaman
lainnya adalah kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan munculnya beragam kampanye
dan propaganda yang ada pada media tersebut.
B. Analisis SWOT

Secara umum, analisis SWOT pada tiap media massa dapat dilakukan, seperti yang
diterangkan dibawah ini:
a. Strengths ( Kekuatan / Kelebihan)

Tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


Tersedianya undang-undang pers.
Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana media massa.
Adanya promosi yang dapat dilakukan.

b. Weaknesses (Kelemahan/Kekurangan)

Pelayanan terhadap masyarakat


Mutu/ kualitas sebagian Sumber Daya Manusia (SDM).
Belum optimalnya fungsi pers.
Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pers.

c. Opportunities (Peluang /Kesempatan)

Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat.


Adanya dukungan pemerintah.
Adanya dunia usaha/industri yang bersedia bekerjasama.
Kebutuhan masyarakat terhadap informasi.

d. Threats ( Ancaman)

Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung kerja media.


Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara

finanasial.
Belum mempunyai dukungan dari pemerintahan yang otoriter
Image sebagian Masyarakat bahwa media tidak menjanjikan masa depan yang lebih
baik.
Analisis SWOT merupakan salah satu analisis pilihan (strategic chice) yang sudah sangat

populer. Dalam bahasan ini, analisis SWOT akan digunakan sebagai instrument analisis yang
dapat memkaiinstrumen lain yang lebih sesuai atau memadai dengan lokus-lokus yang telah
di tentukan dalam simulasi.
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa
efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks
eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi.
Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut di
atas: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk

memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun


peluang.
Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa tersebut berfokus pada
kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat beroperasi. Ini adalah dua variable
kunci dalam membangun atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi. Strategi ini
harus dikembangkan dengan berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi mampu
mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya
tariknya bagi para pelanggan.
Jika pengujian tersebut dipadukan dengan pengaduan visi dan nilai, maka akan
ditemukan sebuah identitas yang berbeda dari para pesaingnya. Begitu sebuah identitas
disitingtif mampu dikembangkan dalam sebuah perusahaan, maka karakteristik mutu dalam
perusahaan tersebut akan menjadi lebih mudah diidentifikasi. Kemudian perlu adanya suatu
strategi yang dapat meningkatkan kualitas, penjualan, ataupun tingkat kepercayaan
masyarakat.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanakan (planning) dan manejemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya.
Tidak ada strategi yang terbaik bagi suatu perusahaan sebab setiap perusahaan harus
menyusun strategi menurut kompetensi inti yang dipunyai untuk mencapai tujuan. Bahkan
dalam suatu perusahaan, strategi yang berbeda dibutuhkan untuk perusahaan yang dimiliki
agar unggul dalam persaingan. Menurut Kotler dan Amstrong (1996) ada tiga strategi
bersaing untuk menang adalah :
a. Kepemimpinan biaya rendah
Disini perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi terendah untuk
sehingga dapat menetapkan harga lebih rendah ketimbang pesaingnya dan berhasil
merebut pangsa pasar yang lebih besar dari pesaingnya.
b. Diferensiasi
Disini perusahaan memusatkan perhatian pada penciptakan line product dan program
pemasaran berbeda sehingga akhirnya muncul sebagian pemimpin pasar.
c. Fokus

Disini perusahaan memusatkan perhatiannya pada usaha melayani beberapa segmen


pasar yang baik dan bukan mengejar seluruh pasar.
Perusahaan yang melakukan dengan baik salah satu strategi diatas kemungkinan akan
memperoleh kinerja yang baik. Dan strategi yang lain yang dapat dilakukan juga dapat
dengan strategi-strategi SWOT :
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan lembaga, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defisit dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Tidak ada satu cara terbaik untuk
melakukan analisa SWOT. Yang paling utama adalah membawa berbagai macam
pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan
implikasi dari hubungan tersebut.

B. Perencanaan Butgeting Dalam Manajemen Keperawatan


Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur,
yaitu:
1.

Rencana

2.

Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

3.

Dinyatakan dalam unit moneter

4.

Jangka waktu tertentu yang akan datang

5.

Manfaat Budget

Manfaat Budget terdiri dari tiga pokok, yaitu :

Sebagai pedoman kerja


Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta sekaligus
memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu
yang akan datang.

Sebagai alat pengawasan kerja


Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi
realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam
Budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah
perusahaan telah sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja.

Sebagai alat pengkoordinasian kerja


Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua bagian-bagian
yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan
baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran
jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

Proses Penyusunan Budget


Sebagaiman telah dijelaskan di atas, suatu Budget dapat berfungsi dengan baik bilamana
tafsiran-tafsiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh
berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penafsiran secara lebih akurat,
diperlakukan sebagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan didalam menyusun Budget
Prosedur Penyususnan Budget
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun Budget serta
pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini
disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling
bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun Budget serta kegiatan-kegiatan
Budgeting lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan,
melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapaun siapa-siapa
atau bagian apa yang diserahi tugas memprsiapkan dan menyusun Budget tersebut sangat

tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis
besarnya tugas mempersiapkan dan menyususn Budget ini dapat didelegasikan kepada :
Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disebabkan karena bagi
perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana,
dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan Budget dapat diserahkan
kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak
melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Panitia Budget, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan
besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup
yang cukup luas, sehingga Bagian Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk
menyusun Budget sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh
sebab itu tugas menyusun Budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian
yang ada di dalam perusahaan, yang duduk dalam Panitia Budget. Tim penyusunan Budget
ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggotaanggota yang mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta
Bgaian Personalia.
Di dalam Panitia Budget inilah dilakukan pembahasan-pembahasan tentang rencanarencana kegiatan yang akan datang, sehingga Budget yang tersusun nanti merupakan
kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing
bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaan Budget nanti
benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga
memudahkan terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan
baik.
Baik Budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang
disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Budget atau
Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang diserahkan kepada pimpinan
tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai Budget yang defenitif.
Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan untuk
diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk
diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak
yang diserahi tugas menyusun Rancangan Budget tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, maka Rancangan Budget tersebut telah menjadi Budget yang defenitif
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi,
filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah:

a)

Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan

dan pre conferenceContoh terlampir.


b) Rencana bulanan
Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak
lanjut dalam rangka peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup
bulanan karu adalah:
Membuat jadwal dan memimpin case conference
Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok

keluarga
Membuat jadwal dinas
Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
Memimpin rapat bulanan perawat
Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat

pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan.
Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan
yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan

c)

katim adalah:
Mempresentasikan kasus dalam case conference
Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Melakukan supervise perawat pelaksana.
Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang
dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses

kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan.


Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir
perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk mengikuti pelatihanpelatihan.

Jenis-jenis perencanaan budget


Line-item (function-object) budget, PPBS (planning programming budgeting system), dan
ZZB (zero-base budgeting).

Line-item (function-object) budget


Perencanaan budget line item ini sering disebut perencanaan budget secara
tradisional, mungkin karena modelnya paling sederhana dan muncul pertama kali .
prosesnya sederhana sekali yaitu para perencana mengidentifikasi terlebih
dahulu macam program yang akan dibiayai, misalnya ada program-progaram rutin,
ada program-program pembangunan, dan mungkin juga masih ada program-program
istimewa dan sebagainya.
Sesudah jelas program-program itu, kini masing-masing program ditentukan
biayanya. Mengalokasi biaya kepada setiap program diusahakan secara adil dan
merata sesuai dengan kebutuhan dan prioritas program. Perencanaan budget sampai
disini sebetulnya sudah selesai. Akan tetapi supaya dokumen ini lebih lengkap
kegiatan

perencanaan

ini

diteruskan

dengan

menuliskan

budget

program-program yang sejenis tahun yang lalu untuk mengetahui peningkatan atau
penuruna budget itu. Juga dituliskan dari mana sumber dana yang dipakai, berapa
besarnya, dan berapa yang dipakai.
Perencanaan

line-item

budget

ini

tidak

memberikan

akuntabilitas,

yaitu proses menjelaskan pemanfaatan dana dalam rangka kontribusinya kepada


pencapaian tujuan yang diinginkan. Dia hanya menjelaskan berapa besar dana yang
dipakai membiayai program-program tertentu. Apakah dana ini dengan alokasinya
sudah benar-benar mendukung pelaksanaan setiap program untuk merealisasi
tujuannya secara efektif dan efisien tidak dapat dijelaskan oleh perencanaan
jenis ini. Oleh sebab itu perencanaan budget yang traditional dapat menerima
serangan. Namun demikian, perencanaan jenis ini masih banyak dipakai dalam
pendidikan, mungkin karena sederhana dan mudah membuatnya.

PPBS (planning programming budgeting system)


Perencanaan budget ini lahir di amerika serikat pada tahun 1961, ketika
McNamara berusaha memperbaiki perencanaan pembiayaan departemen

pertahanan Negara itu. Dengan perencanaan budget ini ia menekankan output,


program, penyelesaian program, dan merencanakan sumber-sumber biaya.
Model
perencanaan ini menyebar pada tahun 1967. di Indonesia ia dikenal dengan
nama

SP4

singkatan dari system perencanaan penyusunan program dan penganggaran.

Dalam pengembangan berikutnya ada yang menambah unsur evaluasi pada


perencanaan itu sehingga PPBS menjadi PPBES. Dengan menambah unsur
evaluasi
(evaluation) dimaksudkan agar nama itu lebih tepat dengan tugasnya. Sebab
perencanaan ini juga menilai alokasi biaya yang dibuatnya agar benar-benar
dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh setiap program atau agar
program
itu efektif, begitu juga perencanaan ini menilai apakah dana sudah
dimanfaatkan
secara efisien.
Cunningham
programnya

menambahkan
sehingga

menghubungkan

budget

memberikan

dengan

alternatif-alternatif

bahwa

tanggung

sumber-sumber

penyelesaian

dengan

ini

menunjukan

jawab

pedidikan
biaya

kepada
yang

yang

biaya

tiap-tiap

petugas-petugasnya,
diperlukan,

efektif,

dan

mebuat

meminimalkan

biaya serta memaksimalkan output.


Jenis

perencanaan

budget

ini

juga

meberi

kesempatan

bagi

perencana

untuk

mengurangi atau memotong biaya program tertentu bila ternyata dalam pelaksanaan
program

atau

pembiayaan.

implementasi

Program

yang

karena
dananya

suatu

hal

ada

pemotongan-pemotongan

dikurangi

atau

dipotong

para

perencana

adalah

yang

prioritasnya lebih rendah.


Factor-faktor

yang

ditekankan

jenis perencanaan PPBS ini ialah

oleh

yang

menggunakan

Berorientasi

kepada

output

atau

efektifitas.

Usaha pertama penysunan budget teraarah kepada pencapaian tujuan program. Dana
dialokasi

sedemikian

rupa

dengan

memperhitungkan

hubungannya

dengan

sumber-sumber yang lain yang secara bersama menyelesaikan tugas secara efektif.
Dana
dialokasikan
kepada
setiap
program
yang
akan di kerjakan yang telah disusun secara analitis dan sistematis. Program
utama atau proyek atau seluruh kegiatan dianalisis dahulu secara system untuk
mendapatkan

program-program

yang

spesifik.

Sesudah

itu

barulah

dana

dialokasikan kepada program-program ini dengn mempertimbangkan kebutuhan,

prioritas, dan kaitan antara program-program itu sendiri.


Pembiayaan
bersifat
integrasi.

Unsur

pembiayaan

masuk kedalam analisis system menjadi satu dengan analisis program dan analisis
alat dan metode. Dalam proses ketiganya berjalan bersama saling memberi
informasi, saling mengingatkan dalam rangka menuju pembentukan dokumentasi

konsep perencanaan pendidikan.


Alokasi
dana
diatur/disusun

atas

dasar

ralita.

Alokasi dana tidak boleh dilakukan atas dasar angan-angan belaka atau atas
dasar pemerataan. Melainkan harus dilakukan atas dasar kebutuhan nyata dan
prioritas. Ini berarti harus ada survei/ studi empiris yang mendasari alokasi

tersebut.
Pengalokasian

dana

dibuat

sehingga dana dapat dimanfaatkan secara efisien.


Perencanaan budget jenis PPBS didesain

sedemikian
sejalan

dengan

rupa
perencanaan

programnya. Kalau perencanaan pendidikan untuk jangka panjang maka perencanaan


budget
juga untuk jangka panjang. Kalau perencanaan pendidikan untuk jangka menengah
atau pendek, maka perencanaan budget juga untuk jangka menengah atau pendeh.
Tetapi perencanaan pendidikan pada umumnya didesain untuk jangka panjang yang
dibagi-bagi menjadi jangka menengah dan jangka pendek sebagai operasionalnya.

Metode perencanaan budget ada bersifat langsung dan ada pula yang tidak
langsung. Bersifat langsung adalah kalau budget itu dibuat sendiri oleh para
perencana pendidikan. Dan tidak langsung kalau budget itu dibuat oleh orang/panitia
lain. Perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pusat pada umumnya sudah

dilengkapi dengan perencanaan budgetnya, jadi bersifat langsung. Sebaliknya


perencanaan-perencanaan pendidikan yang dibuat oleh daerah atau lembaga
setempat, seringkali perencanaan budgetnya dibuat pemerintah pusat, sehingga
perencanaan

Metode

budget

perencanaan

budget

itu

yang

bersifat

langsung

tidak

langsung.

mengharuskan

para

ahli

perencanaan PPBS dari pemerintah pusat membina para perencana local atau
lembaga

agar

dapat

merencanakan

budget

sendiri

bagi

perencanaan-perencanaan pendidikan yang dibuatnya. Hal ini mungkin dapat


melelahkan orang-orang pusat, tetapi dapat menularkan kemampuannya kepada
orang-orang lokal sehingga mereka mampu merencanakan PPBS sendiri didaerahnya
masing-masing. Sehingga suatu saat para ahli perencanaan budget pada pemerintah
pusat hanya bertindak sebagai konsultan/pengawas saja bagi perencanaan budget
didaerah-daerah/lembaga-lembag pendidikan.
Metode
perencanaan
PPBS

yang

tidak

langsung

yang dilakukan panitia pusat untuk kepentingan perencanaan-perencanaan daerah,


adakalanya kurang tepat mengenai sasarannya.Sebab pekerjaan mereka didasarkan
kepada informasi yang diperoleh di daerah tempat perencanaan dibuat, yang adakalanya
juga kurang tepat. Metode ini menghalangi kemauan orang-orang daerah untuk
memahami perencanan secara tuntas, yaitu mulai dari perencanaan program sampai
dengan perencanaan budget.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Kajian SWOT merupakan alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien sebagai alat
yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan
perusahaan baik itu kemungkinan hal terbaik maupun yang terburuk.
Kajian SWOT sebagai alat bantu untuk memeperluas dan mengembangkan visi dan misi
suatu organisasi, juga dapat melihat kemungkinan perubahan masa depan suatu perusahaan.
Kunci keberhasilan didukung oleh sumber daya manusia, dukungan manajemen yang
baik, kualitas media yang baik, pelayanan yang memuaskan, serta harga yang cukup bersaing.
Analisis lingkungan internal dan eksternal merupakan faktor terpenting dalam
mempengaruhi suatu keberhasilan. Empat komponen utama yaitu efisiensi, inovasi, kualitas
serta respon terhadap pelanggan/ masyarakat yang menentukan keunggulan kompetitif.

B.

Saran
Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahap-tahap
perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang menghasilkan nilai-nilai. Visi dan misi dan
nilai-nilai tersebut secara bersamaan dianalisis dengan mempetimbangkan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan internal yaitu lingkungan eksternal.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang
kajian SWOT dalam membangun perusahaan agar lebih berkembang dan maju.

Você também pode gostar