Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KATA PENGANTAR
Penguatan kemampuan komunikasi efektif dan berpikir kritis
menjadi kebutuhan mendasar dalam menyiapkan generasi
berkualitas. Kegiatan peningkatan kualitas siswa dalam komunikasi
dan berpikir kritis sangat ideal jika dilekatkan dengan kegiatan
yang bersifat kompetitif. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas mengembangkan kegiatan Lomba Debat
Bahasa Indonesia (LDBI). Lomba ini bertujuan meningkatkan
kemampuan komunikasi bahasa Indonesia siswa Indonesia dan
mengembangkan jejaring dalam rangka meningkatkan daya saing
bangsa.
Di dalam debat, terdapat tuntutan penggunaan kombinasi
kemampuan berbahasa Indonesia dan kemampuan berargumen.
Semua yang disampaikan peserta harus selalu melalui alasan dan
dukungan fakta yang jelas. Debat ini menuntut siswa tidak hanya
mengetahui dan menganalisa isu-isu nasional tetapi juga isu-isu
global.
Agar kegiatan LDBI terlaksanan dengan baik, perlu pedoman
yang menjadi acuan setiap kegiatan.Oleh karena itu, pedoman
ini disusun agar penyelenggaraan LDBI dapat terlaksana dengan
baik.Kepada semua pihak yang membantu tersusunnya pedoman
umum ini kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, Februari 2015
Direktur Pembinaan SMA,
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN MENENGAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................... iii
I. PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................... 1
B. Tujuan.................................................................... 2
C. Sasaran.................................................................. 3
D. Pengertian.............................................................. 3
II. SISTEM DAN MEKANISME LOMBA.......................... 4
A. Sistem Lomba........................................................ 4
B. Tahapan Seleksi..................................................... 5
1) Tingkat Sekolah................................................ 5
2) Tingkat Propinsi................................................ 5
3) Tingkat Nasional............................................... 6
III. PESERTA.................................................................... 7
A. Persyaratan............................................................ 7
B. Pendaftaran............................................................ 7
IV. PENJURIAN................................................................ 8
A. Juri/Dewan Juri....................................................... 8
B. Mekanisme Penilaian............................................. 8
V. SUSUNAN ACARA DAN JADWAL KEGIATAN......... 10
ii
A. Susunan Acara....................................................... 10
B. Jadwal Kegiatan..................................................... 10
VI. SUMBER DAYA........................................................... 13
VII. KODE ETIK PESERTA DAN JURI............................. 14
VII. PENGHARGAAN........................................................ 17
LAMPIRAN........................................................................ 18
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam banyak kasus, kita sering melihat proses pengambilan
keputusan yang ditempuh melalui debat berlangsung tidak
sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, banyak anggota
legislatif yang menyela dalam persidangan sebelum diberi
kesempatan pimpinan sidang atau menyuarakan hal yang
bersifat pribadi untuk menyerang lawannya. Pelajar seringkali
keras dalam menyuarakan pendapatnya tetapi pendapatnya
tidak mempunyai landasan argumentasi yang kuat. Selain itu,
para siswa seringkali beradu argumen dengan keras tetapi
sebenarnya isinya kurang kuat dan cara penyampaiannya
kurang elegan. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena
lemahnya kemampuan anak bangsa Indonesia dalam
membangun argumen yang analitis, kritis dan komprehensif.
Sementara itu, perkembangan media dan teknologi yang
semakin pesat ternyata berpengaruh terhadap kualitas
penguasaan dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar di masyarakat. Intensifnya tayangan media yang
memunculkan bahasa-bahasa gaul serta asimilasi budaya
yang semakin kuat dimasyarakat menjadikan bahasa nasional
kita punya kecenderungan tergerus dan mengalami krisis
identitas yang dapat mengancam eksistensinya sebagai simbol
identitas nasional.
Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
menyelenggarakan kegiatan yang bisa menghasilkan siswa
yang bisa berpikir kritis, dan analitis, mampu menyampaikan
iv
D. Pengertian
1) Pendebat adalah tiga orang peserta yang mengikuti
perlombaan.
2) Ketua Panitia adalah orang yang mengatur jalannya
perlombaan.
3) Ketua Juri adalah seorang Juri yang mengatur mekanisme
penjurian.
4) Wakil Ketua Juri adalah satu atau beberapa juri yang ikut
membantu tugas ketua Juri dalam penjurian.
5) Juri Undangan adalah Juri yang diundang oleh lembaga
penyelenggara LDBI.
6) Juri N1 adalah calon Juri (guru) yang dikirim oleh tim untuk
diikutkan dalam akreditasi penjurian.
7) Tabulator adalah orang yang bertanggungjawab terhadap
tabulasi penilaian dalam perlombaan.
III. PESERTA
A. Persyaratan
1. Peserta LDBI adalah Warga Negara Indonesia.
2. Pendebat adalah siswa aktif di Sekolah Menengah
Atas(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) yang dibuktikan dengan
Surat Keputusan dari Dinas Pendidikan Propinsi.
3. Satu tim terdiri atas tiga pendebat dan satu Juri N1.
4. Juri N1 adalah guru wakil propinsi asal pendebat.
5. Pendebat wajib mengikuti Seminar Debat dan Juri N1 wajib
mengikuti Seminar Penjurian.
6. Anggota tim tidak boleh diganti dengan alasan apapun.
7. Peserta bukan 10 Pembicara Terbaik LDBI tahun 2014.
B. Pendaftaran LDBI tingkat Nasional
Dinas Pendidikan Propinsi mengirimkan daftar nama satu
tim terbaik dalam bentuk Surat keputusan ke panitia LDBI di
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah Kemterian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mengikuti lomba debat Bahasa Indonesia
tingkat Nasional.
IV. PENJURIAN
A. Juri/Dewan Juri
Juri di LDBI terdiri atas Ketua Juri, Wakil Ketua Juri, Juri
Undangan , Juri Terakreditasi, dan Juri Trainee.
5
4. 74
5. 75
6. 76
terdapat kekurangan).
: Penampilan sedikit di atas rata-rata.
Kegiatan
Hari I
15.00 12.00
Registrasi
Hari II
09.00 - 08.00
Pembukaan
09.15 09.00
12.00 09.15
Seminar debat
Seminar on adjudicating
Waktu
Kegiatan
13.00 12.00
Istirahat
15.00 13.00
Eksibisi debat
Akreditasi juri
15.30 15.00
Istirahat
18.00 15.30
10.00 08.00
Babak Penyisihan I
10.30 10.00
Tabulasi
12.30 10.30
Babak Penyisihan II
13.30 12.30
Istirahat
14.00 13.30
Tabulasi
16.00 14.00
18.00 16.00
Tabulasi
Hari IV
10.00 08.00
Babak Penyisihan IV
10.30 10.00
Tabulasi
12.30 10.30
Babak Penyisihan V
13.30 12.30
Istirahat
15.00 13.30
Tabulasi
15.30 15.00
Istirahat
16.00 15.30
Tabulasi
18.00 16.00
Persiapan
Pengumuman
Babak
Eliminasi
Waktu
Kegiatan
9
19.00 18.00
Istirahat
21.00 19.00
10.00 08.00
16.00 10.00
Wisata
Hari VI
10
10.00 08.00
11.00 10.00
Tabulasi
12.30 11.00
Istirahat
13.00 12.30
15.00 13.00
Babak Semifinal
15.30 15.00
Istirahat
16.00 15.30
Tabulasi
18.00 16.00
Istirahat
19.00 18.00
20.00 19.00
Babak Final
00 .21 20.00
11
12
14
VIII. PENGHARGAAN
A. Penghargaan LDBI tingkat nasional adalah sebagai berikut:
1) Sertifikat diberikan kepada peserta (Pendebat dan Juri).
2) Piala diberikan kepada 10 pendebat terbaik.
3) Piala dan medali emas diberikan kepada Juara 1; Piala
dan medali perak diberikan kepada Juara 2; dan Piala dan
medali Perunggu diberikan kepada Juara 3 (dua tim).
4) Hadiah Tabanas diberikan kepada Juara 1,2& 3 (dua tim).
5) Piala, medali dan piagam penghargaan diberikan kepada 5
orang Juri N1 terbaik.
B. Penghargaan di tingkat sekolah dan propinsi
Setiap Sekolah, Kabupaten, dan Propinsi berhak memberikan
penghargaan kepada pemenang LDBI di tingkat sekolah/
Kabupaten/Propinsi.
15
LAMPIRAN
16
18
PASAL 2
PERSYARATAN
a. Setiap propinsi hanya dapat mengirim satu perwakilan tim
untuk bertanding di LDBI.
b. Setiap anggota tim propinsi harus:
1. Berstatus sebagai siswa SMA aktif di propinsinya dalam
kurun waktu enam bulan sebelum perlombaan dimulai.
2. Berusia genap empat belas tahun dan tidak lebih dari
sembilan belas tahun saat mengikuti perlombaan.
c. Seleksi dan komposisi dari masig-masing tim propinsi harus
berdasar pada peraturan-peraturan yang tercantum dalam
buku pedoman.
d. Satu tim hanya boleh terdiri dari tiga orang dan satu orang
guru yang akan mengikuti akreditasi juri. Status guru tersebut
disebut juri N1.
e. Setiap propinsi yang mengirimkan satu tim di LDBI harus
menyertakan seorang guru yang ditunjuk sebagai juri N1, yang
akan mengikuti semua aturan yang tertera pada buku Pedoman
Perlombaan sebagai juri N1.
PASAL3
PERTANDINGAN
a. Setiap tim akan bertanding dengan lima tim lain selama babak
penyisihan. Sistem perlombaan untuk babak penyisihan akan
menggunakan metode yang sebelumnya telah ditentukan oleh
ketua juri dan wakil ketua juri.
19
20
PASAL 4
DEWAN JURI
a. Semua Lomba Debat Bahasa Indonesia akan dinilai oleh juri
dengan jumlah panelis juri yang ganjil, dengan jumlah ideal
minimal terdiri atas tiga juri.
b. Jika jumlah juri akreditasi tidak mencukupi sehingga tidak
memungkinkan menggunakan sistem juri panelis dalam setiap
ronde debat seperti yang tertera pada Pasal 4 (a), ketua juri
memiliki wewenang untuk membuat keputusan menggunakan
juri tunggal dalam setiap ronde debat termasuk penempatan
juri tunggal pada masing-masing ruang debat dengan
mempertimbangkan kapabilitas dari juri tersebut untuk menjadi
juri tunggal.
c. Seorang Juri harus dapat berperilaku, bertindak dan
merepresentasikan dirinya dengan sopan dan tingkah laku
yang baik, hal ini kemudian diatur dalam buku pedoman debat
LDBI.
21
23
PASAL 5
KETUA JURI DAN PROSEDUR PENGAJUAN KELUHAN
a. Harus ada satu ketua juri dalam satu lomba debat.
b. Ketua juri di tunjuk oleh Panitia pelaksana dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Sesuai dengan konstitusi ini, ketua juri bertanggung jawab
untuk:
1. Menentukan juri-juri yang layak.
2. Melakukan seminar penjurian sebelum pelaksanaan lomba
debat.
3. Memilah apakah juri-juri yang telah layak, dapat untuk
menjadi juri dalam lomba debat.
4. Menugaskan juri di setiap ruang debat.
5. Menyimpan hasil dari semua debat.
6. Menentukan rangking tim pada akhir babak penyisihan
sesuai dengan data tabulasi.
7. Menentukan undianuntuk Octo-Final, Quarter-Final, SemiFinal dan Grand-Final. dan;
8. Hal lain berkaitan dengan proses penjurian dalam lomba
debat.
25
27
PASAL 7
DEBAT IMPROMPTU
a. Berdasar pada kebijaksnaan panitia, terdapat setidaknya satu
babak debat atau setengah dari jumlah keseluruhan lomba
yang menggunakan mosi impromptu, dengan asumsi bahwa
setiap tim memiliki kemungkinan jumlah babak impromptu
yang sama dengan tim lain pada saat babak penyisihan.
b. Kebijakan akan waktu persiapan debat dan prosedur untuk
debat impromptu diserahkan pada pihak tuan rumah, dengan
ketentuan:
1. Kedua tim yang bertanding menerima mosi impromptu
pada saat yang sama.
2. Sedapat mungkin, setiap tim menerima jumlah yang sama
baik posisi pemerintah atau oposisi ketika melakukan debat
impromptu, dan
3. Pada saat debat impromptu kedua tim mendapat ruang
persiapan dan kondisi yang tidak jauh berbeda.
29
PASAL 8
PENGHARGAAN DAN SANKSI
a. Penghargaan khusus akan diberikan pada akhir perlombaan
kepada:
1. Semua tim yang mencapai Okto-Final, Semi-Final atau
Grand-Final di perlombaan debat.
2. 10 pembicara terbaik.
3. 10 akreditas juri N1 terbaik.
b. Bentuk dari penghargaan yang dijelaskan pada Pasal 8 (a poin
1-3) sepenuhnya kebijakan dari panitia lomba pada saat itu.
c. Tuan rumah di perkenankan untuk memutuskan memberi
penghargaan lain.
d. Sanksi yang diberikan untuk segala jenis pelanggaran
dari konstitusi dan peraturan lainnya didasarkan pada
pertimbangan dari ketua juri dan atau panitia lomba LDBI,
dengan mempertimbangkan secara adil, bijaksana dan sesuai
dengan pelanggarannya.
30