Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KATA PENGANTAR
Sebagai mahasiswa progam studi teknik mesin, praktikum prestasi mesin
merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil. Praktikum ini
dimaksudkan untuk menerapkan teori teori yang telah ataupun belum diperoleh
dalam kuliah sehingga diharapkan setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat
memperluas cakrawala pandang di bidang teknik mesin. Beberapa tujuan yang
ingin dicapai melalui praktikum ini adalah:
1. Mendapatkan pengalaman praktis dan teknis dalam menggunakan mesin
atau alat yang terdapat di dalam praktikum contohnya alat penukar kalor.
2. Melatih diri melakukan komunikasi secara lisan maupun tulisan melalui
pembuatan laporan praktikum.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
1. TUJUAN.....................................................................................1
2. DASAR TEORI...........................................................................1
3. ALAT DAN BAHAN..................................................................14
4. SPESIFIKASI PERALATAN......................................................16
5. PROSEDUR PRAKTIKUM.......................................................18
6. GAMBAR SKEMA PENGUJIAN..............................................20
7. PERHITUNGAN........................................................................20
8. JAWABAN PERTANYAAN ......................................................25
9. KESIMPULAN...........................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................34
PENUKAR KALOR
(HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE)
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui unjuk kerja Alat Penukar Kalor dan mempelajari karakteristik
yang dihasilkan dari perpindahan kalor antara fluida panas dan fluida dingin.
2. DASAR TEORI
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam
proses industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dari fluida
panas menuju fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan
dan mendinginkan fluida. Sebelum fluida masuk ke reaktor, biasanya fluida
dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat penukar kalor agar suhu fluida sesuai
dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di dunia industri, heat
exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit operasi,
misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri
makanan-minuman dan lain-lain.
Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar
praktikan lebih memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis dan
berbagai macam hal yang menyangkut heat exchanger agar ilmu pengetahuan ini
dapat diterapkan pada skala yang lebih besar, yaitu skala industri.
Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas adalah
hal yang sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat
berlangsung lewat tiga cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri
berlainan adanya. Adapun perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:
1.
2.
3.
Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell
(multitube),
Straight tubes,
dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas
permukaan panas yang besar. Ukuran standar dari tees dan return head diberikan
pada tabel 1.
Tabel 1. double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS
3
Gambar 3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner
tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa
cabang. Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam dan
fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada
gambar 4 dan gambar 5.
Keuntungan
1.
2.
Counter
current
flow
mengakibatkan
4.
b)
Kerugian
1.
2.
3.
Gambar 6. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan
pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
(Kern, 1983).
2.
3.
4.
Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis
material yang digunakan sesuai dengan temperatur dan tekanan operasi.
5.
Mudah membersihkannya.
6.
7.
8.
jumlah lewatan maka semakin banyak panas yang diserap tetapi semakin sulit
perawatannya
(Kern, 1983).
3. Plate Type Heat Exchanger
Plate type heat exchanger terdiri dari bahan konduktif tinggi seperti
stainless steel atau tembaga. Plate dibuat dengan design khusus dimana tekstur
permukaan plate saling berpotongan satu sama lain dan membentuk ruang sempit
antara dua plate yang berdekatan. Jika menggabungkan plate-plate menjadi
seperti berlapis-lapis, susunan plate-plate tersebut tertekan dan bersama-sama
membentuk saluran alir untuk fluida. Area total untuk perpindahan panas
tergantung pada jumlah plate yang dipasang bersama-sama seperti gambar
dibawah
k.A
(T1 T2 )
l
tinggi ke fluida yang bersuhu rendah (Gambar 2.10) bisa dihitung dengan
persamaan berikut:
qc hc . A. Ts T
Fluid
T
hc
qc
qc
3.
Ts T T
1
Rc
hc .A
Ta Tb
1
U.A.(Ta Tb) =
hc, a . A
k.A
1
1
U.A = h c , a . A
1
hc,b . A
1
R
1
h c ,b . A
adanya timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh
scale, karat, dan sebagainya. Pada umumnya pabrik heat exchanger tidak bisa
menetapkan kecepatan penimbunan kotoran sehingga memperbesar tahanan heat
exchanger. Fouling factor dapat didefinisikan sebagai berikut:
Rf
1
1
Ud U
10
hc ,b
Ta
T1
fluida a
q
fluida b
k
T2
hc , a
Tb
q hc.a . A (Ta T1 )
q
h c .a A
Ta T1
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
q
k.A
(T1 T2 )
L
q
T1 T2
k.A L
q hc.b . A.(T2 Tb )
q
T2 Tb
h c .b . A
Penjumlahannya adalah:
11
Ta Tb
1
L
1
h c , a kA h c ,b
T T
a
b
Ta Tb
T
1
L
1 R
h c , a kA h c ,b
Ta Tb
ln
Ta
Tb
(Kern, 1983).
Untuk aliran countercurrent ;
LMTD
T1 t2 T2 t1
T 1 t2
ln
T2 t1
12
LMTD
7.
T1 t1 T2 t2
T 1 t1
ln
T 2 t2
Keefektifan
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas aktual
Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa
menentukan kecepatan transfer panas:
q q act .q max
q . mcp min Th,in Tc,in
3.
1. Seperangkat alat penukar kalor jenis shell & tube dan double pipe.
13
Gambar 15. Seperangkat APK jenis shell & tube dan double pipe
14
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 16. Beberapa komponen penyusun rangkaian APK: (a) shell & tube
APK; (b) double pipe APK; (c) radiator; (d) pompa air; (e) system akuisisi data;
(f) pressure gauge
2. Untai uji alat penukar kalor yang terdiri dari sirkulasi fluida (air) panas,
sirkulasi fluida (air) dingin, dan sistem akuisisi data.
3. Fluida (air)
4. Flexible hose
15
: Diameter dalam
Material
: Flexiglass (acrylic)
Tube
: Diameter
Material
: 110mm
: OD = , BWG 20
: Stainless steel
: Pitch
: 20
: 17,8mm
Layout
: 30
: Jumlah
: 10
Jarak
: 53mm
Jenis
: Single Segmental
Cut
: 20%
Orientation
: 90%
: 1 kW
Sisi tube
Air
85
60
50
535
16
Sisi shell
Air
85
40
50
456
: 242 W/m2K ; Ud
Aliran
: Countercurrent
5000
4300
: 219 W/m2K
: Diameter
Material
Tube
: Stainless Steel
: Diameter
: OD = 3/8
Material
: Tembaga
Panjang total
: 1,94 m
: 0,48 kW
Fluida
Flowrate (kg/jam)
T inlet (C)
T outlet (C)
Koefisien Konveksi(h)
Sisi tube
Air
70
66
60
3266
Sisi shell
Air
70
39
45
565
(W/m2K)
Fouling (W/m2K)
5600
5600
Uc
: 241 W/m2K
Ud
: 125 W/m2K
Aliran
: Countercurrent
5. PROSEDUR PRAKTIKUM
Tahap pengujian alat penukar kalor adalah sebagai berikut :
1.
17
Pasang termokopel pada posisi-posisi yang telah ditentukan untuk masingmasing termokopel.
3.
Periksa ketinggian air dalam tangki pemanas, apakah telah mencapai batas
yang telah ditentukan.
4.
5.
Periksa temperatur yang akan diukur pada termometer dan catat selisih
antara sisi masuk dan sisi keluar untuk fluida panas maupun fluida dingin.
6.
Nyalakan komputer dan data logger dengan terlebih dahulu meng-ONkan tombol switch pada panel kontrol untuk komputer.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
TUGAS
1.
2.
Jenis-jenis front end stationary head, shell, dan rear end head masing-masing
minimum 3 tipe.
3.
4.
Lakukan praktikum sesuai dengan kondisi disain dan minimal pada satu titik
lain di luar kondisi disain.
5.
19
7. PERHITUNGAN
Data hasil percobaan pertama
Shell & Tube / Double Pipe Heat Exchange
Tube Side (L/min)
Shell Side (L/min)
Waktu
(menit
)
2
4
6
8
10
Rata2
Q
%
F
Kg/mi
n
7,336
7,143
7,122
7,343
7,287
7,2642
Ti
C
To
0
C
29
30
30
30
30
29,
8
29
29
29
29
30
29,
2
T
0
C
0
1
1
1
0
0,
6
P
Pa
Q
W
1211,3
1194,0
1184,0
1185,3
1171,3
1189,18
20
F
Kg/mi
n
4,195
4,191
4,195
4,171
4,173
4,185
Ti
C
To
0
C
28
28
29
29
29
28,
6
29
29
29
29
30
29,
2
T
0
C
1
1
0
0
1
0,
6
P
Pa
Q
W
1397,6
1382,6
1389,9
1394,4
1386,7
1390,2
4
T1 - T2
0,6 0,6
0C
T1
0,6
ln
ln
T
0,6
2
Ti = 29,8 oC
To= 29,2 oC
Tf =
T i +T o
2
29,8 29,2
29,5 0 C
2
8,12 10 4
21
kg
ms
995,34 3
32,22 26,67 994,9 995,8
m
- Nilai Pr pada Tf = 29,5oC
32,22 29,5
5,12 Pr
Pr 5,48
32,22 26,67 5,12 5,85
- Nilai k pada Tf = 29,5oC
32,22 29,5
0,623 k
W o C
k 0,619
32,22 26,67 0,623 0,614
m
-
0,048
3
2
A 2,533 10 x995,34m
s
- Bilangan Reynolds
Re
.di.V
747,241
- Bilangan Nusselt
N u=
di
R P
L e r
( )
d
1+0.04 [( ) R P ]
L
3,66+0.0668
2
3
= 5,052
- htube (hi)
hi Nu.
k
di
246,235 W / m 2 0C
22
Shell side
4,185
0,06975kg / s
F = 4,185 kg/menit = 60
Ti = 28,6oC
To= 29,2oC
28,6 29,2
28,9 0 C
2
Tf =
8,21 10 4
995,44 3
32,22 26,67 994,9 995,8
m
- Nilai Pr pada Tf = 28,9oC
32,22 28,9
5,12 Pr
Pr 5,56
32,22 26,67 5,12 5,85
Nilai k pada Tf = 28,9oC
32,22 28,9
0,623 k
W o C
k 0,618
32,22 26,67 0,623 0,614
m
-
2
.d i .20 0,19m 2
4
3
0,06975 m
F
s 3,688 x10 4 m / s
V
A 0,19m 2 x995,44
Bilangan Reynolds
23
kg
ms
.di.V
49,188
2
3
hshell = (ho)
ho Nu.
k
0,618
4,439.
24,939 W / m 2 0C
d0
0,11
- Nilai U
Dengan data dari spesifikasi APK shell & tube, maka:
Luas Ai 2 ri 2 .0, 00635 0, 04
Luas Ao 2 ro 2 .0, 055 0,35
Uo
1
8,613 W/ 0C.m
Ao 1 Ao ln( ro / ri ) 1
Ai hi
2kL
ho
- Nilai Q
A o .OD1 .L(Nt - Ntp)
Q U o . A.TLM
3,14.0,0127.0,7.20
0,56 m
3,30.0,56.0
0 Watt
Maka,
24
8. JAWABAN PERTANYAAN
1. Alat penukar kalor jenis tubular (Tubular Heat Exchanger), adalah alat penukar
kalor yang bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain.
Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu :
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana
fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang
mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.
Contoh jenis-jenis dari tubular heat exchanger antara lain: jenis shell and tube,
double pipe, u-tube, straight tube.
(a)
(b)
(c)
(d)
25
Shell sangat
oleh keadaan tube yang akan ditempat kan didaIamnya. Shell dapat
dibuat dari sebuah pipa yang berdiameter besar atau dapat juga dibuat pada sebuah
pelat logam yang diroll. Shell merupakan badan penukar kalor dimana
didalamnya terdapat tube bundle (berkas pipa). Kedua ujung shell ini akan
diberi penutup yang dipasangkan dengan flens. Kadang - kadang permukaan
dalam shell dilengkapi dengan alur untuk menempatkan berkas pipa pada posisi
yang baik di dalam shell . Untuk temperatur operasi yang sangat tinggi,
kadang-kadang
ekspansi.
Tubes atau pipa-pipa memegang peranan yang sangat penting di dalam penukar
kalor. Dinding pipa merupakan bidang pemisah kedua jenis fluida yang mengalir
di dalamnya dan sekaligus berfungsi sebagai bidang perpindahan panas. Bahan dan
ketebalan dnding pipa harus dipilih agar diperoleh penghantaran panas yang
baik dan juga harus mampu bekerja pada tekanan operasi fluida kerjanya. Susunan
tubes biasanya dipasang menurut konfigurasi segitiga atau segi empat
- Proses perpindahan kalor APK jenis shell and tube, dengan rumus-rumus dasar
-
26
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 20. (a)
Channel and removable cover, (b) bonnet (integral
cover), (c)
channel integral with tube sheet and removable cover, (d) special high
pressure clossure.
-
Jenis shell: one pass shell, two pass shell with longitudinal baffle, split flow,
double split flow, divided flow, cross flow, kettle type reboiler.
(a)
(b)
27
(d)
(d) (e)
(f)
Gambar 21. (a) one pass shell, (b) two pass shell with logitude baffle, (c) split
flow, (d) double split flow, (e) divided flow, (f) kettle type reboiler,(g) cross flow.
-
Jenis rear end : fixed tube sheet, outside packed floating head, floating head
with backing device, pull through floating, u-tube bundle, packed floating tube
sheet with lantern ring.
(a)
(b)
(c)
(d)
28
(e)
(f)
(g)
(h)
Gambar 22. (a) fixed tube sheet, (b) outside packed floating head, (c)
packed floating tube sheet with lantern ring,(d) outside packed floating
head, (e) floating head with backing device, (f) ) pull through floating head,
(g) u-tube bundle, (h )externally sealed floating tube sheet.
-
3 bagian utama double pipe heat exchanger yaitu elbow pipe, internal pipe, dan
external pipe. Elbow pipe berfungsi sebagai penyambung pipa untuk
meneruskan aliran fluida, sementara internal dan external pipe berfungsi
sebagai wadah bagi fluida untuk melakukan perpindahan panas.
Gambar 23.
Struktur
penyusun
double pipe
heat exhanger
3. Jenis APK lain:
- Tipe pipa bersirip (Fins and tube )
Salah satu contoh penukar kalor tipe pipa bersirip ini diperlihatkan pada
gambar Contoh yang lain banyak kita jumpai di lapangan antara lain radiator
mobil, kondensor dan evaporator mesin pendingin dan masih banyak lagi yang
lain. Pada umumnya penukar kalor jenis pipa bersirip ini dipergunakan untuk
fluida cair dan gas dimana fluida gas dilalukan diluar pipa, yaitu bagian yang
bersirip. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas transfer energi
karena biasanya pada sisi gas koefisien perpindahan panas memiliki nilai yang
kecil sehingga untuk kompensasi agar laju transfer energinya meningkat
diperlukan luas permukaan perpindahan panas yang relatif tinggi. Namun
29
Gambar 24.
Tipe pipa
bersirip (Fins
and tube )
30
Gambar
(spiral heat
Cmin
U
1
1 A1 ln( ro / ri ) Ai 1
ht
2kL
Ao ho
A .d i .L
Cmin = m.
C
31
NTU (1+C )
NTU (1+C 2 )
1+exp
1
1+C+(1+C2 ) 2
=2
C=
C min
C max
KESIMPULAN
a.
Semakin besar nilai Q, semakin besar pula efisiensi APK. Hal ini terjadi
karena nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (h) semakin besar, yang
mengakibatkan kalor yang dihantarkan juga semakin besar.
b.
c.
d.
Waktu mempengaruhi peningkatan suhu pada tube side dan shell side,
waktu berbanding lurus dengan peningkatan suhu.
32
DAFTAR PUSTAKA
Allan, D. Kraus, 1981, Heat Transfer Fundamental, University of Akren, Ohio
Foust, 1980, Principles of Unit Operation, 2edJohn Willey and Sons, New York.
Geankoplis, J. C, 1983, Transport and Unit Operation, 2nd edition, Allyn and
Brown, Ind Massachusset.
33
Kern, D.Q, 1983,Process Heat Transfer, McGraw Hill Book Company, New York.
Sitompul, T.M, 1993, Alat Penukar Kalor, Citra Niaga Rajawali, Jakarta.
Tim Dosen Teknik PS Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2,
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lambumg
Mangkurat, Banjarbaru.
34