Você está na página 1de 18

KESEHATAN MAMMAE

Selasa, 17 September 2013


LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE

A. PENGERTIAN
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker
bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain
itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik T, 2005, hal : 39-40)
Suatu
keadaan
di
mana
sel
kehilangan
kemampuannya
dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang
mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah
mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus
menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk
tumor atau berkembang tumbuh baru tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu
bersifat karsinogen. (Daniele gale 1996).
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan
tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat
menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari
jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak
semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau
mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar
ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor
ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker,
biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi
Yayasan Kanker Payudara Jakarta, diakses tanggal 24 desember 2008).
B. ETIOLOGI
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti
telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktorfaktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk
mencegah kanker payudara. Faktor-faktor resiko mencakup :
Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel
ganas.
Ca Payudara yang terdahulu

Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ


berpasangan
Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
Menarke dini. Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami knker payudara.
Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.
Riwayat penyakit payudara jinak
Kontrasepsi oral
Masukan alkohol setiap hari
Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat
menyebabkan carcinoma mammae. Oleh sebab itu carcinoma mammae lebih
banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki
pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
pernah mengalami radiasi didaerah dada.
Pernah mengalami operasi pada payudara kelainan jinak atau tumor ganas
mammae
Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang iritasi
yang berjalan kronis oleh karena rangsangan oleh bahan-bahan kimiawi, zat
pewarna, sinar radioaktif.
Obesitas pasca maunopause

C. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting
susu,
nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan
atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah
bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis,
batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan,
pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat. Ca payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri.
Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak
teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi
pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut

D. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di
mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel
ganas di antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:


1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain,
kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempattempat lain bertambah.
E. POHON MASALAH.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi jika
saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi
dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem
kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka
diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan
melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan
membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan
terbukanya pembengkakan yang menyulitkan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang
tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan
kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography

5.

6.

7.
8.
H.

a.

b.
c.
d.
e.
2.
a.

b.
c.

I.
1.
2.

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluhpembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa
dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan
Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan
yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi (pengangkatan
seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari
kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu
(5000-6000 rad).
Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral
otocpectoralis minor.
Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila
Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya, seluruh isi aksila.
Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna.
Non pembedahan
Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe ,aksila, kekambuhan
tumor local atau regional setelah mastektomi.
Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 1600)
PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges, Marilynn
E (2000) diperoleh data sebagai berikut:
Aktifitas/istirahat:
Gejala: kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan,
pola tidur (contoh, tidur tengkurap).
Sirkulasi
Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).

3. Makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
4. Integritas Ego
Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang
diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada
keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu
pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya
mengindikasikan penyakit fibrokistik.
6. Keamanan
Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar.
7. Seksualitas
Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan
kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas
puting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat
menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun), menopause lambat (setelah 50
tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang
seksualitas/keintiman.
Tanda: perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung,
berkerut, perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau
panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa, serosangiosa,
sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila
disertai benjolan)
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu
atau nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker endometrial atau ovarium.
Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat 4
hari. Membutuhkan bantuan dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas
perawatan diri, pemeliharaan rumah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak
adekuat.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan

massa tumor ditandai dengan :


DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
DO :
Klien nampak meringis
Klien nampak sesak
Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada

a.

b.
c.
d.
e.

Ekspresi wajah tenang


Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.
Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar
sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu


Ditandai dengan :
DS :

Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

Klien mengeluh badan terasa lemah.

Klien tidak mau banyak bergerak.


DO : klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria :

Klien dapat beraktivitas sehari hari.

Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.


Intervensi :
a. Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada
keterbatasan gerak.
b. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
c. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam
gerakan dan postur.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh Ditandai dengan :
DS :

Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.

Ekspresi wajah tampak murung.

Tidak mau melihat tubuhnya.


DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang
Kriteria :

Klien tampak tenang

Mau berpartisipasi dalam program terapi


Intervensi :

a.

Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya


Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga
pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
b. Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan
diukur.
c. Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri,
takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
d. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati
normal.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO :

Klien jarang bicara dengan pasien lain

Klien nampak murung


Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya
Kriteria :

Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

Klien dapat menerima efek pembedahan


Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
b. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
c. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
d. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :

Adanya balutan pada luka operasi.

Terpasang drainase

Warna drainase merah muda


Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria :

Tidak ada tanda tanda infeksi.

Luka dapat sembuh dengan sempurna.


Intervensi :
a. Kaji adanya tanda tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
b. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
c. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
d. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses
infeksi.

6.

a.

b.

c.
d.
e.

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan


penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria :
Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan
cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan
meningkatkan perasaan sehat.
Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan
ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan
terjadinya/berulangnya tumor baru.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak


adekuat, ditandai dengan :
DS :

Klien mengeluh nafsu makan menurun

Klien mengeluh lemah.


DO :

Setengah porsi makan tidak dihabiskan

Klien nampak lemah.

Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.

Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :

Nafsu makan meningkat

Klien tidak lemah

Hb normal (12 14 gr/dl)


Intervensi :
a. Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan
dalam tindakan selanjutnya.
b. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi
sedikit demi sedikit.
c. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.

d. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.


Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah
tenaga.
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk
kebutuhan energi.
DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE / PAYUDARA Di Akses Pada Tanggal 15 april


2013 Di http://www.scribd.com/doc/94698366/Laporan-Pendahuluan-KankerPayudara

ElviraNingsi 2013 laporan pendahuluan ca mammae Di akses pada tanggal


16 april 2013 di file:///F:/Vhy%20Chocolate%20Nurse%20%20LAPORAN
%20PENDAHULUAN%20CA%20MAMMAE.htm

Diposkan oleh Ridhani Mahly di 06.27


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (1)
o September (1)

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE

Mengenai Saya

Ridhani Mahly
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Fahmi Hakam
Minggu, 11 Desember 2011
Laporan Pendahuluan Ca. Mamae
A. PENGERTIAN
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita.
Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjaadi benjolan tumor (kanker).
Apabila tumor ini tidak diambil , dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam jaringan
yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan menyebar ke seluruh tubuh.
Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus
meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan pertumbahan usia. Kanker payudara jarang
terjadi pada usia dibawah 30 tahun.

B.

ETIOLOGI
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang

berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor
hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)

2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun


3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual:
early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.
14. Stres hebat.
C.

TANDA dan GEJALA

Adanya massa atau benjolan pada buah dada

Perubahan simetri pada buah dada

Perubahan kulit pada buah dada, penebalan, cekungan, kulit pucat sekitr puting susu, adanya
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus.

Perubahan temperatur kulit (hangat, panas, kemerahan)

Adanya cairan yang keluar dari puting susu

Perubahan pada puting susu, seperti gatal, terbakar, adanya erosi dan terjadi retraksi.

Rasa sakit

Penyebaran kanker ke tulang sehingga tulang mudah rapuh dan terjadi peningkatan kalsium di
dalam darah

Pembengkakan di daerah lengan.

D. PATOFISIOLOGI
Tampak gambaran bermacam-macam, sampai yang jinak sampai yang ganas. Ada
pertumbuhan yang soliter, hanya disebuah ductus, adapula pertumbuhan papiler yang merata
disebut papilomatosis.
Dapat dicatat bahwa faktor etiologinya sampai saat ini belum dapat diketahui pasti, namun dapat
dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu
sama lain, antara lain :
1. Konstitusi genetika
Ini berdasarkan :
a. Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu lebih banyak kanker payudara dari pada keluarga.
b. Adanya distribusi predileksi antar bangsa atau suku bangsa
c. Pada kembar monozygote; terdapat kanker yang sama
d. Terdapat persamaan lateralis kanker buah dada pada keluarga dari penderitra kanker buah dada.
e. Seorang dengan klinefelter akan mendapat kemungkinan 66 kali normal.
2. Pengaruh hormon; ini berdasarkan bahwa :
a. Kanker peyudara umumnya pada wanita, pada laki-laki kemungkinan ini sangat rendah.
b. Pada usia di atas 35 tahun insidennya jauh lebih tinggi.
c. Ternyata pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker peyudara lanjut.
3. Virogen
Terbukti pada penelitian pada kera, pada manusia belum terbukti.
4. Makanan
Terutama makanan yang banyak mengandug lemak.

Karsinogen : terdapat lebih dari 2000 karsinogen dalam lingkungan hidup kita.
5. Radiasi daerah dada
Ini sudah lama diketahui, karena radiasi dapat menyebabkan mutagen.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah
jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang bisa ditemukan di serviks uteri,
rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan
sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan mammografi
b. Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
c. Pemeriksaan biopsi
d. Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
e. Ultra sonound

f. Untuk membedakan antara kista dan tumor.


g. Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati, biopsi hati
dapat digunakan sebagai deteksi penyebar kanker buah dada.
h. Tes hurmanal receptor assay
i. Dipergunakan untuk mengetahui apakah tumor tergantung pada estrogen atau
progesteron.

F.

MANAJEMEN TERAPI

a. Penatalaksanaan perawatan
Perawatan tergantung diagnosa dari keperawatan yang muncul dari pengkajian. Tetapi yang
penting disini adalah mencegah terjadinya kanker payudara atau gejala kanker payudara
dikemukakan sejak dini atau sejak awal yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada remaja
putri dan para ibu tentang memeriksa payudara sendiri untuk mengetahui tentang adanya kanker
payudara sedini mungkin, dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan
ditentukan setiap bulan secara teratur. Bagi wanita masa produksi, pemeriksaan dilakukan 5-7
hari setelah haid berhenti. Apabila teraba nodul atau benjolan segera konsultasikan pada
kedokteran untuk pemeriksaan lebih lanjut.
b. Penatalaksanaan pengobatan
Pengobatan kanker payudara tergantung pada stafium klinik
Stadium I : Modified mastektomi radikal
Dengan ini dimaksudkan mastektomi dengan pengangkatan mamae pektolaris mayor dan minor,
tanpa pengangkatan kelenjar ketiak.
Stadium II : Seperti stadium I, ditambah sitostatila
Stadium III: Radioterapi atau eksisi tumor yang apert dan
pemberian terapi hormon, terdiri atas endrogen dan sentrogen sesudah menapouse. Sebelum
bilateral minapouse dikerjakan pula ofektomi bilateral.
Stadium IV: Sebelum menapouse coforektomi, ada yang

mengerjakan pada kasus yag menimbulkan sakit yang sangat, misalnya pada melastastis di
panggul, adrenalaktomi bilateral sesudah coforektomi dan kalau ini tidak menolong dilakukan
hipofisektomi.

G. KOMPLIKASI
Metastasis di parenkhim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin lesion yang
multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastatis ini seperti pula mengenai pleura
yang dapat mengakibatkan pleural effusion.
Metastatis ketulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgenologis sebagai gambaran
obteolitik/destruk, yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis berupa fraktur kompresi.
1. Metastatis melalui istem vena :
Metastatis tumor ganas payudara melalui sistem vena, akan menyebabkan terjadinya metastatis
ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke vertebra secara
langsung, melalui vena-vena kecil yang bermura ke v. interkostalis, dimana v. interkostalis ini
akan bermuara ke dalam vertebralis. V. Mammaria interna merupakan jalan utama metastatis
tumor ganas payudara ke paru-paru melalui sistem vena.
2. Metastatis tumor ganas payudara melalui sistem limfe :
Metastatis melalui sistem limfe ini pertama kali akan mengenai kelenjar getah bening regional.
a. Metastatis utama karsinoma mamma melalui limfe adalah ke kelenjar getah bening aksila. Pada
stadium tertentu, biasanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
1) Metastatis ke kelenjar getah bening sentral (Central nodes) kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastatis. Menurut beberapa
penyelidikan, hampir 90% metastatis kekelenjar aksila adalah kekelenjar getah bening sentral.
2) Metastasis kekelenjar getah bening interpektoral (Rotters nodes)
3) Metastasis ke kelenjar getah bening sub klavikula
4) Metastatsis kekelenjar getah being mammaria eksterna.
Metastasis ke kelenjar getah bening ini adalah paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjarkelenjar getah bening aksila lainnya.

Metastatsis kekelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastatsis ke kelenjar getah
bening kontralateral sampai saat ini belum jelas. Bila metastatasis tersebut melalui saluran limfe
kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai payudara kontralateral lebih dulu. Padahal pernah
ditemukan kasus dengan Metastasis ke kelenjar aksila kontra lateral tanpa Metastasis ke
payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui deep lymphatic fascial plexus
dibawah payudara kontralateral, melalui kolateral limfatik.
b. Metastatsis kekelenjar getah bening supraklavikula
Bila Metastasis karsinoma mamma telah sampai kekelenjar getah bening subklavikula, ini berarti
bahwa metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak dekat
pertemuan v. subklavikula dan v. jugularis interna. Bila sentinel nodes yang terletak disekitar
grand central limftik terminus telah terkena metastasis, dapat terjadi statis aliran limfe, sehingga
bisa terjadi aliran membalik, menuju kekelenjar getah bening supraklavikula, dan terjadi
metastasis kekelenjar tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat
pula terjadi penyebaran ke kelenjar subklavikula secara langsung ke kelenjar subklavikula tanpa
melalui sentinel nodes.
c. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering dari yang di duga.
Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kwadran medial. Dan biasanya terjadi
setelah Metastasis ke aksila.
d. Metastasis ke hepar
Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi karsinoma mamma ke hepar melalui sistem
limfe. Keadaan ini terjadi bila tumor terletak ditepi bagian bawah payudara. Metastasis melalui
sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi Metastasis ke
kelenjar preperikardial, akan terjadi stasis aliran limfe, dan terjadi aliran balik limfe ke hepar,
dan terjadi metastasis ke hepar.
H. CARA SADARI
Amerika Cancer Society menganjurkan untuk wanita yang berusia 20 tahun untuk melakukan
SADARI setiap 3 bulan sekali, usia 35-40 th melakukan mamografi, usia > 40 th melakukan

chek up pada dokter ahli, usia > 50 th chek up rutin dan mamografi setiap tahun. Bagi wanita
yang berisiko tinggi pemeriksaan dokter lebih sering dan rutin.
CARA SADARI antara lain adalah sebagai berikut :
1. Berdiri tegak dengan dada terbuka didepan kaca
a.

Lengan kebawah :

Bandingkan payudara kanan dan kiri ; besar dan simetrisnya


Bandingkan besar dan bentuk puting susu
b.

Lengan diatas kepala

Lihat perubahan bentuk serta ukuran payudara.


Perhatikan adanya bagian yang tertinggal saat tangan digerakkan
c.

Tangan dipinggang, otot dada ditegangkan dengan tangan mendorong kedua siku kedepan.

Amati adanya perubahan pada payudara berupa pengerutan atau lekukan.


d. Tekan kedua puting diantara ibu jari dan jari telunjuk untuk
Mengetahui cairan yang keluar.
Cairan yang keluar sendiri seperti darah, nanah : tidak normal

2. Berbaring
Bahu pada sisi yang diperiksa diganjal bantal sehingga payudara jatuh rata diatas
lapangan dada. Dengan jari-jari II, III, IV, dlakukan perabaan seluruh payudara secara sistimatis :
dari atas kebawah, atau dari tengah ketepi. Jika meraba adanya tumor atau kelainan, sebaiknya
konsultasi dengan dokter.
Payudara diraba secara sistimatis dengan menggunakan tangan yang bertentangan dengan
payudara yang diperiksa. Mulailah dari ketiak dengan gerakan melingkar yang kecil (kira-kira
sebesar uang logam Rp 50) dan tekanan yang bervariasi pada setiap titik. Lakukanlah pada
seluruh payudara tanpa mengangkat tangan tersebut.
3. pemeriksaan SADARI dilakukan setiap bulan sesudah masa haid, tepatnya 7 hari setelah
hari pertama haid. Bagi wanita yang sudah menopause, pemeriksaan dilakukan pada
tanggal yang sama setiap bulannya.

Diposkan oleh Fahmi Hakam di 01.30


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog

2012 (1)

2011 (3)
o Desember (1)
Laporan Pendahuluan Ca. Mamae

o November (2)

Mengenai Saya

Fahmi Hakam
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Você também pode gostar