Você está na página 1de 8

A.

BAKU MUTU
1. Pengertian Baku Mutu Lingkungan
a. Menurut UU RI No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Baku mutu lingkungan adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energy,
atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure
lingkungan hidup.
Baku mutu lingkungan mencakup baku mutu limbah padat, baku mutu air laut,
baku mutu udara emisi, baku mutu limbah cair, dan baku mutu air pada sumber
air.
b. Menurut UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Baku mutu lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
Baku mutu lingkungan ini berfungsi untuk menentukan terjadinya pencemaran
lingkungan hidup. Sedangkan Baku mutu lingkungan hidup meliputi baku mutu
air; baku mutu air limbah; baku mutu air laut; baku mutu udara ambien; baku
mutu emisi; baku mutu gangguan; dan baku mutu lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara prinsip setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media
lingkungan hidup, sal dapat memnuhi beberapa persyaratan, antra lain memenuhi
baku mutu lingkungan hidup; dan mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Fungsi Baku Mutu Lingkungan adalah untuk mengatakan atau menilai bahwa
lingkungan telah rusak atau tercemar dan untuk mengetahui telah terjadi
perusakan atau pencemaran lingkungan digunakan. nilai ambang batas
merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau
kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi dan terendah dari
kandungan zat-zat, mahluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap
interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi
mutu lingkungan. Dapat dikatakan lingkungan tercemar apabila kondisi
lingkungan telah melewati ambang batas (batas maksimum dan batas minimum)
yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan. telah menetapkan baku
1

mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku
mutu udara emisi dan baku mutu air laut. (Bapedal, 2001).
2. Jenis-jenis Baku Mutu Lingkungan
a. Baku mutu udara
Untuk menghindari terjadinya pencemaran udara di lingkungan, maka baku mutu
udara harus diperhatikan.
Baku mutu udara dapat dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu
udara emisi.
-

Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan bahan pencemar untuk berada di udara dengan tidak
menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan atau
benda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 1999 Tangal 26 Mei 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional,
menyatakan bahwa kadar SO2, NO2, H2S, CO dan PM10 di udara yang
memenuhi syarat berturut-turut adalah tidak melebihi dari 900 g/m3, 400
g/m3, 30.000 g/m3, 150 g/m3. Sedangkan menurut Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996 Tentang Baku Mutu Tingkat
Kebauan Kadar H2 S di udara yang memenuhi syarat adalah tidak melebihi
dari 0,02 ppm.
Jenis-jenis baku mutu udara ambien adalah:
1. Sulfur dioksida;
2. Karbon monoksida;
3. Oksida nitrogen;
4. Oksida;
5. Hidrogen sulfida;
6. Hidrokarbon;
7. Amoniak;
8. Timah hitam/timbal;
9. Debu.

Baku mutu emisi, adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau
bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber ke udara dengan tidak
mengakibatkan dilampauainya baku mutu udara ambien
2

b. Baku mutu air


Demikian halnya dengan pencemaran lingkungan air. Untuk mencegah
pencemaran lingkungan akibat berbagai aktivitas tersebut maka perlu dilakukan
pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu
lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, dan
sebagainya.
Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar yang terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat
digunakan sesuai dengan kriterianya
Menurut peruntukkannya yang berdasarkan baku mutu air, maka sumber air dapat
dikategorikan menjadi empat golongan, yaitu :
1. golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa diolah terlebih dahulu
2. golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya
3. golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
4. golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan
dapat pula digunakan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air
c. Baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau
bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemar ke dalam sumber air,
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air
Baku mutu air dan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh pemerintah
dimaksudkan untuk melindungi peruntukan air di daerahnya. Dengan demikian
harus diperhatikan dalam setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair dan yang
membuang limbah cair tersebut ke dalam air pada sumber air. Limbah cair harus
memenuhi persyaratan:
a. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh
melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.
b. Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah.
Hal tersebut mengharuskan agar setiap pembuangan limbah cair ke dalam air pada
sumber air, mencantumkan kuantitas dan kualitas limbah.
B. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
3

1. Pengertian Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan
sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah
bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak
dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila
tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan,
dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupagas dandebu,cair atau padat. Di
antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Definisi dari limbah B3
berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity,flammabi lity, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya
yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia Macam-Macam Limbah :
Limbah cair ,Limbah padat ,Limbah gas dan partikel, dan Limbah beracun.
2. Sistem Pengelolaan Limbah
Limbah rumah tangga terdapat dua jenis, blackwater (limbah dari WC) dan greywater
(limbah selain dari WC). Namun, Beberapa ahli sanitasi menambahkan bahwa yang
termasuk blackwater sebenarnya tidak hanya limbah WC, tetapi juga limbah dapur
yang mengandung minyak (Pearson, 1988), yang oleh Ludwig (2000) dikategorikan
sebagai dark greywater. Ludwig juga menambahkan satu kategori lagi untuk limbah
tetesan AC dan kulkas sebagai clearwater. Dalam kehidupan sehari-hari, clearwater
umumnya tidak berjumlah banyak, terutama dari kulkas, sehingga sulit diolah untuk
4

dimanfaatkan kembali. Selain menggunakan air bersih, air hujan dan clearwater,
aktivitas rumah tangga juga dimungkinkan menggunakan olahan greywater, terutama
air bekas mandi dan wastafel, yang umumnya tidak mengandung detergen dan
desinfektan. Agar greywater dapat diolah, saluran limbahnya perlu dipisahkan dari
blackwater.
Pada rumah tangga, umumnya kedua limbah itu tersalur dalam satu pemipaan menuju
septic tank. Karena mahalnya peralatan penjernih air, pemrosesan greywater lebih
mungkin dilakukan oleh rumah tangga yang secara finansial tercukupi.
Selain dengan peralatan water treatment yang canggih, greywater sebenarnya dapat
diolah secara sederhana dengan septic tank tiga ruang, kemudian dialirkan dalam bak
tanaman untuk penyaringan selanjutnya. Tanaman dalam bak tumbuh di atas lapisan
yang secara berurutan tersusun dari (atas ke bawah): tanah, lapisan geotextile, pasir,
kerikil, dan batu.
Penelitian di negara maju menunjukkan bahwa greywater yang telah diolah dapat
digunakan untuk menyiram halaman, mengepel lantai, mencuci mobil, atau
mengguyur kloset.
1.
Klasifikasi lokasi penimbunan limbah

2.
Klasifikasi struktur penimbunan limbah
Lokasi penimbunan limbah digolongkan ke dalam 5 jenis menurut struktur. Dari segi
mutu lindi dan gas yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, baik metode
penimbunan limbah semi-aerobik maupun aerobik yang dikehendaki.

Sistem Sanitasi Setempat


Keuntungan
1. Biaya awalnya rendah.
2. Praktis karena dapat dikerjakan oleh masing-masing rumah tangga.
3. Sederhana dan tidak memerlukan teknologi tinggi.
4. Sistem pemliharaannya mudah.
5

5. Penduduk dapat menggunakan kembali lumpur limbahnya yang telah stabil


sebagai pupuk.
Kerugian
1. Tidak dapat diterapkan pada daerah-daerah tertentu tempat air tanahnya tinggi
daya resap tanahnya rendah.
2. Jika tidak dikelola dengan baik, sering kali menimbulkan pencemaran. Jika
sumber air penduduk berasal dari sumur (air tanah) maka diperlukan lahan yang
cukup luas agar dapat memenuhi jarak minimum antara sumur dengan bidang
resapan.
3. Biasanya yang diolah hanya limbah yang berasal dari toilet saja (limbah padat),
sedangkan limbah lainnya seperti cuci, dapat dialirkan ke saluran air hujan. Hal
ini dapat menimbulkan pencemaran. Sebaliknya bila seluruh limbah diolah, maka
akan diperlukan lahan yang luas untuk bidang resapannya

Gambar Sistem Sanitasi Setempat

Sistem Sanitasi Terpusat


Keuntungan
1. Ideal dan hygienis karena saluran air limbah dapat dialirkan ke saluran air limbah.
2. Tidak mencemari sumber air penduduk, seperti sumur.
3. Tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air tanah dan daya resap air.
6

Kerugian
1. Biaya awal dan biaya pemeliharaannya tinggi.
2. Diperlukan teknologi yang cukup tinggi
3. Diperlukan perencanaan yang amat cermat dan terpadu (integrated) dengan
berbagai pihak.
4. Diperlukan tenaga untuk operasi dan pemeliharaan dengan kecakapan (skill) yang
cukup tinggi dan terlatih.

Gambar Sistem Sanitasi Terpusat


Untuk menentukan sistem yang paling sesuai untuk suatu daerah maka diperlukan
pengkajian yang meliputi berbagai aspek, yaitu :
a) Aspek biaya.
b) Aspek teknis/operasional.
c) Aspek institusi.
d) Aspek legal.
e) Aspek lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Marina, Rina dan Iskandar Muda. 2013. Rekayasa Lingkungan. Bandung: Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung.
Anonim. 2013. Baku Mutu Lingkungan. [online]. Tersedia: http://www.indonesianpublichealth.com/. [10 Maret 2014].
Ruditayasa.
2012.
Baku
Mutu
Lingkungan.

[online].

Tersedia:

http://

ruditayasa.blogspot.com /. [10 Maret 2014].


Anonim. 2012. Pengertian Limbah dan Baku Mutu Lingkungan. [online]. Tersedia: http://
mipa.ucoz.com/. [10 Maret 2014].

Você também pode gostar