Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LATAR BELAKANG
INDONESIA 2013
TUJUAN
Seminar ini bertujuan untuk mengangkat isu terkait legalitas dari sisi regulasi
audit pada Proyek terhadap penerapan Value Engineering, Quality Assurance
dan Quantity Survey yang umumnya bersinergi dalam pelaksanaan suatu
proyek konstruksi.
Melalui seminar ini diharapkan terjadi interaksi aktif dalam pembahasan kasuskasus yang selama ini terjadi dalam penerapan ketiga profesi tersebut yang
sebenarnya dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal dari sisi mutu, biaya
dan waktu tetapi sering dirasakan pada saat pelaksanaannya dianggap sulit
dalam menerapkannya dan ada kekhawatiran bahwa tindakan tersebut
dianggap tidak sejalan dari sisi regulasi audit proyek.
Value engineering adalah metode dan usaha untuk menganalisa fungsi dari
barang dan jasa untuk mencapai fungsi dasar dengan biaya total yang paling
rendah, konsisten dengan pencapaian karakteristik yang esensial (Isola,
1997). Kebutuhan akan value engineering process ini semakin meningkat
seiring dengan timbulnya aspek-aspek seperti meningkatnya biaya
konstruksi, terbatasnya dana pembangunan, suku bunga yang cukup tinggi,
peningkatan inflasi, kemajuan teknologi yang pesat, perencanaan yang terlalu
mewah dan adanya pertumbuhan ekonomi. Secara sederhananya, tujuan
akhir yang ingin dicapai melalui proses value engineering adalah agar biaya
konstruksi menjadi lebih murah dengan tetap memenuhi kualitas yang
disyaratkan serta tanpa mengurangi fungsi yang pada akhirnya akan
menguntungkan pihak pengguna jasa dan pemberi jasa.
Secara tradisional, quality assurance adalah proses memastikan kualitas
konstruksi seperti yang seharusnya terdapat dalam dokumen gambar dan
spesifikasi yang menjadi persyaratan pada kontrak proyek tersebut. Seiring
dengan perkembangan industri jasa konstruksi, quality assurance
berkembang menjadi prosedur untuk mendapatkan kualitas yang
memberikan garansi yang ditawarkan pada sebuah proyek konstruksi untuk
menjaga seminimal mungkin kegagalan/kerugian dapat terjadi meskipun
terdapat banyak aspek yang terkait baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk memperoleh proyek dengan hasil yang berkualitas tinggi, tahapan
inisiating, planning, executing, controlling dan closing memerlukan
management quality sebagai bagian dari quality assurance (Latief et al, 2009).
Dengan proses Value Engineering untuk menghasilkan suatu efisiensi biaya,
secara tradisional, quantity surveyor (QS) mempunyai tugas dan peranan
dalam organisasi proyek antara lain untuk merencanakan dan mengendalikan
biaya konstruksi, dokumentasi, administrasi kontrak dan arbiterase. Seiring
dengan perkembangan ilmu Value Engineering tersebut, melalui tugas dan
peranannya, keterlibatan QS sangat erat untuk memastikan pelaksanaan
proyek tersebut sesuai dengan biaya yang direncanakan, sesuai dengan
persyaratan kualitas yang disyaratkan dan memenuhi waktu yang ditetapkan
dan kondisi kontrak yang disepakati. Sehingga pada saat penerapannya tidak
menimbulkan tuntutan dari satu pihak kepada pihak lain yang merasa
dirugikan akibat revisi yang dilakukan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diharap penerapan ketiga ilmu di atas
dapat bersinergi untuk menghasilkan proyek dengan kualitas yang baik, tepat
waktu dan biaya dengan konsep value for money yang diharapkan.
Quantity Surveyor adalah profesi dimana salah satu perannya adalah terkait
dengan pengendalian biaya sesuai dengan nilai kontrak termasuk didalamnya
revisi biaya (jika ada) dan memastikan proses pelaksanaannya sesuai dengan
kondisi yang tercantum pada kontrak konstruksi. Sehingga pada saat
menjalankan perannya, QS memastikan bahwa isi kontrak tidak bertolak
belakang dengan kebijakan dan regulasi audit yang akan membuka peluang
perselisihan.
SEMINAR
NASIONAL
2013
Selain memastikan hasil dari VE yang dilakukan tetap memenuhi mutu, proses
penerapan Quality Assurance yang baik sangat diperlukan. Untuk
menerapkan profesi tersebut di atas, tidak kalah pentingnya untuk dapat
ditindaklanjuti adalah penilaian dan penerapan ketiga aspek di atas dilakukan
oleh pihak-pihak profesional yang dinilai berkompeten dibidangnya. Untuk itu
perlu adanya standar kompetensi yang ditandai dengan Sertifikasi Profesi,
dimana hal ini merupakan salah satu isu yang tidak kalah pentingnya untuk
dibahas sebagai rangkaian dari proses Quality Assurance.
Mengingat profesi ini sangat erat terkait dengan 3 aspek utama sebuah proyek,
yaitu biaya, waktu dan mutu, maka penerapan sertifikasi profesi ini menjadi
suatu keharusan agar pihak yang menjalankan profesi tersebut dapat
bertanggung jawab secara professional dimana tindakan dan keputusan
professional yang diambil pada saat pelaksanaan proyek dapat diterima oleh
pihak auditor sebagai badan pemeriksa.
KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM
LEMBAGA PENGEMBANGAN
JASA KOSNTRUKSI
PEMBICARA
MODERATOR
(Praktisi Profesional)
(Kepala Pusdiklat BPK dalam konfirmasi)
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia,
Magiser Managemen dari UGM dan Erasmus Universiteit
Rotterdam, Nederland, dan Doktor diperoleh dari Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Gelar profesi yang
dimiliki adalah Certified Public Accountant (CPA). Saat ini
menjabat sebagai Kepala Pusdiklat BPK RI dan Anggota Dewan
Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia 2010-2014. Saat ini
aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi seperti STIA LAN
Jakarta, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjadjaran, Universitas
Andalas, dan Universitas Indonesia. Sebelum menjadi Kapusdiklat
BPK, pernah menjabat sebagai auditor yang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
berbagai kementerian.
(Praktisi Profesional)
(Praktisi Profesional)
Memperoleh gelar Magister Teknik Sipil (MT) konsentrasi
Manajemen Kontraktor dari Universitas Tarumanegara
dan Sarjana Teknik Sipil (Ir.) dari Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS). Pemegang Sertifikat Ahli
Utama Pelaksana Jalan (HPJI) dan Ahli Utama
Pelaksana Jembatan (HPJI). Berpengalaman
menangani berbagai proyek konstruksi, diantaranya
Proyek Jalan Tol Cipularang II Seksi 3.1 dan Proyek
Pekerjaan Tanah Tahap II Bandar Udara Kualanamu
Medan. Saat ini bekerja sebagai Wakil Kepala Divisi
Sipil di PT. Waskita Karya.
PEMBAWA ACARA
Berpengalaman menjadi pembawa acara pada berbagai
seminar, sekaligus memiliki pengalaman sebagai public
speaker, passionator dan ice road trucker. Pendiri Eagle East
Creative Bussiness Provider, event organizer yang bergerak
dalam bidang pengembangan SDM dan organisasi. Ahli dalam
menjual jasa, mengorganisasikan berbagai seminar dan
workshop, memberikan berbagai pelatihan dibidang
kewirausahaan, komunikasi dan pelayanan prima bagi
organisasi, serta concern memberikan pelatihan motivasi dalam
pengembangan SDM diberbagai industri perbankan khususnya
pada Bank Perkreditan Rakyat di seluruh Indonesia.
AGENDA SEMINAR
(Praktisi Profesional)
Memperoleh gelar Diploma in Quantity Surveying dari MARA
Institute of Technology Kuala Lumpur dan Bachelor of
Building in Construction Economics dari University of
Technology Sydney Australia. Saat ini aktif sebagai konsultan
QS dalam bidang Administrasi Kontrak dan Pendiri School of
Quantity Survey Indonesia (SQS) dengan pengalaman
dalam mengelola berbagai jenis Kontrak Konstruksi mulai dari
KontrakTradisional sampai dengan Kontrak EPC dan
spesialisasi Claim and Counter Claim Management dengan
salah satu pencapaian Full Amount Claim pada salah satu
Proyek Pekerjaan Tambang Batu Bara di Kalimantan.
Ellyyanti, BBuildCE