Você está na página 1de 35

JURNAL READING

Clinical Characteristics of Dengue Shock


Syndrome in Vietnamese Children: A 10-Year
Prospective Study in a Single Hospital
Yayu Puji Astuti, S.Ked

Pembimbing:
dr. Oki Fitriani, Sp.A, M.Sc
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Serang
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA

Background

Conclusion

Method

Result

Background
Dengue shock syndrome (DSS) merupakan
manifestasi infeksi berat yang berasal dari virus
dengue, terutama pada anak-anak dan dewasa
muda. Meskipun pentingnya peningkatan secara
global, tidak ada penelitian prospektif yang
menggambarkan karakteristik klinis,
manajemen, atau hasil dari DSS.

Method
Menjelaskan pasien yang sudah didiagnosis
syok dan ditelusuri gejala klinis yang ditemui
sebelum terjadinya syok, sampai adanya
perubahan atau kematian dari 1.719 anak-anak
di Vietnam di ICU antara tahun 1999 dan 2009.

Result
Usia rata-rata pasien adalah 10 tahun
Sebagian besar kasus memiliki respon imun
sekunder, hanya 6 infeksi primer yang jelas
4 serotipe dengue virus diwakili selama studi
10 tahun.
Syok terjadi biasanya antara hari ke 4-6.

Tanda-tanda dan gejala klinis umumnya sesuai


dengan deskripsi DSS
153 (9%) pasien masih demam dan hampir
sepertiganya tidak pendarahan sedangkan 31 (2%)
pasien menunjukan adanya pendarahan hebat,
terutama dari saluran pencernaan, 26 diantaranya
diperlukan transfusi darah
123 dari 1.719 (7%) pasien memiliki tekanan darah
yang tak teraba, dan 417 dari sisa 1596 (26%)
hipotensi.
Hanya 8 pasien meninggal

Mayoritas pulih dengan standar resusitasi


kristaloid atau koloid
Semua kasus diklasifikasikan sebagai dengue
yang berat, sementara hanya 70% yang
memenuhi 4 kriteria klasifikasi DHF menurut
WHO, 1997

Conclusion
Intervensi cepat dan perawatan klinis yang tekun
oleh staf yang berpengalaman, hasilnya bisa
menjadi sangat baik.

Background

DHF
Penyakit infeksi yang disebabkan 1 dari 4 serotip virus
dengue (DENV 1,2,3,4)
Ditularkan melalui nyamuk Aedes
Dapat tanpa gejala, dengan gejala (kebocoran plasma,
trombositopenia, petekie, perdarahan mukosa atau
saluran pencernaan), bahkan sampai dengan gejala yang
fatal
Komplikasi yang menonjol adalah karena peningkatan
permeabilitas pembuluh darah yang disebabkan adanya
kebocoran plasma
Terapi cairan IV merupakan dasar untuk manajemen DSS
Kematian DSS tergantung: tingkat keparahan kasus,
tingkat pemantauan, dan pengalaman tenaga kesehatan

Method

Desain studi
dan Peserta

Tempat: Hospital for Tropical Disease (HTD)


Peserta: Anak usia <15 tahun dengan DSS di PICU
Desain studi: Prospective Study; Double-blind;
Randomized Controlled Trial (RCT)
Waktu: 10 tahun (1999-2004)

Prosedur
penelitian dan
Pengumpulan
Data

Dilakukan persetujuan tertulis oleh orang tua


Dokter yang dipilih adalah dokter yang terlatih
Setiap gejala klinis yang ditemukan, terapi yang diberikan, sampai jika
ditemukan adanya kematian dicatat setiap hari
Pasien dgn prognosis baik dan dapat dipulangkan, disarankan datang
1 bln post rawat untuk penilaian lebih lanjut
Pasien akan mendapatkan 1 dari 3 cairan (RL, dextran, starch) yang
diberikan secara acak
Jadwal standar RL digunakan untuk semua pasien, bertujuan untuk
terapi cairan maintenance setelah 8 jam. Pasien yang gagal untuk
menstabilkan dalam waktu 2 jam, atau yang memburuk selama 36- 48
jam, menerima 10-15 mL / kg infus koloid ditambah produk darah, atau
terapi lain sesuai kebijaksanaan dokter
TTV di observasi tiap 4 jam sampai stabil selama 24 jam
Ht dicek pada awal penelitian
H2TL dilakukan 1x/hr
Tes laboratorium lainnya (misalnya, fungsi hati / fungsi ginjal) diperiksa
atas indikasi.
Rample Leed tidak rutin dilakukan
Klasifikasi penyakit dilakukan dengan menggunakan kriteria WHO
1997 dan 2009

Result

Karakteristik Pasien
Dengan Syok

Variabel kontinyu dinyatakan sbg median


dan Interquartil Range (IQR)
Variabel kategori sebagai
frekuensi

Progress Selama
Di Rumah Sakit

Ringkasan Komplikasi, Manajemen, dan Hasil


perdarahan
gastrointestinal,
epistaksis, gusi
berdarah, atau
perdarahan
vagina >>
efusi pleura atau asites

313 dari 513 (61%)


diobati dengan terapi
diuretik selama 1-2 hari
setelah hemodinamik
stabil
memenuhi 4 kriteria
WHO

Perubahan Hematokrit
Dan Trombosit
Hematokrit menurun cepat selama 4
jam pertama resusitasi
Trombosit menurun terjadi paling
sering 1 hari setelah onset syok

Menggambarkan perubahan hematokrit


Data hematokrit disajikan untuk 24 jam setelah masuk
Dipilih hematokrit tertinggi masing-masing pasien
Data diambil dari 73 pasien DSS dengan perdarahan mukosa

Menggambarkan perubahan trombosit


Data hematokrit disajikan setiap hari selama 4 hari
Dipilih trombosit terendah masing-masing pasien
Data diambil dari 73 pasien DSS dengan perdarahan mukosa

Karakteristik Klinis
Dan Lab 8 Anak Meninggal
Dengan DSS

Serotip Dengue

Distribusi serotipe dari waktu ke waktu untuk pasien dengan


sindrom syok dengue

untuk anak-anak dengan dengue sekunder yang dirawat di


rumah sakit dengan fasilitas yang sama tetapi tidak
mengalami komplikasi berat

Karakteristik
Klinis
dan Laboratorium
6 Infeksi Primer

DISCUSSION

3 dari 8 kematian dikaitkan dengan DENV 3, meskipun total


jumlah DENV 3 kecil. Hal ini disebabkan karena sejumlah host
dan faktor virus mempengaruhi individu untuk meningkatkan
keparahan kebocoran plasma
Peningkatan permeabilitas kapiler dimulai selama fase demam,
tapi syok terjadi ketika kebocoran plasma melebihi kompensasi
mekanisme homeostatis untuk mempertahankan plasma yang
dibutuhkan tubuh sehingga didapatkan saat anak pada fase
bebas demam
Meskipun penurunan suhu badan yang normal dan syok sering
terkait satu sama lain, penting bagi dokter mencurigai kasus
DSS dapat terjadi lebih awal
Volume plasma dalam tubuh juga berpotensi lebih buruk oleh
penurunan fungsi jantung

Dengue primer dapat menyebabkan prognosis lebih buruk


dengan adanya 6 pasien dengan infeksi primer ini, mengingat
status kekebalan tidak dapat didefinisikan pada 6 pasien ini
Kasus yang tidak memenuhi kriteria WHO 1997 pada penelitian
ini adalah terutama gagal untuk memenuhi syarat adanya
perdarahan. Jika test Rample Leed rutin dilakukan, mungkin
syarat pada perdarahan tersebut dapat diminimalisir. Namun di
Vietnam tidak dilakukan karena beberapa penelitian
menunjukan Rample Leed poor test dalam praktek klinis

TERIMA KASIH

Você também pode gostar