Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
dan sebagian klorin hilang sebagai MnCl2. Menjelang pertengahan abad ke-19, asam klorida
(produk samping yang berbahaya dari proses Leblanc) sudah banyak digunakan dalam
manufaktur pemutih dan diperlukan metode untuk mengoksidasinya yang lebih hemat.
Antara tahun 1868 dan 1874, kimiawan dan industriawan Inggris, Henry Deacon
mengembangkan suatu proses untuk mengonversi asam klorida gas menjadi klorin dengan
katalis tembaga klorida di mana kesetimbangan reaksinya tidak memuaskan.
Proses lain adalah proses Weldon, yaitu HCl dioksidasi dengan mangan dioksida yang
mahal. Pengembangan peralatan listrik arus searah berkapasitas besar menjelang akhir abad
ke-19 menyebabkan proses kaustisasi ini menjadi kuno dan pada pertengahan abad kedua
puluh, lebih dari 99% klor yang digunakan di dunia diproduksi dari proses elektrolisis.
1.2 Jenis-jenis Bahan Baku
Bahan baku utama dalam industri soda kaustik adalah:
Larutan garam (brine, 20-25% NaCl)
Air
Na2CO3
Listrik
Bahan baku samping dalam dalam industri soda kaustik adalah:
Asam sulfat (H2SO4)
Merkuri (Hg)
Asam Clorida (HCl)
1.3 Jenis-jenis Alternative Proses
Proses elektrolisis berperan penting dalam industri soda kaustik. Dimana larutan garam
(NaCl) dielektrolisis sehingga diperoleh kaustik soda (NaOH) serta hidrogen di sisi katode
dan gas klor (Cl2) di sisi anode. Jika diidnginkan klor dan natrium hidroksida sebagai produk
akhir, maka rancangan sel harus dibuat sedemikian rupa sehingga kedua bahan tersebut tidak
bercampur.
Terdapat tiga jenis rancangan sel pada proses elektrolisis yang banyak digunakan dalam
industri soda kaustik, yaitu:
1. Sel diafragma
2. Sel membran
3. Sel merkuri
Proses elektrolisis dengan sel difragma, ruang katode dan anode dipisahkan
menggunakan sekat yang disebut diafragma. Sel diafragma menjaga bercampurnya gas
hidrogen dan gas klor, karena kedua gas tersebut dapat menyebabkan terjadinya ledakan
apabila bercampur. Selain itu untuk mencegah bereaksinya soda kaustik dengan klorin yang
dapat membentuk natrium hipoklorit (NaClO) dan natrium klorat (NaClO3) pada temperatur
operasi diatas 400C.
Elektrolisis dengan menggunakan sel diafragma, arus DC dialirkan melalui sel agar
elektrolisa larutan natrium klorida dan arahnya dari anoda ke katoda, yang berlawanan arah
dengan aliran elektron.
Proses elektrolisis dengan sel merkuri anodenya terbuat dari grafit atau titanium, tetapi
katodenya adalah kolam aliran raksa (merkuri). Katode merkuri mempunyai overpotensial
yang lebih tinggi untuk mereduksi H2O menjadi OH- dan H2(g).
Sel merkuri cukup banyak memberi keuntungan daripada sel diafragma, terutama karena
dapat menghasilkan NaOH dengan kemurnian tinggi tanpa prosedur lanjutan yang terlalu
banyak. Proses dengan menggunakan sel merkuri menghasilkan konsentrasi larutan kaustik
soda tertinggi diantara ketiga jenis sel-sel yang lain.
Satu kerugian yang penting adalah sel merkuri memerlukan voltase yang lebih tinggi (kirakira 4,5 V) dibandingkan sel diafragma dan juga memerlukan energi listrik yang cukup
banyak, yaitu sekitar 3100 kWh/ton Cl2 dalam sebuah sel merkuri, dibandingkan dengan
2700 kWh dalam sel diafragma. Kerugian lain yang cukup serius dari sel merkuri ini adalah
perlunya pengendalian limbah merkuri ke lingkungan.
Proses elektrolisis larutan garam (brine) dengan menggunakan sel membrane merupakan
teknologi modern dalam industri soda kaustik.
Pada elektrolisis dengan sel membran, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh suatu
membrane. Dimana membran hanya dapat dilalui oleh kation (ion positif) atau disebut juga
membran penukar kation. Membran penukar kation memiliki peranan penting sebagai media
yang memungkinkan terjadinya perpindahan ion-ion natrium (Na +) dari ruang anoda ke
ruang katoda dan mencegah mengalirnya ion Cl - ke ruang katoda serta mencegah sebagian
besar ion OH- ke ruang anoda sehingga soda kostik yang dihasilkan tidak bercampur dengan
larutan garam.
Larutan garam natrium klorida jenuh yang mengandung ion-ion Na + and Cl dialirkan ke
dalam ruang anoda, sedangkan pada ruang katoda diisi air murni. Suatu arus searah (DC)
kemudian dialirkan melalui sel tersebut. Sel membran beroperasi dengan menggunakan
larutan garam yang lebih pekat dan menghasilkan produk yang lebih murni dan lebih pekat.
Merkuri
Diafragma
Membran
Tinggi, hanya
Mengandung 1.0
Tinggi,hanya
kaustik
mengandung <30
mengandung
ppm NaCl
Konsentrasi soda
50 %
12 %
33%
Beberapapemurnian
Beberapapemurnia
garam
diperlukan,
ndiperlukan,
digunakan harus
tetapitergantung
tetapitergantung
dengan
padakemurniangara
padakemurniangara
kemurnianyang
m atauair
m atauair
garamyang
garamyang
mempengaruhi
digunakan
digunakan
kinerjamembran
kaustik
Sekitar 2700
2200-2500
Tinggi
Rendah
digunakan
(kWh/ton)
Tingkat
Tinggi
pencemaran
lingkungan
TABEL 1.1 Pebedaan ketiga macam sel elektrolisis
2. Industri Tekstil
Selain itu penggunaan kaustik soda, membantu dalam mengurangi zat warna dan
kotoran yang berupa getah dan lender dalam minyak.
Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran
seperti fosfatidan dan protein, dengan cara mementuk emulsi. Sabun atau emulsi
yang terbentuk dapat dipisahkan dari minyak dengan cara sentrifusi.
Dengan cara hidrasi dan dibantu dengan proses pemisahan sabun secara
mekanis,
maka
netralisasi
dengan
menggunakan
kaustik
soda
dapat
menghilangkan fosfatida, protein, rennin, dan suspense dalam minyak yang tidak
dapat dihilangkan dengan proses pemisahan gum. Komponen minor (minor
component) dalam minyak berupa sterol, klorofil, vitamin E, dan karotenoid hanya
sebagian kecil dapat dikurangi dengan proses netralisasi.
Netralisasi menggunakan kaustik soda akan menyabunkan sejumlah kecil
trigliserida. Molekul mono dan digliserida lebih mudah bereaksi dengan
persenywaan alkali. Reaksi penyabunan mono dan digliserida dalam minyak
terjadi sebagai berikut:
Keguanaan Hidrogen
Hidrogen sering dibuat menjadi senyawa, misalnya asam klorida dan amonia, atau
digunakan untuk hidrogenasi senyawa organik. Gas ini dapat pula dibakar untuk
pembangkitan kalor atau digunakan di dalam sel bahan bakar untuk pembangkitan
listrik.hidrogen juga digunakan dalam industri pupuk, agen pereduksi bijih logam,
pemurnian minyak bumi, pembuatan metanol, hidrogen juga dipakai sebagai zat
pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil listrik. H 2 digunakan
sebagai pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai
konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. Baru-baru ini juga
hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen (kadangkala disebut
forming gas) sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil.
Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik,
kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi. Hidrogen adalah zat aditif (E949) yang
diperbolehkan penggunaanya dalam ujicoba kebocoran bungkusan makanan dan
sebagai antioksidan.
Penerapannya sangat beraneka ragam, sehingga dapat dikatakan tidak ada barang konsumsi
yang diperjual belikan yang tidak bergantung pada klor dan alkali pada salah satu tahap
pembuatannya. Kedua produk ini hampir seluruhnya dijual kepada industri dan digunakan
dalam pembuatan serat dan plastik, kaca, petrokimia, pulp dan kertas, pupuk, bahan peledak,
pelarut, dan berbagai bahan kimia lainnya. Bahkan dalam skala kecil kaustic soda yang
digunakan sebagai produk pembersih rumah tangga, pembersih botol minuman, pembuatan
sabun skala kecil, dan lain-lain.
Karena sifatnya yang multifungsi, dari tahun ke tahun keinginan akan soda kaustik serta
Cl2 terus bertambah. Hal ini membuat produksi kaustik soda terus meningkat bahkan industri
yang menghasilkan soda kaustik ini cukup banyak dan berkembang.
Pada tahun 1998, total produksi dunia sekitar 45 juta ton.Amerika Utara dan Asia secara
kolektif memberikan kontribusi sekitar 14 juta ton, sementara Eropa memproduksi sekitar 10
juta ton. Di Amerika Serikat, produsen utama natrium hidroksida adalah Dow Chemical
Company, yang telah produksi tahunan sekitar 3,7 juta ton dari situs di Freeport, Texas , dan
Plaquemine, Louisiana. Produsen utama AS termasuk Oxychem , PPG , Olin , Pioneer
Perusahaan (yang dibeli oleh Olin), Inc (PIONA), dan Formosa. Semua perusahaanperusahaan ini menggunakan proses chloralkali.
Di Indonesia sendiri, industri yang menghasilkan soda kaustik serta klor alkali sudah
cukup banyak, bahkan dapat menghasilkan soda kaustik dalam skla besar. Hal ini
menunjukan bahwa soda kaustik dan klor memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
PRODUSEN KLORIN DI INDONESIA
Nama Perusahaan
PT. Industri Soda Indonesia, Waru
PT. Kertas Basuki Rahmat, Banyuwangi
PT. Trisana Chlor Alkali, Probolinggo
PT. Dong Jiu Indonesia, Serang
PT. Asahimas Subentra Chemical, Cilegon
PT. Indochlor Prakasa Industri, Serang
Nama Perusahaan
Lokasi
10
Kapasitas (ton/tahun)
Padatan
PT Asahimas Subentra Chemicals
PT Sulfindo Adiusaha
Cair
PT Industri Soda Indonesia
PT Soda Sumatera
PT Indah Kiat Pulp and Paper
PT Kertas Letjes
PT Tjiwi Kimia
PT Kertas Basuki Rachmat
PT Kertas Padalarang
PT Pakerin
PT Suparma
PT Miwon Indonesia
PT Sasa Fermentasi
Cilegon
Serang
285.000
215.000
Sidoarjo
Medan
Riau
Probolingg
o
Sidoarjo
Banyuwang
i
Padalarang
Mojokerto
Surabaya
Gresik
Sidoarjo
12.000
6.400
10.000
9.000
7.200
6.850
750
15.000
1.800
12.000
3.600
Tabel 1.3 Produsen soda kaustik di Indonesia [Sumber : CIC Indochemical No. 300, 2000]
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Metode Produksi
11
Industri adalah bidang usaha/perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa bernilai
ekonomi, melalui pemanfaatan sejumlah tertentu jenis sumber daya (bahan mentah/bahan
baku, teknologi, informasi, manusia, dan modal).
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa setiap industri baik industri kimia maupun
industri lainnya akan selalu mempertimbangakan waktu, mutu, biaya dan lingkungan dalam
prosesnya.
Atas dasar pertimbangan itulah proses elektrolisis sel membran sering kali digunakan di
banyak industri. Elektrolisis dengan sel membrane merupakan proses yang paling ramah
lingkungan karena mengkonsumsi energi secara minimum, bebas polusi dan menghasilkan
kualitas produk baik.
2.2 Spesifikasi Bahan Baku
Pada proses elektrolisis dengan sel membran, bahan baku yang digunakan yaitu garam
(NaCl), Air, natrium karbonat (Na2CO3) serta asam klorida (HCl).
Spesifikasi bahan baku dalam industri kaustik soda dengan elektrolisis sel membrane
adalah sebagai berikut
a. Sifat Fisik
BAHAN BAKU
TAMBAHAN
SIFAT FISIK
Natrium
Air
Clorida
Natrium
Carbonat
Asam Klorida
Fasa
Padat
Cair
Padat
Cair
Rumus Molekul
NaCl
H2O
Na2CO3
HCl
58,45
18,0153
106
36,5
800,4
8510
1413
100
Densitas (g/ml)
1,13
0.998
2,533
1,18
12
Kapasitas
Panas 1,8063
4184
4,3350
40.810
40.7
7.000
cal/mol
kJ/mol
cal/mol
286.0
(cal/mol C)
Panas Penguapan
Entalpi
Pembentukan -
Standar (kJ/mol)
Tabel 2.1 sifat fisik bahan baku
b. Sifat Kimia
13
(l)
dan H2
(g)
. Berikut
Natrium Hidroksida
Nama lain
Soda kaustik
Sifat
Rumus molekul
NaOH
Massa molar
39,9971 g/mol
Penampilan
Densitas
Titik leleh
318C (591 K)
Titik didih
1390C (1663 K)
14
Kebasaan (pKb)
-2,43
SIFAT FISIK
Klor
Hidrogen
Fasa
Rumus Molekul
Berat Molekul
Titik Lebur,1 atm
Titik Didih,1 atm
Densitas
Kapasitas Panas
Gas
Cl2
71 gr/mol
171,6 K
239,11 K
3,2 gr/ml
33,949
Gas
H2
1,00794 gr/mol
14,01 K
20,28 K
0,08988 gr/ml
28,836
Jmol1K1
Jmol1K1
b. Sifat Kimia
Hidrogen (H2)
Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
2.4 Proses Elektrolisis dengan Sel Membran
Terdapat beberapa tahapan proses dalam pembuatan kaustik soda ini, diantaranya : tahap
pemurnian bahan baku, proses utama, tahap pengolahan akhir.
1. Pemurnian Bahan Baku
Tahap pemurnian bahan baku merupakan tahap awal dari proses ini. Tahap
pemurnian bahan baku meliputi pencampuran, pengendapan pengotor, penyaringan
pengotor, penukaran ion.
1) Pencampuran
Garam (97,7%) dilarutkan bersama air proses dan garam lemah recycle pada suhu
90,6oC ke dalam tangki pencampur untuk mendapatkan larutan garam konsentrasi
27%. Larutan garam jenuh keluar dari tangki pencampur memiliki suhu 67,1 oC
15
memasuki tangki pengendap, suhu operasi yang baik untuk pengendapan adalah
diatas 60oC.
2) Pengendapan Pengotor
Larutan garam dari tangki pencampur memasuki tangki pengendap untuk
diendapkan pengotornya, diantaranya CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2 menggunakan
Na2CO3 dan NaOH dengan reaksi sebagai berikut:
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3
+ Na2SO4
MgSO4 + 2NaOH Mg(OH)2 + Na2SO4
CaCl2 + Na2SO4 CaSO4 + 2NaCl
MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl
CaCl2 + Na2CO3 CaCO3
+ 2NaCl
Reagen dan pengotor bereaksi membentuk endapan dan dikeluarkan dari dasar tangki.
Pemberian reagen dilakukan dengan kadar berlebih untuk mendapatkan hasil yang
optimum. Sekitar 60% dari pengotor yang mengendap keluar dari bagian bawah tangki
pengendap, sedangkan larutan lainya keluar dari bagian atas clarifier menuju ke filter.
3) Penyaringan (Filtrasi)
Endapan yang masih tersisa seluruhnya difilter dalam filter press.
4) Penukaran Ion
Selama proses sedimentasi tidak semua ion bereaksi dengan reagen dan dan akan
terdapat ion-ion yang tidak diinginkan sehingga diperlukan perlakuan lebih lanjut agar
NaCl yang akan di elekrolisis terbebas dari pengotor impuritis. Karena itu digunakan
resin untuk mengikat ion-ion tersebut.
Larutan NaCl dilewatkan pada resin. Resin yang mengikat kation disebut resin
kation dan resin yang mengikat anion disebut resin anion. Reaksi penukaran ion yang
terjadi adalah:
Resin kation : R-H + A- R-A + H+
Resin anion : R-OH B+ R-B + OHProses diatas terjadi secara reversible sehingga bila resin sudah jenuh, atau tidak
bisa menangkap atau mengikat ion mineral positif/negative, bisa diregenerasi kembali.
Regenerasi dilakukan dengan mereaksikan kembali resin dengan asam-basa yaitu
NaOH dan H2SO4 sehingga ion mineral positif yang sudah terikat di resin akan terlepas
lagi. Reaksi regenerasi sebagai berikut:
2(R-A) + H2SO4 2(R-H) + A2SO4
16
2R-B
2. Proses Utama
Prosen utama merupakan tahapan inti dari industri soda kaustik ini. Proses ini
terdiri dari pengasaman dan elektrolisis.
1) Penambahan HCl (Pengasaman)
Penambahan HCl dilakukan untuk mengurangi terjadinya pembentukan chlorate
pada sel elektrolisa, larutan masuk anoda diasamkan hingga pH 4.
2) Elektrolisa
Larutan yang keluar dari resin penukar ion sebelum memasuki sel elektrolisa akan
dipanaskan terlebih dahulu. Proses elektrolisa menggunakan titanium sebagai sel
anoda dan nikel sebagai sel katoda yang dialiri arus DC (direct current) sebagai
sumber energi.
Pada anoda feed masuk adalah larutan garam, ion Cl- pada NaCl teroksidasi dan
membuntuk Cl2 sedangkan ion Na+ kehilangan pasangan dan bergerak menuju katoda.
Pada katoda feed masuk adalah H2O dan NaOH recycle, ion H + dari H2O tereduksi
menjadi H2 sehingga ion OH- kehilangan pasangan. Ion Na+ dan OH- ini selanjutnya
bertemu dan membentuk NaOH. Dihasilkan larutan NaOH yang dihasilkan 32%.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
- Anode
Ionisasi :
NaCl Na+ + Cl2Cl- Cl2 (g) + 2e- Katode
Ionisasi :
H2O H+ + OH+
2 H + 2 e H2 (g)
Reaksi elektrolisis larutan garam (NaCl) secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai
berikut:
2NaCl + 2H2O 2NaOH +Cl2(g) + H2(g)
Antara sel anoda dan katoda dibatasi oleh membran, yaitu nafion yang hanya
dapat dilalui oleh ion positif.
Hasil samping dari proses elektrolisa ini berupa gas chlorine (Cl 2) dan gas Hydrogen
(H2). Gas Cl2 diproses lebih lanjut menjadi Cl2 liquid, sedangkan gas H2 diblower ke
udara karena jumlahnya relatif sedikit.
17
garam
air
lar garam
pemurnian
biasa
pemurnian dengan
penukar ion
18
H 2O
vakum
C
1
H2O
E5
kukus
Dlewat
PF
jenuh
B1
lumpur (Na CO ,
E2 E3 E4
kukus
tek.
rendah
lar. NaOH
Ca(OH) , NaCl).
D : pengendap/pengkristal
: penguap
encerKestner
2
C2
E1
2
: penyaring
putar Oliver
E2,E3,E4 : penguap PF
multi
tahap
B1 : pemekat
E5 : penguap vakum
C1,C2 : kondensor B2 : pan pelelehan
B2
lelehan
NaOH
19
1) Pendinginan
Gas Cl2 keluar dari bagian atas anoda masih mengandung H2O yang terikut
dan sedikit O2 untuk mendapatkan Cl2 liquid dengan kemurnian 99,65% kandungan
air harus dihilangkan terlebih dahulu. Dimana Gas Cl2 didinginkan menggunakan
brine hingga suhunya mencapai 10oC pada suhu ini campuran gas Cl2 telah berada
pada dua fase. Campuran gas-liquid ini kemudian dipisahkan dalam flash separator,
produk atas dari flash separator berupas gas yang memiliki kandungan Cl2 sekitar
99,65.
2) Pengeringan
Setelah didinginkan, gas klor dikeringkan dengan asam sulfat di dalam
menara pembasuh. Sampai pada menara asam sulfat ini, klor basah itu harus
ditangani dengan menggunakan bahan yang tahan, seperti poliester, polivinil
klorida, dan lain-lain.
3) Pemampatan dan Pencairan Klor
Untuk mendapatkan Cl2 liquid, gas Cl2 terlebih dahulu dinaikan tekananya,
kemudian dikondensasikan. Kompresi dilakukan dalam dua stage, kompresi
pertama tekanan Cl2 gas 1 atm dinaikan tekananya menjadi 4 atm, dan didapatkan
suhu keluar kompresor 154oC. Selanjutnya dilakukan pendinginan dari gas Cl2
untuk meringankan beban kompresor ke dua, gas Cl 2 didinginkan menggunakan
brine hingga suhu 50oC. Kompresi yang kedua menaikan tekanan gas Cl2 dari
tekanan 4 atm menjadi tekanan 6 atm. Gas Cl 2 keluar dari kompresor kedua pada
suhu 93oC, kemudian didinginkan dengan air pendingin hingga suhu 45 oC, dan
dikondensasikan sehingga menjadi liquid hingga suhu 8oC.
Pada elektrolisa ini terjadi reaksi samping. Reaksi samping yang terjadi yaitu
pembentukan Chlorate (NaClO3) reaksi pembentukan chlorate :
20
H2O + Cl2
HClO + 3NaOH
HClO + HCl
NaClO3 + 2NaCl + 3H2O
Perpindahan ion yang terjadi dalam elektrolisa juga tidak sempurna, sekitar 5% ion
Cl- lolos menuju katoda (Uhde), dan sekitar 5% ion OH- lolos menuju anoda,
membentuk NaOH dan kemudian membentuk chlorate.
Reaksi samping lain yang terjadi adalah sebagian dari H2O di anoda juga
teroksidasi dengan reaksi:
H2O 2H+ + O2 + 2eReaksi ini menghasilkan gas O2 yang akan keluar dari bagian atas anoda, dan ion H +
yang akan menuju ke katoda, kemudian ion H+ bereaksi dengan OH- manjadi H2O
(back mixing).
Pengotor yang tidak dikehendaki dalam kaustik 50% adalah besi klorida,
NaCl, dan NaClO3. Penyingkiran besi-besi biasanya dilakukan dengan mengolah
kaustik itu dengan 1% berat serbuk kalsium karbonat dan menyaring campuran yang
dihasilkan. Klorida dan klorat dikeluarkan dengan meneteskan kaustik 50% itu ke
dalam kolom larutan ammonia 50%. Pengolahan ini menghasilkan kaustik yang
hampir bebas sama sekali dari klorida dan klorat
21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri Soda Kaustik dapat disebut juga industri klor-alkali karena selain menghasilkan
kaustik soda (NaOH), industri ini menghasilkan gas klor (Cl 2). Sebagian besar Industri soda
kaustik menggunakan elektrolisis khususnya elektrosis sel membran dalam proses
pengolahannya. Proses ini lebih banyak digunakan karena meghasilkan kualitas soda kaustik
yang lebih baik, ramah lingkungan, dan mengkonsumsi energi secara minimum.
Pada elektrolisis dengan sel membran, anode dan katode dipisahkan oleh membran.
Membran ini memiliki peranan sebagai media yang memungkinkan terjadinya perpindahan
ion-ion natrium (Na+) dari ruang anoda ke ruang katoda dan mencegah mengalirnya ion Cl ke ruang katoda serta mencegah sebagian besar ion OH- ke ruang anoda sehingga soda kostik
yang dihasilkan tidak bercampur dengan larutan garam. Bahan baku yang digunakan dalam
22
industri ini adalah garam (NaCl), natrium karbonat (Na 2CO3), air (H2O), asam klorida (HCl),
dan litrik.
Soda kaustik dan klor merupakan salah satu produk yang paling penting. Penerapannya
sangat beraneka ragam, sehingga dapat dikatakan tidak ada barang konsumsi yang diperjual
belikan yang tidak bergantung pada klor dan alkali pada salah satu tahap pembuatannya.
Kedua produk ini hampir seluruhnya dijual kepada industri yang digunakan dalam pembuatan
serat dan plastik, kaca, petrokimia, pulp dan kertas, pupuk, bahan peledak, pelarut, dan
berbagai bahan kimia lainnya. Bahkan dalam skala kecil caustic soda yang digunakan sebagai
produk pembersih rumah tangga, pembersih botol minuman, pembuatan sabun skala kecil,
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, G.T. 1984. Shreves Chemical Process Industries. New York : McGraw-Hill Book
Company.
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
PT. Asahimas Chemical. http://www.asc.co.id/?idm=3&id=11
23
LAMPIRAN
PERTANYAAN
Penanya : Fauzan Abdal Haq (142012039)
Bagaimana memisahkan NaClO3 dari NaOH ?
JAWABAN
Pengotor yang tidak dikehendaki dalam kaustik 50% adalah besi klorida, NaCl, dan NaClO3.
Penyingkiran besi-besi biasanya dilakukan dengan mengolah kaustik itu dengan 1% berat serbuk
kalsium karbonat dan menyaring campuran yang dihasilkan. Klorida dan klorat dikeluarkan
dengan meneteskan kaustik 50% itu ke dalam kolom larutan ammonia 50%. Pengolahan ini
menghasilkan kaustik yang hampir bebas sama sekali dari klorida dan klorat.
24