Você está na página 1de 12

BAB I

PEMBAHASAN

1. Definisi Air Leak Sindrom


Air Leak Syndrome (ALS) adalah kelainan paru-paru pada bayi yang baru lahir.
Pada kondisi ini, paru-paru bayi yang berisi udara mengalami kebocoran melalui
lubang-lubang pada jaringan parunya. Ada beberapa jenis penyakit ALS, yaitu:

1.2 Epidemiologi
Pneumotoraks yang tidak bergejala, biasanya unilateral terjadi pada 1-2% dari semua
bayi baru lahir. Bayi cukup bulan & lewatbulan > bayi premature. Insiden pada
bayi dengan penyakit paru (MAS, HMD),yang menerima resusitasi kuat atau yang
sedang mendapat bantuan ventilasi. Pneumotoraks terjadi pada sisi kanan (53%),
sedangkan sisi kiri (45%).
1.3 Etiologi
inflasi berlebihan yang mengakibatkan robekan alveolar. Idiopatik atau sekunder
(akibat penyakit paru yang sudah ada : emfisema lobaris, pneumonia
Trauma. Obstruksi bronkus ataubronkiolus tipe katup bola yang disebabkan aspirasi
d. Faktor Risiko
Bayi yang menderita penyakit membran hyaline (Hyaline Membrane Disease)
Bayi yang berada dalam alat ventilator
Bayi prematur yang umumnya belum memiliki paru-paru matang
Bayi dengan aspirasi meconium.
e. Klasifikasi
Pneumotoraks Terbuka Gangguan pada dinding dada berupa hubungan langsung
antara ruang pleura dan lingkungan atau terbentuk saluran terbuka yang dapat
menyebabkan udara dapat keluar masuk dengan bebas ke rongga pleura selama proses
respirasi.
Pneumotoraks Tertutup Terdapat robekan pada pleura viseralis dan paru atau jalan

nafas atau esofagus, sehingga masuk vakum pleura karena tekanan vakum pleura
negatif.
Pneumotoraks Valvular Jika udara dapat masuk ke dalam paru pada proses inspirasi
tetapi tidak dapat keluar paru ketika proses ekspirasi. Akibat hal ini dapat terjadi
peningkatan tekanan intrapleural. Karena tekanan intrapleural meningkat maka dapat
terjadi tension pneumotoraks.
1.4

Diagnosis dan Gambaran Klinis

Bayi sangat gelisah karena hipoksia


Sianosis, tacypneu, dypsneu
Diameter antero-posterior toraks membesar dan kadang-kadang terdapat penonjolan
dinding thoraks
Rasa sakit tidak selalu timbul, bisa menghebat atau menetap bila terjadi perlengketan
antara pleura viseralis dan pleura parietalis, bisa sobek pada tekanan kuat, sehingga
terjadi perdarahan intrapleura (hemato-pneumotoraks)
Perkusi yang hipersonar, fremitus yang melemah sampai menghilang, suara nafas
yang melemah sampai menghilang pada sisi yang sakit
Pada lesi yang lebih besar atau pada tension pneumotoraks, trakea dan mediastinum
dapat terdorong ke sisi kontralateral. Diafragma tertekan ke bawah, gerakan
pernafasan tertinggal pada sisi yang sakit. Fungsi respirasi menurun, terjadi
hipoksemia arterial dan curah jantung menurun
Dianjurkan membuat foto dada dengan inspirasi dan ekspirasi penuh. Selama
ekspirasi maksimal udara dalam rongga pleura lebih didorong ke apeks, sehingga
rongga intrapleura di apeks jadi lebih besar. Selain itu terdapat perbedaan densitas
antara jaringan paru dan udara intrapleura sehingga memudahkan dalam melihat
pneumotoraks, yakni kenaikan densitas jaringan paru selama ekspirasi tapi tidak
menaikkan densitas pneumotoraks.
Bayangan udara dalam rongga, pleura memberikan bayangan radiolusen yang tanpa
struktur jaringan paru (avascular pattern) dengan batas paru berupa garis radioopak
tipis yang berasal dari pleura visceral.

Terlihat bayangan udara dari pneumotoraks yang berbentuk cembung, yang


memisahkan pleura parietalis dengan pleura viseralis. Jika pneumotoraks luas, akan
menekan jaringan paru ke arah hilus atau paru menjadi kuncup/kolaps di daerah hilus
dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral. Sela iga menjadi lebih lebar.
Pneumothoraks relatif lebih mudah dideteksi pada CT sesuai potongan aksis.

1.5 Patogenesis
Masuknya udara ke dalam rongga pleura dibedakan atas:
-

Pneumotoraks spontan : Timbul sobekan subpleura dari bullasehingga udara


dalam rongga pleura melalui suatu lubang robekan atau katup.

Masuknya udara melalui mediastinum yang biasanya disebabkan trauma pada


trakea atau esophagus akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat
(endoskopi) atau benda asing tajam yang tertelan.

Udara berasal dari subdiafragma dengan robekan lambung akibat suatu trauma
atau abses subdiafragma dengan kuman pembentuk gas.

h. DD :
Pneumothoraks/
Pneumomediastinum
RDS (HMD)
MAS
Bronkopneumonia

i. Penatalaksanaan
- Frekuensi pernafasan dan nadi harus dinilai secara teratur
- Pemberian O 2 (mempercepat resorpsi udara bebas pleura kedalam darah,
memperbaiki hipoksia dan asidosis respiratorik)
- Sedativum (luminal) mengurangi kegelisahan dan mencegah terjadinya usaha
inspirasi yang berlebihan
- Antibiotika (profilaksis)

- Pemberian makan/minum yang sering dengan porsi kecil (mencegah dilatasi


lambung
meminimalkan bayi menangis)
- Tindakan operatif bila terdapat pneumothoraks tension.

j. Komplikasi
- Tension Pneumothoraks
- Pio-pneumothoraks
Hidro-pneumothoraks/hemo-pneumothoraks
Pneumomediastinum dan emfisema subkutan
Pneumothoraks simultan bilateral

k. Prognosis
Dubia et bonam dengan pengobatan dan perawatan yang baik dan segera.
1.6 Jenis Air Leak Sindrom
1. PNEUMOTHORAX
a. Definisi
Pneumotoraks adalah keadaa dimana terdapat udara atau gas dalam rongga pleura.
Dalam keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru- paru leluasa
mengembang terhadap rongga thoraks

2.

PNEUMOMEDIASTINUM.
Udara keluar dari paru-paru bayi lalu mengumpul pada Thoracic cavity,

dibelakang sternum dan diantara dua paru-parunya


3.

PNEUMOPERICARDIUM.
Udara keluar dari paru-paru bayi dan mengalir ke dalam gelembung di sekeliling

hati.
4.

PULMONARY INTERSTITIAL EMPHYSEMA (PIE).


Udara yang menyusup keluar dari paru-paru lantas terperangkap diantara alveoli

(gelembung udara terkecil pada organ paru).

1.7 Asuhan Keperawatan

Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien dengan bronchitis adanya
peningkatan suhu tubuh lebih dari 400C, frekuensi nafas meningkat dari
frekuensi normal (>20 takipnea ; < bradipnea, 14-20 eupnea) nadi biasanya
meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernafasan, (
> 100 takikardi, 60-100 normal, > 60 brakikardi ), serta biasanya tidak ada
masalah dengan tekanan darah.
2. B1 (Breathing)
- Inspeksi :
klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan,
biasanya menggunakan otot bantu pernafasan (+). Pada kasus bronchitis
kronis , sering didapatkan bentuk dada barrel/tong (+) gerakan pernafasan
masih simetris. Hal pengkajian lainnya menunjukkan kelain juga batuk yang
produktif dengan skutum purulen berwarna kuning kehijauan (+) sampai hitam
kecoklatan karena bercampur darah (-).
-Palpasi :
Tactil fremitus biasanya normal
-Perkusi :
Bunyi resonan pada seluruh lapang paru
-Auskultasi :
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka
suara nafas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik, ditambah
adanya konsolidasi disekitar abses, maka akan terdengan suara nafas bronchial
dan ronchi basah.
Suara berisik yang terputus akibat aliran udara melewati aliran cairan
terdengar pada saat inspirasi
3. B2 (Blood)
5

Sering terdapat kelemahan fisik secara umum denyut nadi, takikardi (< 100),
TD biasanya normal, bunyi jantung tambahan biasanya tidak di dapatkan
diatas jantung tidak mengalami pergeseran.
4. B3 (Brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis (kesadaran normal, sadar
sepenuhnya). Apabila tidak ada komplikasi penyakit yang serius
5. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan
6. B5 (Bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan
dan penurunan berat badan
7. B6 (Bone)
Kelemahan dan keletihan fisik, secara umum sering menyebabkan klien
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari hari

Analisa Data :
No
1

SIMTOMP
Do
1. PO 2
mengalami
penurunan
2. PCO2
mengalami
peningkatan
3. Auskultasi
suara napas
ronchi
1. Napas anak
sesak
(dipsnea) dan
cepat
(takipsnea)
2. Auskultasi
suara napas

ETIOLOGI
Ds
1. Napas anak
sesak (dipsnea)
2. Napas cepat
(takipsnea)

1.Ekspresi wajah
anak kesulitan
mengambil
napas karena
sesak.

PROBLEM

Gas darah yang Gangguan


tidak normal, pertukaran gas
hipoksia

Sindrom
Hipoventilasi

Ketidakefektifan
pola napas

ronchi
3. PO2
mengalami
penurunan
atau
4. Pemeriksaan
thoraks
anterior
posterior
abnormal
1. Anak A sering 1. anak B pernah
menangis
MRS dengan
diagnosis medis
Air Leak
Syndrome
2. tauma
hospitalisasi
pada anak

Kebutuhan
tidak terpenuhi

Ansietas

A. diagnosa keperawatan
No
1.
2.
3.

Prioritas Diagnosa :
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan Sindrom Hipoventilasi
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Gas darah yang tidak
normal, hipoksia
Ansietas berhubungan dengan kebutuhan tidak terpenuhi (bernapas)
B. Intervensi tindakan keperawatan

No Dx
1

NOC
Setelah silakukan asuhan
keperawatan
x,
maka
masalah
keperawatan klien akan
teratasi yang dibuktikan
oleh,
1. Klien yang
menunjukan status

NIC
Posisikan
telentang
miring

anak
atau

Tenangkan
anak
selama
kondisi
gawat napas dan
libatkan keluarga

Rasional
Posisi miring atau
terlentang
(semi
foller)
dapat
membuka
jalan
napas
Dalam
kondisi
tenang
tindakan
keperawatan lebih
mudah dimengerti
7

pernafasan : ventilasi
tidak terganggu,
dengan indicator tidak
ada gangguan
kedalaman inspirasi da
kemudahan dalam
bernafas
2. Pasien mempunyai
kecepatan dan irama
pernafasan dalam batas
normal

Pantau kecepatan,
irama, kedalaman,
dan
upaya
pernapasan
pernapasan
berbunyi,
seperti
mendengkur
Catat
perubahan
pada nilai gas darah
arteri GDA
Laporkan perubahan
sensori,
bunyi
napas,
pola
pernapasan
nilai
GDA, dan sputum
Intruksikan kepada
klien dan keluarga
bahwa mereka harus
memberitahu
perawat pada saat
terjadi
ketidakefektifan
pola pernapasan
Informasikan pada
keluarga
bahwa
tidak boleh merokok
di dalam ruangan

No Dx
3.

NOC
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam
masalah keperawatan klien

NIC
Atur posisi untuk
memaksimalkan
potensial ventilasi

dan
dengan
keluarga
dapat
menambah
ketenangan
Kecepatan, irama,
kedalaman,
dan
upaya pernapasan
pernapasan
berbunyi,
seperti
mendengkur
merupakan status
pernapasan
Nilai gas darah
arteri harus selalu
dalam
kondisi
seimbang
Nilai GDA dan
status pernapasan
sebagai tolak ukur
tindakan
keperawatan
Dengan
laporan
yang tepat waktu
maka
tindakan
penanganan akan
dapat
segera
dilakukan

Asap rokok dapat


memicu
sesak
napas
dan
mempengaruhi
konsentrasi GDA
Rasional
Potensial ventilasi
yang
maksimal
akan
berangsur8

dapat teratasi dibuktikan


dengan indicator tidak ada
gangguan
frekuensi
pernafasan,
tidak
ada
gangguan
frekuensi
dyspnea saat istirahat,
tidak ada napas auskultasi,
pasien akan mempunyai
fungsi paru dalam batas
normal

Berikan
nebulizer
perlu

terapi
jika

angsur
menyeimbangkan
O2
dan
CO2
didalam paru
Nebulizer
dapat
digunakan
pada
pasien
dengan
kasus gawat napas
mendadak,
Ansietas
yang
tinggi pada diri
pasien
akan
menyebabkan
imunitas menurun
dan kerja obat tidak
efektif
Kadar gas darah
arteri yang tidak
seimbang
akan
mempengaruhi
kondisi pertukaran
gas dalam tubuh

Jelaskan kepada
pasien
sebelum
memulai
pelaksanaan
prosedur
untuk
menurunkan
ansietas
Konsultasikan
dengan
dokter
tentang
pentingnya
pemeriksaan gas
darah arteri GDA
dan menggunakan
alat bantu yang
dianjurkan sesuai
dengan
adanya
perubahan kondisi
paien
Pantau hasil gas Terganggu
atau
darah (PO2 dan tidaknya pertukaran
PCO2)
gas tergantung pada
kandungan O2 dan
CO2 dalam alveolus
dan dalah
Laporkan
Data
yang
perubahan
pada berhubungan
data
pengkajian dengan kondisi gas
terkait (misalnya, darah dalam alveoli
sensorium pasien, dapat
memantau
suara
napas, perkembangan
analisis gas darah kondisi klien
arteri GDA dan
penggunaan alat

bantu
yang
dianjurkan sesuai
dengan
adanya
perubahan kondisi
pasien)
Informasikan pada
keluarga
klien
bahwa merokok
itu dilarang
Ajrkan
klien
teknik
bernafas
dan relaksasi

No Dx
4.

NOC
Setelah
dilakukan
perawatan x, maka
masalah klien akan
teratasi yang dibuktikan
oleh
1. Tingkat ansietas
klien sedang atau
ringan
2. Klien akan tetap
dapat melakukan
aktifitas (bermain)
meski dalam
kecemasan
3. Memiliki tanda
tanda vital dalam batas
normal untuk anak

NIC
Kaji
dan
dokumentasikan
kecemasan
klien
(adaptif atau ringan,
sedang,
berat,
maladaptive
atau
panik )
Dorong anak untuk
mengungkapkan
perasaan
mereka
dengan
berbicara,
bercerita
dan
bertanya
dengan
nada yang lembut

Kandungan
asap
rokok
dapat
memicu
sesak
napas
Bernafas
efektif
dan relaksasi dapat
melegakan
nafas
dan
menjaga
keseimbangan O2
dan CO2
Rasional
Tingkat kecemasan
menentukan
tindakan
keperawatan yang
harus diberikan

Gaya
bicara
seseorang
dapat
diidentifikasi
tingkat
kepanikannya, dan
pengungkapan
perasaan dipercaya
dapat menurunkan
cemas
Rasa nyaman akan
memberikan
ketenangan
Kecemasan
juga
dapat dipengaruhi
kondisi sekitarnya

Berikan rasa nyaman


pada klien (genong
bila perlu)
Bantu orang tua
untuk
didak
memperlihatkan
kecemasan mereka
di depan anak
Instruksikan
Keluarga
adalah
keluarga untuk terus orang terdekat yang

10

mendampingi anak

Minta orang tua


untuk membawakan
mainan,
pakaian
atau
benda
kesayangan
anak
dari rumah
Bermain
dengan
anak bersama orang
tua atau bawa anak
ke tempat bermain
anak di rumah sakit
dan libatkan anak
dalam
permainan
serta dekatkan anak
pada
kondisi
linkungan sosialnya

dapat
selalu
memberikan
rasa
tenang
Mainan,
pakaian
dan
benda
kesayangan
anak
akan
membuat
perasaan seperti di
rumah
Bermain
dan
berkomunikasi
dengan orang lain
sebagai
pengalih
perasaan cemas

BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
11

Air Leak Sindrom adalah kelainan paru-paru pada bayi yang baru lahir. Pada
kondisi ini, paru-paru bayi yang berisi udara mengalami kebocoran. Penanganan yang
teat pada bayi akan mengurangi tingkat kematian.
2.2 Saran
1. Jika anak di diagnosis ALS, harus segera ditangani agar nyawa bayi
terselamatkan.
2. Dilakukan tindakan yang cepat dan tepat

12

Você também pode gostar