Você está na página 1de 18

ANALISA KELAYAKAN USAHA

PENGOLAHAN GULA AREN OLEH PETANI PENGRAJIN


DI NAGARI GURUN KECAMATAN HARAU
KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH:
RENNY BASIR, A.Md
BP. 1111336017

PROGRAM STUDI MANAJEMAN PRODUKSI PERTANIAN


PPGT SMK KOLABORATIF
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKKUMBUH
2012
-->

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor
pertanian itu sendiri terbagi dalam berbagai subsektor yang dikelompokkan berdasarkan jenis
tanaman yaitu Subsektor tanaman pangan, subsektor tanamanan hortikultura, serta subsektor
tanaman perkebunan.
Aren atau enau (Arenga Pinata) merupakan salah satu jenis tanaman dari subsektor
tanaman perkebunan. Pohon Aren mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena
hampir dari seluruh bagian tanaman ini mempunyai nilai jual dan mendatangkan keuntungan,
diantaranya 1. Ijuk, dalam dunia kesehatan ijuk dapat digunakan sebagai bahan penyaring
untuk menyehatkan air keperluan rumah tangga dan sebagai bahan pembuatan tambang, sapu
dan sikat. 2. Nira (sari buah manis), nira aren dapat diolah menjadi tuak, cuka, gula aren,
dan gula semut. 3. Buah, aren juga menghasilkan buah yang dikenal dengan kolang koling
yang dimanfaatkan untuk bahan pengisi kolak. Nira merupakan salah satu bagian dari pohon
aren yang mempunyai nilai ekonomis paling tinggi (Slamet Suseno, 1993)
Pohon Aren berpotensi menghasilkan 10-15 liter air nira tiap harinya dan proses
penampungan ini dapat dilakukan setiap harinya selama tiga bulan, pada pagi dan sore hari.
Air Nira hasil sadapan yang sudah dikurangi kadar airnya dan menjadi padat, inilah yang
disebut gula aren.
Pengolahan gula aren merupakan salah satu jenis usaha kecil yang mudah untuk
dilaksanakan, sehingga banyak diusahakan oleh para petani pengrajin.

Gula Aren

mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan cuka aren. (Slamet Suseno,
1993)
Berdasarakan data statistik Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota, luas areal
perkebunan enau di Kecamatan ini 16 ha, yang terbagi atas 9 ha lahan produktif dan 7 ha
lahan belum produktif. Kecamatan Harau merupakan salah satu sentra produksi enau di
Kabupaten limapuluh Kota.
Kenagarian Gurun merupakan salah satu kenagarian yang terletak di Kecamatan Harau
dan banyak ditumbuhi oleh Pohon enau. Mata pencaharian penduduk dikenagarian ini rata
rata adalah bertani, seperti bertanam padi sawah, tanaman sayur sayuran, dan usaha
pengolahan. Pengolahan gula aren merupakan salah satu usaha pengolahan yang dilakukan
oleh masyarakat Nagari Gurun untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Berdasarkan hasil survey, pertani pengrajin gula aren ini, mampu mengahasilkan 3-11
kg gula aren dalam satu hari . Gula aren yang dihasilkan oleh petani pengrajin gula aren ini
dipasarkan kepada masyarakat sekitar dan pedagang pengumpul.

Akan tetapi bagi

pemerintahan Nagari Gurun usaha pengolahan yang dilakukan oleh masyarakatnya dianggap
sebagai suatu usaha yang tidak terlalu menghasilkan dan hanya sebagai usaha sampingan.
Padahal berdasarkan kenyataanya, ada beberapa kepala rumah tangga yang menjadikan usaha
ini sebagai pekerjaan pokok yang bertujuan untuk mengahasilkan uang guna memenuhi
kebutuhan hidup keluarga mereka.
Usaha pengolahan gula aren di Nagari Gurun dari tahun ketahun tidak mengalami
perkembangan. Kapasitas produksi tetap tidak ada peningkatan. Pada umumnya petani
pengrajin tidak mempunyai catatan usahatani, sehingga sulit bagi petani untuk melakukan
analisa usahataninya. Para petani hanya memperhitungkan penjualan gula tanpa membuat
analisa usahatani .
Analisa usahatani merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan dalam
menjalankan sebuah usaha. Pentingnya pelaksanaan analisa usaha adalah untuk mengetahui
apakah usaha ini mendatangkan keuntungan atau tidak. Oleh karena itulah penulis tertarik
untuk mengangkat judul Analisa Kelayakan Usaha Pengolahan Gula Aren oleh Petani
Pengrajin Di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini antara lain :
1.

Berapa besar pendapatan pengolahan gula aren yang dilakukan oleh petani pengolah gula
aren selama 1 (satu) bulan periode produksi di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten
Limapuluh kota?

2.

Apakah usaha pengolahan gula aren yang dilakukan petani pengrajin gula aren di Nagari
Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota secara ekonomi layak untuk dijalankan
dan dikembangkan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini antara lain:

1.

Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh petani pengrajin dalam pengolahan gula aren
di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota selama 1 (satu) bulan periode
produksi.

2.

Untuk mengetahui apakah usaha pengolahan gula aren yang dilakukan oleh petani pengrajin
gula aren di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota layak untuk
dikembangkan

3.

Untuk mengetahui R/C, B/C, NPV, IRR dan BEP usaha pengolahan gula aren di Nagari
Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota
1.4. Manfaat Penelitian

1.

Bagi Petani
memberikan gambaran tentang pendapatan dan keuntungan usahataninya serta
memberi kmudahan untuk pengajuan kredit untuk penngembanngan usaha

2.

Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian
dan bersosialisasi dengan masyarakat

3.

Bagi pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan bagi dinas pertanian Kabupaten Limapuluh Kota dalam
mengambil kebijakan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai bahan
pertimbangan bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota dalam
mengambil kebijakan untuk memberikan pinjaman atau bantuan modal guna pengembangan
usaha Kecil

-->

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usahatani
Usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang
diperlukan untuk reproduksi pertanian seperti tumbuhan, tanah dan air, perbaikan perbaikan
yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan bangunan yang didirikan di atas
tanah dan sebagainya (Mubyarto, 1989). Kumpulan kegiatan pengolahan merupakan bagian

dari proyek pertanian, seperti pengolahan gula (J. Price gitinger, 1986). Dengan demikian
pengolahan gula aren ini merupakan salah satu bentuk usahatani yang berskala kecil.
Di Indonesia batasan petani kecil telah disepakati pada seminar petani kecil di Jakarta
pada tahun 1979 (BPLPP, 1979). Pada pertemuan tersebut ditetapkan, bahwa yang
dinamakan petani kecil adalah :
Petani yang pendapatannya rendah
Petani yang memiliki lahan sempit
Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas
Petani yang memiliki pengetahuan yang terbatas dan kurang dinamik
Ciri ciri lain dari petani kecil adalah (John L.Dillon dan J. Brian Hardaker, 1986)
Berusaha dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat
Mempunyai sumberdaya terbatas, sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah
Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsistem
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yanng mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Usahatani dikatakan efektif
apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang
dikuasai) sebaik-baiknya, sedangkan yang dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya
tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2002)
2.2.
2.2.1.
a.

Pengolahan Gula Aren


Penyadapan nira
Pemukulan tangkai tandan
Nira disadap dari tangkai bunga jantan. Penyadapan nira dilakukan dengan cara
memukulkan martel kayu kecil pada tangkai bunga jantan mulai dari ujung ke arah pangkal.
Pemukulan ini dilakukan berhati hati, jangan sampai terlalu keras, supaya tangkai tandan
pada tempat pemukulan tidak patah.
Menurut Slamet Suseno, 1993 Maksud pemukulan untuk memperlonggar pembuluh
pembuluh tapis dalam tangkai tandan. Pembuluh yang bertugas memasok sari tanaman
berisi gula kepada bunga itu tersusun rapat sekali, dengan dipukul pembuluh yang semula
padat kan terurai atau pecah, sehingga timbul lubang lubang bocoran yang menjadi saluran
baru.

Pemukulan dilakukan tiga kali dalam sehari (pagi, siang, dan sore), pada setiap kali
pemukulan hanya boleh setengah jam saja. Pada hari kedua, tangkai diistirahatkan (tidak
dipukuli). Pada hari ketiga tangkai dipukuli lagi, tapi cukup dua kali dalam sehari (pagi dan
sore), pada setiap kali pemukulan setengah jam. Pada hari keempat dan kelima tangkai
diistirahatkan lagi. Pada hari ke enam tangkai dipukuli lagi dengan lebih keras dari
pemukulan sebelumnya, tapi cukup dengan satu kali pemukulan dalam sehari, selama
setengah jam. Waktunya boleh pagi atau siang atau sore hari.
Di daerah Jawa Tengah, pemukulan setengah jam itu disusul dengan acara menggoyang
goyang, setelah digoyang goyang selama setengah jam, pekerjaan dihentikan, agar lukanya
tidak terlalu berat sampai membuat tangkai patah.
Dengan dipukulnya tangkai tandan ini, semua sari bakal buah seakan akan dirangsang
dan digiring ke tempat yang remuk redam itu. Penyadap yang tadinya sudah sabar menanti,
dengan melihat tanda jatuhnya tepung sari yang kuning di tanah dulu sebelum menyadap, kini
sudah bisa mengiris tandan bunga dan menadahkan bumbung bambu penampung niranya.
b.

Penampungan nira dalam bumbung


Iris bagian ujung tandan tangkai bunga, maka ditempat irisan itu akan keluar nira. Jika
keluar niranya tidak lancar, luka bekas irisan dibalut dengan daun yang diberi bobok bawang
putih. Bobok bawang putih dapat melindungi luka dari serangan serangga, bunglon, kera,
luak, dan merangsang pengeluaran nira. Apabila nira sudah mengucur dengan deras , maka
pembalutnya dilepas dan diganti dengan tabung bambu yang diikatkan pada tangkai bunga,
agar dapat menampung kucuran nira. Panjang bumbung bambu penampungan ini biasannya
3 ruas, yang sekat sekat pada tiga bukunya sudah dibuang (Slamet suseno, 1993).

2.2.2.
a.

Proses pengolahan gula aren


Alat-alat untuk proses produksi
Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi gula aren (Aulia Rahman, 2008) antara
lain:

1.

Tungku
Tungku digunakan untuk memanaskan nira yang sudah ada diatas wajan sampai batas
waktu yang telah ditentukan.

2.

Wajan

Wajan yang baik digunakan harus terbuat dari baja agar gula aren tidak melekat pada
wajan dan panasnya secara perlahan-lahan dan tahan lama, yang berguna untuk menampung
nira yang siap dipanaskan diatas tungku.
3.

Sutil
Sutil terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai sendok, berguna untuk
membersihkan gula yang ada dipinggir wajan.

4.

Pengaduk
Pengaduk ini terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 40-50 cm. Gunanya untuk
mengaduk adonan yang sudah kental dengan cara mengaduk bagian pinggirnya saja untuk
mengetahui apakah adonan tersebut benar-benar sudah masak atau belum.

5.

Cetakan
Cetakan terbuat dari kayu dan berbentuk gelas dengan bagian dalam berbentuk kerucut.

6.

Anyaman Bambu
Anyaman bambu dibuat berbentuk lingkaran dengan diameter yang sama dengan
diameter wajan, berguna untuk mencegah meluapnya nira yang dimasak, dipasang diatas
wajan.

7.

Ember
Ember terbuat dari bahan plastik yang berguna untuk merendam cetakan agar gula yang
dicetak tidak melekat pada cetakan.

8.

Tataan
Tataan ini terbuat dari papan dengan panjang sekitar 50 cm dan lebar sekitar 30 cm
berguna sebagai alas/dasar untuk meletakkan cetakan agar permukaan cetakan bisa rata.

9.

Penyaring
Penyaring yang digunakan berupa wadah dari bahan plastik yang mempunyai anyaman
besar yang dikaitkan pada kayu, berguna untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam nira.
Misalnya, semut dan lebah pada saat menuangkan nira dari bumbung ke wajan.

10. Alat Ciduk


Alat ini terbuat dari potongan tempurung kelapa berguna untuk menciduk gula dan
mengetes kekentalannya, serta sebagai alat penciduk adonan yang akan dimasukkan ke dalam
cetakan.
11. Alat-alat lain
Alat-alat lain yang digunakan yaitu wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk
seperti keranjang yang berguna untuk menyimpan gula yang telah dicetak
b.

Proses produksi

Proses produksi adalah proses transformasi atau perubahan bentuk, waktu, dan tempat
atas faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, dan modal) (Reksohadiprodjo dan
gitusardono, 1993 dalam Aulia Rahman 2008)
Nira mempunyai sifat mudah asam karena adanya proses fermentasi oleh bakteri
Soceharomyses sp. Oleh karena itu nira harus segera diolah setelah diambil dari pohon, paling
lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung. Nira dituangkan sambil disaring dengan
kasa kawat yang dibuat dari bahan tembaga, kemudian ditaruh diatas tungku perapian untuk
segera dipanasi (direbus) (Sunanto, 1993 dalam Aulia rahman, 2008).
Langkah-langkah dalam pembuatan gula aren (Sapari, 1995 dalam Aulia Rahman,
2008) adalah:
Pengambilan nira dari pohon
Direbus dengan panas 200C, selama 3-4 jam
Bahan diangkat dari api
Dicetak dengan menggunakan cetakan
Dibungkus
Siap untuk dipasarkan
2.3. Analisa Usahatani
2.3.1. Kegunaan analisa usahatani
Analisa investasi usaha pertanian dimaksudkan untuk menentukan daya tarik suatu
usulan investasi terhadap petani dan pihak lain, termasuk masyarakat secara keseluruhan.
Titik awal dari analisa usaha suatu proyek pertanian pada umumnya adalah beberapa analisa
investasi mengenai pola atau model usaha yang didasarkan pada anggaran biaya masingmasing usaha pertanian. Analisa pendapatan usaha pertanian pada umumnya digunakan untuk
mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam satu tahun (Gittinger, 1986).
Semua analisa keuangan dan ekonomi menggunakan suatu asumsi bahwa harga
merupakan gambaran dari nilai atau dapat disesuaikan dalam melakukan penilaian. Sifat
analisa proyek pertama kali adalah mengidentifikasi input dan output secara teknik untuk
suatu usulan investasi, kemudian menilai input dan output dengan menggunakan harga pasar
untuk penyusunan laporan keuangan. Jadi langkah pertama dalam penilaian biaya dan
manfaat proyek adalah menentukan harga pasar yang digunakan untuk input dan output (J.
Price Gittinger, 1986)

2.3.2. Tujuan analisa usahatani


Menurut Soekartawi, 2002 Tujuan analisa usahatani adalah :
1.

Untuk mengetahui atau meneliti keunggulan komparatif (comparative advantage)


Ada beberapa faktor yang dapat mengubah keunggulan komparatif (John L. Dillon dan
J. Brian Hardaker, 1986)

Pengembangan pola usahatani baru atau perbaikan teknologi


Perubahan biaya produksi dan harga relatif berbagai komoditi usahatani
Perubahan biaya angkutan, seperti yang terjadi bila jalan diperbaiki atau rusak
Perbaikan kualitas lahan karena drainase, irigasi dan sebagainya
2.

Untuk mengetahui atau meneliti kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing
return)
Kenaikan hasil yang berkurang berasal dari hubungan fisik antara faktor-faktor variabel
terhadap faktor-faktor tetap. Pada dasarnya prinsip ini adalah sebagai berikut : tambahkan
faktor variabel kepada sumberdaya tetap, selama tambahan hasil yang diharapkan dari
pemakaian unit terkhir faktor variabel itu, hampir cukup untuk menutupi tambahan biaya
tersebut.

3.

Untuk mengetahui efek substitusi (substitution effect)


Untuk mengetahui apakah metode baru yang akan dipakai lebih menguntungkan
daripada metode lama yang telah digunakan.

4.

Untuk mengetahui pengeluaran biaya usahatani (farm expenditure)


Biaya dalam usaha tani terdiri dari dua macam yaitu biaya tetap (fixed sost) dan biaya
tidak tetap (variable cost)

5.

Untuk mengetahui dan meneliti biaya yang diluangkan (opportunity cost)


Berkaitan dengan tiap pilihan biaya, misalnya meggunakan beberapa macam
sumberdaya didalam suatu kegiatan, dinyatakan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik yang
diluangkan.

6.

Untuk mengetahui atau meneliti kepemilikan cabang usaha


Dengan adanya analisa usaha tani dapat diketahui kemungkinan untuk memiliki cabang
usaha, dengan membandingkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.

7.

Untuk

mengetahui

atau

meneliti

baku

timbang

tujuan

(goal

trade

off)

Untuk memberikan gambaran dalam mempertimbangkan tujuan mana yang harus


diwujudkan terlebih dahulu, karena dalam suatu usaha tani memiliki berbagai macam tujuan.
2.3.3. Penerimaan usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Y. Py
Keterangan :
TR

: Total Penerimaan

: Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py

: Harga Y
Harga dapat diketahui dengan cara melakukan pengamatan langsung ke pasar, dengan

cara mendatangi beberapa nara sumber seperti petani, pedagang eceran, importir dan
eksportir, pegawai kantor, pegawai lapangan, ahli-ahli pasar pemerintah dan ahli statistik,
publikasi, dan laporan statistik tentang harga untuk pasar domestik dan luar negeri (J. Price
Gittinger, 1986)
Tiga hal yang perlu diperhatikan secara lebih hati hati dalam menghitung penerimaan
usahatani (Soekartawi, 2002) adalah :
1.

Menghitung produksi

2.

Menghitung penerimaan

3.

Penggunaan responden

2.3.4. Biaya usahatani


Biaya merupakan nilai dari semua korbanan (input) ekonomis yang diperlukan yang
dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk. Menurut Soekartawi
2002, biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu biaya tetap (fixed
cost) dan biaya variabel (variabel cost)
1.

Biaya Tetap (Fixed cost)


Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis satu masa produksi. Biaya
yang tergolong dalam kelompok ini antara lain: pajak tanah, pajak air ,alat dan bangunan
pertanian, pemeliharaan kerbau, pemeliharaan pompa air, traktor dan lain sebagainya. Tenaga
kerja keluarga dapat dikelompokkan pada biaya tetap bila tidak ada biaya imbangan dalam
penggunaannya atau tidak adanya penawaran untuk itu terutama untuk usahatani maupun
diluar usahatani (Hernanto, 1995 dalam Aulia Rahman, 2008), sedangkan menurut
Soekartawi Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

Untuk biaya alat produksi yang tahan lama, maka yang dihitung adalah biaya
pengurangan nilai (penyusutan/depresiasi). Depresiasi adalah pemakaian habis pakai sebuah
masukan (input) yang berumur panjang secara perlahan.
Metode depresiasi yang akan digunakan adalah garis lurus (the staright line methode).
Secara matematik metode garis lurus ini dapat dituliskan sebagai berikut :
D = (Nb Ns) / n
Keterangan :
Nb

: Nilai nBaru

Ns

: Nilai Sisa

: Usia Ekonomis
Usia ekonomis adalah Jangka usia pemakaian suatu alat produksi sampai biayanya

menjadi lebih mahal daripada pemakaian alat produksi baru untuk tujuan yang sama. Nilai
sisa adalah nilai penjualan dari alat produksi yang sudah habis usia ekonomisnnya.
2.

Biaya tidak tetap (variable cost)


Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2002), sedangkan menurut rangkuti 2006 dalam Aulia
Rahman 2008 Biaya variabel adalah semua biaya yang sifatnya berubah-ubah, tergantung
pada jumlah unit yang dihasilkan, misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead, serta menurut Hernanto (1995) dalam Aulia Rahman 2008 biaya variabel
adalah biaya yang penggunaannya habis dalam satu masa produksi, yang tergolong dalam
kelompok ini adalah biaya untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit, buruh atau
tenaga kerja upahan, biaya panen, biaya pengolahan tanah baik yang berupa kontrak maupun
upah harian dan sewa tanah.
Jadi biaya dalam usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC

= FC + VC

Keterangan :
TC

: Total Cost

FC

: Fixed Cost

VC

: Variable Cost

2.3.5. Pendapatan usahatani


Menurut John L. Dillon dan J. Brian Hardaker 1986, pendapatan usahatani dapat
digolongkan atas dua bagian, yaitu :

Pendapatan kotor (Gross Farm Income) merupakan nilai produksi total usahatani dalam jangka
waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Jangka waktu pembukuan
umumnya setahun dan mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga
petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit/makanan ternak, digunakan untuk pembayaran
dan disimpan/digudangkan pada akhir tahun.
Pendapatan bersih (Net Farm Income) merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan
pengeluaran total usahatani.
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua Biaya (Soekartawi,
2002). Jadi pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

= TR TC

Keterangan :

: Pendapatan Usahatani

TR

: Total Penerimaan

TC

: Total Cost

2.3.6. Analisa R/C, B/C, NPV, IRR, dan BEP


Analisa yang digunakan adalah analisa parsial, yang terdiri dari analisa R/C, B/C, NPV
dan IRR (Soekartawi, 2002)
Analisa R/C adalah Singkatan dari return Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara
penerimaan dan biaya.
R/C Ratio dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.

R/C ratio berdasarkan data apa adanya (tipe I)

2.

R/C ratio berdasarakan data dengan memperhitungkan tenaga kerja dalam keluarga, sewa
lahan (andaikan lahan dianggap menyewa) dan sebagainya (Tipe II)
Dari dua cara mendapatkan nilai R/C ratio, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai R/C
ratio tipe I selalu lebih besar dibandingkan nilai R/C ratio tipe II. Dalam prakteknya
adakalanya R/C ratio menurut tipe I > 2,0 dan apabila diukur dengan tipe II, maka R/C ratio <
1,0 (Soekartawi, 2002).

Analisa B/C ratio (benefit Cost Ratio) pada prinsipnya sama dengan analisa R/C, hanya saja
pada analisa B/C ini data yang diperhitungkan adalah besarnya manfaat. Usahatani dikatakan
dapat memberikan manfaaat apabila memiliki nilai B/C ratio > 1. Selain B/C ratio, juga
dikenal istilah Net B/C ratio. Net B/C ratio adalah menghitung perbandingan nilai selisih

biaya manfaat yang positif dan negatif. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai Net B/C
ratio > 1, maka usahatani tersebut layak untuk dilaksanakan (Soekartawi, 2002)
Analisa IRR (Internal Rate of Return) merupakan parameter yang dipakai untuk menentukan
apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Suatu usaha dikatakan layak,
apabila mempunya nilai IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank pada saat usaha tani
itu diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai netto sekarang (Net
Present Value/NPV = 0). Oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan nilai NPV
(Soekartawi, 2002)
BEP (Break Even Point)
Analisis BEP terdiri dari analisis BEP hasil, BEP harga dan BEP skla Usaha.
a.

BEP hasil
Analisis BEP hasil bertujuan untuk melihat pada hasil atau produksi berapa suatu usaha
agribisnis impas/pulang pokok (tidak untung dan tidak rugi).

b.

BEP harga
Analisis BEP harga berguna untuk melihat pada harga jual berapa suatu usaha
agribisnis akan impas/pulang pokok (tidakuntung dan tidak rugi).
-->

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten
Limapuluh Kota. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja, karena Nagari
Gurun Merupakan salah satu Nagari yang memiliki masyarakat pengrajin gula aren cukup
banyak. Alasan lain pemilihan lokasi penelitian ini adalah akses ke Nagari Gurun yang
cukup mudah dan bagi pemerintahan Nagari Gurun usaha ini dianggap tidak mendatangkan
keuntungan bagi pengrajin, sehingga pada data penduduk menurut pekerjaan, tidak
ditampilkan jumlah penduduk yang pekerjaanya melakukan pengolahan gula aren. Padahal
ada beberapa kepala rumah tangga yang menjadikan pengolahan ini sebagai mata
pencaharian pokok, untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Penelitian ini dilakukan
selama satu bulan, yaitu pada bulan Oktober 2012
3.2. Cara Pelaksanaan Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mencari dan menggali fakta yang
sesuai dengan masalah yang diteliti dengan pendekatan ilmiah. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Dengan metode sensus maka seluruh
populasi petani pengrajin gula aren menjadi sampel penelitian, yaitu enam orang petani
pengrajin.
Penggunaan metode ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya : 1.
Jumlah populasi kecil, 2. Dapat memperoleh informasi yang lengkap, 3. Dapat menghasilkan
gambaran yang lengkap dan dapat dipercaya tentang usaha panngolahan yang dilakuakan
petani pengrajin.
3.3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

1. Perencanaan Peneliian
2. Penyusunan Proposal
3. Pembuatan Kuisioner
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Penyusunan Laporan
Pelakasanaan penelitian ini melalui beberapa tahapan diantaranya :

Pengumpulan data di lapangan

Pengolahan Data Penelitian

Pembuatan Laporan Penellitian

3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan sampel. Populasi yang akan
diajadikan sampel adalah patani pengolah gula aren di Nagari Gurun Kecamatan Harau
Kabupaten Limapuluh Kota. Jumlah petani pengrajin yang ada di Nagari Gurun ini adalah
sebanyak enam orang pengrajin. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan
sampel sengaja (purposive sampling). Dengan demikian jumlah sampel yang akan dimbil
adalah sebanyak enam pengrajin. Hal ini dilakukan karena jumlah populasinya cukup kecil.
Dengan demikian hasil penelitian juga jauh lebih akurat dibandingkan dengan penggunaan
jumlah sampel yang kecil.
Teknik pengumpulan data adalah dengan studi lapangan dan studi kepustakaan.
1.

Studi lapangan (field reaserch)


Studi lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer. Data primer merupakan data
yang diperoleh langsung dari sumbernya, melalui cara survey dan wawancara ke sumber data
atau responden. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang berhubungan dengan biaya dan pendapatan. Teknik wawancara yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah focused interview. Teknik wawancara ini merupakan teknik
wawancara yang terarah, karena sebelum melakukan wawancara, pertanyaan-pertanyaan
sudah dipersiapkan dan dirangkai sedemikian rupa, sehingga jawaban dari responden telah
menjurus ketujuan tertentu. Data primer yang akan peroleh dari sampel antara lain :

Identitas sampel
Lama waktu untuk satu kali proses produksi atau pengolahan
Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali pengolahan
Bahan baku yang digunakan
Cara mendapatkan bahan baku
Jenis modal yang digunakan
Biaya yang dikeluarkan
Permasalahan yang dihadapi
Peralatan yanng digunakan
Proses produksi
Kapasitas produksi

pemasaran
Harga jual
2.

Studi kepustakaan (library research)


Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder, seperti teori-teori dan
data-data pendukung yang relevan dengan penelitian. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh tidak langsung dari sumber datanya, misalnya dari Badan Pusat Statistik, jurnal
penelitian sebelumnya dan dari buku-buku perpustakaan.

3.5. Teknik Analisis dan Metode Pengujian


Teknik analisa yang digunakan adalah
Analisa R/C
Analisa R/C adalah Singkatan dari return Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan
antara penerimaan dan biaya. Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
RC Ratio

= TR/TC

Keteranngan :
RC Ratio

: Ratio penerimaan dan biaya

TR

: Total reveniu / penerimaan total

TC

: Total cost / total biaya

Analisa B/C
Analisa B/C ratio (benefit Cost Ratio) atau dikenal dengan perbandingan antara
benefit dan biaya. Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
B/C

= (

)/(

Keterangan :
B/C

: Benefit-Cost Ratio

Bt

: Benefit langsung dan tidak langsung pada tahun t

Ct

: Biaya langsung dan tidak langsung pada tahun t

: Tingkat bunga yang berlaku

: Jangka waktu usaha tani

NPV dan IRR


Analisa IRR (Internal Rate of Return) merupakan parameter yang dipakai untuk
menentukan apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Suatu usaha
dikatakan layak, apabila mempunya nilai IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga Bank pada

saat usahatani itu diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai netto
sekarang (Net Present Value/NPV = 0). Oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan
nilai NPV (Soekartawi, 2002)
NPV dapat dihitung dengan mengunakan Rumus :
NPV =

Keterangan :
NPV

: Net Present Value

Bt

: Benefit langsung dan tidak langsung pada tahun t

Ct

: Biaya langsung dan tidak langsung pada tahun t

: Tingkat bunga yang berlaku

: Jangka waktu usaha tani


IRR =

x(

Keterangan :
IRR

: Internal rate of return


: NPV Positif
: NPV Negatif
: Tingkat bunga yang besar
: Tingkat bunga yang kecil

BEP
a.

BEP hasil
Secara matematik BEP hasil dapat dituliskan sebagai berikut :
BEP hasil = TR/harga
Keterangan :
TR

b.

: Total reveniu

BEP harga

Secara matematik BEP hasil dapat dituliskan sebagai berikut :


BEP harga = TR/produksi

Você também pode gostar