Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam
plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi
asam urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang
berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun
wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan bahwa
kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki
sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita.
Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada
sendi.Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak
nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri
dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu
tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk
beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan.
Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan
mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri
yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri
yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi. Salah satu cara untuk
menurunkan nyeri pada pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan kompres
dingin pada area nyeri. Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri dengan
kompres dingin dilakukan dengan cara yang aman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Arthritis Gout?
2. Apa etiologi penyakit Arthritis Gout?
3. Apa manifestasi klinik Arthritis Gout?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Arthritis Gout ?
5. Apa komplikasi penyakit Arthritis Gout?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Arthritis Gout?
7. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Arthritis Gout?
8. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Arthritis
Gout?
C. Tujuan Penulisan
1

1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal yaitu Arthritis Gout.
2. Tujuan khusus :
Mahasiswa dapat menjelaskan:
- Pengertian penyakit Arthritis Gout.
- Etiologi penyakit Arthritis Gout.
- Manifestasi klinik Arthritis Gout.
- Patofisiologi penyakit Arthritis Gout.
- Komplikasi penyakit Arthritis Gout.
- Pemeriksaan diagnostik penyakit Arthritis Gout.
- Penatalaksanaan penyakit Arthritis Gout.
- Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Arthritis Gout.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout
merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada
metabolisme purin (hiperurisemia). (Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme
purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam

urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya
melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah
penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam sendi
yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.
B. Etiologi
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout
primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan
ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi
asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan
dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia),
kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya
serangan akut.
Faktor predisposisi :
-

Usia
Genetik

Faktor prespitasi :
-

Obesitas
Obat-obatan
Alkohol
Stress emosional

C. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinis
1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7 hari. Karena cepat
menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi
sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam

beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin,
kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan
peningkatan asam urat.
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun,
ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 2 tahun. Panjangnya jangka
waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan
artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya
dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi
sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap
berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan
interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi
bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan
terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai
tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan
deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada
sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran
kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari
kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di
dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak
diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang
menyerupai kapur.
D. Manifestasi Klinik
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak
badan dan denyut jantung yang cepat, sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan
gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).

Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan
didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut
menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang
dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
E. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat
yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang
berlebihan

di

dalam

plasma

darah

(Hiperurecemia),

sehingga

mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan


ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan
tubuh lain, maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan
membentuk

garam-garam

urat

yang

akan

berakumulasi

atau

menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini


disebut tof. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan
netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan,
tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul.
Serum urat meningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama
kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena adanya
penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat
memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan
pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi
lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit,
lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai

dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung


berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala
selama serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua
pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan
berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang
tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan
demam. Tahap akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan
polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada
kartilago, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus.Tofi terbentuk
di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles
dan organ internal seperti ginjal.Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari kristal asam urat.
F. Komplikasi
1. Penyakit ginjal
2. Batu ginjal (endapan kristal)
3. Hipertensi
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada
wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan
produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah
kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil
pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada
pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang
cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam
urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0
sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda.Angka leukosit,
menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.
Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 500010.000/mm3.
2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
6

Meningkat

selama

serangan

akut.

Peningkatan

kecepatan

sedimen

rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
3. Urine specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan
asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat.
Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien
dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet
selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis
definitive gout..
5. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia
dan penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan
a. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari
makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk
roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic,
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
c. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
d. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah
serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
2. Penatalaksanaan medik
Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a. Kolkisin
Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntahmuntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat
kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare
hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.
b. OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg
setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya
jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi
terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
7

c. Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif,
contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat
diberikan secara intravena (metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 4060 mg/hari).
d. Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis
rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :
Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis. Pada umunya keluhan utama artritis
reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang mengalami masalah.Untuk
mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat

menggunakan metode PQRST.


Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan.
Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk.
Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi di

sendi yang mengalami masalah.


Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala
pengukuran 0-4.
8

Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada malam

hari atau siang hari


2. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup
awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa
lama pemakaian obat analgesic, alopurinol
3. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung
terjadinya gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah
dirawqat dengan masalah yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan
dan penggunaan obat diuretic.
4. Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama
dengan klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi
asam urat yang berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.
5. Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien
dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan
individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat
dengan adanya sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan
ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam
urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm keluarga akibat adanya nyri
dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon terhadap konsep diri yang maldaptif.
6. Pengkajian Berdasarkan Pola
a. Pola nutrisi dan metabolic
- Peningkatan berat badan
- Peningkatan suhu tubuh
- Diet
b. Pola aktifitas dan Latihan
- Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
c. Pola presepsi dan konsep diri
- Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
- Presepsi diri dalam melakukan mobilitas
7. Pemeriksaaan fisik
a. B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan
rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat
suara ronki atau mengi.
b. B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat
dingin,dan pusing karena nyeri.

c. B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentis


kepala dan wajah: ada sianosis
mata
: sclera biasanya tidak ikterik
leher
: biasanya JVP dalam batas normal
d. B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan
pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke
gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka
perubahan fungsi pada sistem ini
e. B5 (bawel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu
dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji
frekiensi,

konstitensi,

warna,

bau,

dan

jumlah

urine.

Klien

biasanya

mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang
memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
- Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya). Nyrin biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu kadang menimbulkan
nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi
(temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara
perlahan membesar
- feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
- Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik
Kriteria Hasil: Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.
Intervensi :
10

a. Kaji nyeri pasien menggunakan metode PQRST


b. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
c. Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, seperti pemijatan,
mengatur posisi, dan teknik relaksasi.
d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya menggunakan sepatu yang
sempit dan terantuk benda yang keras
e. Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi
2.Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur
Kriteria Hasil: Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
a.
b.
c.
d.
e.

Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika memungkinkan
Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada pasien tirah baring
Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM

3. Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi


Kriteria Hasil: pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang
diajarkan.
a. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan
b. Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek
samping
c. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan
d. Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.
e. Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat

BAB IV
PENUTUP

11

A.

Kesimpulan
Gout artritis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria
sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa
menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya,
penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang,
diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam
urat normal dipertahankan antara 3,4 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 6,0 pada wanita, pada
level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.

B.

Saran
Sebagai perawat profesional sangat penting memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dan keluarga tentang proses terjadinya penyakit dan pencegahannya,
sehingga pasien dan keluarga dapat mengerti dan bekerja sama untuk mendapatkan
kesembuhan yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

12

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta:
Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima. Jakarta :
Yarsif Watampone.

13

Você também pode gostar