Você está na página 1de 5

Metode Pengumpulan Data

Data Kedalaman
Data Kedalaman didapatkan dari pemeruman menggunaman echosounder Dual
frequency yang mempunyai rentang frekuensi dari 15 KHz sampai 350 KHz. GPS geodetic untuk
penentuan posisi titik-titik perum terhadap titik acuan. Prinsip kerjanya ialah, pada transmiter
terdapat tranduser yang berfungsi memancarkan gelombang suara. Gelombang suara ini
dipancarkan melalui medium air. Ketika suara ini mengenai objek maka gelombang tersebut
akan dipantulkan, diserap dan dibiaskan.

Gambar 1. Prinsip Kerja Echosounder (Burdic, 1991)


Gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi
yang diterima akan diolah dalam main program echosounder, kemudian akan diperoleh output
dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari
penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil ini
dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.
Berikut adalah prosedur pemeruman yang dilakukan untuk memperoleh data kedalaman
di lapangan,
Persiapan
Langkah awal sebelum melakukan pemeruman adalah merencanakan jalur perum.
Rencana jalur perum dibuat untuk mengetahui luas area perum dan menetapkan jalur laju kapal
supaya echosounder dapat merekam data lebih teratur. Rencana jalur perum dibuat secara zig-

zag agar dapat mencakup daerah survey secara keseluruhan. Jarak antar jalur 40 m, dan jarak
titik perum 20 m, semakin rapat hasilnya semakin baik.

Gambar 2. Rencana jalur pemeruman (www.fao.org)


Echosounder dalam pengoperasiannya memerlukan sumber energi berupa baterai/aki.
Pastikan baterai/aki telah terisi penuh sebelum melaksanakan pemeruman. Transducer dan GPS
dihubungkan ke Echosounder. Kemudian hubungkan ke baterai/aki setelah semua rangkaian
terpasang. Transducer ditenggelamkan kurang lebih sedalam 0.5 m dari permukaan air dan
dipasang pada tongkat. Dengan ini maka setting kedalaman draft di Echosounder sedalam 0.5
m. Antena GPS dipasang pada atap kapal agar menangkap signal satelit dengan baik. Output
data kedalaman

Gambar 3. Ilustrasi rangkaian integrasi Odom HYDROTRAC Echosounder, Trimble GPS


(Odom Hydrographic Systems, Inc.,2007)

Kalibrasi
Instrumen Echosounder membaca nilai kedalaman secara real yaitu kedalaman total dari
dasar sampai permukaan, maka untuk mendapatkan data yang sesuai harus di lakukan kalibrasi
(Bar Check) dengan meletakkan lempengan logam dengan tali ukur pada kedalaman 3 meter
atau 10 meter. Tujuan dari kalibrasi kedalaman ini adalah untuk mendapatkan data kedalaman
seakurat mungkin.

Pengambilan Data
Proses pemeruman dilakukan sesuai dengan jalur rencana pemeruman yang sudah
direncanakan. Nilai kecepatan rambat gelombang sounding yang digunakan adalah 1580 m/s.
Kapal diarahkan untuk mengikuti jalur rencana pemeruman dan diusahakan selurus mungkin
dengan jalur rencana pemeruman. Hasil dari pemeruman disimpan dalam format .txt dengan isi
data kordinat xy, data kedalaman dan waktu perum. Di hari selanjutnya dilakukan pemeruman
melanjutkan julur hari sebelumnya dan dengan proses yang sama.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan Data Kedalaman
Data kedalaman yang akurat adalah data yang sudah melalui koreksi terhadap elevasi
muka air laut yang berubah setiap waktu. Untuk itu nilai kedalaman terbaca echosounder
kemudian dikoreksi dengan nilai dari reduksi yang sesuai dengan kedudukan permukaan laut saat
dilakukan pengukuran.

rt=(TWLt( MSL+Zo ))

(1)

(Soeprapto, 1999 dalam Simanjuntak, 2012)


Keterangan:
rt

= Reduksi (koreksi) padawaktu t;

TWLt

= True water level pada waktu t;

MSL

= Mean Sea Level atau rerata tinggi permukaan laut;

Zo

= Kedalaman muka surutan di bawah MSL;

Setelah itu menentukan nilai kedalaman yang sebenarnya:


D=dTrt

(10)

(Soeprapto, 1999 dalam Simanjuntak, 2012)


Keterangan:
D

= Kedalaman sebenarnya;

dT

= Kedalaman terkoreksi tranducer;

rt

= reduksi pasang surut air laut;

Perhitungan koreksi kedalaman dilakukan dalam Ms Excel. Kemudian data kedalaman


yang diperoleh diinterpolasi dengan menggunakan software Surfer 11. Interpolasi menghasilkan
kotur kedalaman. Dan untuk menampilkan model 3D menggunakan Surfer 11. Nilai kedalaman
ditampilkan dalam bentuk peta batimetri menggunakan software ArcGIS 10.

Gambar 4. Batimetri dalam tampilan 2D dan 3D (Goldensoftware.com)

Você também pode gostar