Você está na página 1de 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau
masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) (Wirjoatmodjo,
1994: 49).
Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre
eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post
partum (Angsar MD, 1995: 41) .
2.2. Patofisiologi
Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai
suatu Maldaptation Syndrom dengan akibat suatu vaso spasme general dengan
akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni
tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman Diagnosis dan
Terapi, 1994: 49)
2.3. Pembagian Eklamsi
Berdasarkan waktu terjadinya eklamsi dapat dibagi menjadi:
1. Eklamsi gravidarum : Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan
hamil
2. Eklamsi Parturientum : Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat inpartu dimana
batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai
inpartu.
3. Eklamsi Puerperium : Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang
atau koma setelah persalinan berakhir (Manuaba, 1998: 245).
2.4. Gejala Klinis Eklamsi

Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:


1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, kejang-kejang atau koma
Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
1) Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa
melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan
bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
2) Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan
menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan
berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit,
berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3) Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu
yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah
berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka
kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama
1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar,
menarik mafas seperti mendengkur.
4) Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjamjam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan
akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar
Rustam, 1998: 275)
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala
yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi).

Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ (Wirjoatmodjo, 1994:


49)..
2.5. Pemeriksaan dan Diagnosis
Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
1. Berdasarkan gejala klinis diatas
Pemeriksaan laboratorium meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi
organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis.
Konsultasi dengan displin lain kalau dipandang perlu, yaitu: Kardiologi,
Optalmologi, Anestesiologi, Neonatologi dan lain-lain (Wirjoatmodjo, 1994:
49).
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:
a. Febrile convulsion (panas (+))
b. Epilepsi (anamnesa epilepsy (+))
c. Tetanus (kejang tonik atau kaku kuduk)
d. Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)
2.6. Komplikasi Serangan
Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:
1. Lidah tergigit
2. Terjadi perlukaan dan fraktur
3. Gangguan pernafasan
4. Perdarahan otak
5. Solutio plasenta dan merangsang persalinan (Muchtar Rustam, 1995:226)
2.7. Bahaya Eklamsi

1. Bahaya eklamsi pada ibu, Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah


menambah gangguan fungsi paru, tekanan darah meningkat menimbulkan
perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh
dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi
ginjal: oligo sampai anuria, pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi
hati dan menimbulkan ikterus.
2. Bahaya eklamsi pada janin, Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan
prematuritas, IUGR

(Intra Uterine Growth Retardation), kematian janin

dalam rahim (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 43).


2.8. Prognosa
Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang
baik untuk ibu maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan
saat masuk rumah sakit. Gejala-gejala yang memberatkan prognosa dikemukakan
oleh Eden adalah:
1. Koma yang lama
2. Nadi diatas 120 per menit
3. Suhu diatas 39C.
4. Tensi diatas 200 mmHg
5. Lebih dari sepuluh serangan
6. Priteinuria 10 gr sehari atau lebih
7. Tidak adanya oedema. ( M Dikman A, 1995: 45)
2.9. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan eklamsia adalah menghentikan kejang yang terjadi dan
mencegah kejang ulang.
1. Konsep pengobatan

Menghindari

tejadinya

kejang

berulang,

mengurangi

koma,

meningkatkan jumlah diuresis. Persalinan pervaginam merupakan cara yang


paling baik bila dapat dilaksanakan cepat tanpa banyak kesulitan. Pada
eklampsia gravidarum perlu diadakan induksi dengan amniotomi dan infuse
pitosin, setelah penderita bebas dari serangan kejangan selama 12 jam dan
keadaan serviks mengizinkan. Tetapi, apabila serviks masih lancip dan
tertutup terutama pada primigravida, kepala janin masih tinggi atau ada
persangkaan disproporsi sefalopelvik, sebaiknya dilakukan seksio sesaria.
Jika persalinan sudah mulai pada kala I, dilakukan amniotomi untuk
mempercepat partus dan bila syarat-syarat telah dipenuhi, dilakukan ekstraksi
vakum atau cunam. Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan
pasien stabil. Penundaan persalinan meningkatkan risiko untuk ibu dan janin.
Setelah kelahiran, perawatan dan pengobatan intensif diteruskan untuk
48 jam. Bila tekanan darah turun, maka pemberian obat penenang dapat
dikurangi setelah 24 jam postpartum untuk kemudian lambat laun dihentikan.
Biasanya diuresis bertambah 24-48 jam setelah kelahiran dan edema serta
proteinuria berkurang.
2. Obat untuk anti kejang (anti konvulsan)
Magnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklamsia berat dan eklampsia. Cara pemberian:
I.

Preeklampsia berat dan Eklampsia

A. Dosis awal berikan MgSO4 4 gr IV (bolus), caranya:


a. Masukkan MgSO4 40% 10 cc ke dalam spuit 20 cc
b. Tambahkan aquadest 10 cc
c. Berikan secara IV perlahan (5-10 menit)

d. Bila tidak tersedia spuit 20 cc, dapat menggunakan spuit 10 cc


(mula-mula masukkan MgSO4 40 % 5 cc ke dalam spuit 10 cc lalu
tambahkan aquadest 5 cc kemudian suntikkan, lalu masukkan lagi
MgSO4 40% 5 cc tambahkan lagi aquadest 5 cc dan suntukkan
kembali).
B. Dosis pemeliharaan : MgSO4 1 gr/jam melalui infus, caranya:
a. Siapkan larutan infus Ringer Laktat/ Ringer Asetat 500 cc
b. Masukkan MgSO4 40% 15 cc ke dalam larutan infuse tersebut
c. Atur tetesan 28 tetes/menit
d. Monitor jumlah tetesan dan tanda vital pasien
C. Bila terjadi kejang ulangan setelah 15 menit, berikan MgSO4 2 gr IV.
Caranya :
a. Masukkan MgSO4 40% 5 cc ke dalam spuit 10 cc
b. Tambahkan aquadest 5cc
c. Berikan secara IV perlahan (5-10 menit)
D. Setelah tindakan (pervaginam atau seksio sesarea) pasien segera minum
1-2 gelas.
E. Setelah bayi lahir monitor : keluhan subyektif, tekanan darah dan diuresis
dalam 2 jam (100 cc/jam)
F. Bila tidak ada keluhan subyektif, tekanan darah sesuai criteria
preeklampsia ringan dan diuresis 100 cc/jam maka pemberian MgSO4
dihentikan.
II.

Syarat pemberian ulangan MgSO4


a. Refleks patella normal
b. Respirasi > 16x menit

c. Produksi urine 4 jam sebelumnya > 100 cc


d. Tersedia antidotumnya: kalsium glukonas 10 % dalam 10 cc
III.

Terjadi intoksikasi MgSO4 : berikan kalsium glukonas 10% dalam 100

cc IV perlahan (3 menit)
IV.

Bila refrakter terhadap MgSO4


a. Diazepam 10 mg IV
b. Sodium pentotal 100 mg IV
c. Sodium amobarbital 250 mg IV

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY N
DENGAN PERSALINAN EKLAMPSIA
DI RUANG BERSALIN RSUP NTB
TANGGAL 13 JANUARI 2010

Hari/ Tanggal

: Rabu, 13 Januari 2010

Tempat

: Ruang Bersalin

Jam

: 10.00 wita

KALA I
I. PENGUMPULAN DATA

A. Data Subjektif
1. Identitas / Biodata
Nama Klien

: Ny.N

Nama suami

: Tn.S

Umur

: 23 thn

Umur

: 28 thn

Suku/Bangsa

: Sasak/Indonesia

Suku/bangsa

: Jawa/ Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

SMA

Pendidikan

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pekerjaan

Alamat

: Jalan Linkar Selatan BTN Kopajali VI/ 12 Mapak.

Tgl masuk RS

: 13 Juli 2010 pukul 10.00 wita

S1

: PNS

2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan umur kehamilan 9 bulan, mengatakan mau melahirkan
dengan keluhan sakit pinggang sampai perut dan pengeluaran lendir bercampur
darah disertai sakit kepala, penglihatan kabur, mual muntah dan badannya panas.
3. Riwayat Perjalanan Persalinan
Ibu datang melalui IGD tanggal 13 Januari 2010 jam 09.00 wita dengan keluhan
sakit pinggang menjalar ke perut sejak tanggal 13 Januari 2010 jam 03.00 wita,
keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 13 Januari 2010 jam 05.00 wita
disertai sakit kepala (sampai saat ini masih dirasakan) dan penglihatan kabur
sejak tanggal 12 Januari 2010 jam 21.00 wita,mual muntah dan badannya panas
pada tanggal 13 Januari 2010 jam 07.00 wita. Dilakukan pemeriksaan dengan
hasil VT pembukaan 5 cm, eff 25%, ketuban (+), presentasi kepala UUK kadep,
penurunan kepala H II, tidak teraba bagian terkecil janin atau tali pusat, DJJ (+)
184 x/ menit, kontraksi 2x dalam 10 menit lamanya 40 detik, hasil pemeriksaan
urine + 3, jam 10.00 wita ibu dipindah ke ruang bersalin.
4. Riwayat menstruasi

- Menarche

: 13 tahun

- Siklus

: teratur setiap bulan

- Lama

: 7 hari

- Jumlah

: 3 x ganti softek/ hari

- Flour albus

: tidak ada

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


- Hamil Ke

:1

- HPHT

: 09-04-2009

- Umur kehamilan

: 9 bulan

- Pergerakan fetus dalam 24 jam

: > 10 kali, dirasakan oleh ibu sejak usia

HTP : 16-01-2010

kehamilan 5 bulan.
- Tanda-tanda bahaya atau penyulit

sakit

kepala

yang

berlebihan,

penglihatan kabur, nyeri ulu hati, mual


muntah, bengkak pada muka dan kaki,
tekanan darah tinggi dirasakan sejak uk
7 bulan dan ibu selalu memeriksakan
keadaannya

ke

puskesmas

apabila

merasakan tanda-tanda tersebut.


- Kekhawatiran

: Ibu khawatir dengan keadaan bayinya

- Riwayat ANC

: 7 kali di puskesmas

- Riwayat imunisasi TT

: 2 kali (lengkap), TT I : tgl 13 Juli 2009


(uk 4 bulan) dan TT II : tgl 18 Agustus
2009 (uk 5 bulan)

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Hamil ke Usia

Jenis

Tempat

Penolong

keham persalin persalinan Persalinan


ilan

an

Riwayat

BB

Hidup/

Peny

Lahir

Mati

(hamil,
nifas,

JK

Ket

bersalin)

Ini

7. Riwayat Kesehatan/ Penyakit yang diderita dulu dan sekarang


Penyakit Kardiovaskuler

: Tidak ada

Penyakit Hipertensi

: Ada (hipertensi esensial)

Penyakit Diabetes

: Tidak ada

Penyakit Hepatitis

: Tidak ada

Penyakit Kelamin/HIV/AIDS

: Tidak pernah periksa

Penyakit Malaria

: Tidak ada

Penyakit Campak

: Tidak ada

Penyakit TBC

: Tidak ada

Anemia berat

: Tidak ada

Penyakit Gangguan Mental

: Tidak ada

Riwayat kembar

: Tidak ada

8. Riwayat Sosial Ekonomi


a. Menikah 1 kali lamanya 1 tahun
b. Respon ibu dan keluarga

: Ibu senang dengan kehamilannya ini

c. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami


d. Riwayat KB : belum pernah
e. Rencana KB : Spiral
9. Riwayat Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi
Makan terakhir

: Tgl 13 Januari 2010, jam 06.30 wita.

Komposisi

: Nasi, sayur, telur

Porsi

: 5 sendok

Makanan pantangan

: Tidak ada

Minum terakhir

: Tgl 13 Januari 2010, jam 07.00 wita

Komposisi

: Air putih

Porsi

: 1 gelas

Minuman pantangan

: Minuman soda

Eliminasi
BAB terakhir

: Tgl 12 Januari 2010, pukul 20.00 wita

BAK terakhir

: Tgl 12 Januari 2010, pukul 21.00 wita

Istirahat/ pola aktifitas


Istirahat malam lamanya 6 jam (tgl 12 Januari 2010 jam 21.00-03.00)

Personal Hygiene
Mandi terakhir

: tgl 13 Januari 2010 jam 05.30 wita

Gosok gigi terakhir

: tgl 13 Januari 2010 jam 05.30 wita

Ganti pakaian terakhir : tgl 13 Januari 2010 jam 06.00 wita


B. Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum

: Lemah

2. Kesadaran

: Sadar

3. Emosi

: Stabil

4. TB/ BB

: 155 cm/ 65 kg

5. Lila

: 35 cm

6. Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah

: 180 / 110 mmHg

- Nadi

: 100 x/menit

- Suhu

: 38,0 C

- Respirasi

: 16 x/menit

B. Pemeriksaan Khusus
- Muka

: Tidak pucat, oedema, tidak ada cloasma gravidarum.

- Mata

: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.

- Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, ada


bendungan vena jugularis.

- Payudara

: bersih, putting susu menonjol, tidak ada retraksi atau


dimpling, tidak ada massa, kolostrum +/+.

- Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada bekas luka operasi, linea nigra, striae livide.

Palpasi
Leopold I

: TFU 34 cm (2 jari bawah px), teraba bokong di


fundus, PBBJ: 3565 gram.

Leopold II

: Punggung kanan

Leopold III

: Presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP

Leopold IV

: Kepala sudah masuk 3/5 bagian

Kontraksi uterus baik, his 2 x dalam 10 menit lamanya 40 detik


Auskultasi DJJ (+) frekuensi 184 x/menit
- Extremitas atas dan bawah : Kuku tidak pucat, oedema, tidak varises,
refleks patela +/+.
- Panggul

: tidak dilakukan

- Genetalia

: bersih, tidak ada varises dan oedem, pengeluaran lendir


campur darah

Tanggal 13 Januari 2010 pukul 09.30 wita ( di IGD)


VT 5 cm, eff 25 %, ket (+), teraba kepala, UUK kanan depan,
penurunan kepala H II, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.
- Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 13 Januari 2010)
a. Hemoglobin

: 11.2 gr %

b. Protein urine

: +3

c. Golongan darah

:O

d. HbsAg

: (-)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


a. Diagnosa : G1P0A0H0, UK 40 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, presentasi
kepala, keadaan umum ibu lemah dengan inpartu kala I fase aktif
dengan inpending eklampsi + febris dan gawat janin.
b. Dasar

Subyektif :
- Ibu mengatakan hamil ke 1
- Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan tidak pernah keguguran.
- Ibu mengatakan perutnya mules sejak pukul 03.00 wita tanggal 13
Januari 2010, keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 13 Januari
2010 jam 05.00 wita.
- Ibu mengatakan sakit kepala (sampai saat ini masih dirasakan) dan
penglihatan kabur sejak tanggal 12 Januari 2010 jam 21.00 wita, mual
muntah dan badannya panas pada tanggal 13 Januari 2010 jam 07.00
wita.
Obyektif :
- Keadaan umum ibu lemah, TD :180/110 mmHg, N: 100 x/menit, S: 38
C, RR: 16 x/ menit
- Muka dan ekstremitas oedema, ada bendungan vena jugularis, refleks
patela +/+.
- DJJ (+) frekluensi 184 x/menit, his 2 kali dalam 10 menit lamanya 40
detik.
- VT 5 cm, eff 25 %, ket (+), teraba kepala, UUK kanan depan,
penurunan kepala H II, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.

- Pemeriksaan penunjang : protein urin +3


Masalah

: Cemas

Dasar

: Ibu mengatakan cemas dengan keadaan bayinya

Kebutuhan

: Penjelasan tentang kondisi ibu dan janin


Pasang O2

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Eklampsi dan koma
IV. PENETAPAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Mandiri

Observasi keadaan umum ibu serta kemajuan persalinan

Kolaborasi : Kolaborasi dengan dr. SpOG untuk terapi dan tindakan


Rujukan

: Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH


1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2. Inform consent kepada keluarga
3. Lakukan penanganan gawat janin dan febris
4. Kolaborasi dengan dokter SpOG
5. Siapkan ruangan yang bersih, nyaman, dam penyinaran yang cukup.
6. Observasi kesejahteraan ibu dan janin tiap 30 menit.
7.Observasi dan pantau kemajuan persalinan dengan partograf dan tabel observasi
tiap 4 jam lagi atau jika ada indikasi.
8.Siapkan alat partus dan haeting set.
VI. PELAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan keracunan
dalam kehamilan dan bayinya ibu dalam keadaan gawat serta akan segera
dilahirkan.
2. Memberikan inform consent kepada keluarga untuk persetujuan tindakan yang
akan dilakukan.
3. Melakukan penanganan gawat janin yaitu memasang oksigen 4-6 literper menit
dan baringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi, serata
melakukan penangangan febris yaitu berikan ampicilin 1 gr bolus.
4. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk advis pemberian obat anti konvulsan
yaitu pasang infus RL + drip MgSO4 6 gr per 28 tetes/ menit kemudian bolus 4
gr selama 5 menit, serta pantau urin yaitu DC < 30 cc dalam 4 jam terakhir.
5. Menyiapkan ruangan yang bersih, nyaman, dan penyinaran yang cukup
sehingga penularan infeksi bisa dicegah.
6. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin dan kemajuan persalinan yaitu DJJ
tiap 30 menit, VT 4 jam lagi atau jika ada indikasi, tekanan darah tiap 4 jam,
suhu tiap 2 jam dan catat pada patograf
7. Mengobservasi dan pantau kemajuan persalinan pada tabel observasi.
Hari/

HIS

DJJ

TTV

tgl jam
Pengelu Keluhan

Keterangan

aran
pervagi
nam
Fr Lam Inten +/- Fre TD
ek a
13/1/10 2x 40 kuat +
09.30

k
184 180/1 100 38
10

S
Blood

Sakit

VT 5 cm, eff 25

slym

pinggang

%, ket (+), teraba

menjalar kekepala, UUK kadep,


perut

penurunan kepala H
II,

tidak

teraba

bagian kecil janin/


10.00

2 45 kuat +
x

182 170/1 100 37,8


00

Blood

Sakit

slym

pinggang

tali pusat.
-

menjalar ke
perut
10.30

3 50 Kuat +
x

186 180/1 100 38


10

Blood

Sakit

slym

pinggang

menjalar ke
perut

11.00

3x 55 Kuat +

184 180/1 100 38


10

Blood

Sakit

slym

pinggang
menjalar ke
perut

11.30

3x 55 Kuat +

184 180/1 100 38


10

Blood

Ibu

slym,

mengedan

amnioto tapi
mi

inginVT 10 cm, eff 100


%, ket(-) mekonial,

padateraba kepala, UUK

saat

ketuban mengedan

kadep,

penurunan

kepala H III, tidak

mekonia ibu kejang. teraba bagian kecil


l

janin/ tali pusat

8. Menyiapkan partus set dan heating set


VII. EVALUASI TINDAKAN
Tanggal 13 Januari 2010 pukul 11.30 wita
1.
2.

Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya dan janinnya.


Keluarga memberikan persetujuan atas tindakan yang akan

dilakukan
3.

Ibu diberikan oksigen 4-6 liter per menit dan dibaringkan miring kiri

serta diberikan ampicilin 1 gr bolus.


4.

Setelah kolaborasi dr. SpOG,advis pasang infus RL dan pemberian

obat anti konvulsan yaitu drip MgSO4 6 gr per 28 tetes/ menit kemudian bolus 4
gr selama 5 menit, serta pantau urin yaitu DC < 30 cc dalam 4 jam terakhir.
5.

Ruangan yang bersih, nyaman, dan penerangan yang cukup sudah

disediakan
6.

Keadaan umum ibu lemah, TD :180/110 mmHg, N: 100 x/menit, S:

38 C, RR: 16 x/ menit, DJJ (+) frekuensi 148 x/menit, his 3 kali dalam 10 menit
lamanya 55 detik.
7.

Alat partus set dan heating set sudah disiapkan

8.

Jam 11.30 wita : VT 10 cm, eff 100 %, ket(-) mekonial dilakukan

amniotomi pada saat pembukaan sudah lengkap, teraba kepala, UUK kadep,

penurunan kepala H III, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat. Ibu boleh
mengedan apabila ada rasa ingin meneran tapi ibu kejang.

KALA II
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
Ibu kejang dan tidak sadar
B. Data Obyektif
- Keadaan umum ibu lemah, kesadaran : tidak sadar, TD : 180/110 mmHg, N :
100 x/menit, S: 38 C, RR: 16 x.menit.
- DJJ (+) frekuensi 184 x/ menit
- His kuat 3x dalam 10 menit lamanya 55 detik.
- VT 10 cm, eff 100 %, ket (-) mekonial, teraba kepala, UUK kadep,
penurunan kepala H III, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa : G1P0A0H0, UK 40 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, letak
kepala, keadaan umum ibu lemah dengan inpartu kala II dengan
eklampsia.
Dasar

Subyektif : Ibu kejang dan tidak sadar


Obyektif

- K/u ibu lemah, kesadaran tidak sadar, TD : 180/110 mmHg, N : 100


x/menit, S: 38 C, RR: 16 x.menit.
- His kuat 3x dalam 10 menit lamanya 55 detik.
- DJJ (+) frekuensi 184 x/ menit

- VT 10 cm, eff 100 %, ket (-) mekonial, teraba kepala, UUK kadep,
penurunan kepala H III, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat
Masalah

: Kehilangan kesadaran

Dasar

- Ibu kejang dan tidak sadar


- Keadaan umum ibu lemah, kesadaran : tidak sadar, TD : 180/110
mmHg, N : 100 x/menit, S: 38 C, RR: 16 x.menit.
Kebutuhan

: Penanganan terjadinya kejang


Pemberian O2 dan antikonvulsan

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Koma, kelainan saraf, ibu dan janin mati
IV. PENETAPAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Mandiri

: Penanganan kejang

Kolaborasi : dr.SpOG dan penyakit dalam


Rujukan

: Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH


- Jelaskan pada suami dan keluarga
- Lakukan penanganan kejang
- Kolaborasi dr.SpOg untuk tindakan selanjutnya
VI. PELAKSANAAN
- Menjelaskan pada suami dan keluarga bahwa istrinya akan di operasi karena
bayinya dalam keadaan gawat.
- Melakukan penanganan kejang yaitu

a. Beri obat antikonvulsan yaitu berikan MgSO4 2 gr bolus serta siapkan


antidotumnya (kalsium glukonas) apabila terjadi keracunan MgSO4.
b.

Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker


dan balon oksigen)

c. Beri oksigen 4-6 liter per menit


d. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma tetapi jangan diikat terlalu
keras
e. Baringkan pasien dari pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi
f.

Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu.

- Kolaborasi dr.SpOg untuk tindakan selanjutnya yaitu ibu akan di SC.


VII. EVALUASI
Tanggal 13 Januari 2010 pukul 11.40 wita
Ibu dibawa ke ruang OK.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar Rustam. (1993). Sinopsis Ohstetri Fisiologi Patologi. Jakarta :
EGC.
Prawirohardjo,
Pelayanan

Sarwono.
Kesehatan

(2001).

Buku

Acuan

Nasional

Maternal dan Neonatal.

Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


Prawirohardjo, Sarwono. (2006). Ilmu Kehidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Capman, Vicky. 2006. Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran.
Jakarta:CGC
Prawirohardjo,
Pelayanan

Sarwono.

(2002).

Kesehatan

Maternal

Buku
dan

Panduan
Neonatal.

Pruktis

Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY"N"


DENGAN PERSALINAN EKLAMPSIA
DI RUANG BERSALIN RSUP NTB
TGL 13 JANUARI 2010

OLEH :
LULUK NAJMI
017.STYE/BID 07

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
MATARAM
2010

Você também pode gostar

  • ASKEB
    ASKEB
    Documento34 páginas
    ASKEB
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • ASKEB
    ASKEB
    Documento14 páginas
    ASKEB
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Laporan
    Laporan
    Documento37 páginas
    Laporan
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • SAP
    SAP
    Documento7 páginas
    SAP
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Lampir 3
    Lampir 3
    Documento1 página
    Lampir 3
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Bides
    Leaflet Bides
    Documento2 páginas
    Leaflet Bides
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • KB
    KB
    Documento27 páginas
    KB
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • ASKEB
    ASKEB
    Documento34 páginas
    ASKEB
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Lampir 4
    Lampir 4
    Documento1 página
    Lampir 4
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
    Documento8 páginas
    Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Pengesahan
    Pengesahan
    Documento3 páginas
    Pengesahan
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Daftar
    Daftar
    Documento1 página
    Daftar
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • No PKM
    No PKM
    Documento2 páginas
    No PKM
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento5 páginas
    Cover
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Visi
    Visi
    Documento1 página
    Visi
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • MCritical Thinking
    MCritical Thinking
    Documento14 páginas
    MCritical Thinking
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • KBB
    KBB
    Documento14 páginas
    KBB
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Askeb
    Makalah Askeb
    Documento40 páginas
    Makalah Askeb
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Simon
    Simon
    Documento13 páginas
    Simon
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Definisi Hormon: Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Pada Wanita Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Pada Wanita
    Definisi Hormon: Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Pada Wanita Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Pada Wanita
    Documento14 páginas
    Definisi Hormon: Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Pada Wanita Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Pada Wanita
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Midwifery Club
    Midwifery Club
    Documento2 páginas
    Midwifery Club
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Adaptasi
    Adaptasi
    Documento14 páginas
    Adaptasi
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Bagan
    Bagan
    Documento3 páginas
    Bagan
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Definisi Hormon: Hormon Adalah Substansi Kimia Yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin
    Definisi Hormon: Hormon Adalah Substansi Kimia Yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin
    Documento20 páginas
    Definisi Hormon: Hormon Adalah Substansi Kimia Yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Bagan
    Bagan
    Documento3 páginas
    Bagan
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Gizi
    Gizi
    Documento5 páginas
    Gizi
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Kek Lila Anemi Hiperemesis
    Kek Lila Anemi Hiperemesis
    Documento19 páginas
    Kek Lila Anemi Hiperemesis
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Makanan
    Makanan
    Documento2 páginas
    Makanan
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • Gizi
    Gizi
    Documento5 páginas
    Gizi
    Hoshi Miara
    Ainda não há avaliações
  • No Everand
    Ainda não há avaliações
  • No Everand
    Ainda não há avaliações