Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Asma bronkial yang sering dijumpai dalam praktek seharihari sebenamya merupakan salah satu penyakit yang hingga
sekarang tidak diketahui penyebabnya yang pasti. Bersifat sangat heterogen baik dalam faktor-faktor etiologi, patofisiologi
dan mekanisme terjadinya serangan dengan ciri-ciri klasik
bronkokonstriksi, sembab mukosa dan hipersekresi mukus; oleh
karena itu memberikan gambaran klinis yang bervariasi pula,
sehingga tidak mengherankan apabila tidak ada definisi yang
dapat disepakati oleh semua orang
(1,2,3)
.
Walaupun diagnosis dan pengobatan pada kebanyakan
penderita umumnya mudah, namun pada sebagian penderita
lainnya sering memberikan hasil pengobatan yang tidak memuaskan. Bahkan pada sebagian penderita lainnya benar-benar
sukar dikendalikan
(1)
.
Masalah yang sering dijumpai dalam klinik dalam mengobati penderita asma umumnya dapat digolongkan pada 3 hal :
1)
Masalah diagnosis.
Stellman 1982, mendapatkan sepertiga dari penderita asma
kronis tidak didiagnosis sebagai asma bronkial walaupun pada
sebagian kecil penderita ini sukar dibedakan satu sama lain.
2)
Penilaian berat penyakit.
Kesalahan menilai derajat dan beratnya penyakit yang
berakibat pengobatan tidak adekuat merupakan masalah terbesar. Kebanyakan terjadi kurang penilaian dan undertreatment
dibandingkan dengan overtreatment(
2,3,4
).
3)
Masalah pengobatan.
Umumnya akibat kesalahan penilaian (asesmen) beratnya
penyakit, pengetahuan mengenai obat-obat anti asma dan cara
pemakaian yang tepat dan rasional di samping adanya penderita
yang tidak patuh (patient compliance).
Golongan xantin : aminofilin.
Obat-obat lain.
Tabel 1. Dosis dan frekuensi pemberian bronkodilator secara inhalasi dosis
terukur (IDT).
Obat
Dosis/puff Frekuensi
pemberian
Salbutamol (Ventolin)
100 mcg
3 6 kali/hari
Feneterol (Berotec)
200 mcg
3 6 kali/hari
Terbutalin (Bricasma)
250 mcg
3 6 kali/hari
Orciprenalin (Alupent)
750 mcg
4 6 kali/hari
Ipratropium bromid (Atrovent)
20 mcg
3 4 kali/hari
1.2. Obat-obat yang digunakan untuk merubah sifat asma (dise
ase modifiying drugs)
(4,11)
.
Steroid : prednison, prednisolon, triamsinolon, dexametason, beklometason, budesonid.
Natrium kromolin (DSCG).
Ketotifen.
Tabel 2. Dosis dan frekuensi pemberian steroid dan/DSCG secara inhalasi.
Obat Dosis/puff
Dosis
harian
Beklomethason
(Becotide)
50 dan 100 mcg 100-200 mcg 2-3 kali/hari
Budesonid
(Pulmicort)
200 mcg
200 mcg 2-4 kali/hari
Natrium kromolin
(Intal)
5 mg
5-10 mg 4 kali/hari
1.3. Obat-obat penyerta lain yang sering digunakan :