Você está na página 1de 95

GAMBARAN PENGGUNAAN TABEL MORTALITA

DALAM PENETAPAN PREMI PADA ASURANSI JIWA


(Studi Kasus Pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:
KURNIATI KUSUMA NINGRUM
NIM: 106046201737

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010

ABSTRAK

Kurniati Kusuma Ningrum. NIM : 106046201737. Gambaran Penggunaan


Tabel Mortalita Dalam Penetapan Premi Pada Asuransi Jiwa (Studi Kasus Pada
PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah). Skripsi. Konsentrasi Asuransi
Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. ix+86+Lampiran.
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu
bagaimana implemetasi penggunaan tabel mortalita dalam penetapan premi paada
asuransi jiwa oleh PT Asuransi JIwa BRIngin Life, Apakah yang menjadi dasar
penggunaan tabel tersebut, serta apakah pengguanaan dari tiap-tiap tabel
mempengaruhi besar kecilnya premi yang akan dikenakan kepada nasabah. Tujuan
analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana tabel mortalita tersebut digunakan
sebagai acuan dalam melakukan penetapan premi pada PT Asuransi Jiwa BRIngin
life, serta mengetahui apa dasar dari penggunaan tersebut dan pengaruh dari
penggunaan tanel tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian
yaitu PT Asuransi Jiwa BRIngin Life. Jenis penelitian yang digunakan merupakan
perpaduan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan
(field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Teknik
pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik
analisis data ini berupa data aktuaria pada perusahaan asuransi jiwa BRIngin Life
yang digunakan dalam proses penetapan premi yang kemudian akan dianalisis dan
dijadikan sebagai data dalam menentukan besarnya premi asuransji jiwa BRIngin
Life. .
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tabel Mortalita yang di gunakan
adalam peenetapan premi asuransi jiwa BRIngin Life adalah TMI II, TMI 1993, CSO
1980, CSO 1958 serta GAM 1971

KATA KUNCI

: Tabel Mortalita, Premi Asuransi Jiwa,


PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa atas segala
kuasanya, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad saw. serta keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan dinul
Islam. Atas nikmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul.
GAMBARAN

PENGGUNAAN

TABEL

MORTALITA

DALAM

PENETAPAN PREMI PADA ASURANSI JIWA ( Studi PT Asuransi Jiwa


BRIngin Life Syariah)
Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak telah untuk membantu
penulis dalam menyelesaikannya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak berikut :
1) Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.
2) Dr. Ibu Euis Amalia, M.Ag, ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H, sekertaris Prodi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum.

vi

3) Dr. Anwar Abbas, M. Ag dan Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku dosen
pembimbing yang telah mengarahkan dan member masukan yang bermanfaat
dalam penulisan skripsi ini.
4) Divisi Aktuaria yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan
mendapatkan informasi untuk skripsi ini. Terutama Sdr. Ghaniyyu Manggala
Jhody yang telah banyak membantu penulis dan dalam mendapatkan data.
5) Para dosen yang telah mendidik dengan baik hingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Program Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.
6) Kedua Orang tua penulis yang terhormat yaitu Bapak K. Slamet dan Ibu Sriatun,
terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya yang selama ini mengasuh dan
membesarkan dengan penuh kasih sayang, serta mendidik penulis dengan segala
curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya dan jerih
payahnya penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan sehingga
selesainya skripsi ini. Kakak (Mpi dan indi), dan keponakan ku tersayang (Rafi,
Amel, Bagas dan Zia), terima kasih atas doa nya.
7) Kakak, guru sekaligus pembimbing yang selalu memberikan wejangan dalam
menjalani hidup yang sederhana, tapi bahagia, iklhlas, senyum sebagai senjata
yang mampu meluluhkan segalanya, serta tenang dalam menjalani segala krikil
dalam hidup, Mas April dan Istri serta anak-anaknya tercinta Desya dan Tiara.
8) Temen-temen kelas yang selalu ngasih semangat terutama eli dan fitri meski
jauh kalian tetap dekat di hati, lov u.
vii

9) Temen-temen dekat dan sahabat-sahabat yang selalu support dan membantu


segala kebutuhan dalam penulisan skripsi ini mas Ragil yang selalu kena semprot
kalo lagi kesel dan Ella yang super semangat. Terimakasih banyak atas dukungan,
doa, dan perhatian kalian semua.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Amin.

Jakarta, 25 November 2010

Kurniati Kusuma Ningrum

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.. iii
ABSTRAK.. iv
LEMBAR PERNYATAAN... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN. 86

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Review Studi Terdahulu . 7
E. Metodologi Penelitian..10
F. Sistematika Penulisan . 11

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Asuransi Jiwa ... 13
1. Pengertian Asuransi Jiwa.. 14
ix

2. Konsep Dasar Asuransi Jiwa...15


3. Pengembangan Prinsip Asuransi JIwa17
B. Premi Asuransi..23
1. Pengertian Premi.23
2. Premi Pada Asuransi Jiwa.......23
3. Konsep Dasar Penetapan Premi..24
4. Unsur Unsur Premi..27
5. Mekanisme Penetapan Premi pada Asuransi Jiwa.31
6. Penggunaan Metoda Rating Risiko Sub-standard dalam
Penetapan Premi.36
C. Tabel Mortalita.38
1. Statistika Mortalita.38
2. Pembentukan Tabel Mortalita39
3. Perhitungan Laju Kematian41
4. Jenis-Jenis Tabel Mortalita.42
5. Penggunaan Hukum Nilai Kemungkinan dalam Mortalita45

BAB III

PROFIL PT ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE


A. Sejarah Perusahaan .47
B. Nilai Budaya Perusahaan.49
C. Produk-Produk Asuransi Jiwa BRIngin Life...50

BAB IV

KEBIJAKAN AKTUARIA DALAM MENGGUNAKAN TABEL


MORTALITA GUNA PENETAPKAN PREMI PADA
ASURANSI JIWA
A. Aplikasi Penggunaan Tabel Mortalita Pada Asuransi Jiwa BRIngin
Life Syariah.......52
B. Perhitungan Premi Pada Asuransi Jiwa BRIngin Life..57
C. Analisa Penggunaan Tabel Mortalita dalam Penetapan Premi..77

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan . 82
B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL
Tabel. II. 1

Angka Kematian dalam Rentan Satu Tahun.42

Tabel. II. 2

Laju Kematian Setiap Tahun.42

Tabel. II. 3

Tabel Mortalita Select dan Ultimate.44

Tabel. IV. 1 Tabel CSO 1958....55


Tabel. IV. 2 Tabel CSO 198055
Tabel. IV. 3 Tabel Mortalita I tahun 1993.....56
Tabel. IV. 4 Tabel Mortalita II tahun 1999........56
Tabel. IV. 5 Rate TI BRIngin Life dengan dasar Mortalita II...59
Tabel. IV. 6 Rate PA Gross BRIngin.60
Tabel. IV. 7 Rate Dana Siswa BRIngin Life..63
Tabel. IV. 8 Rate TI BRIngin Life dengan dasar CSO 1958.....65
Tabel. IV. 9 Rate TI BRIngin Life dengan dasar CSO 1980.....69
Tabel. IV. 10 Rate TI BRIngin Life dengan dasar Mortalita 1993......72
Tabel. IV. 11 Rate TI BRIngin Life dengan dasar GAM 1971.......75

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan yang menangani suatu kerjasama
dari sejumlah besar individu yang saling menyetujui untuk membagi risiko kerugian
secara individual yang mungkin terjadi. Perusahaan asuransi jiwa merupakan
perusahaan asuransi yang bidang usahanya yaitu risiko keuangan sebagai akibat dari
kematian dari orang orang yang mempertanggungkan jiwanya.1 Sifat dasar asuransi
jiwa, adalah proteksi terhadap kerugian finansial akibat hilangnya kemampuan
menghasilkan pendapatan yang disebabkan oleh kematian, maupun usia lanjut.2
Dalam Asuransi Jiwa yang dipertanggungkan adalah yang disebabkan oleh kematian
(death). Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau
suatu keluarga tertentu. Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama
terletak pada unsur waktu (time), oleh karena itu, sulit untuk mengetahui kapan
seseorang meninggal dunia. Untuk memperkecil risiko tersebut, maka sebaiknya
diadakan pertanggungan jiwa.3
Apabila seseorang ditanggung oleh perusahaan asuransi jiwa maka keduanya
harus menyetujui segala hal yang diperjanjikan oleh kedua belah pikah, dan kedua

Soeisno djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, ( Jakarta: Salemba Empat,
1999) h. 73.
2
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) h. 73.
3
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 25.

belah pihak tersebut wajib untuk memenuhi kewajibannya masing masing. Segala
hal yang diperjanjikan antara perusahaan asuransi dengan nasabah harus tertuang
secara tertulis yang disusun oleh perusahaan asuransi jiwa dan disahkan oleh instansi
yang berwenang, adapun perjanjian yang dimaksud tersebut disebut polis. Polis
tersebut mencakup pernyataan bahwa pemegang polis akan melakukan pembayaran
pembayaran tertentu yang disebut premi dan perusahaan akan membayarkan
sejumlah uang yang disebut uang pertanggungan bila selama masa perjanjian tersebut
terjadi peristiwa tertentu pada nasabah tersebut, serta hal hal lain yang terkait
dengan asuransi itu sendiri.
Pada dasarnya ada beberapa yang menentukan besarnya premi yang
dibayarkan oleh seorang nasabah asuransi jiwa. Adapun faktor faktor tersebut
diantaranya adalah :
1)

Mortalita

Kemungkinan seseorang meninggal dunia


dalam

2)

Tingkat bunga

jangka waktu tertentu.

Sejumlah uang yang akan diperoleh dari dana


yang akan diinvestasikan.

3)

Biaya

Sejumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk


pemasaran dan administrasi pemeliharaan polis
asuransi jiwa.4

Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 poin a.2 disebutkan Tentang


Usaha Perasuransian, bahwa Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam
4

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 42.

penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang


yang dipertanggungkan. Dari undang-undang tersebut dapat disimpulkan bahwa laju
mortalita merupakan salah satu masalah penting yang harus diperhatikan dalam
menetapkan suatu premi yang harus dibayarkan oleh pemegang polis, karena untuk
mengetahui tingkat kematian seseorang, seorang aktuaria akan membutuhkan tabel
mortalita untuk mengetahui probabilitas kematian dari para peserta asuransi,
meskipun hidup dan mati seseorang adalah takdir Tuhan, namun seorang aktuaria
tetap harus menghitung besarnya tingkat probabilitas kematian para nasabahnya,
tentunya dengan menggunakan ilmu yang sesuai, sehingga penaksiran kematian yang
ada bukanlah hal yang dikatakan mendahului Tuhan karena semua dilakukan
berdasarkan penelitian dengan menggunakan disiplin ilmu yang ada.
Laju mortalita adalah perbandingan dari sejumlah kematian yang terjadi
dalam satu kelompok yang berusia antara x tahun dan x +1 tahun dengan jumlah
orang yang hidup tepat berusia x tahun. Untuk mempermudah penggunaannya, maka
laju mortalita disajikan dalam bentuk tabel yang disebut dengan tabel mortalita.
Nilai dalam tabel mortalita menunjukan probabilitas seorang yang hidup pada
permulaan suatu tahun akan meninggal sebelum akhir tahun tersebut. Tabel
mortalita inilah yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam menghitung
tingkat harapan hidup dimasa yang akan datang dalam satu kelompok tertentu.5

http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria

Indonesia memiliki tabel mortalita yang bisa digunakan untuk penetapan


premi bagi perusahaan asuransi di Indonesia. Tabel mortalita yang ada di Indonesia
sudah mengalami beberapa kali perubahan, bahkan saat ini Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) tengah berupaya memperbaharui tabel mortalita III untuk
mendukung penentuan premi yang lebih konservatif. Dalam program ini, AAJI
menggandeng Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), Swiss Re, dan Biro
Perasuransian Bapepam & LK guna membentuk Tim Mortalita Indonesia III.
Direktur Eksekutif AAJI mengatakan bahwa tabel mortalita tersebut perlu
diperbaharui mengingat selama ini penentuan premi masih menggunakan rabel
mortalita II yang diberlakukan sejak 10 tahun yang lalu (1999). Otomatis ada
perubahan yang signifikan dari kependudukan seperti adanya urbanisasi, kemudian
faktor kesehatan yang juga berubah. Sehingga perlu diperbaharui,". Dengan
diadakannya perubahan tabel mortalita yang ada di Indonesia, membuat negara kita
memiliki tabel mortalita yang berbeda, sehingga aktuariapun perlu mengadakan
perubahan dalam penetapan premi bagi para calon nasabah asuransi jiwa.6
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian akan tabel mortolita yang digunakan oleh perusahaan
asuransi, bagaimana penggunaan dari tabel mortalita tersebut, alasan dari pemilihan
tabel mortalita yang digunakan, serta sejauhmana efektifitas tabel tersebut dalam

http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/keuangan/40847/Tabel-Mortalita-III-Kelar-Akhir-Tahun

meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko klaim dimasa yang akan datang, oleh
karena itu penelitian ini diberi judul Gambaran Penggunaaan Tabel Mortalita
Dalam Penetapan Premi pada Asuransi Jiwa (Studi PT Asuransi Jiwa BRIngin
Life Syariah).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Perusahaan Asuransi Jiwa sangat membutuhkan tabel mortalita untuk
dijadikan sebagai pedoman dalam menghitung besarnya premi yang harus dibayar
oleh setiap pemegang polis. Ada dua alternatif bagi perusahaan asuransi jiwa untuk
menentukan dasar mortalita yang akan digunakan, yaitu :
1) Mengambil sebuah tabel mortalita yang sudah ada dan sudah digunakan
secara resmi dalam dunia perasuransian.
2) Membuat sebuah tabel mortalita baru yang dibuat berdasarkan data data dari
seluruh pemegang polis.
Dari berbagai

alternatif tersebut

aktuaria

harus dapat

menentukan

kebijakannya agar premi yang hasilkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan
pasar yang ada.
Dari masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana secara teori seorang aktuaria menentukan dasar dari beberapa
tabel mortalita yang ada untuk digunakan dalam penetapan premi asuransi
jiwa.

2) Bagaimana aplikasi penggunaan tabel mortalita serta perhitungan premi pada


Asuransi Jiwa BRIngin Life
3) Sejauh mana kesesuaian praktek penggunaan tabel mortalita dalam proses
penetapan premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life.
Dan agar lebih terarah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana secara teori seorang aktuaria menentukan dasar dari beberapa
tabel mortalita yang ada untuk digunakan dalam penetapan premi asuransi
jiwa?
2) Bagaimana aplikasi penggunaan tabel mortalita serta perhitungan premi
pada Asuransi Jiwa BRIngin Life?
3) Analisis sejauh mana praktek penggunaan tabel mortalita digunakan
dalam proses penetapan premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk

menetapkan

dasar

seorang

aktuaria

dalam

menentukan

penggunaan tabel mortalita yang ada guna menetapan premi pada


asuransi jiwa.
2. Untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penetapan
premi pada asuransi jiwa.
3. Dalam penggunaanya, apakah tabel mortalita mempengaruhi besar
kecilnya premi yang akan dikenakan kepada nasabah.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


1. Secara Akademik
Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam upaya
memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran
mengenai kepemimpinan yang ada di perbankan
2. Secara Praktek
Bagi para SDM pada insustri asuransi, penelitian ini bisa dijadikan
informasi serta pengetahuan akan perhitungan premi bagi produk yang
akan mereka jual dipasar asuransi.
D. Review Studi Terdahulu
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:
1. Skripsi Intan P. Siburian, S1 Matematika Universitas Indonesia ,1993.
dengan judul Laju Mortalita Berdasarkan Usia dan Durasi .
Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah pada laju pada tabel mortalita
yang didasarkan atas perubahan umur seseorang dari awal tahun ketahun
berikutnya.

Serta

menghitung

perubahab

premi

berdasarkan

waktu

kepesertaan yang sudah dijalani oleh peserta.


2. Skripsi Andi Prasertyo, S1 Matematika Universitas Indonesia, 2000. dengan
judul Pengujian Kelayakan Suatu Tabel Mortalita.

Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah pada pengujian tas kelayakan
tabel mortalita yang digunakan oleh perusahaan asuransi agar mengetahui
apakah dengan premi yang tetapkan dapat membayar klaim yang akan terjadi
nantinya.
3. Skripsi Iyan Sopian, S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, 2004. dengan judul Penjaminan Jiwa
Melalui Perusahaan Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam.
Dalam skripsi ini penulis menulis tentang tinjauan umum penjaminan jiwa,
risiko-risiko jiwa, produk-produk asuransi jiwa serta mengenai bagaimana
asuransi dalam perspektif hukum Islam.
4. Jurnal Hasriatin Fakultas MIPA Universitas Riau, 2002. Dengan judul
Pengembangan Model Select dan Ultimate Untuk Kasus Multiple

Decrement
Dalam Jurnal ini penulis menjelaskan tentang Pengembangan Model select
yang digunakan untuk menyelesi peluang keluarnya peserta dalam masa
perjanjian.

Model select sendiri adalah suatu model yang mana peluang

keluar peserta asuransi diseleksi selama tiga tahun, sejak dimulai masa
kontrak pada tahun pertama. Model select merupakan pengembangan dari
model Non Select, yang salah satu kegunaannya untuk menentukan peluang
keluar peserta asuransi dari perusahaan Asuransi Jiwa. penyebab terjadinya
penurunan populasi bukan hanya diakibatkan faktor usia saja, tetapi juga dapat

diakibatkan faktor Decrement. Hal ini dilakukan pada sekelompok orang yang
menjadi peserta asuransi pada usia yang sama (x) dan masa kontrak yang sama.
Selama 3 (tiga ) tahun pertama dilakukan penyeleksian dari peserta asuransi,
yaitu dengan menentukan peluang keluar setiap tahun yang diakibatkan dari
beberapa kasus yang berbeda.
5.

Jurnal Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode

Constant Dollar ; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang Yuli Andriani, Des
Alwine Z., dan Ensiwi Munarsih Jurusan Matematika FMIPA, Universitas
Sriwijaya, Sumatera Selatan, 2009, Indonesia
Dalam Jurnal ini penulis menjelaskan tentang Tabel Mortalita yang digunakan
oleh kalangan aktuaris Indonesia adalah Tabel Commissioner Standart
Ordinary [CSO]58, Group Annuity Mortality (GAM71), GAM80 dan GAT
(Laporan Aktuaris, 1999).
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang Gambaran
Penggunaan Tabel Mortalita Dalam Penetapan Premi Pada Asuransi Jiwa
(Studi PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah). Dimana dalam penelitian ini
penulis ingin mengetahui bagaimana seorang aktuaria mengambil kebijakan dalam
hal penetapan tabel mortalita yang akan digunakan agar premi yang dihasilkan
mampu menutup klain yang mungkin terjadi nantinya.
Sedangkan perbedaan penelitian yang ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
saudari Intan P. Siburian lakukan yaitu terletak pada faktor yang menyebabkan
seorang aktuaria mengambil keputusan dalam penggunaan tabel mortlita sampai

10

akhirnya menjadi acuan dasar dalam penetapan premi pada asuransi jiwa. Jika saudari
Intan menghitung perubahan angka pada tabel mortalita tersebut maka penulis lebih
menitik beratkan pada mengapa sampai terjadi perubahan tabel mortalita yang akan
digunakan, apa alasan seorang aktuaria merubah tabel yang akan digunakan adalam
penetapan premi, serta apakah penggunaan tabel mortalita dapat mempengaruhi besar
kecilnya premi akan dikenakan kapada calon nasabah nantinya.
E. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan
melakukan tinjauan teoritis yang berasal dari materi materi perkuliahan, referensi
buku buku penunjang, serta data data dari PT Asuransi BRIngin Life sebagai
objek penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam mengadakan
penelitian ini ditempuh dengan dua pendekatan, yaitu:
1) Library Research (Penelitian Kepustakaan) yaitu dengan mengambil bahan
bahan pustaka yang bersifat teoritis. Adapun Buku Promer yang digunakan
adalah buku Prinsip-Prinsip Aktuaria Asuransi Jiwa yang ditulis oleh Drs.
Didi Achdijat, dan buku sekundernya yaitu Asuransi dan Manajemen Risiko
oleh Drs. H. Abbas Salim serta buku-buku lainnya yang terkait dengan
penetapan premi pada asuransi jiwa.

11

2) Field Research (Penelitian Lapangan), Sumber data ini diperoleh melalui


observasi atau dengan melakukan pengamatan langsung di PT Asuransi
BRIngin Life
Sedangkan metode pembahasan yang digunakan dalam skripsi ini adalah
dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif antara tinjauan pustaka
dengan data yang tersedia pada kasus yang terjadi di lapangan.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman
Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
cetakan tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan yang
terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian
Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Membahas tentang ruang lingkup asuransi jiwa yang terdiri
dari pengertian asuransi jiwa, fungsi dan tujuan asuransi jiwa,
konsep dasar asuransi jiwa, pengembangan prinsip asuransi
jiwa, sifat-sifat kontrak asuransi jiwa serta pengukuran risiko

12

dalam asuransi jiwa. Premi asuransi yang mencakup pengertian


premi, premi pada asuransi jiwa, konsep dasar penetapan premi
unsur-unsur premi, premi bersih dan premi kotor, mekanisme
penetapan premi pada asuransi jiwa, penggunaan metoda
Rating Sub-Standard dalam penetapan premi
BAB III

GAMBARAN UMUM PT ASURANSI JIWA BRIngin


Life Syariah
Gambaran umum terhadap perusahaan meliputi sejarah
perusahaan, visi dan misi perusahaan, nilai budaya perusahaan,
identitas perusahaan dan produk-produk BRIngin Life

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Memuat analisis dari hasil penelitian pada PT Asuransi Bringin
Life mengenai Bagaimana seorang aktuaria menentukan
perhitungan yang berdasarkan pada tabel mortalita yang ada
untuk digunakan dalam penetapan premi asuransi jiwa. Faktor
apa saja yang menjadi dasar seorang aktuaria menggunakan
tabel mortalita tersebut, bagaimana aplikasi penggunaan dari
tabel mortalita tersebut, serta analisis dari penggunaan tersebut
apakah sudah efektif atau belum?

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan kesimpulan dan saran penulis.

13

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Ruang Lingkup Asuransi Jiwa


Hal-hal yang dipertanggungkan dalam asuransi jiwa adalah hal-hal yang

disebabkan oleh kematian (death), yang kemudian berakibat pada hilangnya


pendapatan seseorang atau suatu keluarga tertentu. Risiko utama yang mungkin
timbul pada asuransi jiwa terletak pada unsur waktu (time), dan untuk mengetahui
kapan seseorang akan meninggal dunia merupakan suatu hal yang sulit. Untuk
memperkecil risiko-risiko tersebut, sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa. Dari
pertanggungan jiwa ini diharapkan agar segala risiko yang timbul setelah kematian
seseorang tidak menyulitkan keluarga yang ditinggalkan, dan hal inilah yang
membuat asuransi jiwa menjadi suatu hal yang dibutuhkan oleh seseorang.
Perbedaan yang esensial antara asuransi jiwa dengan asuransi lainnya yang
dirancang terutama untuk melindungi terhadap suatu peril tertentu adalah, bahwa
asuransi jiwa memiliki fungsi tambahan yaitu fungsi akumulasi (tabungan) kecuali
asuransi jiwa berjangka (terminsurance) Sebagian premi yang telah dibayarkan
untuk asuransi jiwa oleh tertanggung merupakan suatu akumulasi pembayaran yang
pada akhirnya akan merupakan dana investasi yang akan diserahkan oleh pihak

14

penanggung kepada pihak tertanggung. Jadi Peranan ganda dari asuransi jiwa adalah
perlindungan dan investasi atau perlindungan.7
1.

Pengertian Asuransi Jiwa


Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap

kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat
atau hidup yang terlalu lama. Adapun risiko yang dihadapi dalam asuransi jiwa yaitu:
a. Risiko kematian;
b. Hidup seseorang yang terlalu lama.
Hal-hal diatas sudah pasti akan membawa banyak dampak finansial bila tidak
diadakan pertanggungan jiwa. Umpamanya seorang bapak yang meninggal dunia
sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, maka kehidupan keluarganyapun akan
berubah, karena secara finansial bapak tersebut tidak bisa memberikan pemasukan
yang merupakan kebutuhan dari keluarganya. Secara tidak langsung kehidupan
keluarga yang ditinggalkan pun akan berubah, karena sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhannya seberti kehidupan sebelum bapak ataupun suaminya meninggal dunia.
Hal lain yang dapat terjadi yaitu, jika seseorang hidup mencapai usia
ketuaanya (old age), sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan finansial
keluarganya karena sudah terlalu tua. Seseorang yang sudah terlalu tua,
kemampuannya dalam bekerja akan berkurang, bahkan tidak mampu lagi bekerja,

Darmawi Herman, Manajemen Asuransi,( Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000), edisi 1, h. 73

15

sehingga berdampak pada tidak adanya pemasukan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.8
2.

Konsep Dasar Asuransi Jiwa


Bagi setiap orang, kematian pasti akan terjadi. Yang tidak pasti adalah waktu

kematian itu. Berdasarkan teori statistik, bagi segolongan besar penanggung dapat
memperkirakan jumlah kematian harapan dalam golongan tersebut. Penanggung
memang tidak dapat memperkirakan siapa yang akan mati. Tetapi penanggung dapat
memperkirakan berapa banyak (persentase) orang dalam kelompok umur tersebut
yang akan mati dalam suatu waktu tertentu. Kunci dari kesanggupan penanggung
dalam mengurangi ketidakpastian adalah penggunaan hukum bilangan besar, dan
statistik induktif.
Dalam bentuknya yang paling sederhana metode menghitung premi asuransi
jiwa adalah sebagai berikut. Misalkan ada 10.000 orang berumur 58 tahun ingin
mengasuransikan diri mereka selama jangka waktu 1 tahun sebesar $1.000. Dengan
mengacu pada daftar mortalitas ditemukan bahwa tingkat kematian per 1.000 orang
adalah 17 orang, karena itu pihak asuransi jiwa akan menghitung 170 kematian
selama 1 tahun yang bersangkutan, dengan pembayaran premi akan sama dengan &
170.000. Karena ada 10.000 orang dalam kelompok itu yang membayar kerugian
pada permulaan, jika premi $17 dikumpulkan dari masing-masing tertanggung dan
kematian yang dialami sesuai dengan harapan, penanggung akan mempunyai
$170.000. Penanggung akan membayar klaim, dan perhitungan itu akan balans
8

Salim Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005) edisi 2, h. 26

16

sampai hitungan sen. Untuk sederhananya, biaya-biaya operasional perusahaan belum


diperhitungkan sampai titik ini.
Karena tidak ada jaminan bahwa tingkat kematian akan dapat mengikuti
harapan dalam suatu tahun tertentu, maka penanggung akan menarik permi lebih dari
yang mereka butuhkan untuk membayar klaim yang sudah diperkirakan sebelumnya.
Penaggung juga harus menambah suatu beban biaya (loading) pada biaya mortalitas
untuk mendapatkan uang yang cukup untuk membayar biaya-biaya operasi
perusahaan.
Akhirnya

dana

yang

dikumpulkan

untuk

cadangan

atau

surplus

diinvestasikan. Hasil investasi itu dipergunakan untuk mengurangi biaya asuransi.


Jika penanggung sanggup beroperasi lebih rendah dari pada biaya asuransi yang
dikalkulasikan, atau jika klaim kematian lebih rendah daripada harapan maka
tabungan diakumulasikan pada akhir tahun.
Pembukuan dana ini dapat dialokasikan pada pemegang polis sebagai deviden
atau profit, bagi pemegang saham ataupun bagi hasil bagi para peserta asuransi.
Premi yang dikumpulkan dan bunga ataupun bagi hasil yang dihasilkan akan sama
dengan total kematian, biaya, dan deviden yang dibayarkan.
Jadi premi asuransi yang akan dikenakan kepada peserta asuransi didasarkan
atas faktor-faktor berikut ini :
a. Mortalitas
b. Suku bunga

17

c. Pendapatan dan investasi9

Penanggung mengharapkan kejadian mortalitas akan lebih kecil dari


mortalitas yang terdapat dalam daftar. Suatu usaha dilakukan untuk mempertahankan
biaya sampai jumlah yang diduga dalam perhitungan tarif dan tingkat bunga tidak
mengalami gejolak. Seluruh faktor ini merupakan faktor pengamanan.10
3.

Pengembangan Prinsip Asuransi Jiwa


Pola penyelenggaraan asuransi mempunyai suatu karakteristik tersendiri bila

dibandingkan dengan pengelolaan pada bidang keuangan lainya, keunikan ini tidak
akan dapat dimengerti bila kita tidak mengembangkan apresiasis yang cukup tentang
dasar-dasar matematikanya. Beberapa pengukuran ilmiah tentang risiko sangatlah
diperlukan dalam perusahaan asuransi. Pengukuran risiko ini merupakan dasar dari
setiap sistem asuransi dan dimungkinkan melalui penerapan aturan nilai
kemungkinan.
a. Hukum-hukum nilai kemungkinan
Terdapat tiga hukum nilai kemungkinan yang digunakan dalam asuransi
jiwa dan kesehatan yaitu :
1) Hukum kepastian
2) Hukum nilai kemungkinan
3) Hukum nilai kemungkinan berganda11
9

http://www.pdf-finder.com/Materi-8-(Asuransi-Jiwa).html

10
11

Darmawi Herman, Manajemen Asuransi,( Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000), edisi 1, h. 76
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria

18

Penggunaan

prinsip-prinsip

tersebut

memudahkan

penggambaran

matematika risiko sebagai berikut :


1) Kepastian dapat dinyatakan oleh kesatuan atau 1,
2) Nilai

kemungkinan

sederhana

atau

nilai

kemungkinan

atau

kemungkinan bahwa suatu kejadian akan terjadi dapat dinyatakan oleh


bilangan pecahan yang bernilai antara 0 dan 1,
3) Nilai kemungkinan berganda atau kemungkinan bahwa dua kejadian
yang tidak bergantung akan terjadi merupakan hasil dari kemungkinan
kejadian yang terpisah dari masing-masing.
Pernyataan umum metoda untuk menentukan nilai kemungkinan
sederhana adalah pembagi (penyebut) sama dengan jumlah keseluruhan
kejadian-kejadian yang mungkin, sedangkan pembilang terdiri dari kejadian.
Pernyataan bahwa jumlah dari seluruh nilai kemungkinan yang terpisah
sama dengan 1 berdasar pada asumsi bahwa kejadian-kejadian tersebut saling
bebas (mutually exclusive). Kejadian dikatakan saling bebas, bila kemunculan
suatu kejadian tidak mempengaruhi kemungkinan kemunculan kejadian
lainya. Misal seseorang meninggal pada usaia 35 tahun, maka tidak dapat
meninggal pada usia 36 tahun atau pada usia lainya.12

12

http://www.ebooklibs.com/materi_matematika_aktuaria.html

19

Nilai kemungkinan berganda bahwa kedua kejadian yang saling bebas


akan terjadi sama dengan produk dari nilai kemngkinan sederhana dari
masing-masing kejadian secara terpisah. Misal terdapat dua uang logam untuk
undian, ingin diketahui kemungkinan bahwa keduanya terbuka di sisi yang
sama. Karena telah diketahui bahwa kemungkinan masing-masing uang
logam akan terbuka dari satu sisi adalah , maka nilai kemungkinan kedua
uang logam akan terbuka di satu sisi adalah (1/2 x 2).
Sesuai dengan hukum nilai kemungkinan berganda, nilai kemungkinan
merupakan produk dari dua nilai kemungkinan sederhana hanya bila kedua
kejadian tersebut saling bebas. Kedua kejadian dikatakan saling bebas, bila
satu kejadian tidak mempengaruhi kejadian yang lainya.
b.

Penggunaan nilai kemungkinan untuk penaksiran kejadian di masa


depan
Ketiga hukum nilai kemungkinan di atas berguna dalam melakukan
penaksiran kejadian yang mirip di masa depan, di mana kejadian tersebut
dapat dinyatakan dalam satu pernyataan :
1) dengan alasan deduktif dan
2) dengan alasan indukrif.13

13

http://www.pdf-finder.com/Materi-8-(Asuransi-Jiwa).html

20

Keabsahan alasan deduktif tergantung dari kelengkapan di mana semua


penyebab dalam penetapan fenomena ini diketahui. Dalam pengundian
dengan menggunakan uang logam merupakan salah satu contoh, karena
dengan kemampuan pengamatan didapati bahawa kemungkinan akan terbuka
dari salah salah satu adalah . Alasan deduktif ini tidak dapat diterapkan
dalam kebutuhan asuransi, karena tidak dapat menaksir kemungkinan
kerugian. Tetapi dapat ditaksir secara induktif, dengan cara arus logika dari
asumsi bahwa kejadian dimasa lalu akan terjadi lagi dimasa mendatang bila
dalam kondisi yang sama. Alasan secara induktif ini tidak memerlukan
analisis penyebab fenomena untuk dapat menaksir kejadian di masa
mendatang.
Oleh karena itu alasan induktif ini digunakan dalam asuransi jiwa, dari
data yang menunjukan usia saat meninggal di masa lalu, nilai kemungkinan
kematian dan kehidupan di masa depan dapat ditaksir. Taksiran ini
berdasarkan pada asumsi keberlakuan hukum mortalita, hukum ini
menyatakan bahawa suatu penyebab sedang beroperasi dalam suatu kelompok
orang di mana sejumlah orang akan meninggal setiap tahun sampai
keseluruhan orang tersebut meninggal.
c. Hukum bilangan besar

21

Keakuratan penaksiran teoritis terhadap kenyataan yang terjadi merupakan


beban yang penting untuk suatu keberhasilan asuransi. Keakuratan ini
bergantung pada dua faktor :
1. Kekuatan dalam statistika pendukung penaksiran dan
2. Jumlah unit atau percobaan yang dilakukan.14
Berdasar jumlah faktor pertama, jelas bahwa keakuratan data merupakan
hal yang fundamental bila diinginkan pengukran yang akurat. Statistika
mortalita dari aneka sumber harus dipilih dengan hati-hati untuk melacak
ketidak akuratan.
Faktor kedua dalam penetapan penaksiran yang akurat adalah jumlah unit
atau percobaan yang dilakukan atau diamati. Bila jumlah percobaan
meningkat, maka variasi relatip kenyataan kejadian terhadap pengalaman
kemungkinan akan berkurang, dan bila jumlah percobaan sangat besar maka
kejadian aktual dan pengalamam akan nampak sama. Secara umum
pernyataan di atas dinamai hukum bilangan besar (teorema Bernoulli).
Sebagai contoh, bila pengundian uang logam sebanyak 10 juta kali, maka
kemungkinan untuk mendapatkan satu sisi dengan nilai akan lebih besar.
Tarif premi sendiri berdasar pada taksiran nilai kemungkinan kerugian di
masa mendatang, sedangkan taksiran ini akan tidak abash kecuali bila terdapat

14

http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria

22

cukup besar kejadian yang muncul untuk menjamin peminimuman fluktuasi.


Prediksi laju kematian di masa mendatang dalam asuransi jiwa berdasar pada
apa yang terjadi di masa lalu yang menimpa pada sekelompok orang. Laju
kematian ini tidak dapat di buat untuk satu orang saja atau sekelompok kecil
orang (missal 1.000 orang). Bila dalam table mortalita menunjukan pada satu
usia tertentu meninggal dengan laju tujuh per seribu pertahun, tidak berarti
bahwa dari kelompok 1.000 orang terdapat tepat 7 orang meninggal dalam
setahun, tetapi dari sekelompok besar orang yang terdiri dari jutaan atau lebih
kematian akan terjadi lebih kurang 7 orang per 1.000.
Dengan merujuk pada prediksi laju mortalita, hokum bilangan besar
mempunyai terapan ganda :
1. Terhadap data base dimana statistika dihasilkan dan
2. Terhadap populasi dimana laju mortalita ini digunakan.
d. Distribusi kalim asuransi jiwa
Dalam satu perusahaan asuransi jiwa hipotetik, perusahaan meliputi
sejumlah orang dalam satu tahun dengan nilai kemungkinan meninggal dalan
setahun adalah 2/100. Perusahaan akan berharap terjadi sejumlah klaim (2%
dari keseluruhan tertanggung), tetapi klaim aktual yang terjadi dapat lebih
kecil atau lebih besar. Sesuai dengan hukum bilangan besar, jika jumlah
tertanggung cukup besar, kejadian actual akan mempunyai penyimpangan
yang cukup kecil dari kejadian yang diharapkan. Dengan menggunakan teori

23

nilai

kemungkinan,

dapat

dihitung

nilai

kemungkinan

dari

aneka

penyimpangan klaim yang diharapkan (expected), tergantung dari jumlah


tertanggung. 15

B.

Premi Asuransi

1.

Pengertian Premi
Dalam asuransi yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari

tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada
penanggung. Dengan demikian premi asuransi merupakan :
a) Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada
tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin didirita oleh
tertanggung (pada asuransia kerugian).
b) Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung
kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap
risiko hari tua atau kematian (pada asuransi jiwa).16
2.

Premi Pada Asuransi Jiwa


Setiap orang yang membeli asuransi jiwa, mempunyai alasan mendasar yang

sama, yaitu mereka membeli suatu produk untuk memenuhi kepuasan dan
kebutuhanya yang dalam asuransi jiwa adalah keamanan keuangan. Pemilik polis

15

Dasar-dasar Matematika Asuransi Jiwa,Pengukuran Risiko Dalam Asuransi Jiwa, h. 1-12


Soeisno Djojosoedarsono, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta: Salemba
Empat, 1999), h. 121.

16

24

membayar produk ini melalui premi, bila tertanggung meninggal, manfaat kematian
dibayarkan kepada ahli warisnya dengan aneka cara, tergantung kebutuhanya. 17
Upaya untuk menetapkan tarif premi perusahaan asuransi jiwa diserahkan
kepada aktuaris asuransi jiwa. Aktuaris adalah orang yang berpendidikan matematika
dan memiliki tanggung jawab meramu data keuangan dan statistika yang
mempengaruhi tarif premi asuransi jiwa (kesehatan). Penetapan tarif premi yang
realistis merupakan salah satu fungsi yang rawan dalam perusahaan asuransi jiwa.
Tarif premi harus cukup tinggi untuk meliputi beban pembayaran manfaat dan
operasi perusahaan, tetapi juga harus cukup rendah sehingga kompetitif dengan
perusahaan asuransi lain.
3.

Konsep Dasar Penetapan Premi


Suatu tarif atau rate adalah harga yang dikenakan terhadap setiap unit

pertanggungan (protection) atau setiap unit exposure, dan sebaiknya dibedakan dari
premi. Premi yang ditentukan dengan mengalikan rate dengan jumlah unit produksi
yang dibeli. Unit proteksi ini berbeda dengan berbagai jenis asuransi. Sebagai contoh
d Amerika, rate asuransi jiwa, dihitung untuk setiap seribu dolar US Proteksi. Pada
asuransi kebakaran, dihitung untuk setiap seratus dolar US pertanggungan (coverage).

17

Teknik pengelolaan asuransi jiwa hal 75. http://minalove.com/artikel/jurnal+aktuaria

25

Pada asuransi tenaga kerja, rate ditetapkan pada setiap $100 pebayaran gaji si
tertanggung. 18
Pendapatan asuransi dari premi haruslah cukup untuk menutupi kerugiankerugian dan biaya-biaya. Untuk memperoleh pendapatan dari premi ini perusahaan
asuransi haruslah meramalkan tuntutan pembayaran kerugian (klaim) dan
mendistribusikan biaya-biaya yang telah diantisipasikan tersebut kepada para
pemegang polis (policy holder). Premi akhir (final premium) yang di bayar oleh
tertanggung disebut gross premium atau premi kotor yang didasarkan atas nilai kotor
(gross rate). Gross rate sendiri terdiri dari dua bagian, yang pertama di rancang untuk
menyediakan pembayaran terhadap kerugian, dan yang kedua yang disebut muatan
(loading) untuk menutupi biaya-biaya perusahaan.
Bagian dari rate yang digunakan untuk menutupi kerugianjika dinyatakan
dalam rupiah disebut premium murni (pure premium) dan disebut rasio premi atau
kerugia harapan (expacted loss ratio), jika dinyatakan dalam persentase.
Walaupun berbeda diantara berbagai jenis perusahaan asuransi secara umum
premi murni ditentukan dengan membagi kerugian harapan dengan jumlah unit
exposure. Sebagai contoh, jika 1000 orang yang diperkirakan akan meninggal dunia
diperkirakan akan menyebabkan kerugian sebesar Rp 3 miliar maka premi murni
menurut perhitungan berikut ini adalah Rp 3.000.000
Premi Murni

18

= Kerugian Harapan
Jumlah Unit
= Rp 3.000.000.000

Herman Darmawi,Manajemen Asuransi, (Jakart: Bumi Aksara, 2000) hal. 38

26

1000
= Rp 3.000.000

Prosesn untuk mengubah premium murni kedalam gross rate dilakukan dengan
menambahkan dengan muatan yang diperlakukan untuk menutupi biaya-biaya yang
timbul dalam kegiatan produksi dan penyediaan jasa asuransi. Penentuan biaya-biaya
ini merupakan bagian dari akuntansi biaya. Berbagai biaya tersebut yang secara
normal perlu ditetapkan adalah :
a) Komisi-komisi,
b) Biaya-biaya pemasaran untuk mendapatkan nasabah,
c) Pajak atas premi,
d) Cadangan keadaan darurat.
Dalam mengubah premi murni menjadi tarif bruto (gross rate), biaya-biaya
biasanya dinyatakan dalam persentase nilai akhir, dengan asumsi bahwa biaya biaya
akan naik secara proporsional dengan kenaikan premi. Karena beberapa jenis secara
nyata bervariasi terhadap premi (contohnya komisi-komisi dan pajak atas premi),
asumsi ini cukup beralasan dan realistis.
Tarif bruto akhir diturunkan dengan membagi premi murni dengan risiko
yang diizinkan (permissible loss ratio) yaitu persentase premi yang akan tersedia
untuk membayar kerugian-kerugian setelah biaya dikeluarkan. Perubahan tersebut
ditetapkan dengan rumus :
Premi murni
Tarif Bruto

27

1 Rasio biaya

Dengan menggunakan Rp 3.000.000 sebagai premi murni yang diambil dari


contoh sebelumnya, dan dengan memasukan rasio biaya adalah 0,40 maka:
Rp 3.000.000
Tarif Bruto

=
=

1 0,40
Rp 5.000.000

Sementara premi murni bervariasi terhadap pengalaman kerugian pada jenis


perusahaan asuransi tertentu. Rasio pengeluaran juga bervariasi dari satu jenis yang
lain, tergantung pada komisi-komisi dan pengeluaran-pengeluaran lain yan termasuk
di dalamnya.19
4.

Unsur-Unsur Premi
Secara garis besar, ada tiga unsur dalam penetapan premi yang harus

diperhatikan, yaitu :
a) Tabel Mortalita
Daftar tabel kematian digunakan untuk mengetahui besarnya klaim
kemungkinan timbulnya kerugian yang dikarenakan kematian, serta
meramalkan berapa lama batas waktu (umur) rata-rata seorang bisa hidup.
Ada beberapa macam mortalita table yang bisa digunakan, yaitu general of
mortality table (table yang berdasarkan pada statistic penduduk), basic
mortality table (table yang didasarkan pada pengalaman masa lampau untuk

19

Herman Darmawi,Manajemen Asuransi, (Jakart: Bumi Aksara, 2000) hal. 38-39

28

melihat berapa besarnya kematian tahun-tahun sebelumnya ), select mortality


table (table yang melukiskan tingkat kematian tahun-tahun terakhir di antara
satu kelompok), ultimate mortality table (dalam penggunaan mortality tabel
ada standard yang dipakai untuk menghitung jumlah kematian tersebut)
misalnya

Commissioners 1941 Standard Ordinary mortality tables (CSO

1941), namun pada umumnya perusahaan asuransi memiliki standard yang


akan digunakan dalam penetapan premi. Standar yang digunakan oleh
perusahaan adalah tabel mortalita yang nilainya sesuai dengan kondisi
masyarakat saat ini, dengan tingkat harapan hidup yang lebih baik yang lebih
baik dibandingkan dengan masa pada tabel mortalita yang ada. Hal ini
dilakukan agar premi yang dihasilkan mampu menutupi nilai klaim yang
akan terjadi nantinya. Pengugunaan tabel mortalita pada tahun yang terlalu
jauh dari masa kini bisa mengakibatkan tingginya premi yang akan dikenakan
kepada nasabah, karena tingkat harapan hidup pada masa lalu lebih rendah di
bandingkan dengan saat ini, sehingga angka kematian pada masa lalu lebih
tinggi di bandingkan dengan masa kini.
b) Penerimaan Bunga (Interest)
Untuk penetapan tarif, perhitungan bungapun harus dikalkulasi di
dalamnya. Dalam asuransi konvensional bunga merupakan sebagian dari
keuntungan perusahaan, karena itu dalam penetapan premi unsur bunga tetap
dihitung. Dalam penentuan bunga, aktuaris perusahaan asuransi biasanya

29

sebesar maksimal yang ditentukan dalam peraturan pemerintah. Yaitu,


maksimal sebesar 9 persen untuk premi dalam rupian dan 5 persen untuk
premi dalam dolar.
c) Biaya-Biaya Asuransi (Cost of Insurance)
Biaya-biaya asuransi harus ikut dikalkulasi dalam penentuan premi/tarif
asuransi. Adapun biaya-biaya tersebut terdiri dari beberapa macam.
1) Biaya penutupan asuransi meliputi biaya komisi, inspeksi, biaya dinas
luar, biaya advertaising, reklame, dan sales promotion, dan biaya
pembuatan polis (biaya administrasi).
2) Biaya pemeliharaan, umunya biaya ditetapkan berdasarkan jumlah
tertentu dari yang diasuransikan.
3) Biaya-biaya

lainya,

seperti

inkaso

dan

excasso

ikut

pula

diperhitungkan.
d) Unsur-unsur lain pada premi
Pada saat melakukan evaluasi pembelian polis asuransi jiwa oleh
perorangan, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dan kesemuanya
mempengaruhi mortalita.
1) Usia, usia seseorang mempunyai kaitan langsung terhadap mortalita,
dan mortalita mempengaruhi langsung pada perhitungan premi.
2) Jenis kelamin, jenis kelamin calon tertanggung juga mempengaruhi
mortalita, karena pengalaman menunjukan, secara rata-rata, kehidupan

30

wanita lebih lama lima atau enam tahun daripada kehidupan laki-laki.
Secara statistika, golongan wanita dianggap mempunyai risiko
asuransi yang lebih baik daripada laki-laki dan tarip premi kaum
wanita biasanya lebih rendah daripada laki-laki
3) Kesehatan, faktor lain yang mempengaruhi mortalita adalah
kesehatan calon tertanggung, tegasnya, meraka yang tingkat
kesehatanya rendah akan dikenakan tarip premi yang lebih tinggi.
4) Jenis pekerjaan, jenis pekerjaan tertanggung juga mempengaruhi
mortalita. Calon tertanggung yang bekerja pada jenis pekerjaan yang
berbahaya menggambarkan risiko yang lebih besar, demikian juga
calon tertanggung yang mempunyai hobi yang membahayakan.
5) Kebiasaan

hidup,

kebiasaan

hidup

seseorang

akan

sangat

berpengaruh pada tabel mortalita. Sebagai contoh, seseorang yang


mempunyai kebiasaan merokok, makan berlebihan dan minum
minuman

beralkohol

akan

mempengaruhi

kesehatan

dan

meningkatkan risiko kematian.


Faktor-faktor di atas menjadi perhatian khusus bagi underwriter
perusahaan asuransi, yang bertugas melakukan evaluasi dan memilah risiko.
Bagi calon tertanggung yang menunjukan adanya risiko lebih tinggi daripada
normal karena karekteristik pribadinya dikatakan dalam risiko sub-standard.
Dalam keadaan demikian, perusahaan asuransi dapat menolak risiko sub-

31

standard yang berarti calon tertanggung ditolak dari liputan asuransi. Tetapi
terdapat beberapa cara menghadapi risiko sub-standard yaitu dengan
melakukan penyesuaian premi untuk menunjukan adanya peningkatan risiko,
pendekatan ini dinamakan rating.
5.

Mekanisme Penetapan Premi pada Asuransi Jiwa


a) Perhitungan Dasar Premi
Pedoman utama dalam penetapan premi adalah dengan melihat tabel
mortalita sebagai acuan dasar untuk mengetahui tingkat kematian suatu
kelompok. Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan premi untuk grup
usia 35 tahun dengan jangka waktu satu tahun. Dari table mortalita yang ada
ditemukan :

Usia

= 35 tahun

Jumlah yang hidup

= 9.373.807 orang

Jumlah yang mati

= 23.528 orang

Masa asuransi

= 1 tahun

Uang pertanggungan = $1.000


Jumlah dana yang diperlukan tersebut dihitung sebagai berikut :
= 23.523 X $1.000
= $23.528.000.

32

Untuk menutupi dana ini maka premi yang harus dibayar oleh masingmasing anggota adalah sebesar
= $23.528.000 : 9.373.807
= $2,51.
Dana yang diperlukan untuk mengasuransikan anggota yang masih hidup
untuk tahun berikutnya, yaitu grup umur 36 tahun, yang dihitung sebebagai
berikut :
Jumlah yang hidup

= 9.350.279 orang

Jumlah yang mati

= 24.685. orang

Premi yang harus dibayarkan oleh masing-masing anggota adalah :


= ($1.000 X 24.685) : 9.350.279
= $2,64.
Demikian tiap tahun premi dasar meningkat, sehingga pada umur 85
tahun, premi menjadi $161,14.
Pembayaran premi harus dilakukan dimuka, sebelum asuransi itu efektif.
Oleh karena pembayaran premi dimulai pada permulaan komtrak, sedangkan
manfaat kontrak akan dibayarkan dimasa yang akan datang maka bunga uang
juga perlu dimasukan dalam perhitungan jumlah pembayaran premi.
Dengan teknik perhitungan diskonto maka untuk umur 35 tahun,
pembayaran nilai sekarang untuk pembayaran satu tahun di muka adalah
0,975610 jika tingkat suku bunga 2,5 %. Jumlah premi menjadi :

33

= 0,975610 X $2,51
= $2,45.

b) Premi Neto Tunggal Asuransi Jiwa Berjangka dan Seumur Hidup


Misal suatu polis asuransi jiwa berjangka selama lima tahun bagi orang
yang berusia 45 tahun dengan besar manfaat Rp 100.000.000. Contoh
perhitungan besar premi bersih yang sederhana adalah dengan memandang
sebagai polis berjangka tahunan.
Premi neto alamiah merupakan jumlah uang yang harus dibayar
tertanggung sesuai dengan tingkat umurnya. Premi alamiah pada tingkat umur
35 tahun menurut perhitungan diatas adalah 2,51 dan seletah diperhitungkan
diskonto 2,5% maka premi neto alamiah menjadi $2,45.
Pembayaran premi dapat secara lunas sekaligus untuk seluruh masa
kontrak pertanggungan pada permulaan tahun pertama kontrak jumlah uang
premi tersebut dan perhitunganya dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah
ini :
1) Untuk Kontrak Selama Lima Tahun
Misalkan sekelompok nasabah masuk pada umur 30 tahun, masingmasing diasuransikan untuk $1.000 sampai umur 40 tahun. Tingkat
bunga uang dimisalkan 2,5% per tahun.
No.

Umur

Tingkat

Klaim

Faktor

Nilai Sekarang

34

1.
2.
3.
4
5.

35
36
37
38
39

Kematian
23.528
24.685
26.112
27.991
30.132

23.528.000
24.685.000
26.112.000
27.991.000
30.132.000

Diskonto
0,975610
0,951814
0,928599
0,905951
0,883854

Total klaim selama 5 tahun.

Klaim
$22.954.152,08
23.495.528,59
24.242.577,09
25.538.474,44
26.632.288,73
$122.688.020,93

Menurut table mortalita, jumlah yang hidup (entrants) pada umur 35


tahun adalah 9.373.807. Untuk menemukan premi neto yang tunggal
adalah dengan membagi total nilai sekarang dari total klaim dengan
entrants :
122.688.020,93
= ________________ = $ 13,09
9.373.807
Jadi, jika pada masa permulaan masing-masing entrants membayar
$13.09 maka penanggung akan mempunyai dana yang cukup untuk
membayar $1.000 kepada ahli waris masing-masing tertanggung yang
mati selama masa 5 tahun.20
2) Untuk Kontrak Asuransi Seumur Hidup
Jika kontrak dimulai pada umur 35 sampai yang bersangkutan
meninggal dunia maka perhitungan preminya adalah sebagai berikut :

No.

20

Umur

Jumlah
yang
hidup

Yang
Mati
Tiap Th.

Klaim Akan
Dibayar

http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria

Faktor
Diskonto

Nilai Sekarang
Klaim

35

1
2
3
.
.
.
65

35
36
37
..
..
..
99

9,373,807
9,750,279
9,325,594
.
.
.
6,415

23,528
24,685
26,112
.
.
.
6,415

Premi netto tunggal

23,528,000
24,685,000
26,112,000
.
.
.
6,415,000

X
X
X
X
X
X
X

0,975610
0,951814
0,928599

0,200886

$ 22.945.152,08
$ 23.495.528,59
$ 24.247.577,09

$ 1.288.683,69
$ 3.938.192.458,72

= 3.938.192.458,72 : 9.373.807
= $ 420,13.

Jadi, jumlah premi yang harus dibayar tertanggung yang berumur 35


tahun untuk polis seumur hidup nominal $1.000 adalah $ 420,13.
3) Untuk Premi Tunggal Asuransi Dwiguna
Untuk menghitung premi tunggal bagi asuransi dwiguna (endowment)
kita akan menggunakan data yang dipakai dalam perhitungan premi
polis berjangka 5 tahun, dimulai pada umur 21 tahun dengan
pertanggungan $1.000. Pada kontrak dwiguna, pihak asuransi akan
membayar baik mati ataupun masih hidup dalam masa kontrak itu.
Oleh karena itu jumlah klaim adalah sebesar 9.575.636 orang yang
masih hidup pada umur 26 tahun. Jadi total 9.575.636.21
Umur Banyaknya
Kalim
21
17.655
22
17.912
23
18.167
24
18.324
25
9.575.636

21

Jumlah Klaim

Faktor
Diskonto 3%
$ 17.655.000
0,970874
$ 17.912.000
0,942296
$ 18.167.000
0,915142
$ 18.324.000
0,888487
$9.575.636.000 0,662609
$9.647.694.000

NIlai sekarang
Klaim
$ 17.140.780
$ 16.883.780
$ 16.625.380
$ 16.280.636
$ 8.260.029.794
$8.326.960.375

Darmawi Herman, Manajemen Asuransi,( Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000), edisi 1, h. 92-95

36

Maka premi tungga adalah = 8.326.960.375


9.647.694.000
= $ 863,10
6

Penggunaan Metoda Rating Risiko Sub-standard dalam Penetapan


Premi
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan oleh perusahaan asuransi

untuk menetapkan atau menyesuaikan tarip premi untuk kasus sub-standard.


Termasuk dalam metoda ini adalah tabel presentase tambahan, tambahan premi tetap
permanen, tambahan premi tetap sementara, penyesuaian usia dan lien.
a) Tabel Persentase Tambahan
Sekalipun sistem rating tabel persentase tambahan pada setiap
perusahaan asuransi berbeda, penggunaan sistem ini banyak digunakan.
Metoda ini melibatkan sistem angka untuk ratingkasus sub-standard, premi
yang dikenakan untuk kasus sub-standard merupakan persentase dari premi
untuk kasus standard, missal 125%, yang beraneka dari 125% sampai 500%.
Persentase tiap premi biasanya ditetapkan untuk setiap usia jenis polis. Sistem
ini mengasumsikan bahwa terdapat angka lebih yang pasti dalam kematian per
seribu untuk kasus sub-standard sesuai dengan usia.
b) Tambahan Premi Tetap Permanen

37

Sistem ini menmbahkan sejumlah tetap pada tarip premi standard untuk
kasus sub-standard per Rp 1.000 uang pertanggungan. Tambahan ini
dikenakan untuk meliput risiko tambahan yang terjadi yang diukur dalam
kematian tambahan per seribu. Premi tambahan ini tidak menambahkan nilai
tunai polis atau nilai pembatalan. Selain itu, premi tambahan ini dapat
dihilangkan bila keadaaan tertanggung dipercayai telah berubah pada suatu
keadaan dimana risiko menurun.
c) Tambahan Premi Tetap Sementara
Sistem ini identik dengan sistem tambahan premi tetap permanen, hanya
berbeda dalam jangka pembayaran tambahan premi. Tambahan premi tetap
sementara ini dikenakan bila kebanyakan risiko tambahan diantisipasi selama
awal-awal tahun polis , missal beberapa tahun pertama setelah terjadi
pembedahan tertanggung. Tambahan premi tetap sementara ataupun
permanen bervariasi dengan jenis polis.
d) Penyesuaian Usia
Penggunaan sistem ini telah tidak digunakan secara luas, karena terjadi
penyimpangan yang besar. Dalam sistem ini, usia calon tertanggung yang
berada pada kelasa sub-standard ditambah beberapa tahun yang yang
akibatnya premi yang dikenakan lebih tinggi.
e) Sistem Lien

38

Dalam sistem ini, polis yang diterbitkan bagi tertanggung sub-standard


dalam tarip premi standard, tetapi terdapat penyesuaian dalam polisnya.
Penyesuaian ini akan mengurangi jumlah pertanggungan secara otomatis bila
tertanggung meninggal disebabkan hal-hal yang tertera dalam polis.
Umumnya sistem ini digunakan dalam program pensiun money purchase
dimana premi dikenakan secara seragam.22
C.

Tabel Mortalita
Tabel mortalita merupakan rata-rata nilai kematian dalam setiap tahunya

dalam satu kelompok orang tertentu. Dalam proses perhitungan premi tabel mortalita
merupakan salah satu unsur utama disamping bunga dan biaya-biaya asuransi. Tabel
mortalita berfungsi sebagai alat untuk melihat banyaknya kemungkinan orang yang
meninggal selama tahun tertentu agar perusahaan asuransi dapat mengetahui
perkiraan jumlah klaim yang akan terjadi pada satu tahun tertentu.
1.

Statistika Mortalita
Penetapan setiap program asuransi untuk melindungi terhadap risiko kematian

membutuhkan nilai matematika untuk nilai kemungkinan meninggal. Hal ini dapat
dilengkapi dengan penerapan hukum-hukum nilai kemungkinan pada statistika
mortalita. Tabel mortalita merupakan gambaran dari suatu data yang disusun dalam
suatu bentuk agar dapat digunakan dalam penaksiran kematian di masa mendatang.
Sumber statistika mortalita adalah :

22

Teknik Pengelolaan Asuransi jiwa, Premi Asuransi Jiwa, h. 80-81

39

1. Statistika populasi yang di dapat dari hasil sensus dan data dari kematian
penduduk
2. Statistika dari jumlah orang yang diasuransikan.
Data yang diperoleh dari sensus dan kematian penduduk berisikan banyak
kesalahan yang serius, karena data sensus dikumpulkan dari hasil wawancara
perorangan sedangkan data kematian penduduk sering tidak lengkap dan akurat.
Sebaliknya statistika dari jiwa yang diasuransikan cenderung lebih akurat. Hal
ini disebabkan secara alami proses asuransi membawa kepada suatu pencatatan
perorangan tentang tanggal lahir, jenis kelamin dan tanggal kematian. Keadaan ini
memudahkan dalam pembentukan laju kematian yang akurat dari aneka usia dan jenis
kelamin.
Pengalaman mortalita dari jiwa yang tertanggung amat berbeda dengan
pengalaman yang terjadi dari populasi secara umum, karena kebanyakan jiwa yang
diasuransikan mengalami proses underwriting.
2.

Pembentukan Tabel Mortalita


Penggunaan teori nilai kemungkinan dalam asuransi jiwa melalui matematika

yang dikenal sebagai Tabel Mortalita. Tabel ini menggambarkan asumsi laju
mortalila atau catatan kematian yang diamati pada masa lalu dan tersusun dalam
suatu bentuk untuk menggambarkan nilai kemungkinan kematian dan kehidupan pada
setiap usia yang berbeda.

40

Ini dari tabel mortalita adalah kolom nilai kemungkinan tahunan. Elemen
yang penting lainya adalah kolom jumlah kehidupan dan jumlah kematian pada
suatu usia.

Berikut adalah notasi baku aktuaria :


x

= Usia

qx

= nilai kemungkinan kematian pada usia x


= dx : lx

px

= nilai kemungkinan seorang hidup dalam setahun


= lx +1 : lx

lx

= junlah orang usia x yang hidup

dx

= Jumlah kematian selama usia x


= lx lx +1

Seseorang pada satu usia akan mati atau hidup pada tahun tersebut, jadi dalam
setiap usia : qx + px = 1
Selanjutnya, terdapat relasi antara dx dan lx, yaitu : lx + 1 = lx dx
Dengan kata lain, sejumlah orang yang hidup pada suatu usia (x +1) (lx + 1)
dapat dicari dengan menggunakan jumlah kematian tahun lalu (dx) dari jumlah orang
yang hidup pada awal tahun (lx).
Dalam tabel 1958 CSO diasumsikan bahwa kelompok orang laki-laki
berjumlah 10.000.000 (lo) dalam pengamatan awal pada hidupnya (usia 0). Dari

41

kelompok ini sebanyak 70.800 orang meninggal (do = 10.000.000 x 0,00708) dalam
setahun, menyisakan sebanyak 9.929.200 orang (l1) untuk memulai pada kehidupan
pada tahun kedua. Tabel ini berjalan terus sampai melakukan pencatatan kematian
setiap tahun, sampai akhirnya hanya bersisa 6.415 orang pada usai 99 tahun dan
kesemuanya akan meninggal selama tahun itu.23
3.

Perhitungan Laju Kematian


Dalam kenyataanya tidaklah mungkin bagi perusahaan asuransi untuk meliput

sekelompok orang berjumlah jutaan dengan usia yang tepat sama pada waktu yang
sama, juga tidak mungkin untuk menahan sekelompok orang untuk diamati sampai
seluruhnya meninggal. Karena polis asuransi jiwa biasanya ditulis pada seluruh
waktu dalam setahun dan pada orang-orang dengan usia yang berbeda. Suatu hal
yang mungkin untuk perusahaan asuransi adalah memelihara catatan dari seluruh
tertanggung, yang menggambarkan jumlah orang setiap usia dan mencatat jumlah
kematian. Bila jumlah data yang terkumpul cukup besar, maka akan menunjukan :
a) Usia dimana orang masuk dalam pengamatan dan
b) Jumlah orang menurut jenis kelamin yang meninggal setiap tahun, dengan
demikian tabel mortalita dapat terbentuk.
Untuk ilustrasi, missal data yang terkumpul sebagai berikut:

23

http://www.ebooklibs.com/materi_matematika_aktuaria.html

42

Tabel. II. 1
Angka Kematiap dalam Rentan Satu Tahun
D
Usia

Jumlah jiwa yang diamati

Jumlah kematian selama setahun

a 0-1
1-2
r 2-3
3-4

10.000
30.000
150.000
80.000

80
90
600
360

Dari angka-angka di atas, laju kematian dapat dihitung dengan cara :


Tabel. II. 2
Laju Kematian Setiap Tahun

Usia
0
1
2
3

Laju kematian
dalam pecahan
80.000/10.000
90/30.000
600/150.000
360/80.000

Laju kematian dalam


desiamal
0,0080
0,0030
0,0040
0,0045

Laju mortalita (qx) pada suatu usia merupakan pembagian dari jumlah
kematian dengan jumlah kehidupan. Laju ini mewakili nilai kemungkinan seseorang

43

yang baru mencapai suatu usia akan mati sebelum mencapai usia beriktnya. Laju
mortalita ini biasanya dinyatakan dalam jumlah kematian dalam ribuan.24
4.

Jenis Jenis Tabel Mortalita


a. Tabel select, ultimate dan agregat
Tabel mortalita dapat diklasifikasikan sebagai select, ultimate dan agregat,
terminologi ini merujuk pada proses underwriting yang mengklasifikasikan
tertanggung. Jadi jumlah kematian diantara 1.000 orang berusia 40 tahun yang
baru saja melawati uji kesehatan dapat menunjukan jumlah yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan jumlah kematian dari 1.000 orang yang sekarang
berusia 40 tahun tetapi mulai diasuransikan 10 tahun yang lalu (pada usia 30
tahun).
Tabel mortalita select dibuat berdasarkan data hanya yang diasuransikan,
sedangkan tabel mortalita ultimat mengabaikan data pada awal-awal tahun,
biasanya 5 tahun pertama. Tabel mortalita agregat memasukan seluruh data
dalam hitungan. Tabel ini biasanya digunakan oleh perusahaan asuransi untuk
menghitung cadangan yang lebih konservatif.
Tabel. II. 3 di bawah ini menunjukan bahwa untuk usia yang sama, missal
30 tahun, maka besar laju mortalita akan berbeda. Contoh orang yang masuk
pada usia 25 tahun mempunyai laju mortalita 1,01 per 1.000 pada usia 30
tahun sekarang. Sedang orang yang masuk pada usia 30 tahun akan
mempunyai laju mortalita 0,74 per 1.000 orang.

24

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 58

44

Tabel. II. 3
Tabel Mortalita Select dan Ultimate
(laju kematian tiap 1.000)
Tahun Asuransi
2
3
4

Lebih
6

Usia
Masuk

25

0,71

0,82

0,88

o,93

0,97

1,01

30

26

0,72

0,82

0,89

0,96

1,00

1,06

31

27
28

0,73
0,74

0,83
0,84

0,92
0,93

0,99
1,03

1,05
1,11

1,12
1,21

32
33

29

0,75

0,84

0,97

1,08

1,20

1,32

34

30

0,74

0,86

1,02

1,16

1,31

1,44

35

Usia
Sekarang

b. Tabel Mortalita Untuk Anuitas


Untuk suatu program asnuitas, tabel mortalita yang berdasar pada
pengalaman asuransi jiwa tidak sesuai untuk diterapkan dengan Anuitas,
karena biasanya dibeli oleh perorangan yang cukup berada, karena sifat
program ini memberikan jaminan penghasilan selama masih hidup, salah satu
contoh adalah program pensiun. Pengalaman menunjukan bahwa pada usia
lanjut, laju kematian diantara pembeli anuitas lebih rendah dari pada asuransi
jiwa.

45

Alasan lainya adalah dengan makin membaiknya laju mortalita akan


memberikan kenaikan margin dalam asuransi jiwa tetapi keadaan ini berlaku
sebaliknya dalam anuitas.25
5.

Penggunaan Hukum Nilai kemungkinan dalam Mortalita


Untuk Menghitung nilai kemungkinan kematian seseorang yang berusia 35
tahun dalam setahun, dua tahun atau lima tahun. Berdasar pada tabel mortalita
1958 CSO terdapat sebanyak 9.373.807 orang yang berusia 35 tahun dan
sebanyak 23.528 orang meninggal sebelum mencapai usia 36. Jadi nilai
kemungkinan meninggal dalam setahun adalah :
Q35

= d35/l35
= 23.528/9.373.807
= 0,00251 orang

Selama dua tahun setelah 35 tahun terdapat 23.528 + 24.685 = 58.213


kematian. Jadi nilai kemungkinan meninggal dalam dua tahun adalah :
2q35

= (d35 + d36) / l35


= 58.213 / 9.373.807
= 0,0062 orang

Dengan cara yang sama, jumlah kematian selama lima tahun adalah:
23.528 + 24.685 + 26.112 +27.991 + 30.132 = 132.448. Jadi nilai

25

http://id.wikipedia.org/wiki/Prodip_III_Keuangan_Spesialisasi_Aktuaria

46

kemungkinan seseorang yang berusia 35 tahun akan meninggal dalam lima


tahun adalah :
5q35

= (d35 + d36 + d37 + d38 +d39) / l35


= 0,041 orang

Secara umum rumusan tersebut dapat ditulis dengan :


nq5

= (lx lx + n) / lx dimana :
x : usia sekarang
n : Jangka waktu

Sebaliknya, nilai kemungkinan hidup dapat ditaksir dari tabel mortalita.


Sebagai contoh, nilai kemungkinan hidup seorang yang sekarang berusia 35
tahun setahun mendatang adalah :
p35

= l36 / l35
= 9.350.279 / 9.373.807
= 0,9974926

26

http://ponno-jonatan.blogspot.com/2007/06/aktuaris-indonesia.html

47

BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

A.

Sejarah Perusahaan
PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera berdiri berdasarkan Akte Nomor:

116 tanggal 28 Oktober 1987 yang dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi
Warsito, Notaris di Jakarta, dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. Kep.181/ KM 13 / 1988 tanggal 10 Oktober 1988 tentang Pemberian Ijin Usaha
dalam Bidang Asuransi Jiwa kepada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera
dengan menggunakan merek dagang BRIngin Life.
BRIngin Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di
Indonesia, pada awalnya dibentuk guna memenuhi kebutuhan dan memberikan
pelayanan kepada nasabah perbankan, khususnya nasabah kredit kecil BRI. Namun
dalam perkembangan selanjutnya mengingat akan kebutuhan jasa asuransi yang
meliputi; asuransi jiwa, asuransi kesehatan, program dana pensiun, asuransi
pendidikan, kecelakaan diri, annuitas, dan program kesejahteraan hari tua cukup
besar, maka bisnis BRIngin Life merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, baik secara individu maupun kumpulan.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa asuransi kepada masyarakat luas,
BRIngin Life membuka kantor-kantor penjualan di beberapa kota besar di Indonesia

48

untuk memperluas pangsa pasar serta memberikan pelayanan yang lebih baik dan
lebih dekat kepada nasabah.
Seiring dengan berkembangnya kantor-kantor penjualan tersebut, BRIngin
Life juga dilengkapi dengan petugas-petugas penjualan yang handal di lapangan yang
bertugas sebagai konsultan bagi nasabah dalam membantu menemukan program
asuransi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahun 1995, atas dasar keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep184/KM.17/1995 BRIngin Life mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK) untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan
pensiun di hari tua.
BRIngin Life juga mulai membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah.
Izin operasional Kantor Cabang Syariah BRIngin Life telah dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : KEP007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari 2003.
BRIngin Life secara terus menerus selalu mengembangkan produknya, baik
program asuransi individu, asuransi kumpulan maupun bancassurance. Hal ini tak
lain adalah untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini dan
di masa mendatang agar selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

49

B.

Nilai Budaya Perusahaan

1)

Integritas

Kami profesional asuransi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
bersikap jujur, menjaga nama baik perusahaan dan mematuhi kode etik yang berlaku.

2)

Profesional

Kami profesional asuransi yang bertanggung jawab dan berorientasi ke masa depan
untuk menjaga pertumbuhan usaha yang sehat dan berkesinambungan .

3)

Inovatif

Kami selalu berusaha memenuhi kepuasan nasabah melalui peningkatan kualitas


pelayanan, pengembangan produk, teknologi unggul dan sumber daya manusia yang
trampil dan ramah

4)

Kami

Kemitraan

profesionalisme

asuransi

sebagai

bagian

dari

perusahaan

selalu

mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan yang menciptakan sinergi untuk


kepentingan kemajuan perusahaan.

50

5)

Kualitas Sumber Daya Manusia

Kami menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan, karena itu
kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia
yang berkualitas serta berusaha menjadi teladan.

C.

Produk Produk Asuransi Jiwa BRIngin Life

Produk kami di cabang syariah merupakan suatu program perencanaan


keuangan dengan konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa
ta'awannu alal birri wat taqwa) yang memberikan manfaat tabungan dengan system
bagi hasil dan manfaat santunan bila terjadi musibah (meninggal).

Semua peserta asuransi BRIngin Life Syariah merupakan sebuah keluarga


besar yang akan saling menanggung satu sama lain terhadap musibah yang dialami
oleh peserta lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur yang masih sering
dipertanyakan, yaitu : ketidakpastian (gharar), untung-untungan (maisir), dan bunga
(riba). Adapun ragam produk kami meliputi :

1.

Produk Individu

a) Bringin Dana Siswa Syariah : Program Asuransi Jiwa yang dirancang khusus
bagi kelangsungan pendidikan putera-puteri anda.

51

b) Bringin Dana Investasi Syariah : Program perencanaan keuangan yang


mengandung nilai investasi secara syariah dimana ada tambahan manfaat
asuransi.
c) Bringin Dana Hari Tua Syariah : Program perencanaan keuangan sebagai
persiapan secara financial bila memasuki masa pensiun.
d) Bringin Dana Haji : Program yang membantu perencanaan secara financial
untuk ongkos naik haji.
e) Bringin Swakadana : Program asuransi jiwa dengan sistem syariah

2.

Produk Kumpulan

Asuransi Jiwa Pembiayaan

Program asuransi bagi pengambil kredit di lembaga keuangan yang akan memberikan
santunan sebesar sisa kredit yang belum terbayar apabila terjadi suatu resiko.

Personal Accident dan Term Insurance.

52

BAB IV

KEBIJAKAN AKTUARIA DALAM MENGGUNAKAN TABEL MORTALITA


GUNA PENETAPKAN PREMI PADA ASURANSI JIWA
A.

Aplikasi Penggunaan Tabel Mortalita Pada Asuransi Jiwa BRIngin Life


Syariah
Tabel mortalita merupakan tabel yang menunjukan rata-rata jumlah kematian

yang terjadi pada setiap tahunya dalam setiap kelompok usia. Di dalam asuransi jiwa
baik konvensional maupun syariah tabel mortalita merupakan unsur utama dalam
proses penetapan premi.
Nilai dalam tabel mortalita menunjukan probabilitas seorang yang hidup pada
permulaan suatu tahun akan meninggal sebelum akhir tahun tersebut. Tabel
mortalita inilah yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dasar untuk menaksir
tingkat harapan hidup dimasa yang akan datang dalam satu kelompok tertentu.
Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dalam melakukan penghitungan premi
secara langsung, harus memasukan unsur tabel mortalita. Makanisme penetapan
premi pada asuransi jiwa BRIngin Life untuk produk-produk asuransi jiwa yang
tersedia pada dasarnya sama, yaitu dengan menyisihkan dana tabarru terlebih dahulu,
kemudian sisanya dimasukan sebagai dana manfaat tambahan.
Tambahan yang nantinya akan diterima oleh para nasabah asuransi
disesuaikan dengan jenis asuransi jiwa yang diambil. Pada perusahaan Asuransi Jiwa

53

BRIngin Life manafaat-manfaat yang ditambahkan selain manfaat asuransi jiwa


sudah di klasifikasikan kedalam produk-produk yang tersedia. Produk-produk yang
tersedia tersebut merupakan buah hasil rancangan aktuaris dengan melihat pada
kebutuhan pasar serta peluang yang tersedia. Adapun produk-produk tersebut yaitu
BRIngin Dana Siswa Syariah, BRIngin Dana Investasi Syariah, BRIngin Dana Hari
Tua Syariah, BRIngin Dana Haji, BRIngin Swakadana, Asuransi Jiwa Pembiayaan.
Pada Perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life rate yang digunakan berbedabeda. Perusahaan pun memiliki rate khusus yang digunakan dalam penetapan premi
tanpa menggunakan tabel mortalita. Misalkan dalam hal ini perhitungan untuk produk
asuransi Dana Siswa Syariah. Pada Asuransi Dana Siswa Syariah perusahaan
memiliki rate khusus yang disiapkan bagi para nasabahnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, sampai saat ini belum ada
peraturan khusus yang mengatur tentang standar penggunaan tabel mortalita.
Sehingga perusaaan manapun masih bebas menggunakan tabel mortalita yang ada.
Pada Perusahaan BRIngin Life tabel mortalita yang digunakan yaitu Tabel mortalita
II, CSO 1958, CSO 1980, serta rate yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Premi yang akan ditetapkan nantinya akan dibagi ke dalam dua bagian.
Bagian pertama dialokasikan sebagai dana tabarru yang akan menghasilkan manfaat
berupa asuransi jiwa, sedangkan bagian yang kedua dialokasikan sebagai dana
investasi bagi manfaat tambahanya. Berikut adalah gambaran aplikasi penggunaan
tabel mortalita dalam penetapan premi pada asuransi jiwa :

54

Biaya / loading

Tabel Mortalita /
Rate

Dana
Tabarru/premi

Bunga

Bagan diatas merupakan aplikasi penggunaan tabel mortalita pada umumnya


yang digunakan pada persahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life. Tabel Mortalita yang
ada digunakan sebagai pedoman dalam melihat tingkat kematian pada tiap tahunnya
dalam suatu kelompok pada umur tertentu. Hasil yang didapat dalam perhitungan
tersebut merupakan salah satu unsur dalam pembentukan premi atau dana tabarru
untuk manfaat asuransi jiwanya.
Dalam perhitungan premi, perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life juga
mempunyai beberapa rate yang sudah ditetapkan dalam perhitungan premi bagi
produk-produk tersendiri. Adapun dasar pembentukan rate tersebut yaitu dengan
melihat tingkat harapan hidup masyarakat yang sudah lebih membaik dibandingkan
dengan sebelas (11) tahun yang lau pada saat TMI II (tabel mortalita Indonesia II)

55

selesai dibuat yaitu pada tahun 1999.27 Berikut ini adalah bagian dari tabel mortalita
digunakan oleh perusahaan BRIngin Life.
Tabel. IV.1 CSO 1958

Lx

dx

qx

Px

10,000,000.00

70,800.00

0.00708

0.99292

9,929,200.00

17,475.00

0.00176

0.99824

9,911,725.00

15,066.00

0.00152

0.99848

9,896,659.00

14,449.00

0.00146

0.99854

9,882,210.00

13,835.00

0.00140

0.99860

9,868,375.00

13,322.00

0.00135

0.99865

9,855,053.00

12,812.00

0.00130

0.99870

9,842,241.00

12,401.00

0.00126

0.99874

Tabel. IV. 2 CSO 1980


X

27

lx

dx

qx

Px

10,000,000.00

41,800.00

0.00418

0.99582

9,958,200.00

10,655.27

0.00107

0.99893

9,947,544.73

9,848.07

0.00099

0.99901

9,937,696.66

9,738.94

0.00098

0.99902

9,927,957.71

9,431.56

0.00095

0.99905

9,918,526.15

8,926.67

0.00090

0.99910

9,909,599.48

8,522.26

0.00086

0.99914

Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25 oktober
2010

56

Tabel. I V. 3 Mortalita I tahun 1993


X

lx

dx

qx

Px

10,000,000.00

322,300.00

0.03223

0.96777

9,677,700.00

35,230.00

0.00364

0.99636

9,642,470.00

25,260.00

0.00262

0.99738

9,617,210.00

19,330.00

0.00201

0.99799

9,597,880.00

16,320.00

0.00170

0.99830

9,581,560.00

15,140.00

0.00158

0.99842

9,566,420.00

14,730.00

0.00154

0.99846

9,551,690.00

13,750.00

0.00144

0.99856

Px

Tabel. IV.4 Mortalita II tahun 1999


x

lx

dx

qx

10,000,000.00

32,100.00

0.00321

0.99679

9,967,900.00

8,173.68

0.00082

0.99918

9,959,726.32

7,569.39

0.00076

0.99924

9,952,156.93

7,464.12

0.00075

0.99925

9,944,692.81

7,259.63

0.00073

0.99927

9,937,433.19

6,856.83

0.00069

0.99931

9,930,576.36

6,554.18

0.00066

0.99934

9,924,022.18

6,152.89

0.00062

0.99938

57

Tabel mortalita di atas adalah tabel yang menjadi pedoman dalam penetapan
premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life.28
Keterangan x : Usia
Lx : Jumlah orang pada usia x
dx : Jumlah orang yang mati sebelum usia x + 1
qx : Nilai kemungkinan kematian pada usia x
px : Nilai kemungkinan seorang hidup pada usia x
B.

Perhitungan Premi Pada Asuransi Jiwa BRIngin Life


Perhitungan premi pada asuransi jiwa dilakukan setelah adanya seleksi risiko

yang telah dilakukan oleh bagian underwriting. Hasil seleksi tersebut berupa datadata yang berisikan riwayat kesehatan calon nasabah yang memperlihatkan gambaran
risiko yang akan terjadi nantinya. Riwayat kesehatan calon nasabah bisa
mempengaruhi besar kecilnya premi yang harus dibayarkan. Hal-hal yang
mempengaruhi beasar kecilnya premi selain yang berdasarkan riwayat kesehatan
nasabah seperti, apakah calon nasabah merupakan seorang perokok aktif atau tidak,
kemudian apakan calon nasabah tersebut menderita penyakit keturunan atau tidak,
serta data-data diri yang lain seperti tinggi badan, berat badan.
Dalam proses penetapan premi ada beberapa hal yang menjadi unsur utama
dalam pembetukan premi yaitu tabel mortalita, tingkat bunga serta biaya asuransi.

28

Table berdasarkan data-data yang diperoleh dari perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life

58

Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan selama proses perhitungan. Berikut adalah
contoh perhitungan produk asuransi jiwa BRIngin life29
1.

Contoh Perhitungan Premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life


Pada dasarnya perhitungan premi pada seluruh produk asuransi jiwa yang

berada pada Perusahaan BRIngin Life adalah sama, yaitu menyisihkan dana tabarru
beserta loading terlebih dahulu kemudian sisanya diinvestasikan sesuai dengan
produk yang diinginkan. Di bawah ini adalah implementasi penggunaan tabel
mortalita serta rate yang terdapat pada perusahaan dalam penetapan premi pada
produk-produk asuransi jiwa BRIngin Life.
a.

Produk Personal Accident dan Term Insurance


Produk Personal Accident dan Term Insurance adalah salah satu produk
yang

terdapat pada perusahaan asuransi jiwa Bringin life. Produk ini

merupakan produk kumpulan yang manfaatnya berupa pertanggungan jiwa


jika peserta meninggal dunia serta uang santunan jika peserta mengalami
kecelakaan sesuai dengan perjanjian yang terdapat di polis.

Berukut ini

adalah contoh perhitungan premi pada produk asuransi jiwa Personal


Accident dan Term Insurance dengan data-data sebagai berikut :
Sebagai contoh :

29

Nama pemegang Polis

: Mr. XXXX

Jenis Polis

: New Bussines

Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25 oktober
2010

59

Jenis Asuransi

: Term Insurance dan PA

Kelas Risiko

: ABD

Masa Asuransi

: 1 tahun

Jumlah Peserta

: 1000 orang

Usia Rataan

: 45 tahun

Uang Pertanggungan

: Rp 10.000.000

Ujroh & wakalah fee

: Komisi Penjualan

: 10 %

Management Fee

: 10 %

Expenses

: 10 %+

Total Ujroh & wakalah fee

30 %

Tingkat Bunga

: 4,71%

Rate

: Tabel Mortalita II

Tabel. IV.5 Rate TI BRIngin Life dengan menggunakan dasar mortalita II

TI
Usia
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Nett
2.17
2.31
2.47
2.67
2.91
3.23
3.62
4.10
4.63
5.21
5.82

Gross
3.10
3.30
3.53
3.81
4.16
4.61
5.17
5.86
6.61
7.44
8.31

60

Tabel. IV.6
Rate PA(Gross) BRIngin Life
Masa Asuransi
Kelas

s.d 1 Minggu

0.11

0.16

0.23

s.d 2 Minggu

0.14

0.20

0.27

s.d 1 Bulan

0.19

0.26

0.36

s.d 2 Bulan

0.29

0.39

0.54

s.d 3 Bulan

0.37

0.51

0.71

s.d 4 Bulan

0.47

0.64

0.90

s.d 5 Bulan

0.56

0.77

1.07

s.d 6 Bulan

0.66

0.90

1.26

s.d 7 Bulan

0.70

0.97

1.34

10

s.d 8 Bulan

0.81

1.13

1.56

11

s.d 1 Tahun

0.93

1.29

1.79

Dari data di atas dapat diketahui bahwa besarnya premi yaitu :


Angga Kematian umur 45

= Nilai Tabel Mortalita II x 1000


= 0,00338 x 1000
= 3,38

Fungsi Komutasi

1
+ Tingkat Bunga
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502
1

61

Rate Nett TI

= Nilai kematian pada umur tersebut x Fungsi komutasi


= 3,38 x 0,95502
= 3,23

Rete Gross TI

= Premi Netto
(1 - Biaya)
= 3,23
(1 - 30 %)
= 4,61

Rate Gross PA

= 0,93 + 1,29 + 1,79


= 4, 01

Maka Rate PA & TI yaitu sebesar :


= Rate Gross TI + Rate Gross PA
= 4,61 + 4,01
= 8,62
Jumlah uang yang harus di kumpulkan :
= 8,62 x Uang Pertanggungan
= 8,62 x Rp. 10.000.000
= Rp 86.200.000
Premi Peserta

= Rp 86.200.000
1000
= Rp 86.200/ peserta / Rp 87.000 (pembulatan)

Total Premi

= Rp 86.200 x 1000 peserta


=Rp 86.200.000 / Rp 87.000.000 (pembulatan)

Data diatas dihitung dengan menggunakan rate dari tabel mortalita II.30

30

Data berdasarkan perhitungan pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life

62

b.

Produk Dana Siswa


Nama Peserta

: Ibu Wiwi

Usia

: 40 Tahun

Usia Anak saat masuk

: 1Tahun

Masa Perjanjian

: 17 Tahun

Manfaat Asuransi

: Rp 85.000.000

Premi tahunan

: Rp 5.000.000

Dari data diatas tercantum bahwa premi yang harus dibayarkan pada
setiap tahunya terdiri dari dua unsur, yang pertama yaitu unsur tabarru atau
premi asuransi jiwa di mana dana ini disisishkan terlebih dahulu sebagai dana
yang akan mengcover jiwa dari tertanggung sedangkan sisanya di tabungkan
dan akan diinvestasikan oleh perusahaan yang nantinya akan di bagikan pada
setiap tahun tahapan.
Berikut adalah perhitungan dana tabarru:
Dana tabarru = rate x Manfaat asuransi
1000
Premi tabarru = 8,48 x Rp 85.000.000
1000
Premi tabarru = Rp 721.000 / tahun

63

Tabel. IV. 7 Rate Dana Siswa BRIngin Life


Age
n

Usia Masuk Anak


17

16

15

14

13

12

11

10

10

11

12

13

14

15

16

17

34

0.73

1.38

1.62

1.92

2.13

2.31

2.55

2.77

2.97

3.18

3.38

3.57

3.80

4.02

4.24

4.46

4.68

35

0.75

1.42

1.69

2.02

2.27

2.48

2.75

3.00

3.23

3.46

3.68

3.89

4.14

4.38

4.62

4.87

5.12

36

0.79

1.51

1.82

2.19

2.47

2.72

3.02

3.29

3.55

3.80

4.04

4.28

4.55

4.82

5.08

5.36

5.64

37

0.86

1.66

2.01

2.43

2.75

3.03

3.36

3.66

3.94

4.21

4.48

4.74

5.03

5.32

5.62

5.93

6.24

38

0.97

1.87

2.27

2.73

3.09

3.39

3.75

4.08

4.38

4.68

4.96

5.25

5.57

5.90

6.23

6.57

6.92

39

1.09

2.11

2.56

3.07

3.46

3.78

4.17

4.52

4.86

5.17

5.49

5.80

6.16

6.53

6.90

7.28

7.67

40

1.23

2.37

2.86

3.42

3.84

4.19

4.61

4.99

5.35

5.70

6.05

6.40

6.80

7.21

7.63

8.05

8.48

Rate di atas merupakan rate yang dimiliki oleh perusahaan asuransi jiwa
BRIngin life. Penggunaannya yaitu dengan melihat usia orang tua, usia anak
saat masuk serta masa perjanjian asuransi itu sendiri. Pada angka yang diberi
warna biru merupakan angka yang digunakan pada perhitungan ini yaitu pada
usia orang tua 40 tahun, usia masuk anak 1 tahun dan masa perjanjian 17
tahun.
Dana tabarru ini belum termasuk loading atau biaya administrasi yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun besarnya sudah ditetapkan oleh
perusahaan yaitu sebesar :
Biaya administrasi : -Tahun I 30%
- Tahun II dst 3,0%
Dari seluruh dana premi pada tahun pertama sebesar Rp 5.000.000
kemudian di kurangi dengan premi tabarru yaitu sebesar Rp 4.279.000 (Rp.

64

5.000.000 Rp 721.000). Dana yang tersisa ini kemudian dikurangi dengan


biaya loding atau biaya administrasi pada tiap tahunya sampai masa perjanjian
asuransi berakhir. Adapun besarnya yaitu :
Biaya administrasi tahun I

= 30 % x Rp 5.000.000
= Rp 1.500.000

Biaya administrasi tahun II

= 3,0 % x Rp 5.000.000
= Rp 150.00031

Sisa dana dari pembayaran dana tabarru tersebut diinvestasikan sebagai


dana pendidikan yang nantinya akan dikeluarkan pada setiap tahun tahapan.
2.

Perhitungan Premi dengan Munggunakan Tabel Mortalia CSO 1958


Perhitungan premi pada produk Personsal Accident dan Term Insurance yang

terdapat pada perusahaan asuransi Jiwa BRIngin Life biasa dihitung dengan
menggunakan tabel mortslita II.
Pada penulisan skripsi ini, penulis mencoba menghitung premi dengan
menggunakan tabel mortalita CSO 1958 untuk Term Insurance sedangkan rate pada
Personal Accident adalah rate pasti yang tidak dapat diubah angkanya atau digantikan
dengan rate yang lain. Berikut ini adalah perhitungan dengan menggunakan dasar
mortalita CSO 1958 dengan data yang sama seperti pada contoh di atas.
Sebagai contoh :
Nama pemegang Polis

: Mr. XXXX

Jenis Polis

: New Bussines

31

Data berdasarkan perhitungan tang teradapat pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life

65

Jenis Asuransi

: Term Insurance dan PA

Kelas Risiko

: ABD

Masa Asuransi

: 1 tahun

Jumlah Peserta

: 1000 orang

Usia Rataan

: 45 tahun

Uang Pertanggungan

: Rp 10.000.000

Ujroh & wakalah fee

: Komisi Penjualan : 10 %
Management Fee

Expenses
Total Ujroh & wakalah fee
Tingkat Bunga
: 4,71%
Rate

: 10 %
: 10 %+
30 %

: Tabel Mortalita CSO 1958

Tabel. IV.8 Rate TI Bringin dengan dasar mortalita CSO 1958


TI
Usia
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Nett
3.37
3.67
3.98
4.33
4.70
5.11
5.57
6.07
6.64
7.26
7.95

Gross
4.81
5.24
5.69
6.19
6.71
7.30
7.96
8.67
9.49
10.37
11.36

66

Dari data di atas dapat diketahui bahwa besarnya premi yaitu :


Angga Kematian umur 45 = Nilai CSO 1958 x 1000
`

= 0,00535x 1000
= 5,35

Fungsi Komutasi

1
(1 + Tingkat Bunga)
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502

Rate Nett TI

= Nilai kematian pada umur tersebut x Fungsi komutasi


= 5,35 x 0,95502
= 5,11

Rete Gross TI

32

= Premi Netto
( 1 - Biaya)
= 5,11
(1 - 30 %)
= 7,3032

Data berdasarkan perhitungan pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life

67

Pada produk ini rate PA adalah sama


Tabel. IV.6
PA(Gross) BRIngin
Masa Asuransi

Rate Gross PA

Kelas

s.d 1 Minggu

0.11

0.16

0.23

s.d 2 Minggu

0.14

0.20

0.27

s.d 1 Bulan

0.19

0.26

0.36

s.d 2 Bulan

0.29

0.39

0.54

s.d 3 Bulan

0.37

0.51

0.71

s.d 4 Bulan

0.47

0.64

0.90

s.d 5 Bulan

0.56

0.77

1.07

s.d 6 Bulan

0.66

0.90

1.26

s.d 7 Bulan

0.70

0.97

1.34

10

s.d 8 Bulan

0.81

1.13

1.56

11

s.d 1 Tahun

0.93

1.29

1.79

= 0,93 + 1,29 + 1,79


= 4, 01

Maka Rate PA & TI yaitu sebesar :


= Rate Gross TI + Rate Gross PA
= 7,30 + 4,01
= 11,31
Jumlah uang yang harus di kumpulkan :
= 11,31 x Uang Pertanggungan
= 11,31 x Rp 10.000.000
= Rp 113.100.000 / Rp 114.000.000 (pembulatan)
Premi Peserta

= Rp 113.100.000
1000
= Rp 113.100/ peserta

68

Total Premi

= Rp 113.100 x 1000 peserta


= Rp 113.100.000 / Rp 114.000.000 (pembulatan)33

3.

Perhitungan Premi dengan Munggunakan Tabel Mortalia CSO 1980


Setelah dihitung dengan menggunakan CSO 1958 penulis mencoba

menghitung kembali dengan rate yang lain yaitu dengan CSO 1980. Berikut ini
adalah perhitungan dengan menggunakan dasar mortalita CSO 1980 dengan data
yang sama :
Sebagai contoh:
Nama pemegang Polis

: Mr. XXXX

Jenis Polis

: New Bussines

Jenis Asuransi

: Term Insurance dan PA

Kelas Risiko

: ABD

Masa Asuransi

: 1 tahun

Jumlah Peserta

: 1000 orang

Usia Rataan

: 45 tahun

Uang Pertanggungan

: Rp 10.000.000

Ujroh & wakalah fee

: Komisi Penjualan

: 10 %

Management Fee

: 10 %

Expenses

: 10 %+
30 %

Total Ujroh & wakalah fee


Tingkat Bunga
Rate
33

: 4,71%
: Tabel Mortalita CSO 1980

Data berdasarkan perhitungan pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life

69

Tabel.IV. 9 Rate TI BRIngin dengan dasar mortalita CSO 1980


TI
Usia

Nett

Gross

40

2.88

4.11

41

3.14

4.49

42

3.40

4.86

43

3.70

5.29

44

4.00

5.71

45

4.35

6.21

46

4.70

6.71

47

5.08

7.26

48

5.48

7.83

49

5.93

8.47

50

6.41

9.16

Anggka Kematian umur 45

= Nilai CSO 1980 x 1000


= 0,00455 x 1000
= 4,55

Fungsi Komutasi

1
1 + Tingkat Bunga
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502

Rate Nett TI

= Nilai kematian pada umur tersebut x Fungsi komutasi


= 4,55 x 0,95502
= 6,21

Rete Gross TI

= Premi Netto
(1 - Biaya)
= 4,35
( 1 30 %)

70

= 6,21
Tabel. IV.6 PA(Gross)
BRIngin
Masa Asuransi

Kelas

s.d 1 Minggu

0.11

0.16

0.23

s.d 2 Minggu

0.14

0.20

0.27

s.d 1 Bulan

0.19

0.26

0.36

s.d 2 Bulan

0.29

0.39

0.54

s.d 3 Bulan

0.37

0.51

0.71

s.d 4 Bulan

0.47

0.64

0.90

s.d 5 Bulan

0.56

0.77

1.07

s.d 6 Bulan

0.66

0.90

1.26

s.d 7 Bulan

0.70

0.97

1.34

10

s.d 8 Bulan

0.81

1.13

1.56

11

s.d 1 Tahun

0.93

1.29

1.79

Rate Gross PA

= 0,93 + 1,29 + 1,79


= 4, 01

Maka Rate PA & TI yaitu sebesar :


= Rate Gross TI + Rate Gross PA
= 6,21 + 4,01
= 10,22
Jumlah uang yang harus di kumpulkan :
= 10,22 x Uang Pertanggungan
= 10,22 x Rp 10.000.000
= Rp 102.200.000
Premi Peserta

= Rp 102.200.000
1000

71

= Rp 102.200 / Rp 103.000 (pembulatan)


Total Premi

= Rp 102.200 x 1000 peserta


= Rp 102.200.000 / Rp 103.000.000 (pembulatan)

4.

Perhitungan Premi dengan Munggunakan Tabel Mortalia 1993


Dengan menggunakan data yang sama penulis akan menghitung premi dengan

menggunakan tabel mortalita tahun 1993.


Sebagai contoh :
Nama pemegang Polis

: Mr. XXXX

Jenis Polis

: New Bussines

Jenis Asuransi

: Term Insurance dan PA

Kelas Risiko

: ABD

Masa Asuransi

: 1 tahun

Jumlah Peserta

: 1000 orang

Usia Rataan

: 45 tahun

Uang Pertanggungan

: Rp 10.000.000

Ujroh & wakalah fee

: Komisi Penjualan

: 10 %

Management Fee

: 10 %

Expenses

: 10 %+

Total Ujroh & wakalah fee


Tingkat Bunga
Rate

30 %
: 4,71%
: Tabel Mortalita 1993

72

Tabel. IV.10 Rate TI BRIngin dengan dasar mortalita 1993


TI
Usia

Nett

Gross

40

3.07

4.39

41

3.43

4.90

42

3.77

5.39

43

4.12

5.89

44

4.46

6.37

45

4.84

6.91

46

5.28

7.54

47

5.79

8.27

Anggka Kematian umur 45

= Nilai mortalita 1993 x 1000


= 0,00507 x 1000
= 5,07

Fungsi Komutasi

1
( 1 + Tingkat Bunga)
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502

Rate Nett TI

= Nilai kematian pada umur tersebut x Fungsi komutasi


= 5,07 x 0,95502
= 4,84

Rete Gross TI

= Premi Netto
(1 - Biaya)
= 4,84
( 1 30 %)
= 6,91

73

Tabel. IV.6 PA(Gross)


BRIngin
Masa Asuransi

Rate Gross PA

Kelas

s.d 1 Minggu

0.11

0.16

0.23

s.d 2 Minggu

0.14

0.20

0.27

s.d 1 Bulan

0.19

0.26

0.36

s.d 2 Bulan

0.29

0.39

0.54

s.d 3 Bulan

0.37

0.51

0.71

s.d 4 Bulan

0.47

0.64

0.90

s.d 5 Bulan

0.56

0.77

1.07

s.d 6 Bulan

0.66

0.90

1.26

s.d 7 Bulan

0.70

0.97

1.34

10

s.d 8 Bulan

0.81

1.13

1.56

11

s.d 1 Tahun

0.93

1.29

1.79

= 0,93 + 1,29 + 1,79


= 4, 01

Maka Rate PA & TI yaitu sebesar :


= Rate Gross TI + Rate Gross PA
= 6,91 + 4,01
= 10,92
Jumlah uang yang harus di kumpulkan :
= 10,92 x Uang Pertanggungan
= 10,92 x Rp 10.000.000
= Rp 109.200.000
Premi Peserta

= Rp 109.200.000
1000
= Rp 109.200 / Rp 110.000 (pembulatan)

Total Premi

= Rp 109.200 x 1000 peserta

74

= Rp 109.200.000 / Rp 110.000.000 (pembulatan)34


5.

Perhitungan Premi dengan Munggunakan Tabel Mortalia GAM 1971


Setelah dicoba menggunakan tabel mortalita II CSO 1958, CSO 1980 dan

tabel mortalita 1993 kali ini penulis akan mencoba dengan mengunakan tabel
mortalita GAM 1971. Dengan menggunakan data yang sama penulis akan
menghitung premi dengan menggunakan tabel mortalita GAM 1971
Sebagai contoh :
Nama pemegang Polis

: Mr. XXXX

Jenis Polis

: New Bussines

Jenis Asuransi

: Term Insurance dan PA

Kelas Risiko

: ABD

Masa Asuransi

: 1 tahun

Jumlah Peserta

: 1000 orang

Usia Rataan

: 45 tahun

Uang Pertanggungan

: Rp 10.000.000

Ujroh & wakalah fee

: Komisi Penjualan

: 10 %

Management Fee

: 10 %

Expenses

: 10 %+

Total Ujroh & wakalah fee

30 %

Tingkat Bunga

: 4,71%

Rate

: Tabel Mortalita GAM 1971

34

Data berdasarkan perhitungan pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life

75

Tabel. IV.11 Rate TI BRIngin dengan dasar GAM 1971


TI
Usia

Nett

Gross

40

1.56

2.23

41

1.71

2.44

42

1.91

2.73

43

2.16

3.09

44

2.45

3.50

45

2.79

3.99

46

3.17

4.53

47

3.58

5.11

48

4.04

5.77

49

4.53

6.47

50

5.04

7.20

Anggka Kematian umur 45

= Nilai mortalita GAM 1971 x 1000


= 0,00292 x 1000
= 2,92

Fungsi Komutasi

=
1
=

1
+ Tingkat Bunga
1

1 + 4,71 %
= 0,95502
Rate Nett TI

= Nilai kematian pada umur tersebut x Fungsi komutasi


= 2,92x 0,95502
= 2,79

Rete Gross TI

= Premi Netto
(1 - Biaya)

76

2,79
( 1 30 %)
= 3,99
Pada produk ini rate PA adalah sama
Tabel. IV.6 PA(Gross)
BRIngin
Masa Asuransi

Rate Gross PA

Kelas

s.d 1 Minggu

0.11

0.16

0.23

s.d 2 Minggu

0.14

0.20

0.27

s.d 1 Bulan

0.19

0.26

0.36

s.d 2 Bulan

0.29

0.39

0.54

s.d 3 Bulan

0.37

0.51

0.71

s.d 4 Bulan

0.47

0.64

0.90

s.d 5 Bulan

0.56

0.77

1.07

s.d 6 Bulan

0.66

0.90

1.26

s.d 7 Bulan

0.70

0.97

1.34

10

s.d 8 Bulan

0.81

1.13

1.56

11

s.d 1 Tahun

0.93

1.29

1.79

= 0,93 + 1,29 + 1,79


= 4, 01

Maka Rate PA & TI yaitu sebesar :


= Rate Gross TI + Rate Gross PA
= 3,99 + 4,01
= 8,00
Jumlah uang yang harus di kumpulkan :
= 8,00 x Uang Pertanggungan
= 8,00 x Rp 10.000.000
= Rp 80.000.000

77

Premi Peserta

= Rp 80.000.000
1000
= Rp 80.000

Total Premi

= Rp 80.000 x 1000 peserta


= Rp 80.000.000

C.

ANALISA

1.

Dasar Penggunaan Tabel Mortalita


Penggunaan tabel mortalita dalam penetapan premi yang biasa dilakukan oleh

para aktuaria perusahaan asuransi jiwa yaitu sama, sebagai salah satu unsur utama
selain tingakat bunga dan biaya-biaya administrasi asuransi. Dalam penetapan premi
tabel mortalita digunakan sebagai dasar dalam penetapan premi berdasarkan usia
calon tertanggung yang sudah berdasarkan tingkat kematian pada umur tersebut.
Biasanya semakin tua umur seseorang premi asuransinya pun semakin mahal. Hal ini
disebabkan karena tingkat kemungkinan meningganya seseorang yang berusia tua
lebih tinggi di bandingkan dengan orang yang berusia muda. Hal ini sudah tertuang
kedalam angka yang terdapat pada tabel mortalita yang dibuat berdasarkan survey
dan dibuat dengan hitungan-hitungan matematik dengan berdasarkan pada ilmu
statistika mortalita dan ilmu-ilmu lainya yang terkait.
Penggunaan tabel mortalita di Indonesia sejauh ini masih menggunakan tabel
mortalita II, namun di Indonesia sendiri belum ada peraturan yang mengatur tentang
penggunaan tabel tersebut. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan narasumber

78

yang berasal dari Perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life yaitu Sdr. Ghaniyyu
Manggala Jhody, beliau mengatakan bahwa Perusahaan kami saat ini menggunakan
beberapa tabel mortalita yang ada, seperti CSO 1980 atau CSO 1958, tabel mortalita
II dan yang lainya, hal ini tergantung pada beberapa hal yang menjadi dasar dalam
penggunaan tersebut. Adapaun dasar penggunaan tabel tersebut yaitu dengan melihat
beberapa dasar seperti :
a. Opini Rating Ratio Claim
Opini rating ratio claim merupakan rasio tingkat klaim selama masa asuransi.
Biasanya perusahaan asuransi melihat terlebih dahulu apakah selama masa asuransi
satu tahun yang lalu nilai klaimnya berada diatas nilai rasio tersebut atau di bawah
nilai rasio tersebut. Hal ini dilakukan khusus untuk yang sudah mengikuti asuransi
sebelumnya.
Jika diketahui selama masa asuransi sebelumnya angka klaimnya berada di
atas ratio maka mau tidak mau ratenya harus diganti dengan yang lebih mahal, jika
semula menggunakan TMI II maka aktuaria bisa mengganti dengan CSO 1980
ataupun dengan CSO 1958 atau tabel mortalita yang lainya yang menurut aktuaria
sudah pantas ratenya dan cukup untuk menutupi nilai klaim yang akan terjadi
nantinya.
Perubahan penggunaan tabel mortalita pada perusahaan Asuransi Jiwa
BRIngin Life hanya berlaku untuk produk kumpulan saja, sedangkan untuk produk
individu, rate serta biaya yang dikenakan sudah menjadi aturan baku perusahaan.

79

b. Opini Underwriting
Pada proses awal, baik itu peserta new bussines35 ataupun peserta renewal36
harus melalui seleksi risiko yang dilakukan oleh underwriting. Dari hasil seleksi
inilah underwritingin memiliki opini mengenainnasabah tersebut. Opini tersebut akan
dilihat oleh bagian aktuaria dalam hal penetapan harga.37
2.

Analisa Penggunaan Tabel Mortalita dalam Penetapan Premi


Dalam penetapan premi pemilihan tabel mortalita merupakan kebijakan penuh

aktuaria,

dengan

berdasarkan

pada

opini

rating

ratio

claim

dan

opini

underwriting.Berdasarkan pada opini inilah akturia menentukan harga dari produk


tersebut. Dari hasil penggunaan tabel mortalita yang berbeda dalam satu produk yang
sama pada bahasan poin B dapat dianalisa bahwa, hasil penetapan premi dengan
menggunakan beberapa tabel mortalita tersebut adalah sebagai berikut ;

35

peserta dari suatu perusahaan yang baru mengikuti asuransi pada perusahaan BRIngin Life
ataupun belum pernah menjadi nasabah sebelumnya
36

Peserta yang sudah pernah mengikuti asuransi pada perusahaan BRIngin Life sebelumnya
dan ingin melalukan perpanjang masa kontrak asuransi.
37
Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25
oktober 2010

80

No.

Nama Tabel Mortalita

Jumlah Premi

GAM 1971

Rp 80.000.000

TMI II

Rp 87.000.000

CSO 1980

Rp 103.000.000

TMI 1993

Rp 110.000.000

CSO 1958

Rp 114.000.000

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tabel mortalita yang biasa
digunakan oleh perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life yaitu tabel mortalita II
adalah harga termurah ke 2 seteha GAM 1971, namum GAM 1971 sudah tidak
pernah digunakan lagi. Dari hasil wawancara dengan narasumber, mengatakan bahwa
GAM 1971 sudah jarang digunakan karena ini adalah angka yang sudah sangat
lama, sehingga sudah tidak efektif lagi untuk digunakan, memang sangat murah
namun bisa membahayakan, karena dapat membuat risiko klaim yang cukup tinggi,
alasanya yaitu karena kehidupan pada masa itu tidak sekompleks dengan yang terjadi
masa kini. Hal ini sudah cukup efektif karena jika dihitung dengan menggunakan
tabel-tabel lainya akan menghasilkan premi yang cukup tinggi. Penggunaan tabel lain
dengan angka yang lebih tinggi hanya dilakukan pada hal-hal yang memiliki risiko
tinggi. Seperti perusahaan tambang atau perusahaan lain yang memiliki tingkat risiko
yang sangat tinggi. Hal lain yang menyebabkan penggunaan tabel lain selain tabel
mortalita II adalah pada saat perusahaan yang sudah menjadi peserta asuransi ingin

81

melakukan perpanjang masa asuransi. Jika dikatuhui nilai klaim pada tahun
sebelumnya berada di atas nilai ratio rating claim maka aktuaria boleh menggunakan
tabel mortalita yang lebih mahal karena risiko yang klaim yang akan terjadi nantinya
juga lebih tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi premi yang terdapat pada
rating ratio claim meliputi :
a. Faktor Usia
b. Riwayat Kesehatan
c. Jenis Pekerjaan
d. Jenis Kelamin
Dalam Asuransi jiwa ke empat hal ini adalah hal utama yang harus di
perhatikan dalam melakukan seleksi risiko. Efek dari kesalahan seleksi risiko ini akan
mempengaruhi besar kecilnya premi yang akan di kenakan kepada peserta.

82

BAB V
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan yang diantaranya yaitu:


1. Penggunaan tabel mortalita dalam penetapan premi sebaiknya menggunakan
tabel mortalita pada tahun terdekat dengan masa asuransi. Hal ini disebabkan
karena tingkat kematian pada tahun yang lalu jauh lebih besar dibandingkan
dengan masa kini. Tingkat harapan hidup yang membaik membuat tingkat
kematian menurun. Sehingga angka kematian pada tiap tahunya akan lebih
kecil. Penggunaan tabel mortalita yang terlalu jauh akan mengakibatkan premi
yang sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan tingkat harapan hidup yang
rendah dan tingginya tingkat kematian yang, maka premi yang dihasilkan
secara otomatis akan tinggi mengikuti tingginya angka kematian.
2. Aplikasi penggunaan tabel mortalita pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin
Life yaitu sebagai salah satu dari unsur dalam penetapan premi. Rate yang
digunakan dalam penetapan premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life
merupakan olahan dari tabel mortalita dengan biaya-biaya serta tingkat bunga.
Dalam melakukan penetapan premi, tabel mortalita yang digunakan oleh

83

perusahaan BRIngin Life merupakan sepenuhnya kebijakan aktuaria dengan


dasar-dasar tertentu.
3. Penggunaan tabel mortalita yang digunakan dalam proses penetapan premi
pada perusahaan Asuransi Jiwa Bringin Life harus memiliki dasar yang sesuai
dengan calon nasabah. Adapun dasar tersebut berasal dari :
a. Opini Rating Ratio Claim
b. Opini Underwriting
Dari data yang tersedia yaitu berdasarkan opini rating ratio dan opini
underwriting, jika diketahui akan berisiko tinggi maka aktuaria bisa
menggunakan tabel mortalita yang nilainya tinggi. Tabel mortalita yang
digunakan oleh Asuransi Jiwa BRIngin Life adalah Tabel Mortalita Indonesia
II, Tabel Mortalita Indonesia 1993, CSO 1958, CSO 1980 dan GAM 1971,
namun yang sering digunakan adalah Tabel Mortalita Indonesia II. Di antara
tabel mortalita tersebut aktuaria dapat memilih tabel yang sesuai dengan risiko
yang akan terjadi nantinya. Tabel mortalita ini memiliki rate yang berbedabeda, sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya premi yang akan di
kenakan kepada peserta nantinya. Penggunaan tabel mortalita dalam
penatapan premi sudah pada perusahaan BRIngin Life sudah cukup baik,
karena tabel mortalita yang digunakan sudah mendekati tahun masa asuransi,
hanya saja Indonesia saat ini belum memiliki tabel mortalita yang
terbaru.Adapun penggunaan tabel mortalita yang lain dengan nilai yang lebih

84

tinggi yaitu karena tingkat risiko nasabah itu sendiri juga besar. Oleh karena
itu penggunaan tabel mortalita pada perusahaan BRIngin Life harus
disesuaikan dengan dengan tingkat risiko, usia, serta jenis pekerjaan yang
akan menentukan tingkat klaim nantinya.

B.

Saran
Tabel mortalita yang ada di Indonesia merupakan tabel yang di bentuk sejak

sebelas tahun yang lalu, dimana tingkat harapan hidup antara kehidupan sebelas tahun
yang lalu sangatlah berbeda dengan tingkat kehidupan saat ini, sehingga angka yang
ada pada tabel mortalita cukup tinggi jika harus digunakan dalam penetapan premi
pada saat ini. Perubahan yang signifikan dari kependudukan seperti adanya
urbanisasi, kemudian faktor kesehatan yang juga berubah Indonesia harus memiliki
tabel mortalita yang baru.
Menurut hasil wawncara dengan narasumber PT Asuransi Jiwa BRIngin Life
sampai pada saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur dalam hal standar
penggunaan tabel mortalita, sehingga perusahaan bebas menggunakan tabel mortalita
yang ada dan mengakibatkan tingginya premi yang akan di kenakan kepada nasabah
nantinya.

85

DAFTAR PUSTAKA

Achdijat, Didi,. Prinsip-Prinsip Aktuaria Asuransi Jiwa. Jakarta: Gunadarma, 1990.


Andi Prasetyo.Pengujian Kelayakan Suatu Tabel Mortalita. Skripsi S1
Matematika Universitas Indonesia, 2000.

Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa DSN MUI. Ed. Revisi tahun 2006
Jakarta : CV Gaung Persada, 2006.

Djojosoedarsono, Soersono. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Jakarta :


Salemba Empat, 2003.

Harsono, Soni Dwi. Risiko dan Asuransi. Cet ke 2. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2000.
Hasriatin, Pengembangan Model Select dan Ultimate Untuk Kasus Multiple
Decrement. Jurnal Fakultas MIPA Universitas Riau, 2002
Intan P. Siburian. Laju Mortalita Berdasarkan Usia dan Durasi. Skripsi S1
Matematika Universitas Indonesia,1993
Rochaety, Eti. dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi
Pertama. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2007.

Salim, Abass, Drs, M.A. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life & General) Konsep dan Sistem
Oprasional cet.1 Jakarta: Gema Insani Pers, 2004.

86

Summa, Amin, A, SH., MA., Dr., Drs, Prof. Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensionmal . Jakarta: Kholam Publishing, 2006
www.asuransisyariah.com, Premi Asuransi Jiwa
www.google.com Dasar-Dasar Matematika Asuransi Jiwa
http://ponno-jonatan.blogspot.com/2007/06/aktuaris-indonesia.html
http://minalove.com/artikel/jurnal+aktuaria
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
http://www.4shared.com/document/heSNb3MT/SPK_Perhitungan_Aktuaria_JIEP_.h
tm
http://www.ebooklibs.com/materi_matematika_aktuaria.html
http://duniadianita.wordpress.com/2010/09/02/sekilas-tentang-aktuaria/
http://id.wikipedia.org/wiki/Prodip_III_Keuangan_Spesialisasi_Aktuaria
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
http://minalove.com/artikel/laporan+aktuaria
http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/keuangan/40847/Tabel-Mortalita-III-KelarAkhir-Tahun
http://pdf.hulufile.com/tabel-mortalita.html
http://www.pdf-finder.com/pdf/tabel-mortalita.html
http://www.pdf-finder.com/Materi-8-(Asuransi-Jiwa).html
http://tugumandiri.com/id/news/view/23-Tabel_mortalita_tak_tekan_tarif_premi.php
Yuli Andriani , Des Alwine Z., dan Ensiwi Munarsih, Jurnal Perhitungan Dana
Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar ; Studi
Kasus: PT. Taspen Palembang, Jurusan Matematika FMIPA, Universitas
Sriwijaya, Sumatera Selatan, 2009, Indonesia

Você também pode gostar