Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
KURNIATI KUSUMA NINGRUM
NIM: 106046201737
ABSTRAK
KATA KUNCI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa atas segala
kuasanya, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad saw. serta keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan dinul
Islam. Atas nikmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul.
GAMBARAN
PENGGUNAAN
TABEL
MORTALITA
DALAM
vi
3) Dr. Anwar Abbas, M. Ag dan Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku dosen
pembimbing yang telah mengarahkan dan member masukan yang bermanfaat
dalam penulisan skripsi ini.
4) Divisi Aktuaria yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan
mendapatkan informasi untuk skripsi ini. Terutama Sdr. Ghaniyyu Manggala
Jhody yang telah banyak membantu penulis dan dalam mendapatkan data.
5) Para dosen yang telah mendidik dengan baik hingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Program Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.
6) Kedua Orang tua penulis yang terhormat yaitu Bapak K. Slamet dan Ibu Sriatun,
terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya yang selama ini mengasuh dan
membesarkan dengan penuh kasih sayang, serta mendidik penulis dengan segala
curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya dan jerih
payahnya penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan sehingga
selesainya skripsi ini. Kakak (Mpi dan indi), dan keponakan ku tersayang (Rafi,
Amel, Bagas dan Zia), terima kasih atas doa nya.
7) Kakak, guru sekaligus pembimbing yang selalu memberikan wejangan dalam
menjalani hidup yang sederhana, tapi bahagia, iklhlas, senyum sebagai senjata
yang mampu meluluhkan segalanya, serta tenang dalam menjalani segala krikil
dalam hidup, Mas April dan Istri serta anak-anaknya tercinta Desya dan Tiara.
8) Temen-temen kelas yang selalu ngasih semangat terutama eli dan fitri meski
jauh kalian tetap dekat di hati, lov u.
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.. iii
ABSTRAK.. iv
LEMBAR PERNYATAAN... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN. 86
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Review Studi Terdahulu . 7
E. Metodologi Penelitian..10
F. Sistematika Penulisan . 11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Asuransi Jiwa ... 13
1. Pengertian Asuransi Jiwa.. 14
ix
BAB III
BAB IV
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan . 82
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel. II. 1
Tabel. II. 2
Tabel. II. 3
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Soeisno djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, ( Jakarta: Salemba Empat,
1999) h. 73.
2
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) h. 73.
3
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 25.
belah pihak tersebut wajib untuk memenuhi kewajibannya masing masing. Segala
hal yang diperjanjikan antara perusahaan asuransi dengan nasabah harus tertuang
secara tertulis yang disusun oleh perusahaan asuransi jiwa dan disahkan oleh instansi
yang berwenang, adapun perjanjian yang dimaksud tersebut disebut polis. Polis
tersebut mencakup pernyataan bahwa pemegang polis akan melakukan pembayaran
pembayaran tertentu yang disebut premi dan perusahaan akan membayarkan
sejumlah uang yang disebut uang pertanggungan bila selama masa perjanjian tersebut
terjadi peristiwa tertentu pada nasabah tersebut, serta hal hal lain yang terkait
dengan asuransi itu sendiri.
Pada dasarnya ada beberapa yang menentukan besarnya premi yang
dibayarkan oleh seorang nasabah asuransi jiwa. Adapun faktor faktor tersebut
diantaranya adalah :
1)
Mortalita
2)
Tingkat bunga
3)
Biaya
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 42.
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/keuangan/40847/Tabel-Mortalita-III-Kelar-Akhir-Tahun
meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko klaim dimasa yang akan datang, oleh
karena itu penelitian ini diberi judul Gambaran Penggunaaan Tabel Mortalita
Dalam Penetapan Premi pada Asuransi Jiwa (Studi PT Asuransi Jiwa BRIngin
Life Syariah).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Perusahaan Asuransi Jiwa sangat membutuhkan tabel mortalita untuk
dijadikan sebagai pedoman dalam menghitung besarnya premi yang harus dibayar
oleh setiap pemegang polis. Ada dua alternatif bagi perusahaan asuransi jiwa untuk
menentukan dasar mortalita yang akan digunakan, yaitu :
1) Mengambil sebuah tabel mortalita yang sudah ada dan sudah digunakan
secara resmi dalam dunia perasuransian.
2) Membuat sebuah tabel mortalita baru yang dibuat berdasarkan data data dari
seluruh pemegang polis.
Dari berbagai
alternatif tersebut
aktuaria
harus dapat
menentukan
kebijakannya agar premi yang hasilkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan
pasar yang ada.
Dari masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana secara teori seorang aktuaria menentukan dasar dari beberapa
tabel mortalita yang ada untuk digunakan dalam penetapan premi asuransi
jiwa.
menetapkan
dasar
seorang
aktuaria
dalam
menentukan
Serta
menghitung
perubahab
premi
berdasarkan
waktu
Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah pada pengujian tas kelayakan
tabel mortalita yang digunakan oleh perusahaan asuransi agar mengetahui
apakah dengan premi yang tetapkan dapat membayar klaim yang akan terjadi
nantinya.
3. Skripsi Iyan Sopian, S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, 2004. dengan judul Penjaminan Jiwa
Melalui Perusahaan Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam.
Dalam skripsi ini penulis menulis tentang tinjauan umum penjaminan jiwa,
risiko-risiko jiwa, produk-produk asuransi jiwa serta mengenai bagaimana
asuransi dalam perspektif hukum Islam.
4. Jurnal Hasriatin Fakultas MIPA Universitas Riau, 2002. Dengan judul
Pengembangan Model Select dan Ultimate Untuk Kasus Multiple
Decrement
Dalam Jurnal ini penulis menjelaskan tentang Pengembangan Model select
yang digunakan untuk menyelesi peluang keluarnya peserta dalam masa
perjanjian.
keluar peserta asuransi diseleksi selama tiga tahun, sejak dimulai masa
kontrak pada tahun pertama. Model select merupakan pengembangan dari
model Non Select, yang salah satu kegunaannya untuk menentukan peluang
keluar peserta asuransi dari perusahaan Asuransi Jiwa. penyebab terjadinya
penurunan populasi bukan hanya diakibatkan faktor usia saja, tetapi juga dapat
diakibatkan faktor Decrement. Hal ini dilakukan pada sekelompok orang yang
menjadi peserta asuransi pada usia yang sama (x) dan masa kontrak yang sama.
Selama 3 (tiga ) tahun pertama dilakukan penyeleksian dari peserta asuransi,
yaitu dengan menentukan peluang keluar setiap tahun yang diakibatkan dari
beberapa kasus yang berbeda.
5.
Constant Dollar ; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang Yuli Andriani, Des
Alwine Z., dan Ensiwi Munarsih Jurusan Matematika FMIPA, Universitas
Sriwijaya, Sumatera Selatan, 2009, Indonesia
Dalam Jurnal ini penulis menjelaskan tentang Tabel Mortalita yang digunakan
oleh kalangan aktuaris Indonesia adalah Tabel Commissioner Standart
Ordinary [CSO]58, Group Annuity Mortality (GAM71), GAM80 dan GAT
(Laporan Aktuaris, 1999).
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang Gambaran
Penggunaan Tabel Mortalita Dalam Penetapan Premi Pada Asuransi Jiwa
(Studi PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah). Dimana dalam penelitian ini
penulis ingin mengetahui bagaimana seorang aktuaria mengambil kebijakan dalam
hal penetapan tabel mortalita yang akan digunakan agar premi yang dihasilkan
mampu menutup klain yang mungkin terjadi nantinya.
Sedangkan perbedaan penelitian yang ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
saudari Intan P. Siburian lakukan yaitu terletak pada faktor yang menyebabkan
seorang aktuaria mengambil keputusan dalam penggunaan tabel mortlita sampai
10
akhirnya menjadi acuan dasar dalam penetapan premi pada asuransi jiwa. Jika saudari
Intan menghitung perubahan angka pada tabel mortalita tersebut maka penulis lebih
menitik beratkan pada mengapa sampai terjadi perubahan tabel mortalita yang akan
digunakan, apa alasan seorang aktuaria merubah tabel yang akan digunakan adalam
penetapan premi, serta apakah penggunaan tabel mortalita dapat mempengaruhi besar
kecilnya premi akan dikenakan kapada calon nasabah nantinya.
E. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan
melakukan tinjauan teoritis yang berasal dari materi materi perkuliahan, referensi
buku buku penunjang, serta data data dari PT Asuransi BRIngin Life sebagai
objek penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam mengadakan
penelitian ini ditempuh dengan dua pendekatan, yaitu:
1) Library Research (Penelitian Kepustakaan) yaitu dengan mengambil bahan
bahan pustaka yang bersifat teoritis. Adapun Buku Promer yang digunakan
adalah buku Prinsip-Prinsip Aktuaria Asuransi Jiwa yang ditulis oleh Drs.
Didi Achdijat, dan buku sekundernya yaitu Asuransi dan Manajemen Risiko
oleh Drs. H. Abbas Salim serta buku-buku lainnya yang terkait dengan
penetapan premi pada asuransi jiwa.
11
PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian
Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Membahas tentang ruang lingkup asuransi jiwa yang terdiri
dari pengertian asuransi jiwa, fungsi dan tujuan asuransi jiwa,
konsep dasar asuransi jiwa, pengembangan prinsip asuransi
jiwa, sifat-sifat kontrak asuransi jiwa serta pengukuran risiko
12
BAB IV
BAB V
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
14
penanggung kepada pihak tertanggung. Jadi Peranan ganda dari asuransi jiwa adalah
perlindungan dan investasi atau perlindungan.7
1.
kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat
atau hidup yang terlalu lama. Adapun risiko yang dihadapi dalam asuransi jiwa yaitu:
a. Risiko kematian;
b. Hidup seseorang yang terlalu lama.
Hal-hal diatas sudah pasti akan membawa banyak dampak finansial bila tidak
diadakan pertanggungan jiwa. Umpamanya seorang bapak yang meninggal dunia
sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, maka kehidupan keluarganyapun akan
berubah, karena secara finansial bapak tersebut tidak bisa memberikan pemasukan
yang merupakan kebutuhan dari keluarganya. Secara tidak langsung kehidupan
keluarga yang ditinggalkan pun akan berubah, karena sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhannya seberti kehidupan sebelum bapak ataupun suaminya meninggal dunia.
Hal lain yang dapat terjadi yaitu, jika seseorang hidup mencapai usia
ketuaanya (old age), sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan finansial
keluarganya karena sudah terlalu tua. Seseorang yang sudah terlalu tua,
kemampuannya dalam bekerja akan berkurang, bahkan tidak mampu lagi bekerja,
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi,( Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000), edisi 1, h. 73
15
sehingga berdampak pada tidak adanya pemasukan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.8
2.
kematian itu. Berdasarkan teori statistik, bagi segolongan besar penanggung dapat
memperkirakan jumlah kematian harapan dalam golongan tersebut. Penanggung
memang tidak dapat memperkirakan siapa yang akan mati. Tetapi penanggung dapat
memperkirakan berapa banyak (persentase) orang dalam kelompok umur tersebut
yang akan mati dalam suatu waktu tertentu. Kunci dari kesanggupan penanggung
dalam mengurangi ketidakpastian adalah penggunaan hukum bilangan besar, dan
statistik induktif.
Dalam bentuknya yang paling sederhana metode menghitung premi asuransi
jiwa adalah sebagai berikut. Misalkan ada 10.000 orang berumur 58 tahun ingin
mengasuransikan diri mereka selama jangka waktu 1 tahun sebesar $1.000. Dengan
mengacu pada daftar mortalitas ditemukan bahwa tingkat kematian per 1.000 orang
adalah 17 orang, karena itu pihak asuransi jiwa akan menghitung 170 kematian
selama 1 tahun yang bersangkutan, dengan pembayaran premi akan sama dengan &
170.000. Karena ada 10.000 orang dalam kelompok itu yang membayar kerugian
pada permulaan, jika premi $17 dikumpulkan dari masing-masing tertanggung dan
kematian yang dialami sesuai dengan harapan, penanggung akan mempunyai
$170.000. Penanggung akan membayar klaim, dan perhitungan itu akan balans
8
Salim Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005) edisi 2, h. 26
16
dana
yang
dikumpulkan
untuk
cadangan
atau
surplus
17
dibandingkan dengan pengelolaan pada bidang keuangan lainya, keunikan ini tidak
akan dapat dimengerti bila kita tidak mengembangkan apresiasis yang cukup tentang
dasar-dasar matematikanya. Beberapa pengukuran ilmiah tentang risiko sangatlah
diperlukan dalam perusahaan asuransi. Pengukuran risiko ini merupakan dasar dari
setiap sistem asuransi dan dimungkinkan melalui penerapan aturan nilai
kemungkinan.
a. Hukum-hukum nilai kemungkinan
Terdapat tiga hukum nilai kemungkinan yang digunakan dalam asuransi
jiwa dan kesehatan yaitu :
1) Hukum kepastian
2) Hukum nilai kemungkinan
3) Hukum nilai kemungkinan berganda11
9
http://www.pdf-finder.com/Materi-8-(Asuransi-Jiwa).html
10
11
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi,( Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000), edisi 1, h. 76
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
18
Penggunaan
prinsip-prinsip
tersebut
memudahkan
penggambaran
kemungkinan
sederhana
atau
nilai
kemungkinan
atau
12
http://www.ebooklibs.com/materi_matematika_aktuaria.html
19
13
http://www.pdf-finder.com/Materi-8-(Asuransi-Jiwa).html
20
21
14
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
22
23
nilai
kemungkinan,
dapat
dihitung
nilai
kemungkinan
dari
aneka
B.
Premi Asuransi
1.
Pengertian Premi
Dalam asuransi yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari
tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada
penanggung. Dengan demikian premi asuransi merupakan :
a) Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada
tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin didirita oleh
tertanggung (pada asuransia kerugian).
b) Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung
kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap
risiko hari tua atau kematian (pada asuransi jiwa).16
2.
sama, yaitu mereka membeli suatu produk untuk memenuhi kepuasan dan
kebutuhanya yang dalam asuransi jiwa adalah keamanan keuangan. Pemilik polis
15
16
24
membayar produk ini melalui premi, bila tertanggung meninggal, manfaat kematian
dibayarkan kepada ahli warisnya dengan aneka cara, tergantung kebutuhanya. 17
Upaya untuk menetapkan tarif premi perusahaan asuransi jiwa diserahkan
kepada aktuaris asuransi jiwa. Aktuaris adalah orang yang berpendidikan matematika
dan memiliki tanggung jawab meramu data keuangan dan statistika yang
mempengaruhi tarif premi asuransi jiwa (kesehatan). Penetapan tarif premi yang
realistis merupakan salah satu fungsi yang rawan dalam perusahaan asuransi jiwa.
Tarif premi harus cukup tinggi untuk meliputi beban pembayaran manfaat dan
operasi perusahaan, tetapi juga harus cukup rendah sehingga kompetitif dengan
perusahaan asuransi lain.
3.
pertanggungan (protection) atau setiap unit exposure, dan sebaiknya dibedakan dari
premi. Premi yang ditentukan dengan mengalikan rate dengan jumlah unit produksi
yang dibeli. Unit proteksi ini berbeda dengan berbagai jenis asuransi. Sebagai contoh
d Amerika, rate asuransi jiwa, dihitung untuk setiap seribu dolar US Proteksi. Pada
asuransi kebakaran, dihitung untuk setiap seratus dolar US pertanggungan (coverage).
17
25
Pada asuransi tenaga kerja, rate ditetapkan pada setiap $100 pebayaran gaji si
tertanggung. 18
Pendapatan asuransi dari premi haruslah cukup untuk menutupi kerugiankerugian dan biaya-biaya. Untuk memperoleh pendapatan dari premi ini perusahaan
asuransi haruslah meramalkan tuntutan pembayaran kerugian (klaim) dan
mendistribusikan biaya-biaya yang telah diantisipasikan tersebut kepada para
pemegang polis (policy holder). Premi akhir (final premium) yang di bayar oleh
tertanggung disebut gross premium atau premi kotor yang didasarkan atas nilai kotor
(gross rate). Gross rate sendiri terdiri dari dua bagian, yang pertama di rancang untuk
menyediakan pembayaran terhadap kerugian, dan yang kedua yang disebut muatan
(loading) untuk menutupi biaya-biaya perusahaan.
Bagian dari rate yang digunakan untuk menutupi kerugianjika dinyatakan
dalam rupiah disebut premium murni (pure premium) dan disebut rasio premi atau
kerugia harapan (expacted loss ratio), jika dinyatakan dalam persentase.
Walaupun berbeda diantara berbagai jenis perusahaan asuransi secara umum
premi murni ditentukan dengan membagi kerugian harapan dengan jumlah unit
exposure. Sebagai contoh, jika 1000 orang yang diperkirakan akan meninggal dunia
diperkirakan akan menyebabkan kerugian sebesar Rp 3 miliar maka premi murni
menurut perhitungan berikut ini adalah Rp 3.000.000
Premi Murni
18
= Kerugian Harapan
Jumlah Unit
= Rp 3.000.000.000
26
1000
= Rp 3.000.000
Prosesn untuk mengubah premium murni kedalam gross rate dilakukan dengan
menambahkan dengan muatan yang diperlakukan untuk menutupi biaya-biaya yang
timbul dalam kegiatan produksi dan penyediaan jasa asuransi. Penentuan biaya-biaya
ini merupakan bagian dari akuntansi biaya. Berbagai biaya tersebut yang secara
normal perlu ditetapkan adalah :
a) Komisi-komisi,
b) Biaya-biaya pemasaran untuk mendapatkan nasabah,
c) Pajak atas premi,
d) Cadangan keadaan darurat.
Dalam mengubah premi murni menjadi tarif bruto (gross rate), biaya-biaya
biasanya dinyatakan dalam persentase nilai akhir, dengan asumsi bahwa biaya biaya
akan naik secara proporsional dengan kenaikan premi. Karena beberapa jenis secara
nyata bervariasi terhadap premi (contohnya komisi-komisi dan pajak atas premi),
asumsi ini cukup beralasan dan realistis.
Tarif bruto akhir diturunkan dengan membagi premi murni dengan risiko
yang diizinkan (permissible loss ratio) yaitu persentase premi yang akan tersedia
untuk membayar kerugian-kerugian setelah biaya dikeluarkan. Perubahan tersebut
ditetapkan dengan rumus :
Premi murni
Tarif Bruto
27
1 Rasio biaya
=
=
1 0,40
Rp 5.000.000
Unsur-Unsur Premi
Secara garis besar, ada tiga unsur dalam penetapan premi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a) Tabel Mortalita
Daftar tabel kematian digunakan untuk mengetahui besarnya klaim
kemungkinan timbulnya kerugian yang dikarenakan kematian, serta
meramalkan berapa lama batas waktu (umur) rata-rata seorang bisa hidup.
Ada beberapa macam mortalita table yang bisa digunakan, yaitu general of
mortality table (table yang berdasarkan pada statistic penduduk), basic
mortality table (table yang didasarkan pada pengalaman masa lampau untuk
19
28
29
lainya,
seperti
inkaso
dan
excasso
ikut
pula
diperhitungkan.
d) Unsur-unsur lain pada premi
Pada saat melakukan evaluasi pembelian polis asuransi jiwa oleh
perorangan, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dan kesemuanya
mempengaruhi mortalita.
1) Usia, usia seseorang mempunyai kaitan langsung terhadap mortalita,
dan mortalita mempengaruhi langsung pada perhitungan premi.
2) Jenis kelamin, jenis kelamin calon tertanggung juga mempengaruhi
mortalita, karena pengalaman menunjukan, secara rata-rata, kehidupan
30
wanita lebih lama lima atau enam tahun daripada kehidupan laki-laki.
Secara statistika, golongan wanita dianggap mempunyai risiko
asuransi yang lebih baik daripada laki-laki dan tarip premi kaum
wanita biasanya lebih rendah daripada laki-laki
3) Kesehatan, faktor lain yang mempengaruhi mortalita adalah
kesehatan calon tertanggung, tegasnya, meraka yang tingkat
kesehatanya rendah akan dikenakan tarip premi yang lebih tinggi.
4) Jenis pekerjaan, jenis pekerjaan tertanggung juga mempengaruhi
mortalita. Calon tertanggung yang bekerja pada jenis pekerjaan yang
berbahaya menggambarkan risiko yang lebih besar, demikian juga
calon tertanggung yang mempunyai hobi yang membahayakan.
5) Kebiasaan
hidup,
kebiasaan
hidup
seseorang
akan
sangat
beralkohol
akan
mempengaruhi
kesehatan
dan
31
standard yang berarti calon tertanggung ditolak dari liputan asuransi. Tetapi
terdapat beberapa cara menghadapi risiko sub-standard yaitu dengan
melakukan penyesuaian premi untuk menunjukan adanya peningkatan risiko,
pendekatan ini dinamakan rating.
5.
Usia
= 35 tahun
= 9.373.807 orang
= 23.528 orang
Masa asuransi
= 1 tahun
32
Untuk menutupi dana ini maka premi yang harus dibayar oleh masingmasing anggota adalah sebesar
= $23.528.000 : 9.373.807
= $2,51.
Dana yang diperlukan untuk mengasuransikan anggota yang masih hidup
untuk tahun berikutnya, yaitu grup umur 36 tahun, yang dihitung sebebagai
berikut :
Jumlah yang hidup
= 9.350.279 orang
= 24.685. orang
33
= 0,975610 X $2,51
= $2,45.
Umur
Tingkat
Klaim
Faktor
Nilai Sekarang
34
1.
2.
3.
4
5.
35
36
37
38
39
Kematian
23.528
24.685
26.112
27.991
30.132
23.528.000
24.685.000
26.112.000
27.991.000
30.132.000
Diskonto
0,975610
0,951814
0,928599
0,905951
0,883854
Klaim
$22.954.152,08
23.495.528,59
24.242.577,09
25.538.474,44
26.632.288,73
$122.688.020,93
No.
20
Umur
Jumlah
yang
hidup
Yang
Mati
Tiap Th.
Klaim Akan
Dibayar
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
Faktor
Diskonto
Nilai Sekarang
Klaim
35
1
2
3
.
.
.
65
35
36
37
..
..
..
99
9,373,807
9,750,279
9,325,594
.
.
.
6,415
23,528
24,685
26,112
.
.
.
6,415
23,528,000
24,685,000
26,112,000
.
.
.
6,415,000
X
X
X
X
X
X
X
0,975610
0,951814
0,928599
0,200886
$ 22.945.152,08
$ 23.495.528,59
$ 24.247.577,09
$ 1.288.683,69
$ 3.938.192.458,72
= 3.938.192.458,72 : 9.373.807
= $ 420,13.
21
Jumlah Klaim
Faktor
Diskonto 3%
$ 17.655.000
0,970874
$ 17.912.000
0,942296
$ 18.167.000
0,915142
$ 18.324.000
0,888487
$9.575.636.000 0,662609
$9.647.694.000
NIlai sekarang
Klaim
$ 17.140.780
$ 16.883.780
$ 16.625.380
$ 16.280.636
$ 8.260.029.794
$8.326.960.375
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi,( Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000), edisi 1, h. 92-95
36
37
Sistem ini menmbahkan sejumlah tetap pada tarip premi standard untuk
kasus sub-standard per Rp 1.000 uang pertanggungan. Tambahan ini
dikenakan untuk meliput risiko tambahan yang terjadi yang diukur dalam
kematian tambahan per seribu. Premi tambahan ini tidak menambahkan nilai
tunai polis atau nilai pembatalan. Selain itu, premi tambahan ini dapat
dihilangkan bila keadaaan tertanggung dipercayai telah berubah pada suatu
keadaan dimana risiko menurun.
c) Tambahan Premi Tetap Sementara
Sistem ini identik dengan sistem tambahan premi tetap permanen, hanya
berbeda dalam jangka pembayaran tambahan premi. Tambahan premi tetap
sementara ini dikenakan bila kebanyakan risiko tambahan diantisipasi selama
awal-awal tahun polis , missal beberapa tahun pertama setelah terjadi
pembedahan tertanggung. Tambahan premi tetap sementara ataupun
permanen bervariasi dengan jenis polis.
d) Penyesuaian Usia
Penggunaan sistem ini telah tidak digunakan secara luas, karena terjadi
penyimpangan yang besar. Dalam sistem ini, usia calon tertanggung yang
berada pada kelasa sub-standard ditambah beberapa tahun yang yang
akibatnya premi yang dikenakan lebih tinggi.
e) Sistem Lien
38
Tabel Mortalita
Tabel mortalita merupakan rata-rata nilai kematian dalam setiap tahunya
dalam satu kelompok orang tertentu. Dalam proses perhitungan premi tabel mortalita
merupakan salah satu unsur utama disamping bunga dan biaya-biaya asuransi. Tabel
mortalita berfungsi sebagai alat untuk melihat banyaknya kemungkinan orang yang
meninggal selama tahun tertentu agar perusahaan asuransi dapat mengetahui
perkiraan jumlah klaim yang akan terjadi pada satu tahun tertentu.
1.
Statistika Mortalita
Penetapan setiap program asuransi untuk melindungi terhadap risiko kematian
membutuhkan nilai matematika untuk nilai kemungkinan meninggal. Hal ini dapat
dilengkapi dengan penerapan hukum-hukum nilai kemungkinan pada statistika
mortalita. Tabel mortalita merupakan gambaran dari suatu data yang disusun dalam
suatu bentuk agar dapat digunakan dalam penaksiran kematian di masa mendatang.
Sumber statistika mortalita adalah :
22
39
1. Statistika populasi yang di dapat dari hasil sensus dan data dari kematian
penduduk
2. Statistika dari jumlah orang yang diasuransikan.
Data yang diperoleh dari sensus dan kematian penduduk berisikan banyak
kesalahan yang serius, karena data sensus dikumpulkan dari hasil wawancara
perorangan sedangkan data kematian penduduk sering tidak lengkap dan akurat.
Sebaliknya statistika dari jiwa yang diasuransikan cenderung lebih akurat. Hal
ini disebabkan secara alami proses asuransi membawa kepada suatu pencatatan
perorangan tentang tanggal lahir, jenis kelamin dan tanggal kematian. Keadaan ini
memudahkan dalam pembentukan laju kematian yang akurat dari aneka usia dan jenis
kelamin.
Pengalaman mortalita dari jiwa yang tertanggung amat berbeda dengan
pengalaman yang terjadi dari populasi secara umum, karena kebanyakan jiwa yang
diasuransikan mengalami proses underwriting.
2.
yang dikenal sebagai Tabel Mortalita. Tabel ini menggambarkan asumsi laju
mortalila atau catatan kematian yang diamati pada masa lalu dan tersusun dalam
suatu bentuk untuk menggambarkan nilai kemungkinan kematian dan kehidupan pada
setiap usia yang berbeda.
40
Ini dari tabel mortalita adalah kolom nilai kemungkinan tahunan. Elemen
yang penting lainya adalah kolom jumlah kehidupan dan jumlah kematian pada
suatu usia.
= Usia
qx
px
lx
dx
Seseorang pada satu usia akan mati atau hidup pada tahun tersebut, jadi dalam
setiap usia : qx + px = 1
Selanjutnya, terdapat relasi antara dx dan lx, yaitu : lx + 1 = lx dx
Dengan kata lain, sejumlah orang yang hidup pada suatu usia (x +1) (lx + 1)
dapat dicari dengan menggunakan jumlah kematian tahun lalu (dx) dari jumlah orang
yang hidup pada awal tahun (lx).
Dalam tabel 1958 CSO diasumsikan bahwa kelompok orang laki-laki
berjumlah 10.000.000 (lo) dalam pengamatan awal pada hidupnya (usia 0). Dari
41
kelompok ini sebanyak 70.800 orang meninggal (do = 10.000.000 x 0,00708) dalam
setahun, menyisakan sebanyak 9.929.200 orang (l1) untuk memulai pada kehidupan
pada tahun kedua. Tabel ini berjalan terus sampai melakukan pencatatan kematian
setiap tahun, sampai akhirnya hanya bersisa 6.415 orang pada usai 99 tahun dan
kesemuanya akan meninggal selama tahun itu.23
3.
sekelompok orang berjumlah jutaan dengan usia yang tepat sama pada waktu yang
sama, juga tidak mungkin untuk menahan sekelompok orang untuk diamati sampai
seluruhnya meninggal. Karena polis asuransi jiwa biasanya ditulis pada seluruh
waktu dalam setahun dan pada orang-orang dengan usia yang berbeda. Suatu hal
yang mungkin untuk perusahaan asuransi adalah memelihara catatan dari seluruh
tertanggung, yang menggambarkan jumlah orang setiap usia dan mencatat jumlah
kematian. Bila jumlah data yang terkumpul cukup besar, maka akan menunjukan :
a) Usia dimana orang masuk dalam pengamatan dan
b) Jumlah orang menurut jenis kelamin yang meninggal setiap tahun, dengan
demikian tabel mortalita dapat terbentuk.
Untuk ilustrasi, missal data yang terkumpul sebagai berikut:
23
http://www.ebooklibs.com/materi_matematika_aktuaria.html
42
Tabel. II. 1
Angka Kematiap dalam Rentan Satu Tahun
D
Usia
a 0-1
1-2
r 2-3
3-4
10.000
30.000
150.000
80.000
80
90
600
360
Usia
0
1
2
3
Laju kematian
dalam pecahan
80.000/10.000
90/30.000
600/150.000
360/80.000
Laju mortalita (qx) pada suatu usia merupakan pembagian dari jumlah
kematian dengan jumlah kehidupan. Laju ini mewakili nilai kemungkinan seseorang
43
yang baru mencapai suatu usia akan mati sebelum mencapai usia beriktnya. Laju
mortalita ini biasanya dinyatakan dalam jumlah kematian dalam ribuan.24
4.
24
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h. 58
44
Tabel. II. 3
Tabel Mortalita Select dan Ultimate
(laju kematian tiap 1.000)
Tahun Asuransi
2
3
4
Lebih
6
Usia
Masuk
25
0,71
0,82
0,88
o,93
0,97
1,01
30
26
0,72
0,82
0,89
0,96
1,00
1,06
31
27
28
0,73
0,74
0,83
0,84
0,92
0,93
0,99
1,03
1,05
1,11
1,12
1,21
32
33
29
0,75
0,84
0,97
1,08
1,20
1,32
34
30
0,74
0,86
1,02
1,16
1,31
1,44
35
Usia
Sekarang
45
= d35/l35
= 23.528/9.373.807
= 0,00251 orang
Dengan cara yang sama, jumlah kematian selama lima tahun adalah:
23.528 + 24.685 + 26.112 +27.991 + 30.132 = 132.448. Jadi nilai
25
http://id.wikipedia.org/wiki/Prodip_III_Keuangan_Spesialisasi_Aktuaria
46
= (lx lx + n) / lx dimana :
x : usia sekarang
n : Jangka waktu
= l36 / l35
= 9.350.279 / 9.373.807
= 0,9974926
26
http://ponno-jonatan.blogspot.com/2007/06/aktuaris-indonesia.html
47
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
A.
Sejarah Perusahaan
PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera berdiri berdasarkan Akte Nomor:
116 tanggal 28 Oktober 1987 yang dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi
Warsito, Notaris di Jakarta, dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. Kep.181/ KM 13 / 1988 tanggal 10 Oktober 1988 tentang Pemberian Ijin Usaha
dalam Bidang Asuransi Jiwa kepada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera
dengan menggunakan merek dagang BRIngin Life.
BRIngin Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di
Indonesia, pada awalnya dibentuk guna memenuhi kebutuhan dan memberikan
pelayanan kepada nasabah perbankan, khususnya nasabah kredit kecil BRI. Namun
dalam perkembangan selanjutnya mengingat akan kebutuhan jasa asuransi yang
meliputi; asuransi jiwa, asuransi kesehatan, program dana pensiun, asuransi
pendidikan, kecelakaan diri, annuitas, dan program kesejahteraan hari tua cukup
besar, maka bisnis BRIngin Life merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, baik secara individu maupun kumpulan.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa asuransi kepada masyarakat luas,
BRIngin Life membuka kantor-kantor penjualan di beberapa kota besar di Indonesia
48
untuk memperluas pangsa pasar serta memberikan pelayanan yang lebih baik dan
lebih dekat kepada nasabah.
Seiring dengan berkembangnya kantor-kantor penjualan tersebut, BRIngin
Life juga dilengkapi dengan petugas-petugas penjualan yang handal di lapangan yang
bertugas sebagai konsultan bagi nasabah dalam membantu menemukan program
asuransi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahun 1995, atas dasar keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep184/KM.17/1995 BRIngin Life mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK) untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan
pensiun di hari tua.
BRIngin Life juga mulai membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah.
Izin operasional Kantor Cabang Syariah BRIngin Life telah dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : KEP007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari 2003.
BRIngin Life secara terus menerus selalu mengembangkan produknya, baik
program asuransi individu, asuransi kumpulan maupun bancassurance. Hal ini tak
lain adalah untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini dan
di masa mendatang agar selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
49
B.
1)
Integritas
Kami profesional asuransi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
bersikap jujur, menjaga nama baik perusahaan dan mematuhi kode etik yang berlaku.
2)
Profesional
Kami profesional asuransi yang bertanggung jawab dan berorientasi ke masa depan
untuk menjaga pertumbuhan usaha yang sehat dan berkesinambungan .
3)
Inovatif
4)
Kami
Kemitraan
profesionalisme
asuransi
sebagai
bagian
dari
perusahaan
selalu
50
5)
Kami menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan, karena itu
kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia
yang berkualitas serta berusaha menjadi teladan.
C.
1.
Produk Individu
a) Bringin Dana Siswa Syariah : Program Asuransi Jiwa yang dirancang khusus
bagi kelangsungan pendidikan putera-puteri anda.
51
2.
Produk Kumpulan
Program asuransi bagi pengambil kredit di lembaga keuangan yang akan memberikan
santunan sebesar sisa kredit yang belum terbayar apabila terjadi suatu resiko.
52
BAB IV
yang terjadi pada setiap tahunya dalam setiap kelompok usia. Di dalam asuransi jiwa
baik konvensional maupun syariah tabel mortalita merupakan unsur utama dalam
proses penetapan premi.
Nilai dalam tabel mortalita menunjukan probabilitas seorang yang hidup pada
permulaan suatu tahun akan meninggal sebelum akhir tahun tersebut. Tabel
mortalita inilah yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dasar untuk menaksir
tingkat harapan hidup dimasa yang akan datang dalam satu kelompok tertentu.
Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dalam melakukan penghitungan premi
secara langsung, harus memasukan unsur tabel mortalita. Makanisme penetapan
premi pada asuransi jiwa BRIngin Life untuk produk-produk asuransi jiwa yang
tersedia pada dasarnya sama, yaitu dengan menyisihkan dana tabarru terlebih dahulu,
kemudian sisanya dimasukan sebagai dana manfaat tambahan.
Tambahan yang nantinya akan diterima oleh para nasabah asuransi
disesuaikan dengan jenis asuransi jiwa yang diambil. Pada perusahaan Asuransi Jiwa
53
54
Biaya / loading
Tabel Mortalita /
Rate
Dana
Tabarru/premi
Bunga
55
selesai dibuat yaitu pada tahun 1999.27 Berikut ini adalah bagian dari tabel mortalita
digunakan oleh perusahaan BRIngin Life.
Tabel. IV.1 CSO 1958
Lx
dx
qx
Px
10,000,000.00
70,800.00
0.00708
0.99292
9,929,200.00
17,475.00
0.00176
0.99824
9,911,725.00
15,066.00
0.00152
0.99848
9,896,659.00
14,449.00
0.00146
0.99854
9,882,210.00
13,835.00
0.00140
0.99860
9,868,375.00
13,322.00
0.00135
0.99865
9,855,053.00
12,812.00
0.00130
0.99870
9,842,241.00
12,401.00
0.00126
0.99874
27
lx
dx
qx
Px
10,000,000.00
41,800.00
0.00418
0.99582
9,958,200.00
10,655.27
0.00107
0.99893
9,947,544.73
9,848.07
0.00099
0.99901
9,937,696.66
9,738.94
0.00098
0.99902
9,927,957.71
9,431.56
0.00095
0.99905
9,918,526.15
8,926.67
0.00090
0.99910
9,909,599.48
8,522.26
0.00086
0.99914
Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25 oktober
2010
56
lx
dx
qx
Px
10,000,000.00
322,300.00
0.03223
0.96777
9,677,700.00
35,230.00
0.00364
0.99636
9,642,470.00
25,260.00
0.00262
0.99738
9,617,210.00
19,330.00
0.00201
0.99799
9,597,880.00
16,320.00
0.00170
0.99830
9,581,560.00
15,140.00
0.00158
0.99842
9,566,420.00
14,730.00
0.00154
0.99846
9,551,690.00
13,750.00
0.00144
0.99856
Px
lx
dx
qx
10,000,000.00
32,100.00
0.00321
0.99679
9,967,900.00
8,173.68
0.00082
0.99918
9,959,726.32
7,569.39
0.00076
0.99924
9,952,156.93
7,464.12
0.00075
0.99925
9,944,692.81
7,259.63
0.00073
0.99927
9,937,433.19
6,856.83
0.00069
0.99931
9,930,576.36
6,554.18
0.00066
0.99934
9,924,022.18
6,152.89
0.00062
0.99938
57
Tabel mortalita di atas adalah tabel yang menjadi pedoman dalam penetapan
premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life.28
Keterangan x : Usia
Lx : Jumlah orang pada usia x
dx : Jumlah orang yang mati sebelum usia x + 1
qx : Nilai kemungkinan kematian pada usia x
px : Nilai kemungkinan seorang hidup pada usia x
B.
yang telah dilakukan oleh bagian underwriting. Hasil seleksi tersebut berupa datadata yang berisikan riwayat kesehatan calon nasabah yang memperlihatkan gambaran
risiko yang akan terjadi nantinya. Riwayat kesehatan calon nasabah bisa
mempengaruhi besar kecilnya premi yang harus dibayarkan. Hal-hal yang
mempengaruhi beasar kecilnya premi selain yang berdasarkan riwayat kesehatan
nasabah seperti, apakah calon nasabah merupakan seorang perokok aktif atau tidak,
kemudian apakan calon nasabah tersebut menderita penyakit keturunan atau tidak,
serta data-data diri yang lain seperti tinggi badan, berat badan.
Dalam proses penetapan premi ada beberapa hal yang menjadi unsur utama
dalam pembetukan premi yaitu tabel mortalita, tingkat bunga serta biaya asuransi.
28
Table berdasarkan data-data yang diperoleh dari perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life
58
Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan selama proses perhitungan. Berikut adalah
contoh perhitungan produk asuransi jiwa BRIngin life29
1.
berada pada Perusahaan BRIngin Life adalah sama, yaitu menyisihkan dana tabarru
beserta loading terlebih dahulu kemudian sisanya diinvestasikan sesuai dengan
produk yang diinginkan. Di bawah ini adalah implementasi penggunaan tabel
mortalita serta rate yang terdapat pada perusahaan dalam penetapan premi pada
produk-produk asuransi jiwa BRIngin Life.
a.
Berukut ini
29
: Mr. XXXX
Jenis Polis
: New Bussines
Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25 oktober
2010
59
Jenis Asuransi
Kelas Risiko
: ABD
Masa Asuransi
: 1 tahun
Jumlah Peserta
: 1000 orang
Usia Rataan
: 45 tahun
Uang Pertanggungan
: Rp 10.000.000
: Komisi Penjualan
: 10 %
Management Fee
: 10 %
Expenses
: 10 %+
30 %
Tingkat Bunga
: 4,71%
Rate
: Tabel Mortalita II
TI
Usia
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Nett
2.17
2.31
2.47
2.67
2.91
3.23
3.62
4.10
4.63
5.21
5.82
Gross
3.10
3.30
3.53
3.81
4.16
4.61
5.17
5.86
6.61
7.44
8.31
60
Tabel. IV.6
Rate PA(Gross) BRIngin Life
Masa Asuransi
Kelas
s.d 1 Minggu
0.11
0.16
0.23
s.d 2 Minggu
0.14
0.20
0.27
s.d 1 Bulan
0.19
0.26
0.36
s.d 2 Bulan
0.29
0.39
0.54
s.d 3 Bulan
0.37
0.51
0.71
s.d 4 Bulan
0.47
0.64
0.90
s.d 5 Bulan
0.56
0.77
1.07
s.d 6 Bulan
0.66
0.90
1.26
s.d 7 Bulan
0.70
0.97
1.34
10
s.d 8 Bulan
0.81
1.13
1.56
11
s.d 1 Tahun
0.93
1.29
1.79
Fungsi Komutasi
1
+ Tingkat Bunga
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502
1
61
Rate Nett TI
Rete Gross TI
= Premi Netto
(1 - Biaya)
= 3,23
(1 - 30 %)
= 4,61
Rate Gross PA
= Rp 86.200.000
1000
= Rp 86.200/ peserta / Rp 87.000 (pembulatan)
Total Premi
Data diatas dihitung dengan menggunakan rate dari tabel mortalita II.30
30
62
b.
: Ibu Wiwi
Usia
: 40 Tahun
: 1Tahun
Masa Perjanjian
: 17 Tahun
Manfaat Asuransi
: Rp 85.000.000
Premi tahunan
: Rp 5.000.000
Dari data diatas tercantum bahwa premi yang harus dibayarkan pada
setiap tahunya terdiri dari dua unsur, yang pertama yaitu unsur tabarru atau
premi asuransi jiwa di mana dana ini disisishkan terlebih dahulu sebagai dana
yang akan mengcover jiwa dari tertanggung sedangkan sisanya di tabungkan
dan akan diinvestasikan oleh perusahaan yang nantinya akan di bagikan pada
setiap tahun tahapan.
Berikut adalah perhitungan dana tabarru:
Dana tabarru = rate x Manfaat asuransi
1000
Premi tabarru = 8,48 x Rp 85.000.000
1000
Premi tabarru = Rp 721.000 / tahun
63
16
15
14
13
12
11
10
10
11
12
13
14
15
16
17
34
0.73
1.38
1.62
1.92
2.13
2.31
2.55
2.77
2.97
3.18
3.38
3.57
3.80
4.02
4.24
4.46
4.68
35
0.75
1.42
1.69
2.02
2.27
2.48
2.75
3.00
3.23
3.46
3.68
3.89
4.14
4.38
4.62
4.87
5.12
36
0.79
1.51
1.82
2.19
2.47
2.72
3.02
3.29
3.55
3.80
4.04
4.28
4.55
4.82
5.08
5.36
5.64
37
0.86
1.66
2.01
2.43
2.75
3.03
3.36
3.66
3.94
4.21
4.48
4.74
5.03
5.32
5.62
5.93
6.24
38
0.97
1.87
2.27
2.73
3.09
3.39
3.75
4.08
4.38
4.68
4.96
5.25
5.57
5.90
6.23
6.57
6.92
39
1.09
2.11
2.56
3.07
3.46
3.78
4.17
4.52
4.86
5.17
5.49
5.80
6.16
6.53
6.90
7.28
7.67
40
1.23
2.37
2.86
3.42
3.84
4.19
4.61
4.99
5.35
5.70
6.05
6.40
6.80
7.21
7.63
8.05
8.48
Rate di atas merupakan rate yang dimiliki oleh perusahaan asuransi jiwa
BRIngin life. Penggunaannya yaitu dengan melihat usia orang tua, usia anak
saat masuk serta masa perjanjian asuransi itu sendiri. Pada angka yang diberi
warna biru merupakan angka yang digunakan pada perhitungan ini yaitu pada
usia orang tua 40 tahun, usia masuk anak 1 tahun dan masa perjanjian 17
tahun.
Dana tabarru ini belum termasuk loading atau biaya administrasi yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun besarnya sudah ditetapkan oleh
perusahaan yaitu sebesar :
Biaya administrasi : -Tahun I 30%
- Tahun II dst 3,0%
Dari seluruh dana premi pada tahun pertama sebesar Rp 5.000.000
kemudian di kurangi dengan premi tabarru yaitu sebesar Rp 4.279.000 (Rp.
64
= 30 % x Rp 5.000.000
= Rp 1.500.000
= 3,0 % x Rp 5.000.000
= Rp 150.00031
terdapat pada perusahaan asuransi Jiwa BRIngin Life biasa dihitung dengan
menggunakan tabel mortslita II.
Pada penulisan skripsi ini, penulis mencoba menghitung premi dengan
menggunakan tabel mortalita CSO 1958 untuk Term Insurance sedangkan rate pada
Personal Accident adalah rate pasti yang tidak dapat diubah angkanya atau digantikan
dengan rate yang lain. Berikut ini adalah perhitungan dengan menggunakan dasar
mortalita CSO 1958 dengan data yang sama seperti pada contoh di atas.
Sebagai contoh :
Nama pemegang Polis
: Mr. XXXX
Jenis Polis
: New Bussines
31
Data berdasarkan perhitungan tang teradapat pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life
65
Jenis Asuransi
Kelas Risiko
: ABD
Masa Asuransi
: 1 tahun
Jumlah Peserta
: 1000 orang
Usia Rataan
: 45 tahun
Uang Pertanggungan
: Rp 10.000.000
: Komisi Penjualan : 10 %
Management Fee
Expenses
Total Ujroh & wakalah fee
Tingkat Bunga
: 4,71%
Rate
: 10 %
: 10 %+
30 %
Nett
3.37
3.67
3.98
4.33
4.70
5.11
5.57
6.07
6.64
7.26
7.95
Gross
4.81
5.24
5.69
6.19
6.71
7.30
7.96
8.67
9.49
10.37
11.36
66
= 0,00535x 1000
= 5,35
Fungsi Komutasi
1
(1 + Tingkat Bunga)
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502
Rate Nett TI
Rete Gross TI
32
= Premi Netto
( 1 - Biaya)
= 5,11
(1 - 30 %)
= 7,3032
67
Rate Gross PA
Kelas
s.d 1 Minggu
0.11
0.16
0.23
s.d 2 Minggu
0.14
0.20
0.27
s.d 1 Bulan
0.19
0.26
0.36
s.d 2 Bulan
0.29
0.39
0.54
s.d 3 Bulan
0.37
0.51
0.71
s.d 4 Bulan
0.47
0.64
0.90
s.d 5 Bulan
0.56
0.77
1.07
s.d 6 Bulan
0.66
0.90
1.26
s.d 7 Bulan
0.70
0.97
1.34
10
s.d 8 Bulan
0.81
1.13
1.56
11
s.d 1 Tahun
0.93
1.29
1.79
= Rp 113.100.000
1000
= Rp 113.100/ peserta
68
Total Premi
3.
menghitung kembali dengan rate yang lain yaitu dengan CSO 1980. Berikut ini
adalah perhitungan dengan menggunakan dasar mortalita CSO 1980 dengan data
yang sama :
Sebagai contoh:
Nama pemegang Polis
: Mr. XXXX
Jenis Polis
: New Bussines
Jenis Asuransi
Kelas Risiko
: ABD
Masa Asuransi
: 1 tahun
Jumlah Peserta
: 1000 orang
Usia Rataan
: 45 tahun
Uang Pertanggungan
: Rp 10.000.000
: Komisi Penjualan
: 10 %
Management Fee
: 10 %
Expenses
: 10 %+
30 %
: 4,71%
: Tabel Mortalita CSO 1980
69
Nett
Gross
40
2.88
4.11
41
3.14
4.49
42
3.40
4.86
43
3.70
5.29
44
4.00
5.71
45
4.35
6.21
46
4.70
6.71
47
5.08
7.26
48
5.48
7.83
49
5.93
8.47
50
6.41
9.16
Fungsi Komutasi
1
1 + Tingkat Bunga
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502
Rate Nett TI
Rete Gross TI
= Premi Netto
(1 - Biaya)
= 4,35
( 1 30 %)
70
= 6,21
Tabel. IV.6 PA(Gross)
BRIngin
Masa Asuransi
Kelas
s.d 1 Minggu
0.11
0.16
0.23
s.d 2 Minggu
0.14
0.20
0.27
s.d 1 Bulan
0.19
0.26
0.36
s.d 2 Bulan
0.29
0.39
0.54
s.d 3 Bulan
0.37
0.51
0.71
s.d 4 Bulan
0.47
0.64
0.90
s.d 5 Bulan
0.56
0.77
1.07
s.d 6 Bulan
0.66
0.90
1.26
s.d 7 Bulan
0.70
0.97
1.34
10
s.d 8 Bulan
0.81
1.13
1.56
11
s.d 1 Tahun
0.93
1.29
1.79
Rate Gross PA
= Rp 102.200.000
1000
71
4.
: Mr. XXXX
Jenis Polis
: New Bussines
Jenis Asuransi
Kelas Risiko
: ABD
Masa Asuransi
: 1 tahun
Jumlah Peserta
: 1000 orang
Usia Rataan
: 45 tahun
Uang Pertanggungan
: Rp 10.000.000
: Komisi Penjualan
: 10 %
Management Fee
: 10 %
Expenses
: 10 %+
30 %
: 4,71%
: Tabel Mortalita 1993
72
Nett
Gross
40
3.07
4.39
41
3.43
4.90
42
3.77
5.39
43
4.12
5.89
44
4.46
6.37
45
4.84
6.91
46
5.28
7.54
47
5.79
8.27
Fungsi Komutasi
1
( 1 + Tingkat Bunga)
=
1
1 + 4,71 %
= 0,95502
Rate Nett TI
Rete Gross TI
= Premi Netto
(1 - Biaya)
= 4,84
( 1 30 %)
= 6,91
73
Rate Gross PA
Kelas
s.d 1 Minggu
0.11
0.16
0.23
s.d 2 Minggu
0.14
0.20
0.27
s.d 1 Bulan
0.19
0.26
0.36
s.d 2 Bulan
0.29
0.39
0.54
s.d 3 Bulan
0.37
0.51
0.71
s.d 4 Bulan
0.47
0.64
0.90
s.d 5 Bulan
0.56
0.77
1.07
s.d 6 Bulan
0.66
0.90
1.26
s.d 7 Bulan
0.70
0.97
1.34
10
s.d 8 Bulan
0.81
1.13
1.56
11
s.d 1 Tahun
0.93
1.29
1.79
= Rp 109.200.000
1000
= Rp 109.200 / Rp 110.000 (pembulatan)
Total Premi
74
tabel mortalita 1993 kali ini penulis akan mencoba dengan mengunakan tabel
mortalita GAM 1971. Dengan menggunakan data yang sama penulis akan
menghitung premi dengan menggunakan tabel mortalita GAM 1971
Sebagai contoh :
Nama pemegang Polis
: Mr. XXXX
Jenis Polis
: New Bussines
Jenis Asuransi
Kelas Risiko
: ABD
Masa Asuransi
: 1 tahun
Jumlah Peserta
: 1000 orang
Usia Rataan
: 45 tahun
Uang Pertanggungan
: Rp 10.000.000
: Komisi Penjualan
: 10 %
Management Fee
: 10 %
Expenses
: 10 %+
30 %
Tingkat Bunga
: 4,71%
Rate
34
75
Nett
Gross
40
1.56
2.23
41
1.71
2.44
42
1.91
2.73
43
2.16
3.09
44
2.45
3.50
45
2.79
3.99
46
3.17
4.53
47
3.58
5.11
48
4.04
5.77
49
4.53
6.47
50
5.04
7.20
Fungsi Komutasi
=
1
=
1
+ Tingkat Bunga
1
1 + 4,71 %
= 0,95502
Rate Nett TI
Rete Gross TI
= Premi Netto
(1 - Biaya)
76
2,79
( 1 30 %)
= 3,99
Pada produk ini rate PA adalah sama
Tabel. IV.6 PA(Gross)
BRIngin
Masa Asuransi
Rate Gross PA
Kelas
s.d 1 Minggu
0.11
0.16
0.23
s.d 2 Minggu
0.14
0.20
0.27
s.d 1 Bulan
0.19
0.26
0.36
s.d 2 Bulan
0.29
0.39
0.54
s.d 3 Bulan
0.37
0.51
0.71
s.d 4 Bulan
0.47
0.64
0.90
s.d 5 Bulan
0.56
0.77
1.07
s.d 6 Bulan
0.66
0.90
1.26
s.d 7 Bulan
0.70
0.97
1.34
10
s.d 8 Bulan
0.81
1.13
1.56
11
s.d 1 Tahun
0.93
1.29
1.79
77
Premi Peserta
= Rp 80.000.000
1000
= Rp 80.000
Total Premi
C.
ANALISA
1.
para aktuaria perusahaan asuransi jiwa yaitu sama, sebagai salah satu unsur utama
selain tingakat bunga dan biaya-biaya administrasi asuransi. Dalam penetapan premi
tabel mortalita digunakan sebagai dasar dalam penetapan premi berdasarkan usia
calon tertanggung yang sudah berdasarkan tingkat kematian pada umur tersebut.
Biasanya semakin tua umur seseorang premi asuransinya pun semakin mahal. Hal ini
disebabkan karena tingkat kemungkinan meningganya seseorang yang berusia tua
lebih tinggi di bandingkan dengan orang yang berusia muda. Hal ini sudah tertuang
kedalam angka yang terdapat pada tabel mortalita yang dibuat berdasarkan survey
dan dibuat dengan hitungan-hitungan matematik dengan berdasarkan pada ilmu
statistika mortalita dan ilmu-ilmu lainya yang terkait.
Penggunaan tabel mortalita di Indonesia sejauh ini masih menggunakan tabel
mortalita II, namun di Indonesia sendiri belum ada peraturan yang mengatur tentang
penggunaan tabel tersebut. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan narasumber
78
yang berasal dari Perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life yaitu Sdr. Ghaniyyu
Manggala Jhody, beliau mengatakan bahwa Perusahaan kami saat ini menggunakan
beberapa tabel mortalita yang ada, seperti CSO 1980 atau CSO 1958, tabel mortalita
II dan yang lainya, hal ini tergantung pada beberapa hal yang menjadi dasar dalam
penggunaan tersebut. Adapaun dasar penggunaan tabel tersebut yaitu dengan melihat
beberapa dasar seperti :
a. Opini Rating Ratio Claim
Opini rating ratio claim merupakan rasio tingkat klaim selama masa asuransi.
Biasanya perusahaan asuransi melihat terlebih dahulu apakah selama masa asuransi
satu tahun yang lalu nilai klaimnya berada diatas nilai rasio tersebut atau di bawah
nilai rasio tersebut. Hal ini dilakukan khusus untuk yang sudah mengikuti asuransi
sebelumnya.
Jika diketahui selama masa asuransi sebelumnya angka klaimnya berada di
atas ratio maka mau tidak mau ratenya harus diganti dengan yang lebih mahal, jika
semula menggunakan TMI II maka aktuaria bisa mengganti dengan CSO 1980
ataupun dengan CSO 1958 atau tabel mortalita yang lainya yang menurut aktuaria
sudah pantas ratenya dan cukup untuk menutupi nilai klaim yang akan terjadi
nantinya.
Perubahan penggunaan tabel mortalita pada perusahaan Asuransi Jiwa
BRIngin Life hanya berlaku untuk produk kumpulan saja, sedangkan untuk produk
individu, rate serta biaya yang dikenakan sudah menjadi aturan baku perusahaan.
79
b. Opini Underwriting
Pada proses awal, baik itu peserta new bussines35 ataupun peserta renewal36
harus melalui seleksi risiko yang dilakukan oleh underwriting. Dari hasil seleksi
inilah underwritingin memiliki opini mengenainnasabah tersebut. Opini tersebut akan
dilihat oleh bagian aktuaria dalam hal penetapan harga.37
2.
aktuaria,
dengan
berdasarkan
pada
opini
rating
ratio
claim
dan
opini
35
peserta dari suatu perusahaan yang baru mengikuti asuransi pada perusahaan BRIngin Life
ataupun belum pernah menjadi nasabah sebelumnya
36
Peserta yang sudah pernah mengikuti asuransi pada perusahaan BRIngin Life sebelumnya
dan ingin melalukan perpanjang masa kontrak asuransi.
37
Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25
oktober 2010
80
No.
Jumlah Premi
GAM 1971
Rp 80.000.000
TMI II
Rp 87.000.000
CSO 1980
Rp 103.000.000
TMI 1993
Rp 110.000.000
CSO 1958
Rp 114.000.000
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tabel mortalita yang biasa
digunakan oleh perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life yaitu tabel mortalita II
adalah harga termurah ke 2 seteha GAM 1971, namum GAM 1971 sudah tidak
pernah digunakan lagi. Dari hasil wawancara dengan narasumber, mengatakan bahwa
GAM 1971 sudah jarang digunakan karena ini adalah angka yang sudah sangat
lama, sehingga sudah tidak efektif lagi untuk digunakan, memang sangat murah
namun bisa membahayakan, karena dapat membuat risiko klaim yang cukup tinggi,
alasanya yaitu karena kehidupan pada masa itu tidak sekompleks dengan yang terjadi
masa kini. Hal ini sudah cukup efektif karena jika dihitung dengan menggunakan
tabel-tabel lainya akan menghasilkan premi yang cukup tinggi. Penggunaan tabel lain
dengan angka yang lebih tinggi hanya dilakukan pada hal-hal yang memiliki risiko
tinggi. Seperti perusahaan tambang atau perusahaan lain yang memiliki tingkat risiko
yang sangat tinggi. Hal lain yang menyebabkan penggunaan tabel lain selain tabel
mortalita II adalah pada saat perusahaan yang sudah menjadi peserta asuransi ingin
81
melakukan perpanjang masa asuransi. Jika dikatuhui nilai klaim pada tahun
sebelumnya berada di atas nilai ratio rating claim maka aktuaria boleh menggunakan
tabel mortalita yang lebih mahal karena risiko yang klaim yang akan terjadi nantinya
juga lebih tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi premi yang terdapat pada
rating ratio claim meliputi :
a. Faktor Usia
b. Riwayat Kesehatan
c. Jenis Pekerjaan
d. Jenis Kelamin
Dalam Asuransi jiwa ke empat hal ini adalah hal utama yang harus di
perhatikan dalam melakukan seleksi risiko. Efek dari kesalahan seleksi risiko ini akan
mempengaruhi besar kecilnya premi yang akan di kenakan kepada peserta.
82
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
83
84
tinggi yaitu karena tingkat risiko nasabah itu sendiri juga besar. Oleh karena
itu penggunaan tabel mortalita pada perusahaan BRIngin Life harus
disesuaikan dengan dengan tingkat risiko, usia, serta jenis pekerjaan yang
akan menentukan tingkat klaim nantinya.
B.
Saran
Tabel mortalita yang ada di Indonesia merupakan tabel yang di bentuk sejak
sebelas tahun yang lalu, dimana tingkat harapan hidup antara kehidupan sebelas tahun
yang lalu sangatlah berbeda dengan tingkat kehidupan saat ini, sehingga angka yang
ada pada tabel mortalita cukup tinggi jika harus digunakan dalam penetapan premi
pada saat ini. Perubahan yang signifikan dari kependudukan seperti adanya
urbanisasi, kemudian faktor kesehatan yang juga berubah Indonesia harus memiliki
tabel mortalita yang baru.
Menurut hasil wawncara dengan narasumber PT Asuransi Jiwa BRIngin Life
sampai pada saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur dalam hal standar
penggunaan tabel mortalita, sehingga perusahaan bebas menggunakan tabel mortalita
yang ada dan mengakibatkan tingginya premi yang akan di kenakan kepada nasabah
nantinya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa DSN MUI. Ed. Revisi tahun 2006
Jakarta : CV Gaung Persada, 2006.
Harsono, Soni Dwi. Risiko dan Asuransi. Cet ke 2. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2000.
Hasriatin, Pengembangan Model Select dan Ultimate Untuk Kasus Multiple
Decrement. Jurnal Fakultas MIPA Universitas Riau, 2002
Intan P. Siburian. Laju Mortalita Berdasarkan Usia dan Durasi. Skripsi S1
Matematika Universitas Indonesia,1993
Rochaety, Eti. dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi
Pertama. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2007.
Salim, Abass, Drs, M.A. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life & General) Konsep dan Sistem
Oprasional cet.1 Jakarta: Gema Insani Pers, 2004.
86
Summa, Amin, A, SH., MA., Dr., Drs, Prof. Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensionmal . Jakarta: Kholam Publishing, 2006
www.asuransisyariah.com, Premi Asuransi Jiwa
www.google.com Dasar-Dasar Matematika Asuransi Jiwa
http://ponno-jonatan.blogspot.com/2007/06/aktuaris-indonesia.html
http://minalove.com/artikel/jurnal+aktuaria
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
http://www.4shared.com/document/heSNb3MT/SPK_Perhitungan_Aktuaria_JIEP_.h
tm
http://www.ebooklibs.com/materi_matematika_aktuaria.html
http://duniadianita.wordpress.com/2010/09/02/sekilas-tentang-aktuaria/
http://id.wikipedia.org/wiki/Prodip_III_Keuangan_Spesialisasi_Aktuaria
http://minalove.com/artikel/makalah+matematika+aktuaria
http://minalove.com/artikel/laporan+aktuaria
http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/keuangan/40847/Tabel-Mortalita-III-KelarAkhir-Tahun
http://pdf.hulufile.com/tabel-mortalita.html
http://www.pdf-finder.com/pdf/tabel-mortalita.html
http://www.pdf-finder.com/Materi-8-(Asuransi-Jiwa).html
http://tugumandiri.com/id/news/view/23-Tabel_mortalita_tak_tekan_tarif_premi.php
Yuli Andriani , Des Alwine Z., dan Ensiwi Munarsih, Jurnal Perhitungan Dana
Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar ; Studi
Kasus: PT. Taspen Palembang, Jurusan Matematika FMIPA, Universitas
Sriwijaya, Sumatera Selatan, 2009, Indonesia